Isteri Cantik Tuan Muda
°°°
“Hikss ... kenapa Lo mutusin gw sih, Al!?”
“Gak ada alasan untuk mutusin Lo, Zoy!”
Dikantin, semua murid-murid dari kelas 10-12 berkumpul untuk melihat perdebatan dua kekasih itu.
Zoya Kianan Alexander, 11–A Fisika. Gadis yang dikenal paling tomboy dan paling berani itu kini justru sedang menangis sesenggukan sekarang, hatinya begitu hampa.
Bagaimana tidak hampa? Pacarnya, Alzihan Anggara atau yang kerap kali dipanggil Zihan itu memutuskan hubungan mereka yang sudah terjalin selama tiga tahun, sejak mereka SMA.
SMA? Lalu kenapa kelas Zoya 11–B Fisika? Sebab di Universitas Nusantara ini, menggunakan kelas dengan nama yang seperti itu.
Kembali lagi ke kisah Zihan dan juga Zoya. Saat ini dengan nafas yang memburu, Zoya berusaha memohon bahkan bertekuk lutut agar Zihan mau balikkan padanya.
Tapi itu justru mengundang cibiran serta sindiran dari siswa-siswi yang ada disana, seorang Zoya si gadis tomboy itu bertekuk lutut? Apakah pantas? No everybody.
“Zoy, berhenti!”
Sebelum Zoya bertekuk lutut, seorang gadis dengan sweater pink justru berteriak dan membelah kerumunan tak berguna itu.
Ia menarik kerah baju Zoya agar segera bangkit dan berusaha menyadarkan nya, bahwa yang dia lakukan itu akan mempermalukan dirinya sendiri.
“Berhenti berharap, Zoy!” ujarnya menepuk pelan kedua pipi Zoya, Jennie Alandria Putri.
Jennie Alandria Putri, seorang gadis bermata coklat dengan otak yang cerdas. Diantara Zoya cs, hanya dia yang mampu untuk bersikap dewasa.
“Hikss .. MINGGIR! GW MASIH CINTA SAMA AL, JEN! GW CINTA SAMA DIA! GW GAK MAU PUTUS SAMA DIA!” sarkas nya dengan nada tinggi sembari menunjuk Zihan yang sedang berdiri tegap disana.
Plakk!
Pipi Zoya terasa panas, tangisan Zoya dan juga kebisingan yang disebabkan siswa-siswi mulai diam.
Tamparan yang begitu nyaring itu membuat pandangan mereka terahlikan, Zoya memegangi pipi kanan nya yang terasa panas itu dan menatap tajam kearah seorang gadis yang sudah berani menamparnya.
“Mana harga diri Lo!? Semurah itu harga diri Lo, Zoy? Punya mata sama telinga kan? Dipake! Zihan udah mutusin Lo, jadi gak usah bertekuk lutut sama dia. Gak ada gunanya!” pungkas gadis itu, Zoya hendak balik menampar gadis itu tapi ditahan oleh Jennie.
“Apa yang dibilang Xien itu benar!”
Xien Clooney, seorang gadis paling berani yang dikenal dengan sebutan 'Bad Gril'. Dengan pakaian basket yang masih ia kenakan, Xien buru-buru kekantin saat mendengar bahwa Zoya terlibat masalah dengan Zihan dari adik kelas mereka.
“Kalian gak usah ikut campur! Minggir sana, gw masih cinta sama Zihan!” bentak nya, semua orang dibuat terkejut dengan bentakan tersebut. Why? Because, ketiga nya adalah best friend dan tidak pernah sekalipun diantara mereka ada yang membentak.
“Lo udah buta, Zoy! Hanya karena Zihan, Lo bod*h!” umpat Xien. Dengan emosi yang memburuh, gadis itu menarik kerah seragam Zoya dan melemparkan bola basket kesayangan nya kesembarang arah.
“Ck! Lepas. Al, t--tunggu!”
Saat Zihan ingin pergi, detik itu juga Zoya mendorong tubuh Xien hingga gadis itu mundur beberapa langkah.
Zoya kembali mengejar Zihan, dan segera menarik tangan kekar itu untuk minta penjelasan sekali lagi.
“Lepas!” titah nya, Zoya menggeleng. Tanpa basa-basi, Zihan langsung menghempaskan tangan mantannya itu.
“Aku mau minta penjelasan dari kamu sekali lagi, Al!” ucap nya.
“Gw gak bisa jelasin! Pokoknya, mulai detik ini kita udah gak ada hubungan apapun itu! Jadi please, lupain Gw.” finish nya, lalu Zihan meninggalkan Zoya sendirian.
“Hikss ... Gw gak akan pernah bisa lupain Lo, Al!”
Dengan langkah berat, Zoya berjalan menelusuri tiap lorong sembari mengingat kenangan indah yang pernah ia alami bersama Zihan.
Tak peduli dengan cibiran serta ocehan para siswi-siswi yang mulai menggosipi nya, Zoya terus melangkah kan kakinya menuju kelas.
Dilihat nya, kedua bangku teman nya kosong. Zoya tau, Xien dan juga Jennie pasti sudah cabut dari sekolah. Mungkin karena risih dan malas bertemu Zoya, sebab Zoya tadi sempat membentak mereka.
“Maaf, Xien dan Jennie!” gumam nya, ia menarik ransel pink nya dan cabut dari sekolahan.
Dengan kecepatan diatas rata-rata, Zoya melajukan mobilnya membelah jalanan Jakarta yang tidak terlalu ramai itu.
Ia terus mengumpati Zihan dan terus mengoceh tidak jelas di mobilnya, ia terus menangis. Mungkin besok pagi, matanya akan bengkak karena tangisan nya itu.
Berbanding terbalik dengan kedua sejoli yang saat ini sedang menikmati angin sepoi-sepoi disebuah taman.
Alzihan, cowo itu ternyata juga cabut dari sekolah. Kini, ia dengan seorang gadis cantik sedang berduaan dengan senyum yang terus terbit diwajah keduanya.
“Al, gimana?”
“Aku udah mutusin Zoya, aku gak mau diantara hubungan kita ada perusak.”
“Maksud kamu Zoya perusak!?”
Zihan terkekeh. “No, baby. Aku gak bermaksud kayak gitu, udah jangan dipikirin yah?!"
Gadis itu menatap sendu tangan Zihan yang sedang menggenggamnya erat. Air mata nya lolos begitu saja, Zihan tau mengapa kekasih nya itu menangis.
“Aku itu sahabat Zoya, Al. Ibarat kata, aku itu yang ngerusak hubungan kamu sama dia!”
Zihan menyeka air mata itu. “No, baby. Ini adalah takdir dari Tuhan, gak ada yang bisa ngerubah.”
“Zoya akan mendapatkan yang lebih baik daripada aku.”
______________
PRANGG!
“Nggak! Aku gak mau, Pa!”
“Zoya, tolong mengerti!”
Ada yang bilang, Ayah adalah cinta pertama dari putri nya. Namun bagi seorang Zoya Kianan Alexander, Papa nya bukan lagi cinta pertama nya sejak Papa nya dihasut oleh ibu tirinya.
Ya, ibu kandung Zoya telah meninggal sejak umur Zoya 12 tahun. Saat Zoya berumur 15 tahun, Papa nya menikah lagi dengan seorang wanita yang mempunyai seribu satu rencana licik diotaknya.
“Zoya gak mau menikah! Zoya masih cinta sama Zihan, Pa!” sarkas nya, sang Papa justru tersenyum remeh.
“Secinta itu kamu sama orang yang udah tega bohongin kamu?”
“Maksud Papa!?”
“Zoya, kau telah buta karna cinta. Zihan sudah menikah dengan sahabat mu itu, Fika!”
Degg!
Waktu serasa berhenti untuk sementara, tenggorokan Zoya serasa tercekat mendengar ucapan Papa nya.
Fika Alerea Ananda, salah satu teman dari Zoya bahkan Fika adalah orang yang selama ini mendukung hubungan nya dengan Zihan. Tapi rupa-rupa nya, Fika ada seorang pengkhianat. Ia tak menyangka, Fika yang dikenal polos itu ternyata telah menikung dirinya.
“Gak mungkin!”
“Mereka menikah sejak dua bulan lalu! Dan asal kamu tau, saat ini gadis itu telah mengandung anak dari Zihan! Jadi berhenti berharap.”
“Hikss, nggak mungkin!”
“Berhenti menangisi seseorang yang sama sekali tidak mencintai mu, Zoya. Papa harap, setelah kamu menikah dengan Tuan M kamu bisa melupakan dia.”
“Ck! Zoya gak mau dijodohin, Pa. Jadi stop!”
“Zoya, i'ts true best!”
-Zoya, ini jalan terbaik
“No! Is no't true best, i'am not children!”
-Tidak, ini bukan jalan terbaik, aku bukan anak-anak lagi.
“Terlambat, Tuan Muda sudah menyetujui nya. Jadi jangan membantah, nanti malam kau akan menikah!”
“Hiksss, PAPA JAHAT! ZOYA BENCI SAMA PAPA. TERUTAMA LO, WIDIA!”
“Zoya, jaga kata-kata mu. Dia ibu kamu!”
“No, She no't my mother!”
-Tidak, dia bukan ibu ku.
Dengan air mata yang terus membanjiri pipinya, Zoya berlari menaiki anak tangga menuju kamar nya.
Ia membanting pintu hingga membuat suara yang begitu nyaring, dia bersender dinding.
Kesialan yang beruntun, itu kata yang sesuai untuk Zoya saat ini. Sungguh hari yang begitu pahit, hari ini seharusnya menjadi hari bahagia dirinya.
Pertama, ia putus dengan Zihan. Kedua, ia bertengkar dengan Xien dan juga Jennie. Ketiga, ia tak menyangka jika selama ini Fika menikung dirinya. Dan yang keempat? Ia justru harus menikah dengan seseorang yang sama sekali tidak ia kenal.
Setidak nya kemarin saat ulang tahun nya, kedua teman nya merayakan nya dengan suprise sederhana tapi sangat berarti di hidup Zoya.
“Xien, Jennie ... Gw butuh kalian.”
Brukk!
Detik itu juga, Zoya tidak sadar diri. Dengan pintu yang terkunci, apa mungkin Papa dan Mama tirinya itu akan menemukan Zoya yang pingsan? I think, no.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments