My Ex
Langit yang cerah tiba-tiba berubah menjadi gelap. Awan hitam kini sudah menggulung di cakrawala seakan hari telah petang, padahal masih pukul 12 siang.
Di sebuah caffe, seorang pria bertubuh tegap sedang duduk termenung untuk menatap gulungan awan hitam yang telah bertahta di langit. Tiba-tiba saja pria itu teringat akan peristiwa tiga tahun lalu, dimana seorang wanita mencampakan dirinya begitu saja.
"Kita cerai saja! Aku sudah muak dengan kehidupan yang menyedihkan ini!"
Seakan kata-kata itu terdengar kembali saat langit telah menumpahkan air hujannya. Bayangan tiga tahun lalu tidak bisa hilang begitu saja, meskipun telah termakan oleh waktu. Rasa sakit masih berdenyut sekalipun dirinya sudah berhasil mewujudkan mimpinya. Dia adalah Askara Djawa Lathin, seorang CEO muda yang baru saja meresmikan sebuah Mall terbesar di kotanya.
'Sial! Kenapa kata-kata itu terus saja menghantuiku!' gerutu Askara dalam hati, tetapi tangannya sudah mengepal dengan kuat.
"Apakah Anda baik-baik saja, Tuan?" tanya Kaisar—asisten pribadi Askara.
Askara yang menyadari jika Reka sedang memperhatikan dirinya langsung membuang napas beratnya. "Aku tidak apa-apa," ujarnya.
"Apakah ada yang salah dengan makanannya? Jika ada, saya akan menggantinya."
"Tidak perlu!"
Hampir satu jam Askara dan Kaisar menghabiskan waktunya di cafe tempat makan siangnya. Keduanya menunggu hujan reda untuk kembali ke kantor.
"Kai, apakah kamu sudah menemukan sekretaris baru untukku?" tanya Askara.
"Maaf Bos, saya belum belum bisa menemukan sekretaris baru untuk anda karena kriteria yang Anda berikan sangat sulit untuk ditemukan," ujar Kai.
Askara menatap tajam kearah Kai. "Memang apanya yang sulit? Aku hanya menginginkan sekretaris yang single dan sedang tidak menjalin hubungan dengan seorang pria. Apakah itu sulit? Apakah wanita single sudah langka dari muka bumi? Belum 'kan?"
Kai hanya bisa membuang napasnya dengan kasar. Meskipun terlihat simpel dan mudah untuk mencari wanita yang sedang tidak menjalin hubungan dengan seorang pria sangatlah susah. Terlebih Askara mematok usia minimal 28 tahun untuk menjadi sekretarisnya. Zaman sekarang usia 28 tahun masih single itu sangat langka.
"Aku tidak mau tahu, besok posisi sekretaris sudah harus ada yang mengisi. Jika tidak, siap-siap kamu lembur tanpa gaji!"
Kai menelan kasar salivanya. Sungguh dirinya sangat tertekan dengan semua aturan dari bosnya. Jika bukan karena gaji yang tinggi, Reka tidak akan sanggup untuk bertahan selama 3 tahun bersama Askara.
"Anda selalu begitu, Bos! Bisa tidak kalau membuat aturan itu yang normal saja agar mudah dijalankan. Sebenarnya Anda sedang mencari sekretaris baru atau sedang mencari calon istri, sih? Ribet amat!" protes Kai dengan menahan rasa kesalnya.
Mata Askara masih menatap Kai dengan lekat. Setelah Kai berhenti berbicara dia pun langsung berkata, "Disini akulah bosnya. Jadi terserah aku ingin membuat peraturan seperti apa. Jika kamu keberatan, silahkan angkat kaki dari perusahaan. Beres 'kan?"
Kai pun terdiam karena masih membutuhkan pekerjaan dan gaji yang besar. Biasa saja saat ini Kai angkat kaki dari perusahaan dan melamar di perusahaan lain. Namun, belum tentu bisa mendapatkan posisi sebagai asisten pribadi dan gaji yang hampir dua kali lipat dari standar gaji seorang asisten pribadi.
🍃🍃
Di tempat lain. Derasnya hujan yang mengguyur seolah mewakili air mata seseorang yang saat ini harus mengakui apa yang tidak dilakukannya. Dia adalah Kania, seorang pegawai butik yang dituduh mencuri uang milik bosnya.
"Bagaimana kamu bisa mengelak jika bukti telah berada di dalam tas milikmu, Sha?" Sebuah tuduhan mendadak melayang pada Asha.
Asha yang tidak tahu apa-apa terlihat seperti orang linglung saat menemukan sejumlah uang yang hilang berada di dalam tas miliknya.
"Saya tidak tahu, Bu. Demi Allah, saya tidak mengambil uang Ibu," jelas Asha dengan tubuh yang telah bergemetar.
"Asha, akui saja perbuatanmu. Saat ini kamu sudah tertangkap basah, masih saja mengelak," timpal Eva, rekan kerjanya.
"Tapi aku benar-benar tidak mengambilnya. Dan aku juga tidak tahu mengapa uang itu bisa ada dalam tasku."
"Bulshit! Maling mana ada yang ngaku!" cibir Eva dengan sinis. "Sudahlah, Bu. Pecat saja dia! Aku yakin uang yang selama ini hilang, dia pelakunya."
Asha tetap memohon kepada pemilik butik agar percaya padanya. Namun, dengan bukti yang telah ditemukan membuat pemilik butik tidak bisa percaya kepada Kania. Dengan berat hati Kania dipecat atas sebuah tuduhan yang tidak dilakukan.
"Bu, tolong percayalah kepada saya. Saya tidak mengambil uang Ibu."
"Maaf Asha, ternyata kamu tak sepolos yang aku pikirkan. Mulai hari ini, kamu sudah tidak bekerja lagi di butik ini."
Sungguh sakit atas tuduhan yang sama sekali tidak dilakukan. Kania yakin ada seseorang yang sengaja ingin menjatuhkan dirinya. Dengan air mata yang masih membasahi pipinya, Kania pun keluar dari butik yang selama ini telah banyak berjasa untuk hidupnya.
Dengan tatapan berat, Asha menatap sebuah bangunan yang ada di depan matanya. "Apa salahku sehingga aku difitnah? Sungguh bukan aku yang mengambil uang itu. Aku juga tidak tahu mengapa uangnya ada di dalam tas ini," ucapnya dengan rasa sesak didalam dada.
Sisa air hujan masih menggenang di jalanan. Bahkan rintik-rintik hujan pun masih menetes satu persatu. Dengan langkah gontai, Kania menyusuri trotoar untuk ke sebuah halte bus terdekat.
Tidak selamanya awan menaungimu dan memberimu kesejukan, kadang awan itu mengguyurmu dengan hujan yang paling deras.
Asha tersenyum sinis menatap langit yang masih tertutup mendung hitam. Seolah cuaca hari ini sedang menggambar perasaan hatinya yang sedang kalut. Bagaimana nasibnya setelah dia tak bekerja nanti? Padahal Kania butuh biaya untuk pengobatan adiknya.
"Oh, Tuhan … apa yang harus aku lakukan? Aku harus segera mencari pekerjaan baru. Aku tidak boleh hanyut dalam kesedihan ini." Kania berusaha kuat dan tegar.
Karena banyak melamun, Kania tidak menyadari jika ada mobil yang melintas di sampingnya. Dengan sisa air hujan yang menggenang di pinggiran jalan, tubuh Kania pun terkena percikan air dari mobil yang baru saja melintas.
Tanpa rasa bersalah sedikitpun, pemilik mobil tidak peduli dengan Kania yang terkena cipratan air dari mobilnya.
"Kai, jalan terus!" titah Askara saat mata Kaisar masih menatap ke arah wanita yang sedang berjalan di trotoar.
"Tapi, Bos —"
"Kalau kamu merasa kasihan, turun saja! Tapi jangan pernah bermimpi untuk kembali!" Lagi-lagi Askara melayangkan ancamnya.
Tak ada pilihan lain untuk tidak patuh pada bosnya, karena nyawanya memang ada ditangan sang Bos.
"Kai, percepatan sebentar lagi akan ada rapat!"
"Siap, Bos."
Kaisar pun menambah kecepatan laju mobil, membuat Askara hanya menyunggingkan senyum dibibir.
Namun, berbeda dengan Asha yang menghentikan langkahnya saat tubuhnya terkena cipratan air dari sebuah mobil yang baru saja melintas. Dadanya naik turun menahan amarah.
"Astaga …! Dasar orang kaya belagu!" makinya dengan mata keras.
🌼🌼🌼
Hari ini mungkin akan menjadi hari tersial untuk seorang Asha. Baru saja dipecat, dirinya juga terkena cipratan air dari sebuah mobil yang melintas dan pemilik mobil sama sekali tidak meminta maaf padanya. Tidak sampai disitu saja, ternyata sesampainya di rumah dia harus menyaksikan semua perkakas miliknya telah dikeluarkan.
Terkejut dengan apa yang sedang terjadi, Asha pun segera bergegas menghampiri ibu kost yang sedang memerintah anak buahnya untuk mengeluarkan barang-barang miliknya.
"Bu, ada apa ini, Bu?" tanya Asha dengan bingung.
Wanita bertubuh gemuk dengan sanggul di kepalanya hanya tersenyum sinis saat Asha datang tepat pada waktunya.
"Syukurlah kamu datang lebih cepat! Mulai hari ini, kamu bukan lagi penghuni kos-kosan ini!" ujarnya.
"Tapi, Bu. Apa salahku?"
Pemilik kos-kosan mengernyit dahinya. "Apa? Kamu masih tidak tahu apa salahmu?" cibirnya "Kamu sudah menunggak selama 3 bulan dan masih pura-pura tidak merasa bersalah?"
"I—itu, saya akan segera melunasinya, Bu. Tapi tolong jangan usir saya. Jika Ibu usir saya, saya akan tinggal dimana?"
"Itu urusanmu, bukan urusanku!"
.
.
Selamat datang kembali di cerita receh teh ijo. Jangan lupa favoritkan/subscribe novel ini, like dan berikan komentarnya 😊Yang punya poin lebih, bisa kalian hibahkan juga ya 😊 Salam hangat ~ teh ijo.
SELAMAT MEMBACA, SEMOGA TERHIBUR ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Aghitsna Agis
thor ini namamya tania apa asha jd bingung
2024-01-29
0
zee
kania atau asha??
2023-09-23
0
Windarti08
sebenarnya yang difitnah mengambil uang itu Asha atau Kania Thor?
2023-08-08
0