Story Of Kevin Argajaya

Story Of Kevin Argajaya

Keinginan Mami

Kevin masih duduk di samping ranjang sang ibu yang masih terbaring tak sadarkan diri. Pikirannya terbagi dua, antara kesehatan sang ibu juga wanita yang ditemuinya di bandara tadi. Wanita yang dengan lantangnya memintanya melupakan kejadian yang terjadi diantara mereka.

Kejadian yang tak pernah diharapkan oleh Kevin, namun tak juga bisa dilupakannya begitu saja. Apalagi saat melihat wanita itu, untuk pertama kalinya Kevin merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama.

Kevin mengurut pangkal hidungnya. Seandainya saja, sang ibu tidak menurun kondisi kesehatannya, maka ia akan segera pergi mengejar wanita itu.

" Minum dulu, Kev " sang ayah menyerahkan 1 cup minuman kopi panas kepada Kevin.

Kevin mengambilnya dari tangan sang ayah lantas menyeruputnya.

" Kamu sedang ada masalah ? " tanya sang ayah yang sedari tadi memperhatikan anaknya itu.

Kevin menggelengkan kepalanya.

" Kalau ada masalah, kamu bisa menceritakannya pada papi " ucap sang ayah.

Kevin hanya menghembuskan nafasnya. Ia ingin menceritakan semuanya pada sang ayah, hanya saja ia rasa ini bukanlah waktu yang tepat. Lagipula, ia tidak ingin menambah beban pikiran sang ayah. Cukuplah sang ayah memikirkan kesehatan sang ibu saja. Biarlah urusan ini, ia yang menanganinya sendiri.

" Hanya masalah pekerjaan saja, Pi " jawab Kevin menyembunyikan yang sebenarnya.

Sang ayah menepuk pundak Kevin.

" Jangan terlalu memikirkan pekerjaan, Kevin. Kamu juga harus memikirkan masa depanmu. Ingat, kamu itu seharusnya sudah memiliki istri dan anak. Memangnya ngurusin pekerjaan terus bisa ngasih kamu keturunan " ucap sang ayah yang tentu saja membuat Kevin merasa tersindir.

Keturunan ? Anak ? Apa dia akan mengandung anakku ?

Ya Tuhan... Bagaimana caranya agar aku bisa menemukannya ?

Kevin memejamkan matanya sambil memijat pelipisnya. Hingga kemudian sang ayah kembali menepuk pundaknya.

" Sudah kamu istirahat dulu sana ! Tiduran di sofa ! " seru sang ayah menunjuk ke arah sofa yang ada di sudut ruangan.

Kevin menuruti ucapan sang ayah, lalu beranjak menuju sofa. Kevin merebahkan tubuhnya disana, berusaha untuk memejamkan mata dan menenangkan pikirannya.

Akan tetapi, bayangan dirinya menghabiskan malam panas bersama wanita itu selalu saja datang menghampirinya. Kevin tidak munafik, meskipun ia dalam pengaruh obat dan dalam keadaan setengah sadar namun ia menikmati penyatuannya. Bahkan berkali-kali dirinya menyemburkan benihnya di rahim wanita itu. Oleh karena itu, Kevin khawatir jika wanita itu akan mengandung anaknya.

Kevin meraup wajahnya dengan kasar. Ia kembali bangkit dan duduk di sofa. Menyandarkan kepalanya pada bantalan sofa. Dan tentu saja, hal itu tak luput dari perhatian sang ayah.

Sang ayah kini berjalan menuju ke arahnya, lantas duduk di sebelahnya.

" Sebenarnya kamu ada masalah apa, Kev ? Tingkahmu seperti orang patah hati saja " celetuk sang ayah sambil melirik putra semata wayangnya itu.

Mendengar ucapan sang ayah, Kevin langsung menegakkan tubuhnya dan menatap sang ayah.

" Memangnya kalau patah hati bisa begini Pi ? " tanya Kevin dengan raut wajah polos.

Sang ayah sontak terkekeh melihat raut wajah Kevin yang terlihat begitu frustasi.

" Perempuan mana yang bisa buat kamu patah hati ? Rasa-rasanya Papi harus bertemu dengannya karena sudah membuat anak Papi yang anti wanita ini frustasi " ucap Papi Tommy terkesan meledek sang anak.

" Ck... Papi ini, malah ketawa ! " decak Kevin lantas membuang mukanya.

" Tapi ini betulan kamu kan, Vin ? Kamu kesambet apa di Lombok kemarin ? " tanya sang ayah yang terus menerus terkekeh.

" Iya...Iya... Terus aja ketawa, Pi... Kalau itu buat Papi bahagia, Kevin ikhlas Papi ketawain terus " gerundel Kevin lantas meninggalkan sang ayah menuju ke kamar mandi.

Kevin membasuh wajahnya, berusaha untuk menyegarkan diri. Apa yang dikatakan sang ayah benar adanya. Lalu apakah mungkin jika ia jatuh cinta dan patah hati disaat yang bersamaan ?

Kevin keluar dari dalam kamar mandi, lalu kembali duduk di samping ranjang sang ibu. Ia menatapi wajah wanita yang sudah berusia lebih dari setengah abad itu. Ia menggenggam tangan sang ibu lalu mengecupi punggung tangannya.

Mi... Kalau saja Mami tahu, Kevin sudah menemukan wanita yang Kevin inginkan dan mungkin saja Mami juga akan segera memiliki cucu dari Kevin

Batin Kevin.

Entah mengapa ia sangat yakin jika wanita itu akan mengandung benihnya.

Jari tangan sang ibu bergerak perlahan, membuat Kevin terhenyak lalu kemudian memanggil sang ayah.

" Pi... Sepertinya Mami sudah sadar " pekik Kevin yang dengan segera dihampiri oleh sang ayah.

Melihat jemari tangan sang istri yang bergerak, serta kelopak mata yang mengerjap membuat sang ayah segera memanggil dokter.

Tak lama kemudian dokter datang dan memeriksa sang ibu. Sang ibu kini telah sadar, Kevin dan ayahnya sangat bersyukur dengan hal itu.

" Mi... Apa yang Mami inginkan akan Kevin lakukan asalkan Mami sembuh. Kevin mau lihat Mami sehat lagi " ucap Kevin lalu mengecup kening sang ibu dengan penuh kasih sayang.

Sang ibu hanya menganggukkan kepalanya saja, ia masih belum bisa banyak bicara.

Beberapa hari kemudian, kondisi sang ibu berangsur membaik. Mami Sita bahkan sudah bisa duduk dan bicara.

" Aku senang Mami sudah lebih baik. Apa yang Mami inginkan ? Sebisa mungkin Kevin akan mengabulkan keinginan Mami " ucap Kevin sambil memijat kaki sang ibu.

" Kamu serius mau kabulkan permintaan Mami ?Apapun itu ? " tanya sang ibu.

" Tentu, selama Kevin bisa pasti Kevin akan lakukan " jawab Kevin dengan pasti.

" Kalau begitu, Mami mau kamu segera menikah. Selagi Mami masih bernafas, Mami mau melihat kamu mempunyai keluarga " ucap sang ibu.

Jika biasanya Kevin akan mengalihkan pembicaraan saat orang tuanya memintanya untuk menikah, kali ini ia tidak melakukannya.

" Baiklah, tapi beri Kevin waktu untuk membawa calon istri Kevin ke hadapan Mami dan Papi. Setelah Mami sembuh dan kita kembali ke Jakarta, Kevin akan membawa calon istri Kevin " ucap Kevin.

" Apa yang kamu katakan itu benar, Kev ? " tanya sang ibu seolah tak percaya jika sang anak akhirnya akan membawa calon istrinya.

" Kevin janji, Mi. Setelah Mami sehat dan pulang ke rumah, Kevin akan mempertemukannya dengan Mami " jawab Kevin dengan yakin.

Mata sang ibu berbinar. Akhirnya setelah menunggu lama, Kevin akan membawa calon istri ke hadapannya.

" Pi... Papi tahu... Nanti setelah Mami sembuh dan kembali ke Jakarta. Kevin akan membawa calon istrinya kepada kita. Mami senang sekali " ucap Mami Sita saat Papi Tommy baru saja masuk ke ruang perawatan.

Papi Tommy mengernyit, ia menatap Kevin dengan tatapan heran. Mungkin ia merasa ada yang salah dengan anaknya itu. Bukankah tempo hari ia seperti orang patah hati ? Lalu mengapa sekarang begitu yakin bisa membawa calon istri ke depan sang ibu.

" Kenapa diam, Pi ? Papi tidak percaya sama Kevin ? " tanya Mami Sita kepada sang suami yang tak mengatakan sepatah kata pun.

" Papi senang, Mi... Semoga saja yang Kevin katakan itu benar adanya " ucap Papi Tommy sedikit ragu.

Semoga aku bisa membawa wanita itu ke hadapan Mami dan Papi

Terpopuler

Comments

Salma Suku

Salma Suku

Hadir lagi thor...

2023-10-05

1

Adreena

Adreena

Kerennn...semoga berjodoh

2023-09-24

1

Siti Suwarti

Siti Suwarti

mampir kak..

2023-07-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!