Bertemu dengan Mantan

Kini Kai telah membawa Asha ke ruang kerja Askara. Namun, karena pria itu sedang sibuk dengan layar laptopnya dia tidak langsung melihat Kai beserta sekretaris barunya.

"Bos, ini CV beserta orangnya," ucap Kai sambil meletakkan sebuah map di atas meja Askara.

Masih menggunakan kacamatanya, Askara langsung membuka map tanpa ingin melihat bagaimana bentuk sekretaris barunya. Namun, ekspresi Askara berubah setelah membaca CV yang diberikan oleh Kai.

"Asha Elvarieta." Sontak mata Askara langsung mendongak sambil melepaskan kacamatanya. Betapa terkejutnya saat melihat Asha dihadapannya. Begitu juga dengan Asha yang tak kalah terkejut saat melihat sosok Askara yang ternyata adalah bosnya Kaisar.

"Apakah ini adalah sekertaris baru untukku, Kai?" tanya Askara untuk memastikan.

"Iya, Bos. Ini adalah sekretaris baru untuk Anda. Namanya Asha. Dia memenuhi persyaratan, Bos. Meskipun Asha janda, tetapi dia sedang tidak sedang menjalin hubungan dengan seorang pria. Percayalah dia adalah janda baik," terang Kai.

Bibir Askara tersenyum kecut. Bahkan Askara meneliti Asha dari ujung kaki hingga ujung rambutnya. Tidak ada yang berubah dari wanita yang pernah menjadi istrinya dahulu. Hanya saja tubuh Asha terlihat lebih kurus. Mungkin karena kurang gizi sehingga tubuh Asha kering.

"Pilihanmu bagus sesuai standar. Aku salut dengan usahamu menemukan sekretaris seperti dia. Karena sudah menemukan sekretaris sesuai kriteria yang kuberikan, aku naikkan gajimu 20 persen."

Mendengar ucapan Askara, Kai membulatkan matanya dengan lebar. "Bos, Anda serius? Aku sedang tidak bermimpi kan?" tanya Kai yang masih belum percaya dengan ucapan Askara.

"Aku serius. Terima kasih telah menemukan dia."

"Bos ... terima kasih. Anda baik sekali."

"Ya sudah, keluarlah. Dan kamu, tetap disini karena ada yang ingin aku bicarakan!" kata Askara sambil menunjuk kearah Asha.

Asha masih terdiam tanpa kata. Saat ini dadanya berdebar dengan kuat. Bahkan lututnya bergemetar. Dia tidak menayangkan jika dia telah masuk kedalam lubang yang salah.

"Sha, gak usah takut. Meskipun duda, tetapi bos bukan orang messum," bisik Kai sebelum meninggalkan ruangan Askara.

Keheningan pun tercipta setelah kepergian Kai. Sunyi tanpa kata. Hanya suara hembusan nafas keduanya yang terdengar. Namun, meskipun membisu, Askara masih lekat untuk menatap Asha yang benar-benar ada dihadapannya.

Jenuh akan suasana seperti itu, Asha pun memilih buka suara. Membuangkan ego, karena saat ini dia sedang berada di sebuah kantor.

"Jika tidak ada yang ingi dibahas, saya akan keluar," ucap Asha dengan rasa gugupnya.

Bibir Askara terangkat tipis. "Apakah seperti itu caramu menyapa mantan suamimu?"

"Maaf, Pak. Kita sedang di kantor. Mohon jangan membahas masalah pribadi."

"Disini akulah Bosnya. Jadi terserah aku ingin membahas masalah apa. Bay the way, bagaimana kabarmu? Mengapa tubuhmu semakin terlihat lebih kurus? Apakah selama ini kamu tidak makan dengan baik?"

"Seperti yang Anda lihat. Saya baik-baik saja. Sepertinya tidak ada yang ingin Anda bahas. Saya permisi." Asha pun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan meninggalkan Askara.

Kepala Askara mengangguk pelan. "Baiklah bekerjalah dengan baik. Selamat datang di perusahaanku. Senang bertemu denganmu kembali."

...🌼🌼...

Sesampainya di ruang kerjanya, Asha mengusap kasar wajahnya. Betapa bodohnya saat menerima tawaran pekerjaan tanpa bertanya siapa pemiliknya.

"Tidak! Aku tidak bisa bekerja di perusahaan Kara. Aku harus menemui Kai!" Asha pun langsung menghubungi Kai dan mengatakan jika dia tidak ingin melanjutkan pekerjaannya.

"Sha, ada apa denganmu? Apakah bos telah melecehkanmu?" tanya Kai dari seberang telepon.

"Tidak ada Kai. Aku hanya tidak bisa untuk menjadi sekretaris. Terlebih aku tidak memiliki pengalaman kerja di kantoran."

"Aku tidak percaya. Tunggu sebentar, aku akan ke ruanganmu." Kai langsung mengakhiri panggilan teleponnya. Tujuan utamanya adalah ruangan bos. Sebelumnya Asha baik-baik saja. Namun, mengapa setelah bertemu dengannya malah tidak ingin melanjutkan pekerjaannya. Jangan-jangan sang bos bener-bener telah melecehkan Asha?

Satu ketukan pintu langsung masuk. Kai tidak perlu menunggu jawaban Askara untuk masuk.

"Bos, apa yang sudah Anda lakukan kepada Asha sehingga dia tidak ingin melanjutkan pekerjaannya? Padahal sebelum bertemu dengan anda Asha sangat bersemangat untuk bekerja, tapi setelah Anda berbicara dengannya, mendadak Asha ingin mundur. Apakah Anda telah melecehkannya, Bos? Aku tahu jika Asha adalah janda cantik, tapi dia bukan janda sembarangan, Bos! Anda benar-benar sangat keterlaluan!"

Askara hanya menatap Kai tanpa ekspresi. Matanya terlihat menusuk.

"Bos, jangan bilang Anda telah menodainya," ucap Kai sambil menutup mulutnya.

"Kamu jangan asal menuduhku, Kai! Kamu kira aku buaya buntung. Apakah kamu tidak mengenalku, Kai?"

Kaisar hanya tertunduk. Sebenarnya dia tidak yakin jika Bosnya melakukan tindakan yang tidak senonoh, tetapi Kai merasa penasaran mengapa Asha tidak ingin melanjutkan pekerjaannya lagi.

"Aku sudah menandatangani kontrak kerja Asha. Kamu tahu kan isi kontrak seperti apa? Masa percobaan 3 bulan. Jika ingin mengundurkan diri sebelum masa percobaan habis, harus membayar denda yang telah ditentukan. Apakah kamu tidak memberitahu syarat kontrak?"

"Maaf, Bos. Aku memang belum memberitahu Asha tentang isi perjanjian kerja."

"Kalau begitu, berikan kontrak ini. Biarkan dia membaca poin-poin penting!"

Kai pun segera mengambil map yang di lempar ke depannya. Bagaimana Kai bisa memberikan penjelasan kepada Asha tentang poin-poin kontrak, sementara Kai sudah berjanji kepada Asha hanya membutuhkannya untuk sementara waktu, sebelum Kai menemukan calon sekretaris yang tepat.

Duh, gimana ini? Aku jujur aja ke Bos, atau aku beritahu kepada Asha tentang syarat kontrak. Mana kontrak udah di acc sama bos, lagi gerutu Kai dalam hati.

"Masih bengong lagi. Sudah sana, berikan kontrak ini pada Asha!"

"Baik, Bos."

...#BERSAMBUNG#...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***