Ranjang Balas Dendam Yang GiLa

Ranjang Balas Dendam Yang GiLa

1. Melayanimu

Malam yang dingin cocok untuk melepaskan gairahnya yang sedang bergejolak setelah menelan obat terlarang.

Wanita itu sendiri masuk ke dalam kamar hotel dan naik ke ranjang. Sudah lama ia merencanakan aksi balas dendamnya dan malam ini ia yakin akan menjebak CEO tampan ke dalam percikan apinya.

Yaitu, Genta Mitsyukai yang ia benci..

"Ahh… uuummhh… aku sudah tidak tahan lagi, tapi dia masih belum datang. Jangan-jangan dia sudah tahu aku ada di sini dan tidak mau melihatku? Ahh..." desah Raisa yang dari tadi sudah menahan efek obat perang sang. 

Karena tidak mau rencananya kacau, ia beranjak dari ranjang dan sengaja memperlihatkan tubuhnya yang seksi di balik dress putih yang tipis dan transparan.

Raisa masuk ke dalam kamar mandi, berdiri di depan cermin dan melihat pantulannya. Ia menyeringai dan berbicara seperti psikopat.

"Setelah aku bercinta dengan dia malam ini, aku yakin citranya akan hancur, dan semua orang akan menuduhnya sebagai pria sampah!"

"Dan perusahaan berita tidak akan berhenti meliput rekaman syurku dengannya, hahaha… Ceo Genta yang terkenal berwibawa dan baik hati itu akan dicap pelaku kriminal, dan hubungan dengan kekasihnya juga akan berakhir, hahaha…."

"Aku tidak sabar melihat bagaimana ekspresinya di depan semua media, pasti sangat menyedihkan."

Setelah tertawa sambil membayangkan keberhasilannya, Raisa mengepal tangan.

"Cih, sialan. Aku merasa seperti penjahat. Tapi yang penjahat itu adalah mereka! Keluarga Nero punya hutang yang harus mereka bayar atas perbuatannya pada orang tuaku."

"Tunggu saja, satu demi satu dari kalian akan aku siksa. Aku sudah bersumpah akan membalaskan kematian orang tuaku yang kalian bunuh."

"Gadis kecil yang dulu ditemukan sekarat, kini waktunya bangkit dan balas dendam."

Krek!

Raisa sontak kaget saat mendengar pintu kamar hotel dibuka oleh seseorang. Ia perlahan mendekati pintu di sebelahnya, membuka sedikit dan mengintip siapa yang masuk.

Senyum Raisa melebar memandangi punggung pria yang setiap hari ia lihat di kantor. Punggung kekar itu yakin milik CEO Genta.

Hati Raisa pun makin senang ketika pria tinggi itu yang membelakanginya meminum habis isi gelas di atas meja yang sudah diberikan obat perang sang.

"Yes, akhirnya dia masuk sendiri dalam jebakanku. Aku tidak perlu lagi repot-repot merayunya meneguk isi gelas itu. Sekarang dia pasti mulai terkena efeknya, ini saatnya aku keluar menariknya bercinta."

Raisa membuka lebar-lebar pintu kamar mandi, membuat pria itu menoleh cepat padanya, tapi Raisa melirik sedikit ke fas bunga yang terdapat kamera tersembunyi yang sudah siap merekam percintaannya.

Glug!

Raisa terdiam sejenak ketika mendengar pria itu meneguk ludah. 'Cih, apa dia barusan tergoda setelah melihat tubuhku yang seksi? Wajahnya sangat munafik,' batin Raisa sambil berjalan menghampirinya.

"Ahhh…" Raisa sengaja menjatuhkan dirinya. Sontak pria itu dengan tangannya yang gesit segera memeluk pinggang Raisa. Keduanya pun saling pandang dengan jarak yang amat dekat. 

"Hei, kau siapa? Mengapa berada di sini?" 

Raisa yang setengah sadar dari efek obat, sedikit terkejut mendengar pertanyaan Genta. Perasaan Raisa makin marah.

'Apa-apaan dia ini? Kenapa pura-pura tidak kenal aku?' batin Raisa yakin sekali penyamarannya sejak awal sebagai wanita malam yang suka menggoda sudah tertanam di kepala CEO itu.

Raisa pun memeluknya dari belakang lalu berkata lembut. "Aku Raisa, datang untuk menghiburmu," ucapnya lalu memeluk dari depan. Wanita itu pun mendongak dan membuka dasi di depannya.

"Hei, kau sudah gila?" Pria itu menepis tangan Raisa, membuat wanita itu kembali setengah sadar.

"Kenapa kau kasar padaku? Bukan kah malam ini kau meminta aku menghiburmu?" kata Raisa sebenarnya bohong.

"Aku tahu kau sedang kesepian, tapi kau tidak usah bersedih lagi, aku yang akan menemanimu malam ini," kata Raisa lalu membuka lagi dasinya, dan satu demi satu melepas kancing kemeja putih pria di depannya, sehingga Raisa terdiam sesaat setelah melihat tubuh Genta begitu gagah dan sixpacknya yang menggoda.

Pria itu juga hanya terdiam saja dadanya sudah polos, dan dipegang-pegang, namun sepintas ia tersenyum jahat.

"Oh, begitu ya, jadi kau datang untuk menghiburku?" tanya pria itu memastikan dulu. Raisa pun mengangguk kecil dengan wajah imut.

"Memangnya kau siapa, Nona?" tanya pria itu sambil mengangkat tubuh Raisa ke atas ranjang lalu naik ke atas tubuhnya.

Glug! Raisa menelan ludah melihat posisinya yang sangat dekat. 'Wah, apa dia sudah terkena efek sampai membawaku ke ranjang?' pikir Raisa deg-degan ketika tangan pria itu mengelus wajahnya yang cerah dan lembut.

"Kau cantik, tapi akan lebih cantik kalau kau mau menjawab pertanyaanku, siapa kau?" 

Raisa cemberut merasa kalau Genta sedang pura-pura lupa ingatan. Ia pun mengangkat dua tangannya kemudian merangkul lehernya.

"Aku wanitamu, malam ini akan melayanimu, Genta."

Deg!

Sebelum lepas kendali, Raisa sempat mendengar detak jantung pria di atasnya berdetak keras.

"Emhh… aku sudah tidak tahan," desah Raisa sepenuhnya tidak dapat lagi mengendalikan diri untuk bercinta. Tidak seperti pria di atasnya nampak marah.

"Oh sangat disayangkan, kau berhubungan spesial dengan lelaki itu namun malam ini kau akan berakhir di ranjang bersamaku,"

"Tapi mendengar kau menyebut pria lain, aku jadi tidak berselera padamu," ucap pria itu ingin beranjak pergi sebelum dirinya juga hilang kendali.

"Sialan, bisa-bisanya aku dijebak begini," katanya baru sadar kalau minuman di gelas tadi berisi obat perang sang.

"Cih, dia cantik dan licik juga," decih pria itu memungut kemeja hitamnya di lantai, lalu menoleh ke ranjang. Sontak ia terkejut Raisa tidak ada di atas sana membuatnya tidak jadi menelpon seseorang.

"Loh, kemana dia?" 

"Ahhhh…umhhh…tolong…aku." Suara rintihan pun mengagetkannya. Buru-buru ia ke sisi lain ranjang. Matanya membola melihat Raisa tergeletak di lantai dengan tubuh yang sudah polos.

Glug! Pria itu menelan salivanya lagi. Hampir tergoda dua semangka dan rawa-rawa di bawah sana, namun ia berusaha menepisnya.

"Hei, Nona, aku peringatkan padamu, jangan coba-coba berurusan dengan keluarga Nero," ucapnya segera memapah Raisa dan kembali menelpon.

"Halo-" 

"Halo, Tuan, ada apa–"

"Ahhh… jangan telpon, jangan begini, aku tidak mau ada orang lain, aku ingin berdua dan bersamamu malam ini," racau Raisa tanpa sadar langsung melucur ke bibir pria itu.

Pria itu terpaku, mulutnya dicum bu oleh Raisa. Sontak ia menghempaskan Raisa ke atas ranjang.

"Halo, Tuan, anda baik-baik-" 

Tuuut…

Panggilan diputus secara sepihak, pria itu meletakkan ponselnya di atas meja kemudian melihat emosi ke Raisa.

"Cih, apa aku benar-benar gila sekarang?" Pria itu mengacak-acak rambutnya. Namun seketika berhenti saat Raisa menarik celananya.

"Umhh… jangan pergi, tetaplah bersamaku," pinta Raisa terlihat wajahnya sudah memerah.

"Ah sial, aku juga tidak bisa menolaknya."

Chup!

Pria itu terpaksa naik ke ranjang, melepas semua pakaiannya dan menerima pelayanan Raisa. Berciuman dan berlanjut ke paling dalam. Keduanya saling terbuai dengan gairah yang menggebu-gebu dan semakin panas. Percintaan itu pun telah direkam hingga ke puncak *******.

"Oh yeah, lebih dalam lagi, dan keluarkan sebanyak-banyaknya di dalam rahimku, ahhhh psshaah."

Raisa yang pertama kali bercinta, bagai wanita liar yang sedang menggila digagahi olehnya malam ini. Setelah saling bertukar kehangatan di atas ranjang, keduanya ambruk dan kemudian tanpa sadar tertidur di bawah satu selimut sepanjang malam.

.

Note : Judul aslinya bukan ini, tapi beda. Karena terkena sensor jadi ganti judul lain. Mohon tinggalkan jika merasa kurang layak untuk dibaca🙏😊

Terpopuler

Comments

Sumawita

Sumawita

bagus kak cerita nya

2023-03-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!