Alden melangkahkan kakinya meninggalkan Viona. Namun, baru beberapa langkah, dia berhenti mendengar ucapan wanita itu.
"Kau tidak bisa mengabaikanku, Alden. Aku bisa saja menyebarkan foto saat kita sedang bercinta!" ancam Viona.
Setelah mengucapkan itu, Viona tersadar atas kekeliruannya. Kenapa dia mengatakan itu. Bisa saja Alden akan curiga jika dia yang sengaja melakukan semua itu.
Viona memikirkan cara menjawab pertanyaannya yang mungkin akan Alden layangkan. Dia tidak mau Alden mencurigainya.
Alden berjalan mendekati Viona. Matanya menatap wanita itu dengan curiga. Apa maksud dari ucapan Viona?
"Coba ulangi lagi perkataanmu tadi!" ucap Alden dengan penuh penekanan.
Viona menggigit bibir bawahnya. Dia tampak gugup. Alden memandanginya seperti ingin menelanjangi. Apakah pria itu akan curiga padanya? Pikir Viona.
"Ulangi ucapanmu tadi!" ucap Alden dengan suara sedikit tinggi. Viona terperanjat karena kaget.
Selama mengenal pria itu, Viona tidak pernah mendengar Alden berkata kasar maupun keras. Itulah yang membuat dia iri pada Aqila.
Aqila seperti putri dalam dongeng. Memiliki wajah cantik, kekasih kaya dan ganteng. Aqila juga berasal dari keluarga yang mampu. Orang tua yang sangat menyayangi dirinya.
Berbanding terbalik dengan dirinya yang hanya berasal dari keluarga kurang mampu. Wajah tidak secantik Aqila. Orang tua yang telah bercerai dan kekasih yang brengseeekk.
"Ucapanku yang mana?" Viona pura-pura tidak tahu apa yang di maksud Alden.
Viona menundukkan kepalanya, tidak berani menatap wajah Alden. Wajah yang selalu tersenyum saat bersama dengan Aqila itu tampak memerah menahan amarah.
Tiada tampak keramahan yang biasa terpancar dari wajahnya pria itu. Viona semakin takut saat Alden berjalan mendekati dirinya.
"Apa kamu yang sengaja menjebakku?" tanya Alden. Pria itu mencengkeram tangan Viona cukup keras hingga keluar suara ringisan dari mulut wanita itu.
Viona mencoba melepaskan cengkeraman tangan Alden. Namun, kekuatan Alden jauh lebih darinya sehingga dia hanya bisa pasrah.
Viona beranikan diri menatap wajah Alden. Wajah tampan yang membuat dia jatuh cinta hingga terlintas keinginan merebut Alden dari Aqila, sahabatnya.
Viona merasa Tuhan tidak adil. Aqila selalu saja mendapatkan apa yang dia inginkan. Berbeda dengan dirinya yang harus bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu.
"Kamu tidak bisa menuduh aku seperti itu. Kamu tidak ada bukti. Atau jangan-jangan kamu sengaja menuduhku, hanya untuk lari dari tanggung jawab. Apa yang akan orang katakan jika tahu seorang Alden, telah menodai sahabat kekasihnya dan tidak mau bertanggung jawab," ucap Viona dengan suara sinis.
Alden makin memperkuat cengkeraman tangannya mendengar ucapan dari Viona. Wanita itu pintar sekali membalikan kata-kata seseorang. Sehingga merasa dia yang menjadi korban.
"Apa kamu pikir aku bodoh? Bukankah kamu tadi yang berkata jika kamu menyimpan foto-foto saat kita berhubungan? Kenapa kamu dapat mengambil foto itu?"
Viona terdiam sejenak. Tampaknya dia tidak boleh salah bicara lagi. Alden tidak bisa dipermainkan.
"Saat aku tersadar, aku langsung mengambil foto kita. Kamu ingin tahu kenapa aku melakukan itu, karena aku yakin kamu akan menolak bertamggung jawab," ucap Viona.
Alden melepaskan cengkeraman tangannya. Menatap Viona dengan mata tajam. Dia menjadi curiga dengan Viona.
"Kali ini aku memaafkan kamu karena aku tidak ada bukti atas keterlibatan kamu dalam kejadian ini. Seandainya aku tahu ada campur tangan kamu dalam kejadian ini, aku pastikan kamu akan mendapat balasan jauh lebih menyakitkan dari yang kamu bayangkan!" ucap Alden penuh emosi.
Alden berjalan meninggalkan Viona. Tidak peduli lagi dengan wanita itu. Vionapun segera meninggalkan rumah kediaman Alden. Tidak ingin pria itu mempertanyakan kejadian kemarin lagi.
***
Dua minggu telah berlalu tapi kabar dimana keberadaan kekasihnya belum juga Aden dapatkan. Dia telah bertanya dengan semua teman dekat Aqila, tapi tidak ada satupun yang mengetahui keberadaan Aqila.
Alden merasa sangat putus asa. Dia juga telah menyewa detektif untuk mencari keberadaan kekasihnya itu, tapi belum juga ada hasil. Alden juga telah berulang kali datang kerumah Aqila tapi tetap kedua orang tuanya tetap tutup mulut atas keberadaan kekasihnya Aqila.
Sejak kepergian Aqila Alden selalu mampir ke sebuah kafe setiap pulang kerja. Nongkrong di sana hingga malam menjelang. Dia tidak ingin pulang cepat, karena akan membuat dirinya semakin merindukan Aqila. Setiap sudut kamarnya terpasang foto Aqila dengan berbagai pose.
"Aqila, kamu ada dimana, Sayang. Aku sangat merindukanmu. Itu adalah kesalahanku untuk menyakitimu seperti itu dan aku sangat menyesal. Maafkan aku, Sayang. Aku akan menunjukkan betapa aku peduli. Aku tidak pernah berpikir untuk menyakitimu dengan sengaja, apa pun yang aku lakukan kepadamu tidak sengaja. Tolong maafkan aku, aku mencintaimu. Penyesalanku bukan di saat berpisah tapi di saat kamu menangis," ucap Alden pada dirinya sendiri.
Saat Alden sedang asyik menyantap hidangan yang dia pesan, seseorang datang menghampirinya. Pria itu menyentuh bahu Alden, membuatnya kaget. Kekasih Aqila itu menoleh ke arah orang itu, saat melihat wajahnya Alden langsung berdiri.
"Gilang, apa kabar?" ucap Alden. Memeluk teman satu kampusnya dulu.
Setelah berbasa basi sebentar Alden mempersilakan Gilang duduk. Mereka telah lama tidak bertemu. Gilang salah satu teman Gilang yang cukup dekat dengan Aqila.
"Aku kira kamu saat ini ada di Korea," ucap Gilang.
Alden mengerutkan dahinya mendengar ucapan Gilang. Kenapa pria itu berpikir jika dirinya ada di Korea.
"Memangnya kenapa kamu sampai berpikir jika aku ada di Korea?" tanya Alden. Dia merasa ingin tahu, kenapa Gilang, salah satu sahabatnya itu berpikir dia di Korea.
"Biasanya kamu selalu berdua Aqila, dimanapun dan kapanpun," ujar Gilang.
"Kamu bertemu Aqila?" tanya Alden lemah. Dia berpikir tidak mungkin pria itu bertemu Aqila.
"Ya, dua hari lalu di Seoul. Namun, dia seperti tergesa. Hanya menyapa diriku seadanya. Setelah itu pergi. Kalian bertengkar?" tanya Gilang lirih.
Alden menjawab dengan hanya mengangguk kepalanya. Terbayang, wajah Aqila yang sedih dan menangis saat melihay dirinya sedang bercinta dengan sahabatnya sendiri. Alden dapat mengerti jika Aqila marah dengannya. Namun, Alden telah memutuskan akan merebut kembali hati kekasihnya itu.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
momy akifa
Viona gak sadar diri memank
2023-05-27
0
point nya berada pada BERENGSEK kemungkinan pacar nya tuh yg ngambil ke pw an nya terus minta Al tanggung jawab
2023-03-12
0
Arsyad Al Ghifari 🥰
itulah godaan para wanita kalau sudah ada sifat iri hati qila yang bahagia dan mendapatkan segalanya viola yang kepanasan..kalau penyakit hati sudah menguasai ... segala carapun akan di lakukan untuk mendapatkan nya ..dan itulah yang di lakukan viola
2023-03-07
2