Perjuangan Cinta Kita

Perjuangan Cinta Kita

1. Perpisahan

" Seperti yang sudah kita bicarakan sebelum pernikahan terjadi, setelah anak ini lahir Sheril akan melanjutkan studinya ke luar negeri dan anak ini boleh kalian ambil dan rawat dan seperti perjanjian juga kalau saat ini kamu boleh menalak anak saya." titah Wijaya pada Derel dan menyerahkan bayi yang baru saja dilahirkan oleh Sheril.

Derel mengambil bayi merah itu dengan rasa yang sangat sedih dan tangan gemetar karena dia tidak tega anak sekecil itu harus berpisah dari sang ibu tanpa pernah sekalipun bisa merasakan kasih sayang sang ibu.

Bayi kecil itu pun tidak pernah merasakan makanan terbaik untuk seorang seorang anak yang diberikan oleh ibu yang di sebut ASI.

Tapi dia harus bisa berhati besar untuk menerima keadaan dan keputusan ini karena dengan menerima perpisahan dengan Sheril itu berarti dia bisa merawat bayi mungil itu sebab kalau tidak Derel hanya tidak bisa lagi melihat anaknya walaupun dari jauh karena keluarga Sheril akan memberikan anak mereka ke keluarga mereka untuk diadopsi.

Derel dan keluarga tentu saja tidak mau karena bagaimanapun bayi kecil itu tidak bersalah dan adalah darah daging dari Derel.

" Baik Pa saya tahu mulai saat ini saya talak Sheril. Dan mulai hari ini kami resmi berpisah dan saya tidak akan mengganggu hidup Sheril tapi saya yakin kekuatan cinta kami yang akan menyatukan kami kembali ". Derel mendekap tubuh bayi kecil itu dengan penuh kasih sayang dan mencium seluruh wajah bayinya dan meninggalkan rumah sakit bersama keluarga nya.

Setelah bayi perempuan mungil itu di bawa oleh Derel dan keluarga, Sheril sadar dan langsung bertanya pada kedua orang tuanya " Pa ... Ma ... mana anak aku?".

" Anak kamu sudah di bawa keluarga mantan suami kamu yang tidak berguna itu". kata Pak Wijaya sinis.

" Mantan suami? Apa maksud Papa bicara seperti itu?." tanya Sheril pada Pak Wijaya.

" Kamu lupa perjanjian sewaktu kamu menikah dengan pecundang itu? Jika anak itu lahir maka kalian akan bercerai dan kamu harus ke luar negeri untuk melanjutkan sekolah kamu".

" Tapi Pa setidaknya aku lihat anak aku dulu, tapi aku belum sadar pun status aku langsung berubah menjadi seorang janda". Sheril menangis meratapi nasibnya yang tidak bisa melihat anaknya. Dia tidak tahu bagaimana rupa anaknya yang selama sembilan bulan ini berada di rahim nya.

" Tidak ada lagi alasan pokonya kamu harus ikuti kemauan Papa karena kemarin Papa sudah mengikuti kemauan kamu untuk kamu bisa menikah mengandung dan melahirkan anak kamu.".

" Tapi Pa...". Sheril mencoba meminta penawaran pada Pak Wijaya dan Pak Wijaya yang melihat itu langsung berkata.

" Titik tidak ada lagi tawar menawar dan semua sudah Papa urus kamu tinggal berangkat Minggu depan." Pak Wijaya juga langsung menyuruh dua bodyguard untuk menjaga kamar inap Sheril dan Pak Wijaya beserta istri meninggalkan rumah sakit.

...****************...

" Bagaimana ini Derel anak ini nangis terus". kata Ruri ibu Derel.

" Mungkin dia lapar ma?." kini Pak Rusman yang menjawab karena Derel harus fokus dengan jalan didepannya.

Ibu Ruri mendekatkan jari telunjuk nya ke bibir bayi yang belum punya nama itu dan benar saja dia seperti ingin menghisap telunjuk Ruri.

" Iya seperti nya bayi ini lapar. Kalau begitu kita singgah ke apotik dan beli susu formula".

" Iya Ma". Derel mengarahkan mobil mereka ke sebuah toko obat dan membeli sekaleng susu.

Setelah selesai membeli susu formula dia tidak lupa membeli botol susu dan juga dot untuk bayi mungil itu. Derel juga membeli popok bayi dan semua keperluan bayi sampai orang tua Derel bingung kenapa anaknya begitu tahu apa yang diperlukan oleh seorang bayi. Itu semua karena Sheril sudah mencatat semua keperluan bayi mereka dalam sebuah buku kecil karena mereka sudah menyiapkan perpisahan ini dengan matang. Karena mereka juga tahu bagaimana Pak Wijaya sangat membenci pernikahan mereka.

Derel masuk kembali kedalam mobil dan menyerahkan semua keperluan bayi mungil itu.

Derel juga menyerahkan botol susu yang siap untuk di minum oleh bayi itu dengan meminta pihak apotik membuatkannya. Setelah susu dalam botol itu habis bayi itu kembali tenang dan kembali tidur. Setelah bayi itu tidur ibu Derel langsung buka suara.

" Derel kamu harus lanjutkan kuliah kamu dan kamu harus berjuang membesarkan anak ini. Kamu juga harus buktikan pada Pak Wijaya bahwa dia sudah salah menilai kamu. Kamu tidak perlu kuatir dengan si cantik ini Mama akan menjaganya ya kan Pa?". tanya ibu Ruri pada sang suami.

" Iya Ma pasti itu dan nanti rumah kita akan ramai". Seru Pak Rusman tetap berpura-pura kuat walaupun sebenarnya batinnya menangis melihatnya nasib pernikahan anak dan cucunya yang harus hidup tanpa kasih sayang seorang ibu. Tapi seorang ayah dan kakek dia harus memberikan kekuatan kepada anak dan cucunya itu.

" Mau kamu kasih nama siapa anak kamu ini Rel?". tanya ibu Ruri.

" Aku juga belum tahu Ma". jawab Derel yang masih fokus dengan jalan didepannya.

" Bagaimana kalau kita kasih nama Deshe kepanjangan dari nama kamu dan Sheril , Derel dan Sheril. Bagaimana? ". tanya ibu Ruri pada anak dan suami nya

" Iya bagus itu Rel". kata Pak Rusman.

" Boleh Ma aku setuju karena Sheril juga melakukan ini bukan karena kemauannya sendiri tapi karena terpaksa ". terdengar suara Derel sangat berat karena harus berpisah dengan wanita yang sangat dia cintai.

" Kamu harus kuat Derel demi Deshe ". ibu Ruri mencintai menguatkan anaknya.

" Iya Bu aku tahu aku kuat kok dan aku akan kuliah sambil berusaha untuk bisa membuktikan pada Pak Wijaya kalau aku bukan pecundang seperti yang selama ini dia katakan ".

" Bagus kamu harus semangat dan motivasi dirimu untuk melakukan sesuatu untuk keberhasilan kamu".

" Semangat Papa demi Deshe ". ibu Ruri menirukan suara anak kecil seolah -olah Deshi bayi mungil itu yang berbicara.

" Iya sayang Papa akan semangat dan buat kamu bangga pada Papa ". Derel membelai lembut pipi bayi merah itu.

Bayi itu seperti tahu apa yang di rasakan sang ayah dia tersenyum seperti memberi semangat kepada sang Ayah.

" Lihat dia senyum Derel itu tandanya dia setuju kalau kamu harus semangat dan jadikan Deshe semangat kamu ".

" Iya Ma pasti itu".

" Terimakasih ya Allah karena engkau kirimkan bayi mungil ini untuk menemani hari-hari aku dan lindungilah Sheril dimanapun dia berada. Jika kami memang berjodoh dipersatukan kami kembali ". doa Derel pada sang kuasa pemilik segala alam semesta.

Tidak menunggu waktu lama akhirnya mereka sampai dirumah sederhana namun asri itu. Rumah yang tidak terlalu besar namun sangat banyak di tumbuhi dengan tanaman dan bunga -bunga yang indah.

" Ayo kita masuk ke rumah dulu dan jangan lupa turunkan semua keperluan Deshe Derel!.

" Iya Bu".

" Selamat datang di rumah Deshe. Sekarang kamu tinggal sama Papa kakek dan nenek di sini. Kamu sehat selalu ya sayang". ibu Ruri meletakkan tubuh mungil itu di sebuah box baby yang sebenarnya sudah di siapkan oleh Derel yang dipilih oleh Sheril.

" Dia tidur sangat nyenyak karena sudah tidak lapar lagi. Tapi .. kamu harus jadi ayah siaga karena dia akan terjaga kalau dia pipis pup dan juga lapar". pesan ibu Ruri.

" Iya Bu aku paham". kata Derel tersenyum karena ibunya mencoba mengingatkan kalau dia sekarang jadi orang tua.

Terpopuler

Comments

Dava Simanjuntak

Dava Simanjuntak

Baru awal saja sudah seru apa lagi selanjutnya

2023-02-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!