Sheril yang dulu sekarang berbeda lebih cantik dan lebih dewasa foto yang Deshe lihat jauh berbeda dengan keadaan nya yang sekarang. Siapapun tidak akan mengenali Sheril kalau kita tidak pernah melihat wajah Sheril sebelumnya.
Hari ini Sheril bertemu dengan seseorang klien di sebuah mall karena pada akhirnya dia harus mengikuti semua kemauan sang ayah untuk bisa meluluhkan hati Pak Wijaya yang keras bagai batu itu.
Sementara saat ini Deshe juga sedang berada di mall yang sama dengan Sheril. Karena anak-anak SD tempat Deshe bersekolah sedang belajar literasi di sebuah toko buku yang dimana mereka boleh membaca sepuasnya tanpa harus membelinya.
Setelah selesai pertemuan Sheril juga pergi ke toko buku itu dan di sana dia sangat senang melihat anak-anak yang sangat antusias dengan buku yang mereka baca.
Deshe tertarik dengan salah satu buku yang ada di toko itu" Ibu guru boleh tidak kalau Deshe ingin memiliki buku ini?." tanya Deshe pada sang guru.
" Boleh tapi ...kita tanya Papa kamu dulu ya sayang karena dana untuk membeli buku tidak di sediakan oleh yayasan untuk setiap murid. Karena kalau kamu di kasih buku tentu teman yang lain harus dikasih juga". jelas ibu guru pada Deshe.
Deshe kecewa karena tidak bisa memiliki buku yang dia mau.
Sheril yang melihat itu langsung menghampiri Deshe dan ibu guru " Ambil saja sayang bukunya biar tante yang bayar".
" Tidak Tante kata Papa kita tidak boleh menerima apapun dari orang asing". tolak Deshe.
" Tante bukan orang asing Tante adalah salah satu donatur tetap di sekolah kamu". kata Sheril sambil memberikan buku yang sempat diletakkan kembali ke rak buku.
" Beneran Tante?". tanya Deshe tidak percaya.
" Iya sayang ambil saja". kata Sheril sambil menyerahkan buku itu.
" Tapi Bu ... bagaimana dengan anak yang lain jika mereka juga menginginkan buku ibu?". tanya ibu guru panik karena memang pihak yayasan tidak menyediakan budget untuk membeli buku untuk setiap anak. Karena pihak yayasan hanya menyediakan budget untuk akomodasi dan transportasi saja.
" Biar saya yang bayar semua Bu. Ibu tidak perlu kuatir karena melihat anak ini saya teringat dengan anak saya." Sheril kembali meneteskan air matanya kala mengingat anak yang tidak pernah dia lihat.
" Terimakasih ibu kalau begitu ibu atas kebaikan ibu ". kata ibu Sinta.
" Iya Bu sama-sama. Besok saya akan kesekolah ibu dan berbicara langsung dengan pihak yayasan". kata Sheril pada guru yang bernama Sinta itu.
" Deshe bilang terimakasih pada ...maaf karena kita belum pernah bertemu sebelumnya Nama saya Sinta ". sambil mengulurkan tangannya ke pada Sheril.
" Saya Sheril Bu. Ibu jelas tidak pernah bertemu dengan saya karena selama ini saya di luar negeri dan saya hanya mengirimkan lewat rekening yayasan dana yang saya sumbangkan ". jawab Sheril.
" Ayo Deshe bilang terimakasih sama ibu Sheril".
" Terimakasih tante Cantik". sambil memeluk tubuh Sheril yang tinggi semampai itu.
" Iya sayang sama -sama ". kata Sheril sambil mencubit pipi Deshe pelan.
" Tante aku main dulu ya sama teman -teman aku ". kata Deshe melihat ke arah teman -teman nya.
" Iya sayang Tante juga mau ke kantor lagi. Sampai bertemu lagi ya ... sayang ".
" Iya Tante ".
" Anak itu cantik sekali ya Bu pintar lagi." kata Sheril pada ibu Sinta.
" Iya tapi kasihan dia Bu ".
" Kasihan? Kasihan kenapa Bu Sinta? ".
" Dia tidak punya ibu dari cerita yang saya dengar dia ditinggalkan ibu nya sedari kecil.".
" Oh ya? Sepertinya nasib kami sama , saya juga sudah kehilangan anak saya entah dia laki-laki atau perempuan saya juga tidak tahu karena ketika saya belum sadarkan diri anak saya sudah dibawa oleh ayahnya ". kata Sheril sambil menyeka air matanya.
" Maaf Bu saya tidak bermaksud ". kata ibu Sinta pada Sheril.
" Tidak apa-apa Bu Sinta saya juga jadi merasa lega sudah bercerita dengan ibu. Maaf ibu sudah mengganggu waktu ibu sekarang saya permisi dulu. Karena saya mau ke kantor lagi kerja. Biasalah kuli jadi harus kerja dibawah perintah hehehe ".
" Ibu bisa saja kalau ibu kuli apa kabar saya hehehehe... Silahkan ibu dan saya tunggu ibu di sekolah kami". kata ibu Sinta pada Sheril.
" Iya pasti Bu saya akan datang ". kata Sheril sambil berjalan keluar toko buku.
Di jalan ketika Sheril fokus dengan jalan didepannya pikiran nya selalu tertuju pada sosok Deshe dia merasa sangat dekat dengan gadis kecil itu ada getaran yang beda saat dia dipeluk Deshe tadi.
" Aduh kenapa ya kok anak itu gemesin banget padahal baru kali ini aku ketemu dengan dia. Ahh mungkin aku hanya terpikir saja ke anak aku yang sekarang sama Derel. Mungkin sekarang dia sudah sebesar Deshe sekarang ". Sheril bermonolog pada dirinya sendiri.
" Ahh ... belum juga ada sejam aku sudah merindukan gadis kecil itu. Kenapa ya? Besok aku akan ketemu lagi sama anak itu". gumamnya lagi.
...****************...
Diruang rapat Sheril di perkenalkan sebagai CEO baru di perusahaan Wijaya group. Semua petinggi dan karyawan menyambut bahagia dengan pemimpin baru itu.
" Sheril ini CEO nya namun tetap saya owner dari perusahaan dan anak perusahaan Wijaya grup". kata Pak Wijaya dengan bergurau sembari mengingatkan Sheril bahwa pengambil keputusan yang paling kompeten dan mutlak adalah keputusan Pak Wijaya.
" Iya Pa aku mengerti tidak perlu di ingatkan ". bisik Sheril ke telinga Pak Wijaya.
" Sheril kapan kamu pulang dari luar negeri?". Sapa Roy pada Sheril.
Roy Ari Wibisono seorang pengusaha sukses yang sekarang digadang gadang menjadi suami Sheril. Namun Sheril tidak pernah sekalipun tertarik dengan Roy karena Sheril tahu Roy hanya seorang yang sukses karena bayang-bayang orang tua nya.
" Baru satu Minggu dan kamu tidak usah terlalu banyak basa basi karena sedikit pun aku tidak tertarik basa-basi dengan mu ". ucapan Sheril begitu menohok dan itu membuat Roy sedikit tersinggung.
" Aku tidak akan basa basi. Sheril kamu itu calon istri aku mungkin om Wijaya sudah memberitahukan kamu kan? Jadi bicaralah dengan sopan pada ku". kata Roy sedikit sombong.
" Jangan terlalu percaya diri Pak Roy mungkin Papa saya yang menginginkan kamu jadi menantu nya tapi tidak begitu dengan saya . Saya perlu seribu kali berpikir untuk menjadikan kamu suami saya. Perlu anda camkan baik-baik sebelum anda bicara".
" Sekarang kamu boleh menolak aku tapi kalau pak Wijaya sudah memberikan restu kepada saya kamu bisa apa?". balas Roy yang tahu betul kalau Sheril sangat tidak bisa menolak titah pak Wijaya.
" Sepertinya kamu tidak tahu siapa saya ... jangan menghayal terlalu tinggi , karena kalau tidak kesampaian jatuhnya sakit". ledek Sheril.
Roy langsung bergabung dengan pak Wijaya dan meninggalkan Sheril yang masih kesal karena Roy.
Setelah tamu dan kolega pulang semua dan tinggal dirinya dan pak Wijaya Sheril protes pada sang Ayah.
" Pa aku tidak suka Papa menjodohkan aku dengan Roy karena aku tidak mau menikah dengan lelaki brengsek dan yang hanya mampu berdiri di balik bayang bayang orang tuanya itu".
" Papa tidak mau mendengar penolakan". tegas pak Wijaya.
" Kalau Papa tetap memaksa berarti Papa harus siap melihat aku terbujur kaku karena kehilangan nyawa". ancam Sheril pada Pak Wijaya yang membuat Pak Wijaya diam seketika mendengar ucapan Sheril.
" Cukup Papa jadi kan aku robot selama sepuluh tahun ini karena kesalahan ku dulu. Aku sudah mengikuti semua kemauan Papa. Papa jangan lupa aku juga sudah menjadi orang tua sejak sepuluh tahun lalu tapi hak itu Papa rampas dengan paksa". kata Sheril lagi.
Pak Wijaya sudah tidak bisa berkata apa-apa sebenarnya Pak Wijaya juga tidak tega melihat anaknya seperti itu tapi itu semua dia lakukan demi kebaikan Sheril.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments