5. Buku baru

" Papa lihat buku baru Deshe bagus kan?". kata Deshe pada Derel dengan menunjukkan sebuah buku cerita tentang anak dan ibu.

" Wah bagus banget siapa yang belikan? Pasti Nenek?". kata Derel pada sang anak.

" Tidak ini bukan dari Nenek ini dari Tante cantik Deshe lupa namanya". kata Deshe polos.

" Emang tadi Deshe pergi kemana?".

" Ke Gramedia Pa...terus kok bisa di belikan buku?".

" Iya sebenarnya tidak boleh sama ibu Sinta tapi ada Tante cantik yang belikan. Kata Tante itu Deshe mirip sama anaknya". kata Deshe senyum membayangkan wajah Sheril.

" Sebentar ya ... Papa hubungi ibu Sinta dulu untuk mengganti uang Tante cantik itu*. Derel mengeluarkan benda pipih yang ada di dalam saku celananya.

Setelah itu dia langsung melakukan panggilan telepon ke pada pada ibu Sinta.

Setelah panggilan telepon Derel diangkat oleh ibu Sinta, Derel pun langsung berkata.

📞" Selamat malam ibu."

📞" Ya Pak ada apa?."

📞" Saya mau tanya siapa yang memberikan buku kepada Deshe?".

📞" Iya Pak itu tadi salah satu donatur tetap yang kebetulan ada di situ, jadi tadi dia memberikan sumbangan berupa buku yang dibaca oleh anak-anak. Kebetulan dia sangat senang melihat Deshe yang pintar ".

📞" Ooh begitu ya sudah saya pikir Deshe minta sama orang itu".

📞" Tidak Pak sebenarnya tadi saya sudah mau hubungi bapak untuk menanyakan apa boleh Deshe membeli buku itu. Tapi karena waktu itu ada ibu itu jadi saya tidak jadi hubungi Bapak ".

📞" Ooh sudah kalau begitu terimakasih informasinya ibu. Selamat malam ".

📞" Selamat malam ibu".

Panggilan itu pun berakhir dan langsung tersenyum melihat Deshe.

" Sayang lain kali kalau ingin sesuatu kamu minta sama Papa aja ya jangan sama orang lain!". kata Derel pada sang putri.

" Iya Pa maaf tidak untuk lain kali Deshe seperti itu. Tadi Deshe senang dan takut tidak kebagian buku karena tadi di toko tinggal satu". kata Deshe merasa bersalah.

" Pa tadi Tante itu mirip banget sama yang ada di foto yang Papa lihat kemarin sampai Papa nangis ". kata Deshe ragu.

" Mungkin mirip saja mana mungkin Mama kamu ada di sini ". kata Derel.

" Ahh jangan bicara tentang Mama. Mana mungkin Mama sebaik Tante cantik itu". kata Deshe marah karena Tante yang dia bilang cantik itu berbeda dengan sosok Sheril yang dia anggap jahat karena telah meninggalkan Deshe sejak kecil.

" Sayang nanti suatu saat kamu akan tahu betapa baiknya Mama kamu". Derel mencoba menerangkan pada Deshe.

" Sudah Pa aku sudah tidak mau dengar tentang wanita yang Papa sebut sebagai Mama aku". Deshe menutup kedua telinganya.

" Sayang suatu saat kamu akan tahu bagaimana perjuangan Mama kamu agar kamu bisa melihat dunia ini". batin Derel melihat sikap Deshe yang membenci sosok Sheril sang Mama.

" Sayang kamu tidak boleh bilang begitu". bujuk Derel pada Deshe.

" Kalau yang jadi Mama aku Tante cantik aku mau Pa". kata Deshe mengalihkan pembicaraan sambil membayangkan wajah Sheril.

" Tapi ... Papa tidak mau menikah lagi sayang dengan wanita lain selain Mama kamu. Sheril dimana kamu sekarang apa setelah sepuluh tahun ini kamu tidak pernah pulang ke Indonesia?". batin Derel.

...****************...

" Bu Sinta apa Tante cantik akan datang hari ini?". tanya Deshe pada ibu Sinta.

" Katanya sih begitu kita tunggu saja ya sayang. Sekarang kamu masuk kelas dulu karena sudah waktunya masuk". ibu Sinta mengingat kembali sang murid.

" Iya Bu ". jawab Deshe dan Deshe masuk ke dalam kelas.

Entah mengapa sepertinya Deshe sangat merindukan sosok Sheril mungkin itu semua karena mereka punya ikatan batin karena Sheril dan Deshe adalah ibu dan anak.

Ternyata setelah Deshe pulang sekolah pun Sheril tidak juga datang hingga pada akhirnya Deshe pulang kerumah setelah di jemput oleh Derel.

" Sayang kenapa kamu diam saja?". tanya Derel karena hari ini Deshe terlihat murung.

" Aku lagi kesal Pa karena Tante cantik tidak jadi datang padahal aku sudah nunggu dari tadi pagi".

" Mungkin dia sibuk dengan pekerjaan nya". Derel mencoba memberikan pengertian kepada sang anak.

" Iya juga ya Pa ".

" Kita tidak boleh egois kita harus juga mengerti kenapa sampai orang tersebut tidak menepati janjinya. Bisa juga dia ada urusan yang lebih penting ".

" Iya Pa. Cuma ... Deshe kangen sama Tante cantik itu Pa." kata Deshe murung.

" Kangen?". Derel mengerenyitkan dahinya.

" Iya Pa".

" Kok bisa? Kan kamu tidak kenal dan baru ketemu sekali ". kata Derel.

" Deshe juga tidak tahu Pa mungkin karena...".

" Karena Tante cantik itu mirip Mama?". Derel tersenyum karena Derel tahu kalau sebenarnya Deshe sangat merindukan mamanya. Walaupun bibir nya berkata dia bencong pada Mamanya tapi hati nya tetap saja merindukan sosok sang Mama.

" Tidak Mama berbeda dengan Tante cantik mereka tidak sama Papa. Nanti juga kalau Papa kenalan dengan Tante itu pasti Papa akan naksir ".

" Secantik apapun Tante cantik itu Papa tidak akan mau sayang karena Papa hanya mencintai mama kamu". kata Derel dalam hati.

" Sudah sayang kamu tidur sana besok kamu kan sekolah ".

" Iya Pa. Selamat malam Papa dan selamat tidur ". Deshe mencium pipi Derel.

" Selamat malam sayang dan selamat tidur juga". Derel pun melakukan hal yang sama pada Deshe.

...****************...

" Pagi ibu Sinta apa saya bisa berbicara dengan ibu sebentar". kata Derel pada ibu Sinta guru Deshe.

" Boleh Pak kebetulan saya masih punya waktu lima belas menit sebelum mengajar ". jawab ibu Sinta sopan.

Setelah sampai diruangan guru ibu Sinta langsung mempersilahkan Derel untuk duduk.

" Silahkan Pak ".

" Terimakasih ".

" Ada apa ya Pak? Kenapa bapak ingin berbicara dengan saya".

" Begini Bu saya mau menyampaikan jika anak saya menginginkan sesuatu, tolong ibu berikan saja selagi itu masih menyangkut tentang sekolah. Saya akan ganti tidak perlu orang lain yang memberikan atau pun membelikan ". kata Derel.

" Maafkan saya Pak Derel ini tidak akan terjadi lagi. Sekali lagi saya minta maaf ".

" Saya tidak menyalahkan ibu cuma saya takut saja anak saya jadi terbiasa seperti itu ". kata Derel dengan nada tidak menyalahkan.

" Iya Pak saya mengerti kekuatiran Bapak. Mungkin jika saya ada diposisi Bapak saya juga akan melakukan hal yang sama ". kata ibu Sinta.

" Kalau begitu saya permisi dulu Bu dan sekali lagi saya mohon kerjasamanya ya Bu !".

" Baik Pak. Saya juga sudah mempunyai nomor Bapak dan kalau hal serupa terjadi lagi saya akan segera mengkonfirmasi pada Bapak ".

" Terimakasih Bu". Derel pergi meninggalkan ruangan ibu Sinta dan meninggalkan sekolah itu dan langsung menuju ke salah satu bengkel mobil yang dia punya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!