Jingga

Kevin tak menjawab pertanyaan Ryan karena ia pun tak mengenal gadis itu. Ia hanya bersimpati untuk menolongnya.

" Kak... "

" Aku juga tidak tahu. Aku hanya menolongnya dari orang yang akan berbuat buruk padanya " jelas Kevin.

" Ya ampun, Kak... Kau bisa berada dalam masalah " sela Ryan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sudahlah, yang penting gadis ini baik-baik saja " tukas Kevin.

" Lalu kita bawa dia kemana ? Memangnya kakak tahu dimana tempat tinggal gadis ini ? " tanya Ryan lagi.

Kevin menghela nafasnya,

" Bawa saja ke rumah " jawab Kevin.

" Apa ? Bagaimana jika Om dan Tante tahu kau membawa seorang gadis ke rumah ? Mereka pasti akan segera menikahkanmu dengannya " sahut Ryan.

Kevin menghembus kasar nafasnya. Ucapan Ryan ada benarnya, apalagi kedua orang tuanya memang memintanya segera mengenalkan calon istri. Bisa-bisa mereka salah paham.

" Kalau begitu bawa ke apartemenmu ! " seru Kevin enteng.

" Apa ? Mengapa jadi ke apartemenku ? " Ryan tak mengira Kevin akan melibatkannya.

" Sudah, kau turuti saja. Aku akan menemanimu disana sampai gadis ini sadar " jawab Kevin.

Ryan akhirnya menuruti kemauan kakak sepupunya itu. Mereka pun segera meluncur menuju apartemen Ryan. Kevin membawa gadis itu ke kamar yang ada di samping kamar Ryan lalu membaringkannya. Setelah itu, ia keluar dari kamar dan menemui Ryan.

" Kakak mau tidur dimana ? Jangan tidur di kamarku ya ! Aku tidak biasa tidur bersama orang lain " ucap Ryan.

" Cih, tidak biasa tidur bersama orang lain ? Bukankah kau sudah sering tidur bersama kekasihmu itu ! " cibir Kevin.

" He... He... Kalau itu... Dia bukan orang lain " ucap Ryan mengusap tengkuknya.

" Yang ku katakan benar kan ? " tebak Kevin lalu bergerak menuju sofa.

" Iya sih, tapi hanya menemani tidur saja tidak lebih. Lagi pula bisa disunat lagi kalau aku sampai macam-macam " oceh Ryan bergidik ngeri dengan ancaman dari kekasihnya itu.

" Sudah sana ! Kau istirahat saja, aku bisa tidur di sofa " seru Kevin lalu merebahkan diri di atas sofa.

" Kakak yakin mau tidur di sofa ? " tanya Ryan meyakinkan diri.

" Hem... Kau pergilah ke kamarmu ! " jawab Kevin sambil memejamkan matanya.

" Aku hanya bergurau Kak. Kau bisa tidur bersamaku di kamar " ucap Ryan merasa tak tega melihat Kevin meringkuk di sofa.

" Tak apa, aku disini saja " sahut Kevin lalu menutup wajahnya dengan sebelah tangannya.

Ryan pun akhirnya meninggalkan Kevin setelah sebelumnya membawakan selimut untuk kakak sepupunya itu.

...****************...

Jingga membuka paksa matanya yang terasa begitu berat. Ia kemudian menyandarkan punggungnya pada headboard ranjang. Ia memijat pelipisnya untuk mengurangi rasa pusing di kepalanya.

" Dimana ini ? " gumam Jingga saat melihat sekeliling ruangan yang terasa begitu asing.

Jingga mencoba untuk mengingat-ingat apa yang terjadi. Yang dia ingat adalah ibunya membawanya ke Club untuk menemui temannya. Kemudian ia minum jus dan selanjutnya ia merasa sangat mengantuk dan tidak ingat apapun.

Ya Tuhan... Apa yang terjadi padaku ?

Dengan spontan ia melihat pakaiannya, meskipun terbuka tetapi tidak sampai terlepas. Lalu ada jas yang menutupi pakaiannya. Jingga kemudian segera mengancingkan kembali kemejanya.

Tidak... Apa yang sudah ku lakukan ?

Jingga berusaha untuk mengingat, sayangnya ia tak bisa mengingat apapun.

Apa aku sudah melakukan hal yang salah ?

Jingga turun dari ranjang lalu memeriksa sprei di atas tempat tidur.

Syukurlah... Tidak ada noda darah disana, berarti aku tidak apa-apa. Lagipula aku tidak merasakan nyeri pada bagian intiku.

Jingga mengelus dadanya sambil menghela nafas.

Ceklek... Pintu tiba-tiba terbuka dan menampakkan seorang pria dari balik pintu.

" Kau sudah bangun ? " tanyanya yang membuat Jingga terjingkat karena kaget.

" Si... Siapa kau ? Apa yang sudah kau lakukan padaku ? " tanya Jingga waspada.

" Tidak ada, aku hanya menolongmu semalam " jawab Kevin apa adanya.

" Kau menolongku ? Menolongku dari apa ? Kau pasti ingin berbuat jahat padaku " tuduh Jingga.

" Untuk apa aku berbuat jahat padamu ? " tepis Kevin.

" Lalu kenapa kau menolongku ? " tanya Jingga lagi.

" Itu... Karena rasa kemanusiaan " jawab Kevin menatapi Jingga yang terlihat bingung.

Dahi Jingga mengerut, karena tak mengerti dengan jawaban dari Kevin.

" Kau bersihkan dulu dirimu, nanti akan ku jelaskan " seru Kevin, lantas meninggalkan Jingga sendiri.

Sementara Jingga membersihkan dirinya, Kevin dan Ryan sudah duduk di meja makan untuk sarapan.

Tak lama, Jingga keluar dari dalam kamar. Ryan dan Kevin menatap Jingga yang sudah terlihat segar bahkan terlihat cantik meskipun tanpa make up di wajahnya.

Ryan bahkan sampai bersiul saat melihat dengan jelas wanita yang ditolong oleh Kevin semalam.

" Kemarilah, kita sarapan dulu ! " ajak Ryan mempersilakan Jingga untuk duduk bersama mereka.

" Tidak perlu, Tuan... Bisakah kau memberitahuku mengapa aku bisa berada disini ? " tanya Jingga menatap Kevin.

" Hei... Kita bisa membicarakannya sambil sarapan. Ayo duduklah ! " sahut Ryan ramah membuat Jingga merasa tak bisa menolak dan akhirnya ikut bergabung bersama mereka.

" Halo... Aku Ryan dan ini kakak sepupuku, Kevin. Bisa kau beri tahu siapa namamu ? " tanya Ryan sambil terus menatap wajah cantik Jingga dan itu tak luput dari perhatian Kevin.

Kevin menginjak kaki Ryan membuat Ryan mengaduh dan menatap Kevin.

" Ingat kekasihmu " bisik Kevin.

" Ck... " Ryan berdecak sebal sambil melirik Kevin.

" Maaf bisa tolong beri tahu apa yang terjadi semalam ? " tanya Jingga membuat Ryan dan Kevin menatap Jingga bersamaan.

Kevin menghela nafas, lantas membuka ponselnya. Ia memperlihatkan video yang dia rekam semalam kepada Jingga. Melihat hal itu, membuat Jingga tak percaya bahkan hampir saja meneteskan air matanya. Ia meremat kemejanya kuat-kuat.

Jingga beranjak dari kursinya,

" Kau mau kemana, Jingga ? " tanya Ryan saat Jingga sudah berdiri.

" Maaf... Ada yang harus kuselesaikan. Terima kasih atas bantuan kalian " jawab Jingga langsung undur diri.

Ia menghapus air matanya, kini Ia harus bertanya kepada ibu tirinya yang telah tega menjualnya, padahal ia sudah memperlakukannya bagaikan ibu kandungnya sendiri.

Kevin pun berdiri saat Jingga sudah keluar dari apartemen Ryan.

" Kak, kau mau kemana ? " tanya Ryan curiga karena Kevin seolah bersiap untuk pergi.

" Kau ingin mengejarnya ? " tanya Ryan menahan tangan Kevin.

" Hem...! " jawab Kevin lalu meninggalkan Ryan. Ia mengambil kunci mobil yang ada di atas meja lalu keluar dari apartemen.

Melihat itu, Ryan pun segera menyusul kakak sepupunya itu.

Kevin mencoba mengejar Jingga, namun ia tak sempat menyusulnya. Tetapi ia melihat Jingga baru saja menaiki taksi lalu ia mengikuti kemana taksi itu pergi.

" Kau mau mengikutinya ? " tanya Ryan sambil ikut masuk ke dalam mobil.

" Untuk apa kau disini ? " balas Kevin sambil memutar kemudinya dan menginjak pedal gas. Ia segera mengikuti taksi yang membawa Jingga.

" Hei... Aku kan asistenmu, jadi wajar jika aku ingin tahu urusanmu " sahut Ryan asal.

" Dasar kepo !! " ketus Kevin.

" Hello, jika tidak ada asistenmu yang kepo ini. Kau pasti kelabakan " kilah Ryan percaya diri.

" Sudah, tutup mulutmu atau kau turun sekarang juga ! " ancam Kevin yang langsung membuat Ryan menutup mulutnya.

Mereka mengikuti Jingga hingga taksi yang ditumpangi oleh Jingga tiba di sebuah rumah.

Terpopuler

Comments

Kuntyo Wantari Dewi

Kuntyo Wantari Dewi

lanjoott thorr

2023-03-02

1

Elviraaprillia Vira

Elviraaprillia Vira

lanjut upnya thor

2023-03-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!