Aulia mengurungkan langkah kala netranya menangkap selembar struk belanjaan yang meluncur bebas dari atas nakas karena gerakannya yang cepat tadi.
"Struk belanjaan pakaian dalam wanita di butik?" Dahi Aulia berkerut dalam.
Dia amati struk tersebut dan membacanya dengan seksama. Netra Aulia membulat sempurna kala melihat harga yang tertera dalam struk belanjaan yang ada di tangan kanannya.
"Astaghfirullah ... lingerie, seharga jatah bulananku?" Aulia menutup mulutnya sendiri. "I-ini, ini untuk siapa?" Hati ibu muda itu seketika menjadi resah.
Aulia sempat melirik ke arah almari pakaian khusus milik sang suami yang memiliki tiga pintu, tetapi wanita muda itu menggelengkan kepalanya. "Nanti saja aku, Cek. Aku harus segera keluar, agar tidak ketinggalan kang sayur," gumamnya pada diri sendiri.
Wanita muda itu kemudian segera keluar dari kamar dan memberikan minum untuk sang putra. "Maaf ya, Sayang, kalau bunda lama," ucap Aulia seraya mengusap lembut punggung sang putra.
Ibu satu anak tersebut lantas mencium puncak kepala sang putra dengan ciuman yang dalam dan lama. Aulia seolah mencari ketenangan di sana karena apa yang dia lihat barusan, benar-benar membuat suasana hatinya menjadi tak karuan.
"Ayo, Nda! Kita banja," ajak Ammar dengan suaranya yang terdengar masih cadel, membuat Aulia menyudahi ciumannya.
"Iya, Sayang." Aulia segera menurunkan sang putra dari kursi makan anak-anak yang cukup tinggi tersebut.
Ibu dan anak laki-lakinya itu kemudian bergandengan tangan, keluar menuju pintu gerbang rumahnya.
Di saat yang tepat, tukang sayur keliling lewat sambil meneriakkan dagangan.
"Bang, daging sapinya masih ada?" tanya Aulia.
"Habis, Mbak," balas tukang sayur langganan Aulia, seraya menoleh ke arah wanita berhijab itu. "Tumben, Mbak nyari daging? Mau ada tamu, ya?" lanjut kang sayur bertanya.
Ya, tukang sayur di komplek itu pun sudah hafal dengan lauk dan sayuran yang biasa dibeli oleh Aulia. Istri orang kaya yang gaya hidupnya sederhana, begitulah yang ada dipikiran kang sayur tersebut, juga para tetangga.
"Yang masih ada, kira-kira di mana ya, Bang?" tanya Aulia, yang mengabaikan keingintahuan tukang sayur tersebut.
"Oh, di dekat pangkalan ojek sana, Mbak. Kang Pur jualannya mangkal di sana dan biasanya sampai siang masih ada," terang kang sayur keliling tersebut, seraya menunjuk ke arah kanan.
'Duh ... jauh juga, ya,' keluh ibu satu anak tersebut. 'Di rumah gak ada motor lagi, kalau naik ojek sayang juga ongkosnya,' batin Aulia, galau.
"Ya udah, Bang. Makasih, ya," ucap Aulia kemudian dengan tulus.
Tak mau membuang waktu lebih lama lagi, Aulia bergegas menggendong sang putra dan berjalan cepat ke arah yang ditunjuk kang sayur barusan.
Aulia berjalan setengah berlari menuju pangkalan ojek yang jaraknya cukup jauh, sekitar tiga ratus meter dari rumahnya.
Wanita muda itu rela bersusah payah, hanya demi memenuhi keinginan sang suami dan agar Handoyo tidak berbicara dengan meninggikan suara di dalam rumah, hingga membuat sang putra ketakutan.
⭐⭐⭐
Sementara di ruang kerja Handoyo. Laki-laki itu tersenyum sendiri sambil memandangi layar ponselnya.
Rupanya, laki-laki matang itu tengah melihat foto-foto sang kekasih yang sedang mencoba lingerie yang dibelikan Handoyo kemarin.
"Dengan pakaian seperti ini, kamu makin seksi, Sayang," puji Handoyo, bergumam. Netranya masih fokus menatap layar ponsel di tangan.
"Aku jadi tidak sabar ingin melihatmu secara langsung," imbuhnya seraya memegang miliknya sendiri yang tau-tau sudah mengeras, hanya dengan melihat foto seksi kekasih gelapnya.
Tiba-tiba, ponsel di tangan bergetar pertanda ada panggilan masuk. "𝘝𝘪𝘥𝘦𝘰 𝘤𝘢𝘭𝘭?" Senyum Handoyo melebar, mengetahui sang kekasih melakukan panggilan video.
Handoyo segera beranjak dan bergegas mengunci pintu ruangannya sebelum menerima panggilan video dari sang kekasih.
"Halo, Sayang," sapa Handoyo ketika pintu telah terkunci. Laki-laki itu berjalan menuju sofa, sambil tatapannya terus tertuju ke arah layar ponsel yang dipenuhi wajah sang kekasih.
"Gimana, Mas, sudah lihat foto yang aku kirim, belum?" tanya wanita yang ada di layar ponsel Handoyo, dengan suaranya yang mendayu merdu.
"Sudah, dong. Selesai rapat tadi, langsung aku buka," balas Handoyo dengan senyuman yang terus tersungging di bibir. Sangat jauh berbeda, jika laki-laki matang itu berbicara dengan istrinya di rumah. Datar dan lebih sering meninggikan suara.
"Yang, aku jadi enggak sabar pengen lihat kamu pakai lingerie itu secara langsung," lanjut Handoyo.
"Beneran, Mas pengin melihat aku pakai itu? Enggak nyesel kalau tiba-tiba pengin dan enggak bisa menuntaskan karena Mas masih di kantor?" Wanita bergincu merah merekah itu tersenyum, menggoda Handoyo.
"Gampang, nanti kamu yang nuntasin," balas Handoyo dengan tatapan penuh damba. Foto sang kekasih yang seksi setengah bugil, kembali melintas dan hal itu membuat laki-laki bertubuh atletis tersebut menelan saliva. Handoyo sedang dalam mode menginginkan sang kekasih.
Wanita genit itu tersenyum. Tanpa Handoyo duga, kekasihnya tiba-tiba saja mengarahkan kamera yang sudah dipasang pada tripod, ke arah tubuhnya yang masih mengenakan lingerie berwarna merah menyala.
Sontak, jakun Handoyo naik turun menatap tubuh seksi sang kekasih yang memenuhi layar ponselnya. Apalagi ketika tangan kekasihnya itu sengaja memainkan bukit kembarnya sendiri, seraya mende*sah manja. Membuat milik Handoyo semakin berdiri tegak, seolah menantang dunia.
"Sayang, aku pengin," pinta Handoyo dengan suara berat.
Wanita itu terkikik. Kekasih gelap Handoyo tersebut kemudian menampakkan wajahnya kembali. "Aku tunggu di kantorku, Mas," ucap sang wanita, menyambut dengan antusias keinginan Handoyo.
💖💖💖 bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Ita rahmawati
jijik bgt sih 🤮🤮😭😭😭
2023-06-12
2
dita18
laki2 gk ada otak ini mah,,,, bini drmh jd tekanan batin dia malah enk2an di luar 😈
2023-04-03
1
Rapa Rasha
dasar laki2 jahat. kakak gimana Lia kak suruh pergi aja ya dari tu laki2
2023-03-29
1