4. Kesucian Raisa

"Sebentar Raisa!"

"Oh, kenapa lagi?" tanya Raisa was-was.

Ahhhh…. Raisa kaget tiba-tiba Genta mengangkatnya ke ranjang dan menindihnya.

"Genta, ada apa ini?" tanya Raisa deg-degan. 'Waduh, apa dia masih mau begituan lagi?' pikir Raisa agak takut karena pinggangnya masih sakit. Benar saja, Genta melepaskan bajunya sendiri membuat Raisa membola dan merona melihat dada Genta yang memang gagah dan body yang berotot.

"Raisa, aku sudah lama menahannya, dan sekarang biarkan aku membuktikan keseriusanku tentang perasaanku ini dulu," kata Genta turun mencium leher Raisa dan melirik tidak suka bekas cu pang itu. Genta dalam hati, dia tidak rela wanitanya disentuh lagi oleh pria lain dan mau memastikan kesucian Raisa.

"Ka-kau serius ingin melakukan itu?" tanya Raisa mendorong dada bidang Genta..

"Ya sayang, aku serius ingin memulainya darimu," jawab Genta ingin membuka dress Raisa, tidak tahan ingin bercinta. Akan tetapi, tiba-tiba Raisa menolak.

"Ahhh, jangan!"

"Kenapa, sayang?" tanya Genta kaget tangannya ditepis.

"Maaf, aku lebih baik mandi dulu supaya kau dapat menikmatinya," jawab Raisa kebingungan mencari alasan.

"Hahaha, kau memang benar, pergilah mandi, aku akan menunggu di sini," ucap Genta lalu mencium kening Raisa dan beranjak duduk di tepi ranjang.

Ceklek! Raisa masuk ke dalam kamar mandi, dia syok berat akan berakhir seperti ini.

"Aduh bagaimana ini? Apa aku turuti saja? Tapi ini hanya membuang waktuku menemukan kameraku." Raisa melepaskan pakaiannya dan mulai mandi di bawah guyuran shower..

"Sialan, kenapa perasaanku mengganjal gini sih!"

"Ah tidak boleh, tidak boleh, aku tidak boleh menyimpan rasa kotor ini, aku tidak boleh sampai membalas perasaannya," kata Raisa menepuk dadanya.

"Ahhh gimana nih? Apa aku benar-benar bisa balas dendam?" racau Raisa masih di dalam kamar mandi. Ia sedang memperbaiki make upnya dan rambut palsunya. Untung saja dia membawa masuk tasnya.

Tok tok tok

Raisa kaget Genta memanggilnya.

"Sayang, kau baik-baik saja kan di dalam? Kenapa lama sekali?" 

Ceklek!

Sontak Genta tertegun melihat Raisa keluar hanya bermodal handuk yang menutupi tubuh seksinya. Pria itu yang hanya memakai ****** ***** menelan ludah dan langsung mengangkat Raisa ke ranjang.

"Ahhh, jangan buru-buru," tahan Raisa sebelum handuk itu ditarik lepas oleh Genta. Raisa nampak ragu-ragu karena dibalik handuk itu ada banyak cu pang bekas percintaannya kemarin.

"Kenapa sayang? Kau takut sampai tidak mau kusentuh?" tanya Genta sudah di atas Raisa dan siap membuka celananya. Ingin segera menusuk rudalnya ke dalam rawa yang ada di balik handuk putih itu.

"Bukan begitu," jawab Raisa merona habis-habisan.

"Lalu kenapa menolak?" tanya Genta tidak jadi membuka celana, ia pindah mengelus paha halus Raisa menggunakan tangannya.

"Uhhhh bukan," desah Raisa menggigit bibir bawahnya.

"Lalu apa, sayang?" tanya Genta makin naik mengelus paha Raisa, bahkan tangan itu mulai mencolek rawa yang ada di bawah sana.

"Aku malu-malu," jawab Raisa menggeliat geli.

"Aku tahu ini pertama kalinya bagi kita, tapi tenang saja, aku akan melakukannya dengan lembut," bisik Genta mengecup leher Raisa dan jari-jarinya bermain di rawa Raisa yang mulai basah. Puncak keinginannya semakin bergejolak untuk tahu kesucian Raisa.

"Hhm, kenapa kau lakukan itu," kata Raisa menangkap tangan Genta yang tidak mau berhenti mencoleknya.

"Ada yang perlu aku cek–"

Dreettt….dreettt

Genta dan Raisa kaget tiba-tiba ponsel di atas meja bergetar membuat aksi dan ucapannya digantungkan.

"Genta, sepertinya ada yang telepon, coba kau lihat," kata Raisa menunjuk ponsel Genta.

"Ah sial, padahal sudah tegang begini," decak Genta beranjak duduk dan mengangkat panggilan itu. Sedangkan Raisa pun ikut duduk memperbaiki rambut dan handuknya.

Tidak lama menunggu, Genta tiba-tiba bangkit dan memakai pakaiannya.

"Loh, bukannya tadi mau main? Kenapa tiba-tiba pakai baju?" tanya Raisa bingung. 

Usai memperbaiki penampilan, Genta pun menepuk dua bahu Raisa lalu serius menatapnya.

"Segeralah berpakaian, kau harus pergi dari sini," kata Genta sambil menunjuk pintu kamar.

"Pergi? Kenapa tiba-tiba kau begini?" tanya Raisa bangkit dan segera ke kamar kecil untuk berpakaian.

Setelah keluar dengan pakaian lengkap, Raisa keluar, dan sontak dia kaget sudah ada sekretaris 

John di dalam kamar.

"Ah, apa ini? Kenapa kau memanggil pria lain?" tanya Raisa menghampiri Genta dan sekretaris itu yang habis mengobrol. Entah apa, yang jelas sepertinya ada masalah dan Raisa tahu sekretaris itu tidak pernah tahu hubungannya dengan Genta, tapi Genta sendiri yang membawanya kemari. Bukan kah itu sama saja membocorkan hubungannya, kan?

"Raisa, kau dengarkan aku baik-baik, pergilah dari sini dengannya dan turuti permintaanku tadi," ucap Genta memegang tangan Raisa.

"Kenapa? Kenapa kau panik begini?" tanya Raisa bingung. 'Apa jangan-jangan rekaman syurku malam kemarin sudah diketahui dan disebarluaskan?' pikir Raisa diam.

"Raisa, seseorang sedang menuju kemari, aku tidak mau dia melihatmu," jawab Bara memeluk Raisa. 'Aku tidak akan biarkan dia kali ini mencelakai wanitaku.' Batin Genta nampak dendam pada seseorang itu.

Raisa tentu syok dipeluk di depan sekretaris. Namun lebih syoknya karena ada orang yang menuju ke kamar hotel. 'Apa mungkin Sena yang ke sini? Kalau begitu, ini terlalu cepat perselingkuhan kami terbongkar! Aku harus pergi dari sini!' batin Raisa ikut panik.

"Baiklah, aku akan pergi." Raisa melepaskan diri dan mulai berjalan keluar bersama sekretaris John, namun tiba-tiba Genta menariknya jatuh ke dalam pelukannya.

"Tidak usah memikirkanku, aku akan baik-baik saja, sekarang kau harus hidup dengan baik di sana dan jangan berhubungan dengan siapa pun, mengerti?" tanya Genta melihat Raisa yang mendongak dan nampak wanita itu kaget atas tindakannya itu.

'Apa sih dia? Kenapa jadi berlebihan begini?' batin Raisa jadi bingung atas sikap Genta.

Setelah Raisa dan John keluar, Genta pun berdiri di dekat jendela dan menelpon sambil melihat mobil John keluar dari parkiran. "Antarkan dia sampai ke bandara," perintah Genta ke John dalam panggilan itu.

"Baik, Tuan." John mengerti dan segera melaju membawa Raisa pergi. Setelah itu, Genta pun berbalik dan langsung berhadapan dengan dua pria yang masuk ke kamarnya dan salah satu diantara pria itu memiliki wajah dan postur tubuh yang sama dengan Genta. Namun memiliki sifat yang sangat jauh berbeda.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!