°°°
“Apa kita udah keterlaluan yah sama dia?”
“Hm, besok kita minta maaf!”
“Kalian lagi ngomongin apa?”
Pandangan Jennie dan juga Xien terahlikan pada seorang gadis dengan oufit cewe kue itu. Berbeda dengan Xien yang selalu berpenampilan cewe mamba (serba hitam), dan Jennie memakai oufit serba hijau yang biasa disebut dengan istilah 'cewe bumi'.
“Fika?”
Ya, gadis itu Fika. Fika datang ketempat tongkrong Zoya cs, yaitu trek balapan. Xien menang balapan tadi, jadi Genk mereka sedang merayakan nya.
“Zoya mana?!” tanya Fika seraya celingak-celinguk.
Mendengar nama Zoya, Xien dan Jennie diam dan tak ingin bicara. Tapi bagi Xien, Zoya tetaplah sahabat nya. Ia pun angkat bicara dengan wajah datarnya itu.
“Dia gak ada disini, dia ada masalah sama Zihan.”
“Kenapa?”
Entah pura-pura polos ataupun memang sengaja menutupinya, Fika bertanya seolah-olah dia tak mengerti kejadian nya.
“Putus.” ucap Jennie, Fika hanya ber-oh riah saja. Tapi ada rasa bersalah diwajah nya.
'Semoga aja Zoya dapat yang jauh lebih baik dari pada Zihan, please kabulin!' batinnya penuh harap.
_____________
“Akhhh!”
Dengan susah payah, gadis itu terus melihat sekeliling nya.
Ruangan mewah yang begitu asing Dimata nya, nuansa kamarnya kan purple kenapa sekarang jadi mewah bak istana ratu Elizabeth saja? Why?
“G--gw ada dimana, i--ini kebaya!?”
Zoya, gadis itu membelalakkan matanya saat kebaya biru itu tiba-tiba ada ditubuh nya. Ia bangkit dari king size bed itu, dan menatap pantulan dirinya dicermin.
Polesan make up sederhana, rambut disanggul, dan baju kebaya biru . Ya kira-kira begitu lah penampilan nya sekarang, ia terkejut bukan main dengan penampilan nya yang sekarang ini.
Saat ingin melepas kebaya itu, tiba-tiba ada dua pelayan yang masuk ke kamarnya setelah mengetok. Dua pelayan muda itu, mengajak nya untuk keluar kamar.
Saat menuruni anak tangga, banyak pasang mata yang memperhatikan nya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Apa mereka tertegun akan kecantikan Zoya atau sebaliknya.
“Wah, itu kah istri Tuan Marcel? Cantik sekali yah.”
“Masih muda, sesuai dengan Tuan Marcel yang sangat tampan!”
“Benar-benar pasangan yang begitu serasi yah? Akhh, saya iri sekali. Sudah cantik, dan tampaknya dia gadis yang baik!”
Ocehan orang-orang itu mulai menyeruak ditelinga Zoya, gadis itu samar-samar mendengar 'Istri Tuan Marcel. Siapa yang dimaksud dengan istri? Apakah dirinya?.
Dua pelayan tadi membawa nya untuk duduk di sebuah kursi diatas panggung yang tidak terlalu megah itu.
“Kenapa saya dibawa kesini!?” tanya nya pada salah satu pelayan yang hendak pergi.
“Kamu akan menikah, Zoya.”
Bukan pelayan tadi yang menjawab nya, justru Alfareado–Papa Zoya yang menjawab nya. Dan wanita ular itu alias Widia yang tidak henti-hentinya menempel pada Alfareado dengan senyum smrik dan wajah licik nya itu.
“Ck! Zoya udah bilang kan, Pa!? Zoya gak pengen nikah.” bantah nya dengan bisikan.
“Terlambat, semua ini sudah siapkan! Jadi jangan buat papa malu.”
Setelah mengatakan itu, Alfareado dan juga Widia pergi untuk berbincang-bincang dengan penghulu.
Tap!
Tap!
Zoya menggeleng cepat saat ada pria tua yang berjalan kearah nya, apakah ini suami nya? Keriput, tua, buncit dan beruban?.
Katanya tampan, ini mah tampan dari hongkong. Masa tua gini dibilang tampan, wah rabun tuh mata para tamu undangan.
“Whatss! Ini jodoh Gw?! Ogah! Gak mau nikah gw!” sarkas nya, tanpa ia sadari suara nya naik satu oktaf hingga para tamu undangan menatap nya.
Tak ada angin tak ada hujan, para tamu undangan justru tertawa terbahak-bahak saat mendengar penuturan gadis itu, Zoya hanya mengerenyitkan dahi nya heran.
“Saya tidak setua itu.”
Suara bariton itu membuat Zoya menatap intens pemuda dengan balutan tuxedo hitam itu.
Pemuda itu menyuruh Pak tua tadi untuk pergi yang ternyata merupakan seorang kepala pelayan dari ketering makanan yang ia pesan, kemudian pemuda tampan itu duduk disamping Zoya.
Glek!
Ciptaan Tuhan memang sempurna, lihat saja wajah pemuda disamping Zoya ini.
Berwajah tegas, hidung mancung, alis hitam, berkulit putih, rambut yang acak-acakan tapi terkesan keren, leher jenjang, bibir pink. Akhhh! Kaum hawa akan tergila-gila pada pemuda itu.
“Sudah puas memandang Saya?” ucap nya tanpa melihat Zoya, Zoya yang tersadar langsung memalingkan wajahnya.
“Mari kita mulai!” ucap penghulu yang mendatangi mereka.
Penghulu dan pria tampan itu saling berjabat tangan, keringat dingin mulai membanjiri wajah para tamu undangan.
“Bismillahirrahmanirrahim, saya kawinkan engkau Zevan Ziyon Pramuditya bin Andhara Pramuditya dengan saudari Zoya Kianan Alexander binti Alfareado Alexander dengan mahar berupa uang tunai sebesar 1M dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!”
“Saya terima nikah dan kawin nya Zoya Kianan Alexander binti Alfareado Alexander dengan mahar berupa uang tunai sebesar 1M dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!”
“Bagaimana para saksi?!”
Para tamu undangan mengangkat gelas mereka dan ...
“SAH!!”
Tepat hari ini, hari paling bersejarah dalam hidup Zoya Kianan Alexander yang sekarang resmi menjadi istri dari Tuan Zevan Ziyon Pramuditya.
Zoya justru sedang melamun, etss! Jangan berfikir bahwa Zoya sedang melamun karena melihat ketampanan pemuda itu yah. Zoya tertegun sebab mahar nya yang senilai 1M wah bisa kaya mendadak, bomat dikatain matre.
“Zoya, ayo salam sama suami kamu!” perintah dari seorang wanita paru baya cantik, bukan Widia! Seperti nya dia adalah ibu dari suami Zoya.
Deg!
Deg!
Cup!
Rasanya Zoya perlu kerumah sakit, detak jantung nya seketika menjadi tidak normal saat pemuda itu mencium puncak rambut nya, Zoya dengan ragu juga mencium punggung tangan sang suami.
“Mulai detik ini kamu adalah istri dari Marcel, yah!?” wanita paru baya itu berucap.
“Ma, biarin mereka berdua bersenang-senang dengan status mereka sekarang.” ucap sang suami.
Andhara Pramuditya– Papa dari Pemuda yang diyakini adalah bernama Marcel. Yuna Pramuditya– Istri dari Andhara dan juga ibu dari Marecl.
Dengan wajah dingin dan tak ikhlas, Marcel menggandeng tangan Zoya untuk keluar dari gedung itu.
Sebuah mobil hitam klasik dengan hiasan bunga datang, Marcel menarik paksa Zoya untuk masuk.
Zoya terkejut saat Marcel memperlakukan nya dengan kasar seperti ini, padahal didepan semua orang tadi, dia justru sangat romantis.
“Kecepatan penuh, Vel!”
“Baik, Tuan Muda!”
20 menit, waktu yang cukup singkat karena asisten pribadi melajukan mobil dengan kecepatan diatas rata-rata.
Zoya mendongak kan kepala nya saat melihat sebuah rumah mewah dengan logo 'Z' mungkin artinya 'Marcel atau Ziyon'. Zoya kaget saat Marcel menarik paksa tangan nya, bahka Zoya sampai meringis kesakitan.
“Asstt, Z-Marcel s--sakit!” rintih nya saat pergelangan tangan nya yang ditarik Marcel serasa ingin putus.
“Panggil saya Tuan Muda!” titah nya dengan suara berat, sampai-sampai Zoya tak berani menatap mata elang Marcel.
Ibarat tuli, bisu, dan buta. Ya begitulah gambaran yang sesuai untuk orang-orang yang ada di rumah mewah itu, sudah jelas Zoya ditarik paksa oleh pemuda itu tapi tak satu orang pun yang ingin menolong nya.
Pemuda itu mah jalan tinggal jalan, lah Zoya? Dia tidak akan pernah bisa mengimbangi langkah jenjang pemuda itu saat dia menggunakan kebaya seperti ini.
Brukk!
Marcel menghempaskan tubuh Zoya ke lantai hingga gadis itu meringis kesakitan.
Berbeda dari kamar pengantin yang biasa nya bernuansa romantis dengan beberapa kelopak bunga mawar, kamar pengantin Zoya justru seperti kapal pecah. Serpihan kaca dimana-mana, banyak debu dan seprainya saja berantakan.
“Bersihkan tempat ini dalam waktu 20 menit!”
BARKK!
Tanpa embel-embel apa pun, pemuda itu membanting pintu kamar hingga menimbulkan suara yang membuat Zoya ketakutan.
Dengan terus meniup pergelangan tangan nya yang merah, Zoya terus membersihkan tempat itu. Ia merintih kesakitan saat jari nya tergores serpihan kaca.
“Hikss, Mom! Zoya kangen ...” lirih nya.
Dua puluh menit setelah nya, Zoya telah mengganti baju nya dengan kemeja putih dan celana pendek hitam diatas lutut. Sebenarnya, ia merasa sangat risih dengan pakaian itu tapi hanya itu yang ada.
Zoya saat ini sedang memandangi bintang-bintang yang bertabur dilangit malam, beban dikedua pundak nya semakin berat.
Andai saja teman-teman dan juga ibu kandungnya ada disini, beban nya pasti akan hilang seketika. Mengingat hanya Xien, Jennie dan juga Fika lah yang selalu ada untuk dirinya.
Meskipun pun Zoya sudah tau jika Fika-lah yang sudah merebut Zihan darinya, tapi entah mengapa Zoya yakin bahwa Fika tidak berniat untuk menikung nya.
“Kau berniat menggoda Saya?”
Zoya berbalik dan mendapati Marcel yang tengah berdiri tegap dengan Baluran kemeja putih yang terbilang transparan itu.
“Apa maksud Anda, Tuan?” tanya Zoya sembari memiringkan kepalanya.
“Ck! Jangan berpura-pura polos, dengan pakaian seperti itu, kau pikir aku akan tergoda?” sahut nya, jari telunjuk nya menunjuk pakaian yang sedang dipakai Zoya.
“Saya bukan wanita penggoda, lagi pula tidak ada baju lain di lemari selain ini. Jadi jangan bilang seolah-olah Saya sedang menggoda Anda!” sungut Zoya dengan berani.
Pemuda itu tak menjawab nya, ia merebahkan dirinya dikasur king size nya itu. Ia menepuk-nepuk sebelah kasur tersebut, Zoya mengerenyitkan dahinya.
“Sini!”–Marcel menepuk-nepuk banyak disebelah kanan nya.
“M--maksud Tuan, saya tidur bersama Tuan begitu? S--saya belum siap untuk melakukan nya, Tuan Muda!” lirih Zoya seraya merapatkan kedua lututnya
“Siapa yang mengatakan kau akan tidur bersama ku? Tidak akan. Ambil bantal ini, dan tidurlah disofa!”
Sambil menghentakan kedua kakinya, Zoya berjalan menuju kasur itu dan mengambil bantal yang dimaksud lalu ia lemparkan ke sofa.
“Matikan lampunya!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments