BAB 5 : Malam Panas Menebar Luka

Bulan berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya dengan perlahan. Bulan menarik hendle pintu kamar mandi, membukanya lebar.

Perlahan dia melangkahkan kakinya keluar, dia terkejut melihat Alvaro yang telah menanggalkan bajunya hingga Bulan bisa melihat perut sickpack suaminya terbentuk sempurna karena rajin berolahraga. Alvaro mengibas-kibaskan tangannya, keringat bercucuran di pelipisnya. Berulang kali pria itu mengacak rambutnya frustasi karena menahan sesuatu.

"Bulan, tolong hidupkan ACnya aku merasa panas." Perintah Alvaro menyadarkan lamunan Bulan yang sempat tertegun.

Bulan meneguk ludahnya susah payah, dia mendekati Alvaro duduk disamping lelaki itu. Bulan memberanikan diri menangkup wajah Alvaro membuat lelaki itu menatap wanita cantik di sampingnya. Alvaro menatap Bulan dengan kabut gairah bahkan kini celananya merasa sesak. Mata Alvaro berkeliaran melihat tubuh istrinya yang nampak menggoda memakai pakaian minim merah menyala memperlihatkan tubuh sintal yang indah.

Alvaro tidak tahan lagi, dia membaringkan istrinya di ranjang menindihnya. Bulan menyentuh dadanya yang berdebar tidak karuan karena gugup ditatap demikian intens oleh Alvaro. Sebelumnya Bulan tidak pernah seintim ini dengan suaminya.

Astaga kenapa aku jadi takut, batin Bulan. Belum apa-apa saja Bulan sudah grogi tidak karuan seakan jantungnya mau copot.

Bulan tersentak kaget tatkala bibir tebal Alvaro mendarat di bibir tipisnya. Pria itu menciumnya dengan menuntut tanpa memberi ruang Bulan untuk bernafas. Dadanya terasa sesak, dia mencoba mendorong tubuh Alvaro agar menyudahinya. Bulan bisa mati ditempat kalau seperti ini!

"Al mphhh, ber mmpphhh henti!"

Tangan kanan Alvaro malah mendorong tengkuk Bulan untuk memperdalam lumatannya.

"Mmmpphhh."

Sedangkan tangan yang satunya sibuk menjelajahi tubuh mulus istrinya. Bulan masih berusaha menyadarkan Alvaro, dia memukul-mukul dada Alvaro agar lelaki itu sadar namun apalah daya seorang gadis sepertinya tidak seberapa melawan Alvaro yang kekar.

Mata Alvaro mulai menggelap karena pengaruh obat perangsang itu, segera dia melucuti celananya.

"Aku tarik kata-kataku, aku belum siap." Cicit Bulan, melihat celah dia segera mendorong tubuh suaminya lalu berlari menuju pintu. Namun ketika tangannya ingin menggapai pintu, seseorang memeluk pinggangnya dari belakang.

"Aaaaa, mama tolong Bulan!!" Teriak Bulan ketika tubuhnya digendong Alvaro, lelaki itu membanting tubuh Bulan ke kasur cukup keras hingga membuat kepala gadis itu pusing.

Sungguh Bulan ketakutan saat ini. Dia menyesal menuruti ide gila Mamanya. Alvaro menyeramkan seperti monster yang ingin menerkamnya hidup-hidup, gadis itu ingin pergi dari sini namun sudah terlambat. Lagipula ini semua juga ulahnya, dia yang memulai permainan ini maka terima saja resikonya.

Alvaro merobek lingerie yang dipakai Bulan dan membuangnya asal hingga mereka sama-sama telanjang.

"Al-Alvaro pelan-pelan." Cicit Bulan terisak.

Tidak menggubris ucapan istrinya, Alvaro telah memasukkan miliknya hingga membuat Bulan menjerit dan meneteskan air mata. Tidak ada cinta dan kelembutan disetiap sentuhan, hanya kabut gairah telah menguasai tubuh Alvaro. Dia sudah tidak bisa berfikir jenih saat ini. Di setiap pelepasannya dia terus menyebut nama Bintang membuat perasaan Bulan sakit sampai ke relung hatinya.

...****************...

Alvaro membuka matanya perlahan, dia memegangi kepalanya yang masih terasa pening. Dia ingat semalam bahwa dirinya seperti orang kesetanan bernafsu menyerang istrinya. ****! Bulan.

Alvaro menatap Bulan yang tertidur pulas di dalam dekapannya membuat pria itu menggeram. Api amarah kini bisa terlihat dalam sorot matanya. Alvaro mendorong Bulan untuk menjauh dari tubuhnya, namun wanita itu tidak meresponnya karena masih saja tertidur pulas.

Pria itu meraih celananya bergegas memakainya, dia masih menatap Bulan yang tidak bergeming dari tempat tidurnya. Seketika dengan emosi Alvaro menarik kasar lengannya hingga membuat wanita cantik itu terkejut. Bulan mengerjab-erjabkan matanya, kesadarannya masih belum terkumpul namun remang-remang dia bisa melihat wajah suaminya yang sedang melotot tajam. Dia meringis nyeri di **** *************. Sakit sekali...

Bulan menatap suaminya dengan sendu.

PLAKKK

Tamparan keras mengenai pipi kiri Bulan hingga sudut bibirnya berdarah. Bulan memegangi pipinya yang terasa panas, dia tidak berani mendongak menatap suaminya yang terlihat sangat marah. Bagaimana Alvaro tidak geram ketika dia bangun dari tidurnya dia mendapati dirinya telanjang bulat dengan Bulan.

Mereka semalam telah melakukan hubungan intim yang tidak semestinya, Alvaro tidak pernah mengharapkan ini. Dan dia cukup tahu siapa pelakunya yang membuat dirinya semalam bernafsu hingga diluar kendali. Bulan menelan ludahnya dengan susah payah sembari meremas selimut yang menutupi tubuh polosnya.

PYARRR

Bulan menutup telinganya dengan kedua tangan mendengar pecahan cangkir kopi yang dilempar keras ke dinding oleh Alvaro.

Bulan menyentuh tangan Alvaro agar lelaki itu tenang. "Hiks...hiks...hiks... Al-Alvaro." Lelaki itu menampik tangan istrinya.

Alvaro mencengkram dagu istrinya hingga membuat Bulan yang awalnya hanya bisa menunduk seketika mendongak. "Katakan apa yang telah kamu masukkan ke dalam minumanku semalam ha?!" tanyanya sarkas.

Bulan menggeleng, dia sudah bergetar takut melihat amarah suaminya. "KATAKAN BULAN!!" Kini Alvaro mencengkram bahu Bulan kuat hingga jari-jari kukunya tercetak kemerahan disana.

"Al Lepaskan sakit hiks...hiks." ujar Bulan disela-sela tangisnya.

Alvaro semakin mengeratkan cengkramannya, tidak peduli lagi betapa sakit yang dirasakan Bulan. "CEPAT KATAKAN BULAN!!" Bentakan Alvaro kali ini lebih tinggi lagi.

"A-ah hiks aku me-menaruh obat hikss perangsang hiks, maafkan aku Al." Bulan menangis tergugu menyesali perbuatannya hingga membuat suaminya marah.

"Brengsek!" Umpat Alvaro dia merasa kecolongan. "Keterlaluan kamu Bulan." Hardiknya sembari mengusap wajahnya kasar.

"Aku benar-benar kecewa denganmu Bulan."

Alvaro menatap nanar lingerie merah yang tergeletak di lantai tak jauh darinya berdiri, Alvaro tersenyum sinis. "Tingkahmu ini tidak jauh beda dengan wanita malam di luaran sana, pelacur."

Bulan berderai air mata, ucapan Alvaro sukses menikam hatinya. Dari dulu banyak orang yang mengatainya wanita bodoh dan menghinanya wanita murahan yang rela melakukan apapun demi Alvaro, semuanya akan Bulan perjuangkan demi Alvaro bahkan dia di anggap gila oleh teman-teman di sekolahnya. Akan tetapi dia tidak tersinggung sama sekali, karena Bulan tidak pernah peduli. Lagipula Bulan tidak pernah menganggap mereka teman begitupun sebaliknya.

Biarlah anjing menggonggong, jika sudah lelah maka nanti mulut mereka juga akan diam dengan sendirinya. Namun jika orang yang mencacinya berasal dari mulut suaminya sendiri apalagi sampai kata 'pelacur' terucap bukankah itu sudah sangat keterlaluan? Bagi Bulan itu sangat menyakitkan. Dia nampak mengepalkan kedua tangannya dengan bibir mengerat hingga giginya bergemelatuk.

Beberapa detik kemudian Bulan tersenyum miring. "Pelacur heh?" tanyanya sembari menatap lekat suaminya, entah dia dapat keberanian darimana bisa membuka mulutnya seperti ini.

Dia beranjak berdiri dengan lilitan selimut masih menutupi tubuhnya. Tangannya mengusap lelehan air mata di pipi. Mencoba menarik nafas dalam untuk menetralkan rasa sesak di dadanya.

"Bukankah kata pelacur itu lebih tepat kamu tunjukan pada selingkuhanmu!" Sarkas Bulan sembari menunjuk pada wajah suaminya.

Alvaro menatap tajam ke arah istrinya, dia cukup bisa menebak siapa wanita yang dimaksudkan Bulan.

"Aku diam bukan berarti aku tidak tahu apa-apa! Dimalam pertama pernikahan kita, kamu bahkan menggunakan jasa wanita itu untuk menghangatkan ranjangmu." Mendengar penuturan istrinya Alvaro terbelalak, apakah Bulan menguntitnya?

"Aku istrimu Al, karena itu aku tahu segalanya tentangmu, termasuk kelakuan busukmu dibelakangku." Bulan tertawa remeh melihat ekspresi suaminya yang diam membisu menahan amarah. "Jika kamu menganggapku pelacur yang kotor, lalu apa bedanya dengan Bintang?" Lanjutnya.

"Jika aku manusia kotor berarti Bintang lebih dari kotoran yang sangat menjijikkan." Ujar Bulan dengan menggebu.

Bulan mendongak menatap tajam Alvaro. "Berapa kamu membayar adik perempuanku untuk menikmati tubuhnya? Apakah dia melemparkan tubuhnya secara percuma. Pelacur kecil itu memang cerdik menjebak mangsanya pantas saja ka--."

"BULANNNN." Bentakan keras dari suaminya membuat Bulan seketika menghentikan ucapannya karena terkejut, dia melihat Alvaro bahkan sudah mengangkat tangannya ke atas siap ingin menamparnya kembali.

"Tampar aku Al, tampar!" Tantang Bulan seraya mendekatkan pipinya. "Kenapa berhenti?" tanyanya kemudian.

Dada Alvaro nampak naik turun karena menahan luapan emosi menghadapi istrinya yang keras kepala. Apalagi hinaan yang dilontarkan Bulan terhadap wanita yang dicintainya yaitu 'Bintang' sungguh keterlaluan. Dia tidak bisa menerimanya!

"CUKUP!!" Alvaro menghela nafasnya yang tidak beraturan. "Aku tidak ingin berdebat denganmu. Sifat keras kepalamu membuatku muak." Ujarnya seraya pergi dari kamar meninggalkan Bulan sendirian.

Melihat suaminya sudah menghilang dari balik pintu, Bulan meluruh ke lantai. Dia kembali menangis tersedu-sedu sembari mengamati ranjangnya yang berantakan, dan satu titik fokusnya pada noda darah di kasur putihnya cukup menonjol.

Bulan memejamkan matanya sesaat, tubuhnya terasa remuk. Dia mencoba kuat berhadapan dengan Alvaro, namun sejujurnya dia lemah seolah energinya semakin habis apalagi saat berdebat tadi. Dengan langkah tertatih dia berjalan menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya yang terasa lengket. Lagi-lagi kamar mandi adalah tempat yang tepat untuk meredam suara tangisnya yang kembali pecah.

"Mama, Bulan nggak akan pernah mau melakukannya lagi." Gumamnya dengan berderai air mata menyesali tindakan konyolnya semalam.

Bersambung...

Jangan lupa untuk like dan komentar dicerita ini jika kalian suka❤️

Terpopuler

Comments

Daulat Pasaribu

Daulat Pasaribu

kenapa malah hidup bulan dan mama Laura yg menderita Thor ...sedangkan pelakornya hidup bahagia

2023-04-01

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Usaha Untuk Mendapatkanmu
2 BAB 2 : Perasaan Tidak Bisa Dipaksakan
3 BAB 3 : Pernikahan Semu
4 BAB 4 : Rencana Mama Laura
5 BAB 5 : Malam Panas Menebar Luka
6 BAB 6 : Jodoh Untuk Bintang
7 BAB 7 : Tolong, Hargai Usahaku!
8 BAB 8 : Masa Lalu Menyakitkan
9 BAB 9 : Masalah Baru
10 BAB 10 : Kebohongan Bulan
11 BAB 11 : Hukuman Kejam
12 BAB 12 : Malaikat Pelindung Berhati Iblis
13 BAB 13 : Elfarez Roy Abraham
14 BAB 14 : Saingan Alvaro
15 BAB 15 : Kemarahan Alvaro
16 BAB 16 : Keinginan Untuk Berpisah
17 BAB 17 : Emosi Terbalut Gairah
18 BAB 18 : Kehamilan Bulan
19 BAB 19 : Sakit
20 BAB 20 : Dua Hati Satu Cinta
21 BAB 21 : Kemarahan Zhafran
22 BAB 22 : Keberanian Bulan
23 BAB 23 : Kebaikan Elfarez
24 BAB 24 : Pernikahan Kedua
25 BAB 25 : Pasar Malam
26 BAB 26 : Gugatan Perceraian
27 BAB 27 : Jodoh Pasti Bertemu
28 BAB 28 : Alvaro Cemburu Buta
29 BAB 29 : Maaf Bulan
30 BAB 30 : Perhatian Seorang Suami
31 BAB 31 : Rencana Bulan Madu
32 BAB 32 : Pilih Kasih
33 BAB 33 : Ciuman Manis
34 BAB 34 : Ingin Berdua Bersamamu
35 BAB 35 : Pergi Meninggalkanmu
36 BAB 36 : Harapan Pupus
37 BAB 37 : Kamu Terlalu Berharga
38 BAB 38 : Bulan Ngidam
39 BAB 39 : Harusnya Kamu Menjadi Istriku
40 BAB 40 : Ingin Merasakan Hangatnya Sebuah Keluarga
41 BAB 41 : Merindukanmu
42 BAB 42 : Alvaro Kembali Pulang
43 BAB 43 : Aku Tidak Pernah Selingkuh
44 BAB 44 : Merindukan Tubuhmu
45 BAB 45 : Hubungan Gelap
46 BAB 46 : Larangan Menemui Elfarez
47 BAB 47 : Mulai Mencintaimu
48 BAB 48 : Ingin Berada Didekatmu
49 BAB 49 : Perselingkuhan Bintang
50 BAB 50 : Percayalah Padaku
51 BAB 51 : Tubuhmu Adalah Candu Bagiku
52 BAB 52 : Mantan Pacar
53 BAB 53 : Trauma Pelecehan Di Masa Lalu
54 BAB 54 : Mencari Sebuah Bukti
55 BAB 55 : Hadiah Dari Alvaro
56 BAB 56 : Musuhku
57 BAB 57 : Memperebutkan Satu Wanita
58 BAB 58 : Sengaja Membuat Panas Elfarez
59 BAB 59 : Bintang Cemburu
60 BAB 60 : Berusaha Menguatkan Hati
61 BAB 61 : Diculik
62 BAB 62 : Upaya Pembunuhan
63 BAB 63 : Berusaha Kabur
64 BAB 64 : Tuduhan Sadis
65 BAB 65 : Diusir
66 BAB 66 : Meminta Bantuan Elfarez
67 BAB 67 : Kecemasan Elfarez
68 BAB 68 : Merasa Cemas
69 BAB 69 : Bingung
70 BAB 70 : Musuh Alvaro
71 BAB 71 : Dendam
72 BAB 72 : Bertemu Di Rumah Sakit
73 BAB 73 : Alvaro
74 BAB 74 : Pasangan Semu
75 BAB 75 : Tinggal Bersamaku
76 BAB 76 : Menangkapmu
77 BAB 77 : Berdebat
78 BAB 78 : Menikmati Tubuhmu
79 BAB 79 : Pemuas Nafsu
80 BAB 80 : Balas Dendam
81 BAB 81 : Berkelahi
82 BAB 82 : Marah
83 BAB 83 : Menghangatkan Ranjang
84 BAB 84 : Tawanan Alvaro
85 BAB 85 : Enggan Melepaskanmu
86 BAB 86 : Mengakhiri Hidup
87 BAB 87 : Takut
88 BAB 88 : Berlindung
89 BAB 89 : Tidak Ingin Memperpanjang Masalah
90 BAB 90 : Pembelaan Seorang Ibu
91 BAB 91 : Scandal Hancurnya Rumah Tangga
92 BAB 92 : Dibully
93 BAB 93 : Dalang Dibalik Kejadian Ini
94 BAB 94 : Elfarez Melepas Rindu
95 BAB 95 : Kemarahan Bintang
96 BAB 96 : Pembalasan Rasa Sakit
97 BAB 97 : Hukum Karma
98 BAB 98 : Teror
99 BAB 99 : Mediasi
100 BAB 100 : Tidak Ingin Melihat Wajahmu
101 BAB 101 : Keinginan Bersatu Kembali
102 BAB 102 : Mengobati Luka
103 BAB 103 : Kesedihan Bintang
104 BAB 104 : Butuh Bantuan
105 BAB 105 : Keinginan Laura
106 BAB 106 : Bertemu Denganmu Lagi
107 BAB 107 : Merasa Terancam
108 BAB 108 : Berusaha Melindungi
109 BAB 109 : Sidang Perceraian
110 BAB 110 : Meminta Restu
111 BAB 111 : Terkunci Di Gudang
112 BAB 112 : Bintang Sedih
113 BAB 113 : Keinginan Bintang
114 BAB 114 : Bagaikan Boneka
115 BAB 115 : Dipaksa Menurut
116 BAB 116 : Makan Malam
117 BAB 117 : Terpaksa Mencintai
118 BAB 118 : Kebohongan
Episodes

Updated 118 Episodes

1
BAB 1 : Usaha Untuk Mendapatkanmu
2
BAB 2 : Perasaan Tidak Bisa Dipaksakan
3
BAB 3 : Pernikahan Semu
4
BAB 4 : Rencana Mama Laura
5
BAB 5 : Malam Panas Menebar Luka
6
BAB 6 : Jodoh Untuk Bintang
7
BAB 7 : Tolong, Hargai Usahaku!
8
BAB 8 : Masa Lalu Menyakitkan
9
BAB 9 : Masalah Baru
10
BAB 10 : Kebohongan Bulan
11
BAB 11 : Hukuman Kejam
12
BAB 12 : Malaikat Pelindung Berhati Iblis
13
BAB 13 : Elfarez Roy Abraham
14
BAB 14 : Saingan Alvaro
15
BAB 15 : Kemarahan Alvaro
16
BAB 16 : Keinginan Untuk Berpisah
17
BAB 17 : Emosi Terbalut Gairah
18
BAB 18 : Kehamilan Bulan
19
BAB 19 : Sakit
20
BAB 20 : Dua Hati Satu Cinta
21
BAB 21 : Kemarahan Zhafran
22
BAB 22 : Keberanian Bulan
23
BAB 23 : Kebaikan Elfarez
24
BAB 24 : Pernikahan Kedua
25
BAB 25 : Pasar Malam
26
BAB 26 : Gugatan Perceraian
27
BAB 27 : Jodoh Pasti Bertemu
28
BAB 28 : Alvaro Cemburu Buta
29
BAB 29 : Maaf Bulan
30
BAB 30 : Perhatian Seorang Suami
31
BAB 31 : Rencana Bulan Madu
32
BAB 32 : Pilih Kasih
33
BAB 33 : Ciuman Manis
34
BAB 34 : Ingin Berdua Bersamamu
35
BAB 35 : Pergi Meninggalkanmu
36
BAB 36 : Harapan Pupus
37
BAB 37 : Kamu Terlalu Berharga
38
BAB 38 : Bulan Ngidam
39
BAB 39 : Harusnya Kamu Menjadi Istriku
40
BAB 40 : Ingin Merasakan Hangatnya Sebuah Keluarga
41
BAB 41 : Merindukanmu
42
BAB 42 : Alvaro Kembali Pulang
43
BAB 43 : Aku Tidak Pernah Selingkuh
44
BAB 44 : Merindukan Tubuhmu
45
BAB 45 : Hubungan Gelap
46
BAB 46 : Larangan Menemui Elfarez
47
BAB 47 : Mulai Mencintaimu
48
BAB 48 : Ingin Berada Didekatmu
49
BAB 49 : Perselingkuhan Bintang
50
BAB 50 : Percayalah Padaku
51
BAB 51 : Tubuhmu Adalah Candu Bagiku
52
BAB 52 : Mantan Pacar
53
BAB 53 : Trauma Pelecehan Di Masa Lalu
54
BAB 54 : Mencari Sebuah Bukti
55
BAB 55 : Hadiah Dari Alvaro
56
BAB 56 : Musuhku
57
BAB 57 : Memperebutkan Satu Wanita
58
BAB 58 : Sengaja Membuat Panas Elfarez
59
BAB 59 : Bintang Cemburu
60
BAB 60 : Berusaha Menguatkan Hati
61
BAB 61 : Diculik
62
BAB 62 : Upaya Pembunuhan
63
BAB 63 : Berusaha Kabur
64
BAB 64 : Tuduhan Sadis
65
BAB 65 : Diusir
66
BAB 66 : Meminta Bantuan Elfarez
67
BAB 67 : Kecemasan Elfarez
68
BAB 68 : Merasa Cemas
69
BAB 69 : Bingung
70
BAB 70 : Musuh Alvaro
71
BAB 71 : Dendam
72
BAB 72 : Bertemu Di Rumah Sakit
73
BAB 73 : Alvaro
74
BAB 74 : Pasangan Semu
75
BAB 75 : Tinggal Bersamaku
76
BAB 76 : Menangkapmu
77
BAB 77 : Berdebat
78
BAB 78 : Menikmati Tubuhmu
79
BAB 79 : Pemuas Nafsu
80
BAB 80 : Balas Dendam
81
BAB 81 : Berkelahi
82
BAB 82 : Marah
83
BAB 83 : Menghangatkan Ranjang
84
BAB 84 : Tawanan Alvaro
85
BAB 85 : Enggan Melepaskanmu
86
BAB 86 : Mengakhiri Hidup
87
BAB 87 : Takut
88
BAB 88 : Berlindung
89
BAB 89 : Tidak Ingin Memperpanjang Masalah
90
BAB 90 : Pembelaan Seorang Ibu
91
BAB 91 : Scandal Hancurnya Rumah Tangga
92
BAB 92 : Dibully
93
BAB 93 : Dalang Dibalik Kejadian Ini
94
BAB 94 : Elfarez Melepas Rindu
95
BAB 95 : Kemarahan Bintang
96
BAB 96 : Pembalasan Rasa Sakit
97
BAB 97 : Hukum Karma
98
BAB 98 : Teror
99
BAB 99 : Mediasi
100
BAB 100 : Tidak Ingin Melihat Wajahmu
101
BAB 101 : Keinginan Bersatu Kembali
102
BAB 102 : Mengobati Luka
103
BAB 103 : Kesedihan Bintang
104
BAB 104 : Butuh Bantuan
105
BAB 105 : Keinginan Laura
106
BAB 106 : Bertemu Denganmu Lagi
107
BAB 107 : Merasa Terancam
108
BAB 108 : Berusaha Melindungi
109
BAB 109 : Sidang Perceraian
110
BAB 110 : Meminta Restu
111
BAB 111 : Terkunci Di Gudang
112
BAB 112 : Bintang Sedih
113
BAB 113 : Keinginan Bintang
114
BAB 114 : Bagaikan Boneka
115
BAB 115 : Dipaksa Menurut
116
BAB 116 : Makan Malam
117
BAB 117 : Terpaksa Mencintai
118
BAB 118 : Kebohongan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!