Balikan?

Mereka kemudian saling bergantian memeluk Aulia dan juga Luna.

"𝘉𝘦𝘢𝘶𝘵𝘪𝘧𝘶𝘭 𝘨𝘪𝘳𝘭, 𝘩𝘰𝘸 𝘢𝘳𝘦 𝘺𝘰𝘶, 𝘋𝘢𝘳𝘭𝘪𝘯𝘨?"

Sapa salah seorang teman pria yang terkenal playboy dan hingga saat ini belum menikah, pemuda tersebut tersenyum lebar serta merentangkan kedua tangan pada Aulia.

Aulia menangkup kedua tangan di depan dada. "Alhamdulillah, 𝘐'𝘮 𝘰𝘬𝘢𝘺, 𝘯𝘢𝘶𝘨𝘩𝘵𝘺 𝘣𝘰𝘺," balas Aulia seraya terkekeh, yang kemudian disusul tawa oleh teman-temannya.

"Bocah tua nakal memang, Aldo. Masak ngadalin anak-anak abegeh!" seru salah seorang teman laki-laki.

Pemuda yang bernama Aldo terkekeh pelan. "Gadis seusia mereka 'kan jujur dan enggak banyak maunya, Bro. Enggak seperti kalau pacaran sama yang seusia sama kita. Banyak maunya, banyak gaya dan banyak menuntut."

"Enggak juga, Do," sanggah Luna. "Buktinya aku, tak banyak nuntut, mandiri, baik hati, suka menolong, dan tidak sombong," lanjutnya, narsis.

Membuat Ferdi yang duduk di samping Luna, tersenyum lebar sambil mengacak lembut puncak kepala sang istri.

Sementara Aulia yang melihat sikap mesra Ferdi pada Luna, tersenyum kecut. Ada rasa iri menyelinap dalam hati dan ingin diperlakukan seperti itu, tetapi Aulia sekaligus bersyukur karena sang sahabat mendapatkan sosok pria idaman seperti Ferdi.

'Kamu beruntung, Lun, memiliki suami seperti Mas Ferdi. Semoga pernikahan kalian senantiasa sakinah mawaddah warohmah.'

Aulia terlihat asyik bercengkrama dan bercanda dengan teman-teman lamanya tersebut dan sejenak melupakan kepenatan hidup yang dia jalani sehari-hari.

Beberapa informasi pekerjaan, coba Aulia gali dari teman-teman lamanya itu. Menyaring, barangkali ada yang dapat dan cocok untuk dia lakukan.

"Kamu yakin, mau bisnis recehan seperti aku, Lia. Suami kamu 'kan pejabat?" tanya salah seorang teman. "Enggak kayak suami aku yang pegawai kontrak," lanjutnya.

"Gak ada salahnya, kan? Aku 'kan juga pengin mandiri," kilah Aulia yang tak ingin menceritakan tentang rumah tangganya.

"Ya-ya, kamu benar. Kita sebagai wanita harus mandiri, biar punya bergain di mata suami. Apalagi jika suaminya kurang peka kayak suami aku," timpal salah seorang teman wanita, berbisik. Rupanya, dia takut kalau suami yang dia bicarakan barusan mendengar.

Mereka masih terus mengobrol, sambil bercanda ria karena acara inti memang belum akan dimulai. Aulia pun ikut larut dalam canda dan tawa tersebut, dia sama sekali tak memperlihatkan bahwa pernikahannya tidaklah bahagia.

Aulia sengaja menyembunyikan semua keprihatinan yang dia alami. Cukup baginya, dia sendiri dan Tuhannya yang selama ini dia jadikan sebagai tempat untuk berkeluh kesah yang tahu.

Dia tidak ingin masalah rumah tangganya semakin runyam, jika banyak orang yang mengetahui. Selain itu, aib memiliki suami yang pelit dan tidak perhatian, adalah juga aibnya yang harus Aulia tutup rapat dari konsumsi publik.

Wanita muda itu tak menyadari, ada sepasang mata yang terus memperhatikan dirinya sejak pertama kali wanita berhijab tersebut memasuki 𝘣𝘢𝘭𝘭𝘳𝘰𝘰𝘮 hotel.

'Senyummu masih sama seperti dulu, Lia. Hanya tubuhmu yang berubah, kamu sekarang kurus. Apa kamu tidak bahagia, Lia?' batin Lutfi, bertanya.

'Tapi, jika kamu tidak bahagia, kenapa kamu tidak mengabari aku, Lia? Mengapa?' Pemuda tersebut menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri, menepis pikiran buruk yang melintas di kepala.

'Tidak-tidak. Aku yakin, kamu pasti bahagia, Lia. Senyum dan tawamu, itu adalah tawa bahagia,' lanjutnya bergumam seorang diri.

Tepukan pelan di pundak Lutfi, membuat pemuda itu terkejut.

Ya, pemuda itu adalah Lutfi Hakim, sang mantan terindah yang masih menyimpan rasa pada Aulia Rizka.

"Percuma juga dipandangi, dia enggak bakalan dapat kita miliki," ucap laki-laki yang merupakan kakak tingkat Lutfi dan Aulia.

Lutfi mengerutkan dahi. "Kita?Maksud Mas Andre?" tanya mantan kekasih Aulia tersebut, seraya menatap dalam laki-laki yang sudah duduk di hadapannya.

"Ya, kita, Lut." Andre membalas tatapan Lutfi.

"Sejujurnya, aku juga menyukai Lia semenjak kalian pertama kali mengikuti Ospek. Hanya saja, aku mundur ketika tahu bahwa kalian ternyata sudah jadian hanya dalam beberapa minggu setelah kalian resmi menjadi mahasiswa," terang Andre seraya tersenyum kecut.

"Meski aku mundur, tetapi aku masih menyimpan rapat perasaan itu, Lut. Bahkan ketika Aulia menikah, aku masih tetap menyimpannya," lanjut pemuda yang kini menjabat sebagai manager di sebuah Bank swasta di ibukota provinsi tersebut. Andre merupakan atasan Luna.

"Aku baru benar-benar mundur ketika Aulia melahirkan anak pertama dan menurut Luna, dia sangat bahagia dengan pernikahannya." Andre menoleh ke belakang dan tersenyum menatap Aulia dari kejauhan.

Lutfi menghela napas panjang. Ternyata saingannya cukup berat, apalagi barusan dia mendengar bahwa Aulia sangat bahagia dengan pernikahannya.

"Kayaknya, ada yang lagi bahas mantan, nih." Suara Luna yang tiba-tiba bergabung di meja mereka berdua, mengejutkan Lutfi dan Andre.

"Ngagetin saja kamu, Lun," protes Lutfi.

"Lut, selamat ya, atas pertunangan kamu," ucap Luna tiba-tiba, membuat Lutfi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kamu tahu darimana, Lun?" tanya Lutfi yang memang masih merahasiakan pertunangan dengan seorang gadis pilihan orang tuanya.

"Seorang Lutfi Hakim ... siapa, sih, yang enggak tahu sepak terjang kamu?" balas Luna, bertanya. "Calon master dari universitas ternama di Australia, sekaligus dosen tetap di universitas tersebut," lanjutnya.

Lutfi yang cerdas memang berhasil mendapatkan beasiswa masuk perguruan tinggi terbaik di Australia dan sejak semester dua, dia sudah menjadi dosen kontrak di sana.

Baru setelah menginjak semester akhir kuliah pasca sarjananya, Lutfi kemudian diangkat menjadi dosen tetap karena pihak universitas tidak mau kehilangan asset berharga seperti pemuda tersebut.

"Kenapa, Lut? Kok kamu kayak enggak suka, gitu?" cecar Luna. "Jangan bilang, kalau kamu tidak menginginkan pertunangan itu dan masih berharap bisa balikan sama Lia." Luna menatap dalam netra mantan kekasih Aulia tersebut.

Andre yang juga mendengar pertanyaan Luna pada Lutfi, ikut menatap pemuda adik tingkatnya itu. "Benarkah, Lut? Jika memang Lia tidak bahagia, gas saja, Lut! Aku dukung kamu balikan sama dia!"

"Balikan?" Suara lembut seseorang, mengalihkan perhatian mereka bertiga.

💖💖💖 bersambung ...

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

banyak cinta diluar sana untukmu Lia, kabur aja dr si sontoloyo tukang selingkuh itu

2023-11-17

2

Rapa Rasha

Rapa Rasha

ternyata masih ada yg sayang dan cinta sama Lia ayo handokko tinggalin tu Lia maka Lia akan bahagia gk sama kmu hidup Lia sengsara

2023-03-29

1

Mulaini

Mulaini

Jangan² Aulia yang bilang kata balikan?

2023-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Mesti Pandai Merawat Diri
2 Pekerjaan yang Memalukan
3 Tumben Dia Telepon
4 Struk Belanjaan
5 Video Call
6 Dasar Pemalas!
7 Putri Bungsu Kesayangan Mama
8 Membuka Hijab
9 Tidur di Kamar Ammar
10 Sebuah Nama
11 Beautiful Girl
12 Balikan?
13 Lanjut di Kamar
14 Menyusul ke Terminal
15 Selingkuh dengan Tetangga
16 Mengikuti Seminar
17 Aku Pasti Bisa
18 Istri Sholehah
19 Jangan Menyebar Fitnah
20 Aku Bukan Ayah Kandungnya
21 Wajah yang Terlihat Sangat Menyedihkan
22 Pergi Dari Sini
23 Secercah Harapan
24 Bekerja dengan Membawa Anak
25 Dibayar Tunai
26 Bukan Pahlawan Kesiangan
27 Minta Pisah
28 Membawa Yasmin
29 Ambil Sendiri Jatahnya
30 Pandai Mengambil Peluang
31 Mas, Aku Pengin
32 Salam Untukmu, Dik
33 Dimabuk Cinta
34 Pelanggan Lama
35 Ada yang Harus Kita Bicarakan
36 Merencanakan Sesuatu
37 Laki-laki Biasa
38 Jadi Ayah Ammar
39 Mobil Bergoyang
40 Segera Dihalalkan
41 Pernah Merindukan Ayah?
42 Lamaran Mas Husain
43 Mereka Berdua Tidak Berjodoh
44 Tak Lagi Istimewa
45 Rencana Pernikahan
46 Membanding-bandingkan
47 Rindu yang Menggebu
48 Layu Sebelum Berkembang
49 Sembunyi di Dalam Kamar
50 Ratu dan Raja
51 Istri Doyan Belanja
52 Perhiasan Dunia
53 Permata Indah Harus Dijaga
54 Cemburu Pada Lutfi
55 Kita Jadi Jalan-jakan, Kan?
56 Main di Belakang Kita
57 Pamer Kemesraan di Tempat Umum
58 Melayani Tante-tante Kaya
59 Kesempatan Emas
60 Kamu Melamunkan Apa, Sih?
61 Ini Tidak Benar, Kan?
62 Kenapa Harus Kami?
63 Suntik Mati
64 Pijat Plus-plus
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Mesti Pandai Merawat Diri
2
Pekerjaan yang Memalukan
3
Tumben Dia Telepon
4
Struk Belanjaan
5
Video Call
6
Dasar Pemalas!
7
Putri Bungsu Kesayangan Mama
8
Membuka Hijab
9
Tidur di Kamar Ammar
10
Sebuah Nama
11
Beautiful Girl
12
Balikan?
13
Lanjut di Kamar
14
Menyusul ke Terminal
15
Selingkuh dengan Tetangga
16
Mengikuti Seminar
17
Aku Pasti Bisa
18
Istri Sholehah
19
Jangan Menyebar Fitnah
20
Aku Bukan Ayah Kandungnya
21
Wajah yang Terlihat Sangat Menyedihkan
22
Pergi Dari Sini
23
Secercah Harapan
24
Bekerja dengan Membawa Anak
25
Dibayar Tunai
26
Bukan Pahlawan Kesiangan
27
Minta Pisah
28
Membawa Yasmin
29
Ambil Sendiri Jatahnya
30
Pandai Mengambil Peluang
31
Mas, Aku Pengin
32
Salam Untukmu, Dik
33
Dimabuk Cinta
34
Pelanggan Lama
35
Ada yang Harus Kita Bicarakan
36
Merencanakan Sesuatu
37
Laki-laki Biasa
38
Jadi Ayah Ammar
39
Mobil Bergoyang
40
Segera Dihalalkan
41
Pernah Merindukan Ayah?
42
Lamaran Mas Husain
43
Mereka Berdua Tidak Berjodoh
44
Tak Lagi Istimewa
45
Rencana Pernikahan
46
Membanding-bandingkan
47
Rindu yang Menggebu
48
Layu Sebelum Berkembang
49
Sembunyi di Dalam Kamar
50
Ratu dan Raja
51
Istri Doyan Belanja
52
Perhiasan Dunia
53
Permata Indah Harus Dijaga
54
Cemburu Pada Lutfi
55
Kita Jadi Jalan-jakan, Kan?
56
Main di Belakang Kita
57
Pamer Kemesraan di Tempat Umum
58
Melayani Tante-tante Kaya
59
Kesempatan Emas
60
Kamu Melamunkan Apa, Sih?
61
Ini Tidak Benar, Kan?
62
Kenapa Harus Kami?
63
Suntik Mati
64
Pijat Plus-plus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!