Bab 3. Dimana Aqila?

Suara pukulan kian mengema di dalam sebuah mobil mewah. Alden tidak henti-hentinya memukul setir kemudi hanya untuk melampiaskan rasa kesal dan marah dalam dirinya.

Kesal karena telah membuat kesalahan yang membuat dia harus kehilangan Aqilanya. Marah pada diri sendiri karena terlalu bodoh menghadapi Viona.

"Aku tidak ingin putus Aqila! Aku mencintaimu!" teriak Alden sekencang yang dia bisa.

Puas memukul setir kemudi, pria itu melajukan mobilnya menuju perusahaan karena sejak tadi asistennya terus saja menelpon hanya untuk menyuruhnya keperusahaan.

Sebelum turun dari mobil, Alden merapikan jas dan kemeja yang dia miliki agar tidak terlalu kentara bahwa dia sedang tidak baik-baik saja.

Sesakit apapun yang Alden rasakan, dia tidak boleh putus asa sebab pria itu memiliki tanggung jawab yang besar.

Perusahaan, benda satu-satunya yang ditinggalkan orang tuanya sejak dia berusia 25 tahun.

Alden berjalan dengan angkuhnya memasuki perusahaan, mendaratkan tubuhnya di kursi kebesaran yang dia miliki.

Langsung saja Alden melepas jas juga dasi yang melingkar di lehernya sejak tadi. Pikiran pria itu masih dipenuhi akan kesalahan-kesalahan yang dia lakukan pada kekasihnya.

Hubungan yang telah terjalin selama bertahun-tahun harus hancur dengan kejadian satu malam. Sungguh itu tidak adil bagi Alden sendiri.

"Tuan, para pimpinan ingin bertemu Tuan secara langsung untuk membicarakan proyek kerja sama yang akan kita ...."

"Keluar!" bentak Alden tanpa ingin mendengarkan ucapan asistennya.

"Bacalah berkas yang saya bawa Tuan, setelah itu saya akan keluar." Randy, Asisten Alden tetap pada pendiriannya.

Alden melirik Randy sekilas, kemudian mengambil berkas yang ada di atas meja. Meneliti sebentar hingga tatapannya kembali menukik pada Randy.

"Lalu apa yang mereka katakan?"

"Karena rapat ditunda pagi tadi, Tuan harus datang keperusahaan Tuan Joan."

Alden menghela nafas panjang mendengar penjelasan Randy, tidak lama kemudian dia menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Bagaimanapun Alden tidak mungkin menghancurkan perusahaan hanya karena putus cinta seperti ini, terlebih usianya sudah menginjak 30 tahun, bukan anak-anak lagi yang harus mengedepankan Ego semata.

"Cari tahu dimana keberadaan Qila, jika kau tidak mendapatkannya, cari orang-orang terdekat yang mungkin mengetahui keberadaan dia!" perintah Alden.

"Baik Tuan."

***

Perselisihan dan perdebatan terus terjadi di dalam sebuah ruangan yang telah dihadiri oleh tiga pemimpin perusahaan. Sebagai yang lebih muda dan perusahaanya masih dalam kadar aman, Alden hanya diam saja memperhatikan perdebatan tersebut.

"Kami tidak bisa menerima proyek Tuan Joan begitu saja. Kalaupun saya ingin, perusahaan belum tentu," ucap pimpinan yang akan diajak kerjasama oleh Joan dan Alden.

Perusahaan keduanya saling berkaitan, yaitu Perusahaan entertaimen dan Desainer.

"Sketsa yang diberikan oleh desainer Tuan Joan belum masuk kriteria pemasaran perusahaan kami. Berbeda dengan Tuan Alden yang memang mempunyai koneksi yang kuat dalam dunia Media sosial."

"Kecuali jika dalam waktu satu bulan, Tuan Joan bisa memberikan sketsa lebih menarik lagi, mungkin kami akan mempertimbangkan."

Helaan nafas terdengar dari mulut Joan setelah pimpinan dari luar negeri meninggalkan ruangan.

Alden langsung bangkit dari duduknya hendak menyalami tangan ayah dari wanita yang dia cintai, sayangnya uluran tangan Alden dilewati begitu saja oleh Joan.

Kekompakan yang dulu pernah tercipta benar-benar telah hilang karena kesalahannya sendiri.

***

"Sebenarnya kamu dimana Qila? Apa benar kamu tidak ingin memberiku kesempatan lagi?" lirih Alden mengusap frame foto ukuran 10R yang selalu berada di atas nakas.

Frame itu berisi fotonya bersama Aqila saat liburan dua tahun yang lalu.

"Harusnya kamu mendengarkan semua penjesalan aku malam itu Qila, sungguh tidak ada niatan dalam hatiku untuk mengkhianatimu."

"Aku tidak sebodoh itu hingga harus selingkuh dengan sahabat kekasihku sendiri." Setitik air mata kembali membasahi pipi Alden.

Pria itu sangat mencintai Aqila, melebihi mencintai dirinya sendiri. Dan perpisahan dadakan ini sungguh menyiksa batin dan pikirannya.

Alden melirik ponselnya yang berdering, dia segera menjawab karena itu berasal dari Randy.

"Apa kau sudah menemukan Aqila?" tanya Alden.

"Saya tidak bisa menemukan apapun tentang Nona Qila, Tuan. Semua teman-teman Nona Qila juga menolak untuk bicara," jelas Randy.

"Berikan alamat dan kontaknya, saya akan mencarinya sendiri!" perintah Alden kemudian memutuskan telpon begitu saja.

Sekarang jam 1 dini hari tapi matanya tidak kunjung terpejam. Setiap kali manik hazelnya terpejam, bayangan Aqila menangis dan menatapnya penuh rasa jijik selalu terlintas begitu saja membuat Alden selalu merasa bersalah.

Alden melirik ponselnya yang kembali berdering, kali ini penelpon yang berbeda. Tidak ingin diganggu, dia menolak panggilan dari Viona, hingga bilah status muncul di benda pipih yang dia genggam.

"Setelah meniduriku kau menghilang begitu saja Al? Kau sungguh pria bejat yang pernah aku kenal. Harusnya kau menenangkan diriku karena telah melecahkan bahkan mengambil kehormatanku!"

Itulah isi pesan yang dikirimkan Viona untuk Alden, membuat pria itu semakin frustasi menghadapi dua perempuan dalam hidupnya.

Satu wanita yang berhasil dia nodai, dan satu wanita yang sangat dia cintai. Tragisnya lagi, dua perempuan itu berteman baik.

"Aku ada di depan rumahmu, aku tidak akan pergi sebelum kau menemuiku!"

Alden menghela nafas panjang membaca pesan berikutnya dari Viona. Pria itu berjalan menuju balkon untuk memastikan Viona benar-benar ada di bawah.

Benar saja, ada mobil terparkir di depan rumahnya padahal tengah hujan lebat. Hati Alden yang memang lembut dan tidak tega pada orang lain, memutuskan untuk menemui Viona, setidaknya membujuk wanita itu agar segera pulang karena sudah tengah malam.

Dia membuka pintu lebar-lebar, saat itu juga Viona langsung memeluk tubuh Alden.

"Jangan tinggalkan aku Al," lirih Viona.

Susah payah Alden mendorong tubuh Viona agar tidak memeluknya seperti itu, sebab orang yang berhak memeluknya hanya Aqila saja.

"Maaf karena mengambil kehormatanmu begitu saja, tapi aku tidak mengingat apapun malam itu Vi. Dan tentang meninggalkan, bukankah kita memang tidak ada hubungan apa-apa?"

"Tapi Al, kamu sudah mengambil sesuatu yang berharga dalam hidupku." Air mata Viona terjatuh begitu saja membasahi pipinya. "Aku tahu ini salah, tapi tidak ada yang bisa aku lakukan selain memintamu untuk bersamaku. Bagaimana jika aku hamil?"

"Tidak, kamu tidak mungkin hamil hanya karena kejadian malam itu Vi, jadi jangan khawatirkan apapun. Aku mencintai Qila, dan tidak akan mengkhianatinya!"

"Aku akan bunuh diri Al!" ancam Viona dengan mata memerah.

"Apa kau tidak waras Vi? Kau ingin merebut kekasih sahabatmu sendiri!" bentak Alden karena tidak suka dengan ancaman Viona.

Sekarang pikirannya tidak jernih karena kepergian Aqila, tapi Viona malah datang dan semakin menambah beban hidupnya.

"Tapi kau telah menodaiku Al, apa kau pantas dianggap pria jika seperti ini?"

"Cukup Viona! Pergi sekarang juga sebelum kesabaranku habis! Hujan sudah reda kau tidak punya alasan lagi untuk tetap tingga!"

...****************...

Terpopuler

Comments

Ira

Ira

Fortuner bkn mobil mewah.. Mobil mewah sport seperti Ferrari.. Lotus.. Ford.. Mclanren.. Mobil mewah itu diatas 1M

2024-02-01

1

sherly

sherly

paling kesel Ama sahabat atau kawan yg suka Ama pacar temannya hadewww..

2023-06-17

0

Arsyad Al Ghifari 🥰

Arsyad Al Ghifari 🥰

Viona pasti sengaja menjebak Alden ..dan yang menelepon qila bersekongkol

2023-03-07

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pengkhianatan Cinta
2 Bab 2. Pergi Menjauh
3 Bab 3. Dimana Aqila?
4 Bab 4. Mencurigai Viona
5 Bab 5. Mencegah Alden Pergi
6 Bab 6. Kelicikan Viona
7 Bab 7. Kamu Bukan Aqila!
8 Bab 8. Menyusul Aqila.
9 Bab 9. Aku Merindukan Kamu, Aqila!
10 Bab 10. Akhirnya Bertemu
11 Bab 11. Aqila
12 Bab 12. Permintaan Maaf
13 Bab 13. Aku Di jebak
14 Bab 14. Tak Pernah Menyerah
15 Bab 15. Pria Kemarin
16 Bab 16. Luka ini Terlalu Dalam
17 Bab 17. Apartemen Aqila
18 Bab 18. Sarapan Berdua
19 Bab 19. Bukti CCTV
20 Bab 20. Mencoba Menata Hati
21 Bab 21. Memberi Kesempatan
22 Bab 22. Mungkin Harus Memaafkan
23 Bab 23. Apa Kamu Tidak Punya Perasaan?
24 Bab 24. Kehamilan
25 Bab 25. Perpisahan
26 Bab 26. Lebih Baik Berpisah
27 Bab 27. Selamat Tinggal Korea
28 Bab 28. Selamat Datang di Bali
29 Bab 29. Bertemu Varo
30 Bab 30. "Selamat Pagi, Aqila."
31 Bab 31. Alden Yang Terpuruk
32 Bab 32. Surat Perjanjian
33 Bab 33. Tak Akan Pernah menikahi
34 Bab 34. Pesan Tertulis
35 Bab 35. Varo
36 Bab 36. Malam Di Tepi Pantai
37 Bab 37. Kelicikan Viona
38 Bab 38. Kegembiraan Viona
39 Bab 39. Rencana Alden
40 Bab 40. Tinggal Se Rumah
41 Bab 41. Berpura-pura Cinta
42 Bab 42. Aku Tidak Berbohong
43 Bab 43. Ikhlas Melepaskannya
44 Bab 44. Jebakan Alden
45 Bab 45. Surat Perjanjian
46 Bab 46. Apa Dia Sudah Gila?
47 Bab 47. Hasil Rekaman
48 Bab 48. Aktor Terhebat
49 Bab 49. Periksa Kandungan
50 Bab 50. Pemeriksaan Kandungan
51 Bab 51. Perhatian Varo
52 Bab 52. Kemana Varo?
53 Bab 53. Kekesalan Viona
54 Bab 54. Hasil DNA Dokter Nia
55 Bab 55. Hasil Tes DNA Dokter Adrian
56 Bab 56. Makan Malam
57 Bab 57. Aku Datang, Aqila
58 Bab 58. Dengarkan Aku, Aqila.
59 Bab 59. Siapa Pria itu?
60 Bab 60. Aku Cemburu
61 Bab 61. Kenapa Sesakit Ini?
62 Bab 62. Jangan Marah, Al!
63 Bab 63. Aqila Terpaksa Berbohong
64 Bab 64. Chat
65 Bab 65. Lelah Bersandiwara
66 Bab 66. Jauhi Aqila!
67 Bab 67. Kalau Jodoh Tidak Akan Kemana
68 Bab 68. Di Kafe
69 Bab 69. Kecelakaan
70 Bab 70. Bayi Viona
71 Bab 71. Ibu Viona
72 Bab 72. Menceritakan Pada Mama
73 Bab 73. Kecurigaan Aqila
74 Bab 74. Pengakuan Viona
75 Bab 75. Maafkan Aku, Tante!
76 Bab 76. Kepergian Viona.
77 Bab 77. Supir Taksi
78 Bab 78. Maafkan aku, Kak Varo
79 Bab 79. Aku Benci Papa
80 Bab 80. Jangan Buang Air Matamu
81 Bab 81. Ke Akuarium
82 Bab 82. Pasar Malam
83 Bab 83. Kebun Bunga
84 Bab 84. Ke Perusahaan
85 Bab 85. Sisi Lain Alden
86 Bab 86. Randi
87 Bab 87. Melamar
88 Bab 88. Menerima Alden
89 Bab 89. Cinta Pertama Aqila
90 Bab 90. Papa Joan
91 Bab 91. Miho
92 Bab 92. Cemburu
93 Bab 93. Restu dari Orang Tua Aqila
94 Bab 94. Lontong Medan
95 Bab 95. Menjemput Miho
96 Bab 96. Bucin
97 Bab 97. Pengorbanan Miho
98 Bab 98. Kenalan dengan Ibu Miho
99 Bab 99. Persiapan Foto Prewedding
100 Bab 100. Alden dan Randi
101 Bab 101. Pendekatan Dengan Miho
102 Bab 102. Akad Nikah
103 Bab 103. Mohon Restu Dari Kedua Orang Tua
104 Novel SENANDUNG KEIKHLASAN
105 Bab 104. Ijab Kabul
106 Bab 105. Pesta Pernikahan
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1. Pengkhianatan Cinta
2
Bab 2. Pergi Menjauh
3
Bab 3. Dimana Aqila?
4
Bab 4. Mencurigai Viona
5
Bab 5. Mencegah Alden Pergi
6
Bab 6. Kelicikan Viona
7
Bab 7. Kamu Bukan Aqila!
8
Bab 8. Menyusul Aqila.
9
Bab 9. Aku Merindukan Kamu, Aqila!
10
Bab 10. Akhirnya Bertemu
11
Bab 11. Aqila
12
Bab 12. Permintaan Maaf
13
Bab 13. Aku Di jebak
14
Bab 14. Tak Pernah Menyerah
15
Bab 15. Pria Kemarin
16
Bab 16. Luka ini Terlalu Dalam
17
Bab 17. Apartemen Aqila
18
Bab 18. Sarapan Berdua
19
Bab 19. Bukti CCTV
20
Bab 20. Mencoba Menata Hati
21
Bab 21. Memberi Kesempatan
22
Bab 22. Mungkin Harus Memaafkan
23
Bab 23. Apa Kamu Tidak Punya Perasaan?
24
Bab 24. Kehamilan
25
Bab 25. Perpisahan
26
Bab 26. Lebih Baik Berpisah
27
Bab 27. Selamat Tinggal Korea
28
Bab 28. Selamat Datang di Bali
29
Bab 29. Bertemu Varo
30
Bab 30. "Selamat Pagi, Aqila."
31
Bab 31. Alden Yang Terpuruk
32
Bab 32. Surat Perjanjian
33
Bab 33. Tak Akan Pernah menikahi
34
Bab 34. Pesan Tertulis
35
Bab 35. Varo
36
Bab 36. Malam Di Tepi Pantai
37
Bab 37. Kelicikan Viona
38
Bab 38. Kegembiraan Viona
39
Bab 39. Rencana Alden
40
Bab 40. Tinggal Se Rumah
41
Bab 41. Berpura-pura Cinta
42
Bab 42. Aku Tidak Berbohong
43
Bab 43. Ikhlas Melepaskannya
44
Bab 44. Jebakan Alden
45
Bab 45. Surat Perjanjian
46
Bab 46. Apa Dia Sudah Gila?
47
Bab 47. Hasil Rekaman
48
Bab 48. Aktor Terhebat
49
Bab 49. Periksa Kandungan
50
Bab 50. Pemeriksaan Kandungan
51
Bab 51. Perhatian Varo
52
Bab 52. Kemana Varo?
53
Bab 53. Kekesalan Viona
54
Bab 54. Hasil DNA Dokter Nia
55
Bab 55. Hasil Tes DNA Dokter Adrian
56
Bab 56. Makan Malam
57
Bab 57. Aku Datang, Aqila
58
Bab 58. Dengarkan Aku, Aqila.
59
Bab 59. Siapa Pria itu?
60
Bab 60. Aku Cemburu
61
Bab 61. Kenapa Sesakit Ini?
62
Bab 62. Jangan Marah, Al!
63
Bab 63. Aqila Terpaksa Berbohong
64
Bab 64. Chat
65
Bab 65. Lelah Bersandiwara
66
Bab 66. Jauhi Aqila!
67
Bab 67. Kalau Jodoh Tidak Akan Kemana
68
Bab 68. Di Kafe
69
Bab 69. Kecelakaan
70
Bab 70. Bayi Viona
71
Bab 71. Ibu Viona
72
Bab 72. Menceritakan Pada Mama
73
Bab 73. Kecurigaan Aqila
74
Bab 74. Pengakuan Viona
75
Bab 75. Maafkan Aku, Tante!
76
Bab 76. Kepergian Viona.
77
Bab 77. Supir Taksi
78
Bab 78. Maafkan aku, Kak Varo
79
Bab 79. Aku Benci Papa
80
Bab 80. Jangan Buang Air Matamu
81
Bab 81. Ke Akuarium
82
Bab 82. Pasar Malam
83
Bab 83. Kebun Bunga
84
Bab 84. Ke Perusahaan
85
Bab 85. Sisi Lain Alden
86
Bab 86. Randi
87
Bab 87. Melamar
88
Bab 88. Menerima Alden
89
Bab 89. Cinta Pertama Aqila
90
Bab 90. Papa Joan
91
Bab 91. Miho
92
Bab 92. Cemburu
93
Bab 93. Restu dari Orang Tua Aqila
94
Bab 94. Lontong Medan
95
Bab 95. Menjemput Miho
96
Bab 96. Bucin
97
Bab 97. Pengorbanan Miho
98
Bab 98. Kenalan dengan Ibu Miho
99
Bab 99. Persiapan Foto Prewedding
100
Bab 100. Alden dan Randi
101
Bab 101. Pendekatan Dengan Miho
102
Bab 102. Akad Nikah
103
Bab 103. Mohon Restu Dari Kedua Orang Tua
104
Novel SENANDUNG KEIKHLASAN
105
Bab 104. Ijab Kabul
106
Bab 105. Pesta Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!