BAB 3 : Pernikahan Semu

Bulan berdiri menatap awan biru dari balik kaca ruang rawat inapnya, matanya berkaca-kaca dan setetes bulir air matanya jatuh tanpa bisa dibendung. Entah apa yang Bulan sedang fikirkan. Perlahan dia menyentuh dadanya, perasaannya kini sungguh sesak.

“Bulan." Panggil Laura, segera Bulan mengusap air matanya. Dia tidak ingin Mamanya melihat dirinya tengah menangis.

Bulan menoleh seraya tersenyum.

"Bulan kamu harus segera menikah dengan Alvaro minggu depan. Aku sudah membicarakannya kepada keluarga Mahendra, mereka menyetujuinya.” Ujar Laura tiba-tiba.

Bulan terkejut bukan main mendengarnya. “Apa?! Tapi mengapa secepat itu Ma?" Seharusnya pernikahan kami masih 3 minggu lagi karena menunggu Papa. "Papa belum pulang dari Swedia, dia pasti akan marah jika pernikahan dilaksanakan tanpa kehadirannya.”

“Papa kamu malah mendukung keputusan ini, karena Mama bilang kepadanya bahwa kamu hamil duluan dengan Alvaro. Karena itu mama ingin mempercepat pernikahanmu.”

Bulan tidak habis fikir dengan tindakan mamanya. “Mama membohongi Papa?”

“Sssttt, sayang mama melakukannya demi kebaikanmu.” Laura mengambil ponselnya, memperlihatkan video yang telah direkamnya kemarin di taman belakang rumah sakit. “Lihatlah kelakuan adikmu, dia menggoda calon suamimu. Jika pernikahanmu tidak dipercepat, apa yang akan terjadi? Mungkin Bintang akan merebut Alvaro darimu.”

Bulan menghela nafas lelah. "Ma rasanya aku ingin menyerah saja." Ujarnya dengan sendu. "Tidak apa-apa jika Alvaro bersanding dengan Bintang, aku capek Ma mengejar lelaki yang sama sekali tidak peduli denganku."

Laura melotot melihat tampang pasrah putrinya. Laura menangkup kedua pipi putrinya. "Lihat Mama."  Bulan masih saja menunduk enggan untuk menatap Mamanya.

"Lihat Mama sayang." Perintahnya lagi tegas, Bulan akhirnya mendongak memberanikan diri melihat mamanya dengan berlinang air mata. "Kamu sudah berjanji sama Mama kalau kamu nggak akan kecewain Mama." Ujarnya mengingatkan.

Laura berjalan menjauh, dia berhenti membelakangi putrinya. Laura terisak pelan. "Sampai detik ini rasa sakit yang ditorehkan Papamu di hati Mama tidak pernah bisa hilang. Bagaimana Papamu menghianati Mama dengan memasukkan orang ketiga di dalam rumah tangga kita." Dia menjeda ucapannya, namun beberapa detik kemudian dia bersuara kembali masih dengan isakan menyayat hati yang terdengar sampai ke telinga Bulan. "Sulit untuk memaafkan perbuatan Papamu, akan tetapi rasa cinta ini lebih besar daripada perasaan benci." Ujarnya memberitahu.

Kedua mata Laura memerah karena menangis, sorot matanya tiba-tiba menajam dengan kedua tangan terkepal kuat. "Perempuan itu pantas mendapat balasan." Lanjutnya penuh dengan emosi.

Flashback on

Seorang wanita menemani putri kecilnya di ruang tamu. Wanita itu tampak gembira melihat tingkah lucu anak perempuan berkepang dua tersebut. "Mama lihatlah penampilanku pakai baju plincess cantikan Ma?" Ujarnya seraya berputar sembari melompat-lompat dengan mengacungkan tongkat sailormoon pemberian Mamanya.

"Putri Mama cantik banget deh, nanti kalau Papa dateng kita kasih kejutan ya." Wanita itu memasang lilin di atas kue ulang tahun yang membentuk angka 28. Tak henti-hentinya dia tersenyum, dia tidak sabar melihat ekpresi suaminya nanti.

"Bulan kemarilah." Panggil Mamanya

"Sebental Ma." Bulan mengintip dari jendela rumahnya, dia melihat mobil Mercedes-Benz berwarna hitam memasuki gerbang rumahnya. Itu mobil papanya, Bulan kembali melompat-lompat girang.

"Yey-yey-yeiiiii. Papa pulang-papa pulang Ma." Teriak Bulan menghampiri Mamanya.

"Iya sayang-iya." Laura segera menyalakan lilinnya, dia sudah bersiap untuk menyambut suami tercinta 'Zhafran'

Ceklek.

Pintu terbuka lebar, memperlihatkan pria gagah besetelan jas kantornya bersama dengan seorang wanita cantik seusia Laura tengah menggendong anak perempuan berusia 3 tahun.

Zhafran menatap kue ulang tahun yang dipegang Laura dengan datar. "Selamat ulang tahun Papa." Ujar Bulan dengan polos sembari memeluk kaki Papanya yang masih terdiam kaku.

Gadis cilik itu menatap nanar Papanya yang sama sekali tidak membalasnya, ada aura ketegangan di tempat ini. Tatapannya beralih pada anak kecil yang bergelayut seperti koala pada seorang wanita di samping papanya.

Apakah Papa membawa teman baru untuknya? Papa tahu dia kesepian di rumah jika Mamanya pergi hangout bersama teman sosialitanya. Jika benar Bulan akan sangat bahagia dan akan mengajaknya main boneka barbie setiap hari. Batin Bulan yang masih polos

"Perempuan itu siapa Mas?" Tanya Laura menyelidik, banyak pikiran buruk yang berputar di otaknya.

"Dia istri dan anakku yang telah aku nikahi secara siri." Seketika kue ulang tahun yang diperuntukkan untuk suaminya terjatuh tercecer di lantai. Niat hati ingin memberikan kejutan kepada suaminya, tapi malah Laura yang dibuat shock. Apa ini balasan hadiah yang diberikan suaminya untuknya? Kabar buruk!

Air mata Laura berlinang membasahi pipi. "Kamu jahat mas, benar-benar jahat!"

Pranggg! Vas bunga melayang terlempar begitu saja.

Bulan hanya bisa diam melihat Mamanya yang menangis histeris sembari memukuli Papanya membabi buta meluapkan semua amarahnya pada lelaki yang selalu Bulan bangga-banggakan dan sayangi. Bulan baru sadar bahwa wanita dan anak kecil yang sempat dikiranya teman adalah seorang penyihir jahat yang membuat mama dan papanya bertengkar. Semenjak kejadian itu hidupnya yang indah perlahan hancur.

Flashback off

Bulan mendekati Laura, menyentuh pundak Mamanya yang bergetar karena menangis. "Maafkan Bulan Ma."

Laura menggeleng. "Bukan salah kamu, sayang."

Bulan menghapus lelehan air mata di kedua pipi Mamanya. "Mama jangan sedih, Bulan akan lakuin apa saja yang Mama suruh. Bulan janji nggak akan pernah kecewain Mama."

Laura tersenyum seraya menggenggam tangan putri semata wayangnya. "Mama ingin kamu selalu menang, tidak akan Mama biarkan orang lain merebut milik anak kesayangan Mama. Cukup Mama saja yang merasakan kehilangan, tapi tidak dengan dirimu."

"Mama ingin yang terbaik untukmu Bulan." Bulan mengangguk, berharap kali ini dia memutuskan sesuatu yang benar.

...****************...

Bulan duduk di depan meja rias menatap pantulan wajahnya yang telah berbalut make up di cermin. Dia gemetar, ada rasa takut yang menghantui perasaannya. Bulan menjadi bimbang, sungguh.

Laura masuk ke kamar perias, dia tersenyum melihat penampilan putrinya yang cantik menggunakan kebaya pernikahan sangatlah cocok menempel di tubuh indah Bulan.

"Sayang, Mama yakin Alvaro pasti akan terkesima melihatmu. Lagipula siapa yang bisa menyaingi seorang model cantik sepertimu." Ujar Laura bangga.

Bulan menghela nafas berusaha menyunggingkan senyumnya. Dia tidak sampai hati jika mengutarakan unek-uneknya di depan Mamanya yang kini terlihat bahagia. Ya, Laura memang senang meskipun ini hanyalah pernikahan sederhana, namun dia akhirnya bisa melihat putrinya bersanding dengan Alvaro.

Laura sebenarnya ingin pernikahan yang mewah, namun Alvaro menolaknya dengan tegas. Pria itu menyetujui permintaan Laura untuk mempercepat pernikahan, asalkan acaranya dilaksanakan secara sewajarnya mengingat Bulan adalah seorang model yang cukup terkenal dan juga Alvaro adalah pebisnis muda yang disoroti mungkin akan banyak wartawan yang meliput. Oleh karena itu Alvaro dengan tegas mengatakan bahwa acara pernikahannya diadakan secara tertutup, dia malas untuk menjawab pertanyaan dari awak media. Dengan  perasaan yang kesal, Laurapun sepakat dengan Alvaro. Biarlah hanya sederhana, yang terpenting putrinya bisa segera menikah dengan lelaki yang dia cintai.

"Ayo sayang, Mama akan antar kamu. Semua orang sudah menunggumu." Risa mengangguk seraya berdiri dengan menggandeng tangan Mamanya berjalan keluar dari ruang rias.

Masjid Agung An-Nur tempat yang menjadi saksi menyatukan hubungan kedua insan dalam bahtera rumah tangga. Mengukir kisah dalam membuka lembaran baru kehidupan bersama. Bulan melihat Alvaro duduk disana dengan pakaian jas putih yang pas melekat ditubuhnya menambah kadar ketampanan lelaki itu. Sayangnya Alvaro enggan untuk balik melihatnya, mungkin karena pernikahan ini atas dasar paksaan membuat lelaki itu muak.

Sesakit apapun hatinya saat ini Bulan berusaha tersenyum di hari bahagianya, para undangan yang hadir dari kerabat maupun teman-temannya bersedia hadir disini. Dia tidak ingin terlihat sedih dihadapan mereka apalagi didepan Mamanya. Bulan kamu pasti bisa melakukannya, batinnya menyemangati dirinya sendiri.

Bulan duduk disamping Alvaro, dia melirik sekilas calon suaminya dari dekat. Alvaro nampak acuh seolah mengabaikan keberadaannya.

"Bisa dimulai?" Ucap penghulu

"Bisa pak." Alvaro mengangguk dengan raut wajah masam.

"Baiklah, silahkan anda menjabat tangan saya." Setelah menjabat tangan, ijab qabul pun dimulai.

"Bismillahirohmanirohim, saya nikahkan dan saya kawinkan Alvaro Artha Mahendra bin Dirga Suryo Mahendra dengan saudari Bulan Cahaya Bramasta binti Zhafran Hadi Bramasta dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai."

"Saya trima nikah dan kawinnya Bi--." Ucapan Alvaro terhenti, Bulan menoleh menatap lelaki disampingnya yang tak lepas pandangannya dari adik tirinya 'Bintang'. Rasa nyeri didalam ulu hati Bulan seketika mencuat. Semua orang bahkan nampak heran melihat Alvaro yang gelagapan. Namun beberapa detik kemudian dia mengulangi ucapannya. "Saya trima nikah dan kawinnya Bulan Cahaya Bramasta binti Zhafran Hadi Bramasta dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"Bagaimana para saksi ?"

"SAHH."

"Alhamdulillah..." Ucap semua orang.

Kemudian penghulu membacakan doa. Kini Bulan resmi menjadi istri seorang Alvaro, pria tampan yang begitu dicintai Bulan. Alvaro mencium kening Bulan membuat wanita itu seketika tersenyum.

Ada rasa bahagia karena akhirnya impiannya selama ini untuk bersanding dengan Alvaro terwujud, tapi disatu sisi dia juga sedih karena telah menghancurkan perasaan lelaki itu berkeping-keping. Miris! Bagaimana dia bisa merasa senang diatas penderitaan suami dan adiknya sendiri.

Maaf. Hanya itu yang bisa Bulan ucapkan dalam hatinya.

...****************...

Hari sudah malam saat sepasang pengantin sampai dipelataran rumah megah Alvaro. Rumah modern bergaya Eropa yang baru dibeli suaminya sejak 8 bulan lalu sebenarnya bukan untuknya, melainkan dipersembahkan untuk Bintang kekasih hatinya.

"Sekarang ini rumahmu." Ujar Alvaro dingin, setelahnya lelaki itu langsung memasuki rumah dengan Bulan yang berjalan mengekorinya dari belakang.

"Istirahatlah, aku tahu kamu lelah." Bulan mengangguk mendengar penuturan suaminya, setelah acara kumpul-kumpul keluarga yang begitu membuatnya penat, dia ingin sekali merebahkan tubuhnya di kasur.

Alvaro membukakan pintu kamarnya, setelahnya dia langsung menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuh. Bisa Bulan dengar gemercik air yang jatuh dari shower.

Bulan masih mengamati kamar suaminya. Pikirannya melayang pada beberapa hari yang lalu saat memindahkan beberapa baju dan barang-barang keperluannya. Sekarang bahkan sudah ada meja rias minimalis yang menghiasi kamar bernuansa maskulin tersebut. Siapa lagi kalau bukan Mama Laura yang memilihnya. Mulai sekarang kamar ini akan menjadi kamarnya juga dan malam pertama akan mereka lakukan disini? Senyumnya tiba-tiba mengembang dengan rona merah dikedua pipi, Bulan jadi gugup.

Bulan menepuk jidatnya pelan untuk mengenyahkan fikiran mesum diotaknya. Dia menghela nafas memilih duduk di depan cermin, Bulan mulai untuk mencopot berbagai aksesoris di kepalanya. Dia mengambil beberapa kapas dan membasahinya dengan make-up remover untuk membersihkan wajah.

Ceklek

Mendengar pintu kamar mandi terbuka, Bulan seketika beranjak berdiri. Bulan menoleh, dia menatap heran penampilan Alvaro yang telah segar dengan memakai kaos putih dengan celana jeans.

"Aku akan pergi, ada urusan di luar." Ujarnya sembari mengambil jaket dari lemari.

Bulan melihat jam menunjukkan hampir tengah malam. Apakah Alvaro sengaja keluar karena ingin menghindarinya? Batinnya heran. "Kemana Al?" Tanya Bulan.

Brakk

Alvaro menutup lemari cukup keras hingga membuat Bulan tersentak kaget. "Kita memang sudah menikah, tapi bukan berarti kamu harus tau apapun yang aku lakukan!" Alvaro berbalik menatap gadis didepannya dengan sinis. "Ingat bulan, pernikahan ini terjadi hanya atas kehendakmu saja. Aku tidak pernah menginginkannya." Ujarnya tegas.

Bulan hanya bisa terdiam di tempat melihat Alvaro memakai jaketnya berlalu pergi meninggalkannya dengan perasaan kesal. Gadis itu sangatlah tahu jika Alvaro tidak mencintainya karena lelaki itu sudah mengatakan berulangkali hingga Bulan muak. Tetapi setidaknya Alvaro bisa menghargai dirinya sebagai seorang istri.

Bulan meraih kunci mobilnya, dia penasaran kemana suaminya pergi malam-malam begini. Segera dia menuju garasi, memasuki mobil lalu menyalakannya. Dia mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi agar tidak kehilangan jejak dari sang suami.

Graharaja Residence

Mobil Alvaro memasuki parkiran begitupun dengan Bulan. Wanita itu mengernyit heran, bukankah ini adalah apartemen tempat tinggal Alvaro?

Alvaro turun dari mobilnya dia berjalan menjauh, bulan bergegas mengikuti. Langkah Alvaro memasuki lift, Bulanpun juga memasuki lift yang tentunya berbeda namun tujuannya sama yaitu lantai 5.

Ting! Pintu lift terbuka

Bulan keluar dan betapa terkejutnya dia melihat Bintang berjalan mendekati Alvaro. Bulan yang tidak ingin ketahuan dia langsung bersembunyi di balik dinding.

Mata bulan melotot tajam ketika Alvaro memeluk gadis itu dengan sayang dan tanpa menunggu lama Alvaro mempersilahkan Bulan memasuki kamar apartemennya. Bulan hanya bisa menutup mulutnya tidak percaya, lagi-lagi Alvaro menyakiti hatinya. Dia meremas kuat baju pengantin yang masih menempel ditubuhnya. Fikirannya kini tidak karuan, dimalam pertama pernikahannya Alvaro malah memilih menghabiskan waktu bersama perempuan lain.

Bulan tidak bisa membendung air matanya, dia terduduk lemas di lantai yang dingin sembari menangis sesenggukan. Tidak ada yang bisa dia lakukan saat ini selain meratapi nasibnya yang miris.

Bersambung...

Jangan lupa untuk dukung ceritaku dengan like dan komentar❤️

Terpopuler

Comments

Lhelie

Lhelie

dasar bintang gk anak gak maknya sama² pelakor

2023-05-27

0

Daulat Pasaribu

Daulat Pasaribu

sedih banget Thor nasib mama Laura dan bulan

2023-04-01

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Usaha Untuk Mendapatkanmu
2 BAB 2 : Perasaan Tidak Bisa Dipaksakan
3 BAB 3 : Pernikahan Semu
4 BAB 4 : Rencana Mama Laura
5 BAB 5 : Malam Panas Menebar Luka
6 BAB 6 : Jodoh Untuk Bintang
7 BAB 7 : Tolong, Hargai Usahaku!
8 BAB 8 : Masa Lalu Menyakitkan
9 BAB 9 : Masalah Baru
10 BAB 10 : Kebohongan Bulan
11 BAB 11 : Hukuman Kejam
12 BAB 12 : Malaikat Pelindung Berhati Iblis
13 BAB 13 : Elfarez Roy Abraham
14 BAB 14 : Saingan Alvaro
15 BAB 15 : Kemarahan Alvaro
16 BAB 16 : Keinginan Untuk Berpisah
17 BAB 17 : Emosi Terbalut Gairah
18 BAB 18 : Kehamilan Bulan
19 BAB 19 : Sakit
20 BAB 20 : Dua Hati Satu Cinta
21 BAB 21 : Kemarahan Zhafran
22 BAB 22 : Keberanian Bulan
23 BAB 23 : Kebaikan Elfarez
24 BAB 24 : Pernikahan Kedua
25 BAB 25 : Pasar Malam
26 BAB 26 : Gugatan Perceraian
27 BAB 27 : Jodoh Pasti Bertemu
28 BAB 28 : Alvaro Cemburu Buta
29 BAB 29 : Maaf Bulan
30 BAB 30 : Perhatian Seorang Suami
31 BAB 31 : Rencana Bulan Madu
32 BAB 32 : Pilih Kasih
33 BAB 33 : Ciuman Manis
34 BAB 34 : Ingin Berdua Bersamamu
35 BAB 35 : Pergi Meninggalkanmu
36 BAB 36 : Harapan Pupus
37 BAB 37 : Kamu Terlalu Berharga
38 BAB 38 : Bulan Ngidam
39 BAB 39 : Harusnya Kamu Menjadi Istriku
40 BAB 40 : Ingin Merasakan Hangatnya Sebuah Keluarga
41 BAB 41 : Merindukanmu
42 BAB 42 : Alvaro Kembali Pulang
43 BAB 43 : Aku Tidak Pernah Selingkuh
44 BAB 44 : Merindukan Tubuhmu
45 BAB 45 : Hubungan Gelap
46 BAB 46 : Larangan Menemui Elfarez
47 BAB 47 : Mulai Mencintaimu
48 BAB 48 : Ingin Berada Didekatmu
49 BAB 49 : Perselingkuhan Bintang
50 BAB 50 : Percayalah Padaku
51 BAB 51 : Tubuhmu Adalah Candu Bagiku
52 BAB 52 : Mantan Pacar
53 BAB 53 : Trauma Pelecehan Di Masa Lalu
54 BAB 54 : Mencari Sebuah Bukti
55 BAB 55 : Hadiah Dari Alvaro
56 BAB 56 : Musuhku
57 BAB 57 : Memperebutkan Satu Wanita
58 BAB 58 : Sengaja Membuat Panas Elfarez
59 BAB 59 : Bintang Cemburu
60 BAB 60 : Berusaha Menguatkan Hati
61 BAB 61 : Diculik
62 BAB 62 : Upaya Pembunuhan
63 BAB 63 : Berusaha Kabur
64 BAB 64 : Tuduhan Sadis
65 BAB 65 : Diusir
66 BAB 66 : Meminta Bantuan Elfarez
67 BAB 67 : Kecemasan Elfarez
68 BAB 68 : Merasa Cemas
69 BAB 69 : Bingung
70 BAB 70 : Musuh Alvaro
71 BAB 71 : Dendam
72 BAB 72 : Bertemu Di Rumah Sakit
73 BAB 73 : Alvaro
74 BAB 74 : Pasangan Semu
75 BAB 75 : Tinggal Bersamaku
76 BAB 76 : Menangkapmu
77 BAB 77 : Berdebat
78 BAB 78 : Menikmati Tubuhmu
79 BAB 79 : Pemuas Nafsu
80 BAB 80 : Balas Dendam
81 BAB 81 : Berkelahi
82 BAB 82 : Marah
83 BAB 83 : Menghangatkan Ranjang
84 BAB 84 : Tawanan Alvaro
85 BAB 85 : Enggan Melepaskanmu
86 BAB 86 : Mengakhiri Hidup
87 BAB 87 : Takut
88 BAB 88 : Berlindung
89 BAB 89 : Tidak Ingin Memperpanjang Masalah
90 BAB 90 : Pembelaan Seorang Ibu
91 BAB 91 : Scandal Hancurnya Rumah Tangga
92 BAB 92 : Dibully
93 BAB 93 : Dalang Dibalik Kejadian Ini
94 BAB 94 : Elfarez Melepas Rindu
95 BAB 95 : Kemarahan Bintang
96 BAB 96 : Pembalasan Rasa Sakit
97 BAB 97 : Hukum Karma
98 BAB 98 : Teror
99 BAB 99 : Mediasi
100 BAB 100 : Tidak Ingin Melihat Wajahmu
101 BAB 101 : Keinginan Bersatu Kembali
102 BAB 102 : Mengobati Luka
103 BAB 103 : Kesedihan Bintang
104 BAB 104 : Butuh Bantuan
105 BAB 105 : Keinginan Laura
106 BAB 106 : Bertemu Denganmu Lagi
107 BAB 107 : Merasa Terancam
108 BAB 108 : Berusaha Melindungi
109 BAB 109 : Sidang Perceraian
110 BAB 110 : Meminta Restu
111 BAB 111 : Terkunci Di Gudang
112 BAB 112 : Bintang Sedih
113 BAB 113 : Keinginan Bintang
114 BAB 114 : Bagaikan Boneka
115 BAB 115 : Dipaksa Menurut
116 BAB 116 : Makan Malam
117 BAB 117 : Terpaksa Mencintai
118 BAB 118 : Kebohongan
Episodes

Updated 118 Episodes

1
BAB 1 : Usaha Untuk Mendapatkanmu
2
BAB 2 : Perasaan Tidak Bisa Dipaksakan
3
BAB 3 : Pernikahan Semu
4
BAB 4 : Rencana Mama Laura
5
BAB 5 : Malam Panas Menebar Luka
6
BAB 6 : Jodoh Untuk Bintang
7
BAB 7 : Tolong, Hargai Usahaku!
8
BAB 8 : Masa Lalu Menyakitkan
9
BAB 9 : Masalah Baru
10
BAB 10 : Kebohongan Bulan
11
BAB 11 : Hukuman Kejam
12
BAB 12 : Malaikat Pelindung Berhati Iblis
13
BAB 13 : Elfarez Roy Abraham
14
BAB 14 : Saingan Alvaro
15
BAB 15 : Kemarahan Alvaro
16
BAB 16 : Keinginan Untuk Berpisah
17
BAB 17 : Emosi Terbalut Gairah
18
BAB 18 : Kehamilan Bulan
19
BAB 19 : Sakit
20
BAB 20 : Dua Hati Satu Cinta
21
BAB 21 : Kemarahan Zhafran
22
BAB 22 : Keberanian Bulan
23
BAB 23 : Kebaikan Elfarez
24
BAB 24 : Pernikahan Kedua
25
BAB 25 : Pasar Malam
26
BAB 26 : Gugatan Perceraian
27
BAB 27 : Jodoh Pasti Bertemu
28
BAB 28 : Alvaro Cemburu Buta
29
BAB 29 : Maaf Bulan
30
BAB 30 : Perhatian Seorang Suami
31
BAB 31 : Rencana Bulan Madu
32
BAB 32 : Pilih Kasih
33
BAB 33 : Ciuman Manis
34
BAB 34 : Ingin Berdua Bersamamu
35
BAB 35 : Pergi Meninggalkanmu
36
BAB 36 : Harapan Pupus
37
BAB 37 : Kamu Terlalu Berharga
38
BAB 38 : Bulan Ngidam
39
BAB 39 : Harusnya Kamu Menjadi Istriku
40
BAB 40 : Ingin Merasakan Hangatnya Sebuah Keluarga
41
BAB 41 : Merindukanmu
42
BAB 42 : Alvaro Kembali Pulang
43
BAB 43 : Aku Tidak Pernah Selingkuh
44
BAB 44 : Merindukan Tubuhmu
45
BAB 45 : Hubungan Gelap
46
BAB 46 : Larangan Menemui Elfarez
47
BAB 47 : Mulai Mencintaimu
48
BAB 48 : Ingin Berada Didekatmu
49
BAB 49 : Perselingkuhan Bintang
50
BAB 50 : Percayalah Padaku
51
BAB 51 : Tubuhmu Adalah Candu Bagiku
52
BAB 52 : Mantan Pacar
53
BAB 53 : Trauma Pelecehan Di Masa Lalu
54
BAB 54 : Mencari Sebuah Bukti
55
BAB 55 : Hadiah Dari Alvaro
56
BAB 56 : Musuhku
57
BAB 57 : Memperebutkan Satu Wanita
58
BAB 58 : Sengaja Membuat Panas Elfarez
59
BAB 59 : Bintang Cemburu
60
BAB 60 : Berusaha Menguatkan Hati
61
BAB 61 : Diculik
62
BAB 62 : Upaya Pembunuhan
63
BAB 63 : Berusaha Kabur
64
BAB 64 : Tuduhan Sadis
65
BAB 65 : Diusir
66
BAB 66 : Meminta Bantuan Elfarez
67
BAB 67 : Kecemasan Elfarez
68
BAB 68 : Merasa Cemas
69
BAB 69 : Bingung
70
BAB 70 : Musuh Alvaro
71
BAB 71 : Dendam
72
BAB 72 : Bertemu Di Rumah Sakit
73
BAB 73 : Alvaro
74
BAB 74 : Pasangan Semu
75
BAB 75 : Tinggal Bersamaku
76
BAB 76 : Menangkapmu
77
BAB 77 : Berdebat
78
BAB 78 : Menikmati Tubuhmu
79
BAB 79 : Pemuas Nafsu
80
BAB 80 : Balas Dendam
81
BAB 81 : Berkelahi
82
BAB 82 : Marah
83
BAB 83 : Menghangatkan Ranjang
84
BAB 84 : Tawanan Alvaro
85
BAB 85 : Enggan Melepaskanmu
86
BAB 86 : Mengakhiri Hidup
87
BAB 87 : Takut
88
BAB 88 : Berlindung
89
BAB 89 : Tidak Ingin Memperpanjang Masalah
90
BAB 90 : Pembelaan Seorang Ibu
91
BAB 91 : Scandal Hancurnya Rumah Tangga
92
BAB 92 : Dibully
93
BAB 93 : Dalang Dibalik Kejadian Ini
94
BAB 94 : Elfarez Melepas Rindu
95
BAB 95 : Kemarahan Bintang
96
BAB 96 : Pembalasan Rasa Sakit
97
BAB 97 : Hukum Karma
98
BAB 98 : Teror
99
BAB 99 : Mediasi
100
BAB 100 : Tidak Ingin Melihat Wajahmu
101
BAB 101 : Keinginan Bersatu Kembali
102
BAB 102 : Mengobati Luka
103
BAB 103 : Kesedihan Bintang
104
BAB 104 : Butuh Bantuan
105
BAB 105 : Keinginan Laura
106
BAB 106 : Bertemu Denganmu Lagi
107
BAB 107 : Merasa Terancam
108
BAB 108 : Berusaha Melindungi
109
BAB 109 : Sidang Perceraian
110
BAB 110 : Meminta Restu
111
BAB 111 : Terkunci Di Gudang
112
BAB 112 : Bintang Sedih
113
BAB 113 : Keinginan Bintang
114
BAB 114 : Bagaikan Boneka
115
BAB 115 : Dipaksa Menurut
116
BAB 116 : Makan Malam
117
BAB 117 : Terpaksa Mencintai
118
BAB 118 : Kebohongan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!