Bab 04

“Hai, Zoya!” Fika menyapa Zoya yang sedang asik makan basok, Zoya membalasnya dengan senyuman yang ramah.

"Mereka semua kenapa yahh? Apa mereka udah tau kalo Zihan itu suami aku, apa mereka benci sama aku? Aku gak mau sendirian, pokoknya aku harus minta maaf ke mereka!" Batin Fika sembari berfikir keras.

“Mikir apa Lo!?” tanya Jennie dengan ketus.

“Gak pikir apa-apa kok!”

“Hai, boleh gabung gak!?”

Seorang pria dengan seragam basket yang sama seperti Xien datang, dengan headset bluetooth di telinga nya.

“Gerald!?”

Gerald Keano Andara, pria berambut hitam kelam yang bersifat dingin terhadap orang asing namun ramah kepada Xien. Bukan tanpa sebab ia ramah ke Xien, Gerald diam-diam naksir gadis dingin itu.

“Boleh, silahkan duduk!” ucap Zoya mempersilahkan Gerald untuk duduk disebelah kanan nya, sementara disebelah kanan Gerald ada Xien dan juga Jennie, dan tepat didepan mereka ada Fika.

“Kalian lagi ngobrolin apa? Kayak nya serius?” tanya Gerald, diam-diam ia mencuri pandang Xien yang sedang makan mie.

“Gak ngomongin apa-apa.” sahut Zoya dingin tanpa ekspresi.

Mereka saling mengobrol satu-satu sama lain, obrolan mereka terhenti saat Zoya mencium bau masakan yang tak asing dihidung nya.

“Ini omelette buatan Zihan!” gumam Zoya, Fika juga mencium bau yang sama.

Sepersekian detik setelah itu, seorang pemuda dengan hodie merah datang sembari membawa sepiring omelette dan menghampiri bangku Zoya cs.

Mata Zoya berkaca-kaca, di lubuk hati Zoya yang paling dalam, sebenarnya dia masih ada rasa pada Zihan. Ia berharap jika omelette itu sengaja Zihan buat hanya untuk dirinya.

Namun harapan nya pupus begitu saja, dada nya terasa sesak saat melihat Fika yang langsung memeluk Zihan secara terang-terangan dan Zihan juga tak segan untuk menyuapi Fika.

Meskipun sudah tau kenyataan tentang hubungan keduanya, tapi entah mengapa hati Zoya masih tidak ikhlas untuk merelakan Zihan bersama dengan sahabat nya sendiri.

“Yang sabar, Zoy!” ucap Gerald, ia menepuk-nepuk punggung Zoya dan berusaha menenangkan nya.

“Baby, enak kan?!” tanya Zihan, sesaat ia merilik Zoya.

“Baru tau gw, orang pacaran panggilan nya b4bi!” ucap Xien dengan suara pelan, ia menumpuhkan kaki kanan nya diatas kaki kiri nya.

Zihan yang mendengar nya jadi tersulut emosi, rasanya ia ingin memukul gadis itu tapi tindakan nya langsung ditahan oleh Fika.

“Sabar, by!”

BRAKK!

Detik itu juga, satu kantin senyap dan tidak ada satu pun orang bersuara disana bahkan dentingan sendok pun ada, seolah-olah waktu terhenti untuk sesaat.

“Muka dua!” sebut Xien seraya menatap tajam Fika yang sedang menggenggam tangan Zihan.

“Jaga kata-kata Lo, s1al4n!” balas Zihan dengan emosi yang tertahan.

“Xien, udah gak usah cari ribut dikantin. Gw gak mau Lo kena masalah!” pinta Zoya, ia berpindah posisi dengan Gerald.

“Gw gak cari ribut!”

“Lo kenapa sih, Zoy? Masih aja belain cewek muka dua kayak dia? She no't you best friend!”

-Dia bukan sahabat mu!

“I'am know, but you no't angry! Kita bisa selesai kan dengan cara baik-baik kan!?” sahut Zoya dengan nada yang tak kalah tinggi.

-Aku tau, tapi kau jangan marah!

“Tidak ada cara baik-baik dalam kamus seorang Xien!” ucap Xien pelan, gadis itu memilih untuk pergi dari kantin.

“Zoy ...”

“Gak papa, Fika. Gw udah tau semuanya, Zihan tolong jagain Fika yah? Jangan buat dia terluka, cukup gw aja yang terluka.” ucap Zoya lalu menyusul kepergian Xien.

Gerald dan Jennie pun ikut pergi, ada rasa bersalah dihati Zihan. Sebenarnya, ia juga belum rela melepas kan hubungan nya dengan Zoya begitu saja, tapi bagaimana pun juga dia telah memiliki istri yaitu Fika.

“Aku bakal selalu ada buat kamu, baby!”

“Thanks, Al!”

Pria itu menggeram saat melihat foto-foto yang diserahkan oleh dua orang suruhan nya, ternyata mainan nya disentuh orang lain.

“Cish, siapa nama lelaki ini!?” tanya nya dengan suara berat seraya menunjuk wajah laki-laki bertindik di foto itu.

“Saya mendapatkan informasi, namanya Gerald Keano Andara. Ayah nya adalah pengusaha tambang yang cukup terkenal, dan ibunya mempunyai restoran kuliner disekitaran Jakarta serta mempunyai dua cabang, Tuan Muda.” sahut Marvel–Asisten kepercayaan Marcel.

“Cepat susul dia di Universitas nya, jika dia memberontak maka gunakan lah kekerasan!” perintah nya, Marvel dan dua bodyguard mengangguk.

“Kita lihat apa yang akan terjadi selanjutnya ...”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!