Kembalikan Senyumku Suamiku

Kembalikan Senyumku Suamiku

BAB 1 : Usaha Untuk Mendapatkanmu

Seorang gadis menangis histeris di depan pemuda tampan yang nampak menahan kesal. “Al, kamu nggak boleh batalin pernikahan kita, undangan udah disebar. Mau ditaruh dimana muka keluarga aku, kalau kita nggak jadi nikah."

“Aku nggak cinta sama kamu. Aku rasa ini belum terlambat untuk mengakhirinya.” Ujar Alvaro tegas. Bisa-bisanya dia berkata semudah itu, menyepelekan ikatan pernikahan yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat ini.

Bulan menggeleng cepat. “Nggak, aku nggak mau! Aku cuma mau nikah sama kamu Alvaro hiks-hiks, aku sangat mencintai kamu.”

Alvaro mengusap kasar wajahnya. “Kamu egois bulan, tidak pernah memikirkan perasaan orang lain. Kamu fikir setelah kita menikah, kamu akan bahagia, hah?!” Tanyanya sedikit membentak memberi pengertian kepada wanita keras kepala didepannya.

Bulan mendekat meraih tangan Alvaro. “Aku akan bahagia hiks-hiks, asal tetap bersamamu.”

Alvaro segera menampiknya kasar. “Kamu nggak akan bahagia, karena sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa mencintaimu. Karena dihatiku cuma ada nama Bintang.”

Pengakuan Alvaro membuat hati Bulan berdenyut nyeri seperti ditusuk beribu jarum. Bagaimana tidak, Bulan sudah menyukai Alvaro sejak kecil ketika umur mereka masih 6 tahun dia sudah mengerti mengenai cinta. Mereka berteman sejak lahir, tumbuh dilingkungan yang sama, bermain, makan, tidur dan bahkan dulu sering mandi bersama. Apapun mereka lakukan berdua.

Kebiasaan itulah yang membuat Bulan menjadi tergantung dengan keberadaan Alvaro sampai sekarang. Bagi Bulan, Alvaro adalah segalanya, dia tidak bisa jauh-jauh dari lelaki itu. Dia tahu Alvaro begitu risih ketika bersamanya karena Bulan adalah gadis yang overprotektif. Bahkan diumurnya yang ke 23 tahun, sifat posesifnya semakin parah tidak terkendali.

Dia mulai membatasi ruang gerak Alvaro. Semua perempuan yang dekat dengan pemuda itu akan mendapat teror dari Bulan hingga membuat mereka semua ketakutan. Sebenarnya Alvaro tidak menuntut banyak dari Bulan, yang dia inginkan agar Bulan bisa berfikir secara dewasa karena dia bukanlah anak-anak lagi yang tidak bisa menjaga sikap.

Puncaknya ketika Alvaro kedapatan mempunyai kekasih yaitu Bintang, Bulan yang sudah tergila-gila dengan lelaki itu tidak tinggal diam. Dia dengan mudahnya menghancurkan hubungan mereka dengan sebuah ancaman yang membuat Bintang perlahan-lahan memilih mundur. Pasalnya Bintang yang terkenal dengan kebaikan hatinya itu tidak ingin bersaing dengan kakak tirinya sendiri. Ya benar, Bulan adalah saudara beda ibu dengan Bintang.

Bukan menjadi rahasia umum lagi, perilaku buruk Bulan kerap membuat orang lain kesal dan memandangnya sebelah mata. Semuanya menganggap dia adalah gadis licik yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya, termasuk mengikat Alvaro lewat benang pernikahan untuk menjadikan Alvaro miliknya seutuhnya.

Bulan malah tersenyum disela-sela tangisnya. “A-aku pasti bisa membuka pintu hatimu untukku, hanya butuh waktu hiks-hiks. Bukankah cinta akan tumbuh karena terbiasa.”

“Butuh berapa lama lagi? Kita sudah bersama bahkan sejak kita masih kecil, tapi perasaanku tetap sama. Aku hanya menganggapmu sebatas sahabat tidak lebih.”

Alvaro melanjutkan ucapannya berusaha meyakinkan Bulan untuk menuruti permintaannya. “Kita bukan anak kecil lagi bulan, aku harap kamu bisa bersikap dewasa.”

“NGGAK!” Bulan berteriak keras sembari berjalan ke dapur.

Alvaro membulatkan matanya ketika melihat Bulan mengacungkan pisau di atas urat nadinya sendiri. “Hiks-hiks-hiks, untuk apa aku hidup jika tidak bisa bersamamu Alvaro hiks. Lebih baik aku mati!"

“Bulan kamu sudah gila!” Bentak Alvaro, dia mencoba mendekati gadis itu.

“Hiks-hiks, kamu mau ninggalin aku dan lebih memilih perempuan lain iya kan? Hiduplah bahagia dengannya dan kamu akan berduka atas kematianku. Sampai mati aku nggak akan rela kamu bersama dengannya hiks-hiks.”

“BULAN!!” Lagi-lagi lelaki itu membentaknya, dia bosan mendengar drama memuakkan yang dilakukan Bulan. Karena setiap Bulan merasa terabaikan, dia akan mengeluarkan jurus andalannya yaitu mengancam.

Alvaro sudah frustasi menghadapi Bulan. “Jika itu keputusanmu, maka lakukanlah.”

Bulan membulatkan kedua matanya, bisa-bisanya Alvaro berkata seperti itu! Tidakkah dia ingin menahan dirinya? Bulan nampak menelan ludahnya dengan susah payah, dia bahkan memegang pisau tajam itu dengan gemetar. Terlihat raut ketakutan di wajahnya, dia bimbang dan Alvaro dengan tatapan dingin malah tersenyum sinis meremehkan.

Gadis itu mengusap air matanya sejenak. “Ba-ba-baiklah, aku pasti akan melakukannya. Da-dan ka-kamu pasti a-a-akan menyesalinya.” ucapnya terbata-bata.

Alvaro masih berdiri santai menatap gerak-gerik Bulan tanpa minat. Sebisa mungkin Alvaro tidak akan termakan oleh gertakan gadis keras kepala itu.

Bulan menghela nafas panjang, mengumpulkan nyalinya. Dia memejamkan mata perlahan. “Selamat tinggal.”

Sreet

Alvaro terbelalak melihat darah memuncrat berceceran di lantai, Bulan benar-benar memotong urat nadinya sendiri. Alvaro mengira jika gadis itu hanya main-main saja menggertaknya. Rupanya dia beneran nekat ingin bunuh diri, sialan!

Bulan membuka matanya ketika pergelangan tangan kirinya terasa nyeri hebat, dia terkejut ada noda darah pekat membasahi baju putihnya. Seketika pandangan matanya beralih menatap tangannya yang bersimbah darah.

Aku belum mau mati, batin Bulan berteriak.

Brukk

Bulan pingsan karena terkejut melihat darahnya sendiri, segera Alvaro berlari untuk menangkap tubuh gadis itu. Dia menyobek dress bagian ujung bawah Bulan untuk diikatkan pada tangan kirinya, bertujuan menahan aliran darah.

Alvaro mengangkat tubuh Bulan yang pucat, dia berlari keluar dari apartemennya dengan bulan yang berada dalam gendongannya. Beberapa kali Alvaro mengumpati dirinya yang tidak bisa menjaga Bulan.

Semoga Bulan selamat, karena kalau tidak dia akan merasa bersalah.

...****************...

PLAKK

Dirga menampar pipi anaknya dengan keras. "Bodoh kamu Al!"

"Jika keluarga Bramasta tau kelakuanmu yang menjadi penyebab putrinya hampir bunuh diri, kita bisa mendapatkan masalah besar."

Dirga menatap marah anaknya yang masih terdiam di tempat. "Kalau pernikahanmu dengan Bulan gagal dilaksanakan, maka kita akan bangkrut jatuh miskin. Perusahaan kita sedang krisis Al, kita masih membutuhkan bantuan kerjasama dari Bramasta."

Pria paruh baya itu berusaha mengatur nafasnya yang memburu, dia kesal dengan Alvaro sangat sulit di atur. Dia tidak mau perusahaan yang telah dia bangun dengan susah payah hancur, karena ulah anak sulungnya itu.

"Lupakanlah Bintang, gadis itu sudah menolakmu mentah-mentah bukan? Sekarang hanya Bulan yang mau menerimamu, jadi bersikap baiklah dengannya. Karena cuma dia yang bisa menyelamatkan ekonomi keluarga kita." Dirga cukup tau kalau anak lelakinya tergila-gila dengan Bintang bukan Bulan. Tapi nampaknya cinta tulus Alvaro hanya bertepuk sebelah tangan.

"Ingat, Tiara masih butuh uang untuk biaya kuliahnya. Kamu tidak ingin keluarga kita terpuruk dan menjadi gelandangan tinggal di jalan karena perbuatanmu itu kan?" Tanya Dirga sedikit memancing Alvaro agar dia paham bahwa mereka saat ini berada di ujung tanduk.

Alvaro menatap tajam ayahnya, dia hanya bisa mengangguk seraya mengepalkan tangannya kuat. Jujur, dia lelah dengan tingkah ayahnya yang seolah menjadikan dirinya boneka hidup yang senantiasa patuh pada perintah tuannya. Tapi apa boleh buat, dia sangat menyayangi adiknya, Alvaro tidak ingin adiknya menderita dengan hidup serba kekurangan.

Dirga menepuk bahu putranya. “Sekarang tugasmu untuk menemui Bulan dan minta maaflah kepadanya.”

...****************...

Ctak…ctok…ctak!

Suara sepatu high hells terdengar memasuki ruang rawat inap seorang gadis. Nampaklah wanita paruh baya berambut blonde dengan pakaian elegan. Di usianya yang sudah mulai menua dia tetap cantik dengan tubuh langsing masih terawat.

“Sayangku, Bulan.” Panggil wanita paruh baya itu seraya berjalan mendekat dan langsung memeluk Bulan.

“Mama.” Bulan membalas pelukannya seraya tersenyum.

“Mama benar-benar khawatir ketika mendapat kabar kamu masuk rumah sakit karena tindakan nekat kamu melukai diri sendiri. Mama takut kehilangan kamu sayang, kamu anak kebanggaan mama satu-satunya.” Ujarnya dengan raut wajah sedih.

“Tenang ma, lihatlah.” Laura menatap putrinya. “Bulan baik-baik aja, ini cuma luka kecil.” Dia mengangkat tangan kirinya, menunjukkan luka yang telah diperban.

Laura memegang tangan putrinya. “Ohh sayang, tangan indahmu jadi tergores seperti ini. Pasti nanti akan membekas.”

Bulan mengelus pipi mamanya, mengamati wajah cantiknya yang mirip sekali dengannya. Hanya berbeda generasi saja. “Ma, mama jangan beritahu papa soal kejadian ini ya? Aku takut papa akan marah.”

“Mama nggak akan kasih tau papa, karena jika papa tahu kamu bisa dapat masalah.” Laura mengingat bahwa suaminya seminggu yang lalu pamit pergi ke Swedia untuk urusan bisnis dan kemungkinan pulangnya masih lama.

Untuk saat ini biarlah dia yang berkuasa, karena jika suaminya ikut campur maka hancurlah semua rencana yang telah rapi dia susun selama ini.

“Lalu bagaimana dengan Alvaro?” Tanya Laura penasaran.

Bulan menghela nafas, dia menggelengkan kepalanya. Pertanda bahwa dia tidak tahu keputusan apa yang akan diambil oleh lelaki itu. Laura mengelus lembut rambut hitam putrinya, berusaha menguatkan Bulan.

“Aku telah menuruti semua saran mama.” Ucap Bulan tiba-tiba.

Laura tersenyum. “Iya sayang, tapi kamu jangan lakukan tindakan gegabah seperti ini lagi. Apalagi sampai melukai dirimu sendiri."

“Bukankah mama selalu menekankan bahwa apapun yang menjadi milik kita senantiasa dijaga, jangan sampai ada yang merebutnya. Sebisa mungkin kita harus bisa mempertahankannya, agar tidak lepas dari genggaman.” Ucap Bulan dengan sendu. "Meski caraku mendapatkannya sedikit mengerikan." Cicitnya.

Laura tersenyum, dia menyentuh dagu putrinya dengan jari telunjuk agar mendongak menatapnya. "Itu yang dinamakan perjuangan sayang, dan percayalah usaha tidak akan menghianati hasil. Apapun itu caranya, baik maupun buruk itu tidak masalah. Karena yang terpenting adalah hasilnya harus memuaskan." Nasehat Laura dengan sorot mata tajam.

"Aku ingin Alvaro kelak bisa menerimaku sebagai istrinya, bukan sebagai sahabatnya." Ujar Bulan memberitahu.

"Kamu pasti bisa melakukannya sayang." Sahut Laura seraya tersenyum bangga.

Mama pasti akan selalu membantumu putri manisku.

Jangan jadikan dirimu sebagai seorang pecundang Bulan dengan mengalah. Tetapi jadilah pemenang dengan merebut milikmu kembali. Kata Laura dari dalam hati.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Daulat Pasaribu

Daulat Pasaribu

penasaran dengan ceritanya

2023-04-01

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Usaha Untuk Mendapatkanmu
2 BAB 2 : Perasaan Tidak Bisa Dipaksakan
3 BAB 3 : Pernikahan Semu
4 BAB 4 : Rencana Mama Laura
5 BAB 5 : Malam Panas Menebar Luka
6 BAB 6 : Jodoh Untuk Bintang
7 BAB 7 : Tolong, Hargai Usahaku!
8 BAB 8 : Masa Lalu Menyakitkan
9 BAB 9 : Masalah Baru
10 BAB 10 : Kebohongan Bulan
11 BAB 11 : Hukuman Kejam
12 BAB 12 : Malaikat Pelindung Berhati Iblis
13 BAB 13 : Elfarez Roy Abraham
14 BAB 14 : Saingan Alvaro
15 BAB 15 : Kemarahan Alvaro
16 BAB 16 : Keinginan Untuk Berpisah
17 BAB 17 : Emosi Terbalut Gairah
18 BAB 18 : Kehamilan Bulan
19 BAB 19 : Sakit
20 BAB 20 : Dua Hati Satu Cinta
21 BAB 21 : Kemarahan Zhafran
22 BAB 22 : Keberanian Bulan
23 BAB 23 : Kebaikan Elfarez
24 BAB 24 : Pernikahan Kedua
25 BAB 25 : Pasar Malam
26 BAB 26 : Gugatan Perceraian
27 BAB 27 : Jodoh Pasti Bertemu
28 BAB 28 : Alvaro Cemburu Buta
29 BAB 29 : Maaf Bulan
30 BAB 30 : Perhatian Seorang Suami
31 BAB 31 : Rencana Bulan Madu
32 BAB 32 : Pilih Kasih
33 BAB 33 : Ciuman Manis
34 BAB 34 : Ingin Berdua Bersamamu
35 BAB 35 : Pergi Meninggalkanmu
36 BAB 36 : Harapan Pupus
37 BAB 37 : Kamu Terlalu Berharga
38 BAB 38 : Bulan Ngidam
39 BAB 39 : Harusnya Kamu Menjadi Istriku
40 BAB 40 : Ingin Merasakan Hangatnya Sebuah Keluarga
41 BAB 41 : Merindukanmu
42 BAB 42 : Alvaro Kembali Pulang
43 BAB 43 : Aku Tidak Pernah Selingkuh
44 BAB 44 : Merindukan Tubuhmu
45 BAB 45 : Hubungan Gelap
46 BAB 46 : Larangan Menemui Elfarez
47 BAB 47 : Mulai Mencintaimu
48 BAB 48 : Ingin Berada Didekatmu
49 BAB 49 : Perselingkuhan Bintang
50 BAB 50 : Percayalah Padaku
51 BAB 51 : Tubuhmu Adalah Candu Bagiku
52 BAB 52 : Mantan Pacar
53 BAB 53 : Trauma Pelecehan Di Masa Lalu
54 BAB 54 : Mencari Sebuah Bukti
55 BAB 55 : Hadiah Dari Alvaro
56 BAB 56 : Musuhku
57 BAB 57 : Memperebutkan Satu Wanita
58 BAB 58 : Sengaja Membuat Panas Elfarez
59 BAB 59 : Bintang Cemburu
60 BAB 60 : Berusaha Menguatkan Hati
61 BAB 61 : Diculik
62 BAB 62 : Upaya Pembunuhan
63 BAB 63 : Berusaha Kabur
64 BAB 64 : Tuduhan Sadis
65 BAB 65 : Diusir
66 BAB 66 : Meminta Bantuan Elfarez
67 BAB 67 : Kecemasan Elfarez
68 BAB 68 : Merasa Cemas
69 BAB 69 : Bingung
70 BAB 70 : Musuh Alvaro
71 BAB 71 : Dendam
72 BAB 72 : Bertemu Di Rumah Sakit
73 BAB 73 : Alvaro
74 BAB 74 : Pasangan Semu
75 BAB 75 : Tinggal Bersamaku
76 BAB 76 : Menangkapmu
77 BAB 77 : Berdebat
78 BAB 78 : Menikmati Tubuhmu
79 BAB 79 : Pemuas Nafsu
80 BAB 80 : Balas Dendam
81 BAB 81 : Berkelahi
82 BAB 82 : Marah
83 BAB 83 : Menghangatkan Ranjang
84 BAB 84 : Tawanan Alvaro
85 BAB 85 : Enggan Melepaskanmu
86 BAB 86 : Mengakhiri Hidup
87 BAB 87 : Takut
88 BAB 88 : Berlindung
89 BAB 89 : Tidak Ingin Memperpanjang Masalah
90 BAB 90 : Pembelaan Seorang Ibu
91 BAB 91 : Scandal Hancurnya Rumah Tangga
92 BAB 92 : Dibully
93 BAB 93 : Dalang Dibalik Kejadian Ini
94 BAB 94 : Elfarez Melepas Rindu
95 BAB 95 : Kemarahan Bintang
96 BAB 96 : Pembalasan Rasa Sakit
97 BAB 97 : Hukum Karma
98 BAB 98 : Teror
99 BAB 99 : Mediasi
100 BAB 100 : Tidak Ingin Melihat Wajahmu
101 BAB 101 : Keinginan Bersatu Kembali
102 BAB 102 : Mengobati Luka
103 BAB 103 : Kesedihan Bintang
104 BAB 104 : Butuh Bantuan
105 BAB 105 : Keinginan Laura
106 BAB 106 : Bertemu Denganmu Lagi
107 BAB 107 : Merasa Terancam
108 BAB 108 : Berusaha Melindungi
109 BAB 109 : Sidang Perceraian
110 BAB 110 : Meminta Restu
111 BAB 111 : Terkunci Di Gudang
112 BAB 112 : Bintang Sedih
113 BAB 113 : Keinginan Bintang
114 BAB 114 : Bagaikan Boneka
115 BAB 115 : Dipaksa Menurut
116 BAB 116 : Makan Malam
117 BAB 117 : Terpaksa Mencintai
118 BAB 118 : Kebohongan
Episodes

Updated 118 Episodes

1
BAB 1 : Usaha Untuk Mendapatkanmu
2
BAB 2 : Perasaan Tidak Bisa Dipaksakan
3
BAB 3 : Pernikahan Semu
4
BAB 4 : Rencana Mama Laura
5
BAB 5 : Malam Panas Menebar Luka
6
BAB 6 : Jodoh Untuk Bintang
7
BAB 7 : Tolong, Hargai Usahaku!
8
BAB 8 : Masa Lalu Menyakitkan
9
BAB 9 : Masalah Baru
10
BAB 10 : Kebohongan Bulan
11
BAB 11 : Hukuman Kejam
12
BAB 12 : Malaikat Pelindung Berhati Iblis
13
BAB 13 : Elfarez Roy Abraham
14
BAB 14 : Saingan Alvaro
15
BAB 15 : Kemarahan Alvaro
16
BAB 16 : Keinginan Untuk Berpisah
17
BAB 17 : Emosi Terbalut Gairah
18
BAB 18 : Kehamilan Bulan
19
BAB 19 : Sakit
20
BAB 20 : Dua Hati Satu Cinta
21
BAB 21 : Kemarahan Zhafran
22
BAB 22 : Keberanian Bulan
23
BAB 23 : Kebaikan Elfarez
24
BAB 24 : Pernikahan Kedua
25
BAB 25 : Pasar Malam
26
BAB 26 : Gugatan Perceraian
27
BAB 27 : Jodoh Pasti Bertemu
28
BAB 28 : Alvaro Cemburu Buta
29
BAB 29 : Maaf Bulan
30
BAB 30 : Perhatian Seorang Suami
31
BAB 31 : Rencana Bulan Madu
32
BAB 32 : Pilih Kasih
33
BAB 33 : Ciuman Manis
34
BAB 34 : Ingin Berdua Bersamamu
35
BAB 35 : Pergi Meninggalkanmu
36
BAB 36 : Harapan Pupus
37
BAB 37 : Kamu Terlalu Berharga
38
BAB 38 : Bulan Ngidam
39
BAB 39 : Harusnya Kamu Menjadi Istriku
40
BAB 40 : Ingin Merasakan Hangatnya Sebuah Keluarga
41
BAB 41 : Merindukanmu
42
BAB 42 : Alvaro Kembali Pulang
43
BAB 43 : Aku Tidak Pernah Selingkuh
44
BAB 44 : Merindukan Tubuhmu
45
BAB 45 : Hubungan Gelap
46
BAB 46 : Larangan Menemui Elfarez
47
BAB 47 : Mulai Mencintaimu
48
BAB 48 : Ingin Berada Didekatmu
49
BAB 49 : Perselingkuhan Bintang
50
BAB 50 : Percayalah Padaku
51
BAB 51 : Tubuhmu Adalah Candu Bagiku
52
BAB 52 : Mantan Pacar
53
BAB 53 : Trauma Pelecehan Di Masa Lalu
54
BAB 54 : Mencari Sebuah Bukti
55
BAB 55 : Hadiah Dari Alvaro
56
BAB 56 : Musuhku
57
BAB 57 : Memperebutkan Satu Wanita
58
BAB 58 : Sengaja Membuat Panas Elfarez
59
BAB 59 : Bintang Cemburu
60
BAB 60 : Berusaha Menguatkan Hati
61
BAB 61 : Diculik
62
BAB 62 : Upaya Pembunuhan
63
BAB 63 : Berusaha Kabur
64
BAB 64 : Tuduhan Sadis
65
BAB 65 : Diusir
66
BAB 66 : Meminta Bantuan Elfarez
67
BAB 67 : Kecemasan Elfarez
68
BAB 68 : Merasa Cemas
69
BAB 69 : Bingung
70
BAB 70 : Musuh Alvaro
71
BAB 71 : Dendam
72
BAB 72 : Bertemu Di Rumah Sakit
73
BAB 73 : Alvaro
74
BAB 74 : Pasangan Semu
75
BAB 75 : Tinggal Bersamaku
76
BAB 76 : Menangkapmu
77
BAB 77 : Berdebat
78
BAB 78 : Menikmati Tubuhmu
79
BAB 79 : Pemuas Nafsu
80
BAB 80 : Balas Dendam
81
BAB 81 : Berkelahi
82
BAB 82 : Marah
83
BAB 83 : Menghangatkan Ranjang
84
BAB 84 : Tawanan Alvaro
85
BAB 85 : Enggan Melepaskanmu
86
BAB 86 : Mengakhiri Hidup
87
BAB 87 : Takut
88
BAB 88 : Berlindung
89
BAB 89 : Tidak Ingin Memperpanjang Masalah
90
BAB 90 : Pembelaan Seorang Ibu
91
BAB 91 : Scandal Hancurnya Rumah Tangga
92
BAB 92 : Dibully
93
BAB 93 : Dalang Dibalik Kejadian Ini
94
BAB 94 : Elfarez Melepas Rindu
95
BAB 95 : Kemarahan Bintang
96
BAB 96 : Pembalasan Rasa Sakit
97
BAB 97 : Hukum Karma
98
BAB 98 : Teror
99
BAB 99 : Mediasi
100
BAB 100 : Tidak Ingin Melihat Wajahmu
101
BAB 101 : Keinginan Bersatu Kembali
102
BAB 102 : Mengobati Luka
103
BAB 103 : Kesedihan Bintang
104
BAB 104 : Butuh Bantuan
105
BAB 105 : Keinginan Laura
106
BAB 106 : Bertemu Denganmu Lagi
107
BAB 107 : Merasa Terancam
108
BAB 108 : Berusaha Melindungi
109
BAB 109 : Sidang Perceraian
110
BAB 110 : Meminta Restu
111
BAB 111 : Terkunci Di Gudang
112
BAB 112 : Bintang Sedih
113
BAB 113 : Keinginan Bintang
114
BAB 114 : Bagaikan Boneka
115
BAB 115 : Dipaksa Menurut
116
BAB 116 : Makan Malam
117
BAB 117 : Terpaksa Mencintai
118
BAB 118 : Kebohongan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!