Terjebak Permainan Cinta

Terjebak Permainan Cinta

TPC (1)

Dengan jelas terdengar, dua orang saling mengikat janji pernikahan di altar. Seorang pria dan wanita itu terlihat serasi, prianya yang tampan dan pendampingnya yang juga cantik. Usai mengikat janji, mereka saling melingkarkan cincin pernikahan. Keduanya pun disahkan sebagai pasangan suami-istri.

Pemandangan yang indah, pengantin pria mencium lembut bibir pengantin wanitanya. Rona bahagia terlihat di wajah kedua pengantin. Diiringi tepuk tangan dan ucapan selamat, taburan kelopak bunga mawar pun berterbang ke udara sebagai tanda hari bahagia.

Semua orang berbahagia. Memberikan ucapan selamat juga hadiah. Jauh di dekat air mancur, seorang wanita cantik berdiri. Matanya menatap kedua mempelai yang sedang berfoto bersama. Dengan tatapan mata yang tajam dan juga senyum dinginnya, ia terus melihat arah yang sama.

"Ma ... " sapa seseorang yang baru saja mendekat.

Wanita itu berbalik, "Hai sayang, kamu darimana?" tanyanya pada seseorang yang berdiri di sampingnya.

"Dari belakang. Ayo, Ma. Kita harus ucapkan selamat pada Paman dan Bibi." ajak seseorang itu.

"Ya, tentu saja. Ayo," jawab wanita itu tersenyum sinis.

Wanita itu dan pria yang memanggilnya Mama pergi mendekati kedua mempelai untuk memberi ucapkan selamat.

"Selamat Ray, semoga kamu selalu bahagia. Aku akan terus mendoakan yang terbaik untukmu," kata wanita yang langsung memeluk pengantin pria.

"Kak, terima kasih. Selamat juga untukmu, karena Alex sudah lulus dari universitas," kata pengantin pria. Ia Menyambut pelukan Kakaknya.

Pelukan terlepas, Kakak penganyin pria tersenyum lebar mengusap wajah adiknya. Begitu juga sang Adik yang tersenyum menatap sang Kakak.

"Setelah delapan tahun, akhirnya kamu mau membuka hatimu. Aku sungguh bahagia," kata sang Kakak lagi, dengan mata berkaca-kaca.

"Semua berkatmu, Kak. Jika kamu tidak mengenalkanku pada Caroline, aku tidak akan berdiri disini saat ini." jawab pengantin pria.

Pengantin pria menatap pengantin wanita yang berdiri di sisinya. Pengantin wanita tersenyum tipis, menatap suaminya, lalu menatap Kakak ipar dan keponakan dari suaminya.

"Kakak iparmu tak bisa datang, ia sedang dalam masa sulit saat ini. Kamu tidak masalah kan?" tanya wanita cantik bernama Lily pada Adiknya, Raymond.

"Tidak masalah, aku juga tak ingin mengganggu Kakak ipar bekerja. Kedatangan Kakak dan Alex saja sudah membuatku bahagia," jawab Raymond.

Lily tersenyum, "Hari burukmu akan dimulai, Ray. Aku tidak sabar menantikanmu menderita," batin Lily tersenyum lebar.

Tidak ada yang tahu isi hati Lily, kecuali Alex dan Caroline. Raymond pun tidak tahu jika ada yang ingin mencelakainya, dan menantikan kematiannya. Dan orang tersebut adalah Kakaknya sendiri, Lily.

Lily menatap Caroline, ia mendekat dan mengucapkan selamat pada Caroline yang tidak lain adalah adik iparnya.

"Selamat sayang, semoga bahagia dan cepat melahirkan banyak keponakan untukku," kata Lily memeluk Caroline.

Caroline tersenyum tipis, ia menyambut pelukan Lily dan ia juga mendengar Lily berbisik di telinganya.

"Jangan lupakan apa yang sudah kita sepakati. Kamu harus segera melakukan tugasmu," bisik lirih Lily.

Caroline terkejut, ia melirik ke arah Raymond. Raymond menatap Caroline dan tersenyum, Caroline tak ingin suaminya curiga, ia pun segera tersenyum dan mengiyakan ucapan Lily.

"Haha..., iya, Kak. Pasti akan aku lakukan semuanya," Caroline melepas pelukan, "Aku akan melakukan kewajibanku sebagai seorang Istri, merawat dan mendampingi Raymond. Bukan begitu sayang?" Caroline mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Ya, tentu saja," jawab Raymond.

Lily mengangguk, "Ya, aku percaya padamu. Kamu pasti bisa menjaga adik kesayanganku."

"Selamat untuk Paman, dan juga Bibi. Aku turut berbahagia," kata Alex menatap Raymond dan Caroline.

"Terima kasih, Lex. Kamu bisa membantu bekerja di perusahaan jika kau ingin langsung bekerja," kata Raymond pada Alex.

"Ya, Paman. Terima kasih," jawab Alex.

"Terima kasih," kata Caroline lirih setengah ragu-ragu.

"Bibiku terlihat sangat cantik," puji Alex menatap Caroline.

"Tentu saja, dia sangat cantik. Jika tidak, Pamanmu ini akan terus sendiri sampai tua," jawab Raymond.

Caroline hanya tersenyum, ia tidak ingin banyak bicara atau berkomentar. Caroline sendiri tidak menyangka jika Raymond bersedia menikah dengannya hanya dengan kencan buta beberapa kali. Sikap Raymond yang dingin sempat menciutkan hati Caroline, dengan segala cara Caroline pun berhasil mengubah pendirian Raymond yang seperti gunung es.

***

Pesta telah usai. Semua tamu undangan sudah pergi meninggalkan tempat pesta. Raymond mengantar beberapa tamu penting, tinggal Caroline seorang diri yang sedang duduk menunggu datangnya Raymond.

"Bagaimana perasanmu? kamu bahagia menikah dengan Pamanku, Caroline?" tanya Alex yang tiba-tiba muncul dibelakang Caroline.

Caroline memalingkan wajah menatap Alex, "Jangan terlalu dekat denganku. Kita tidak sedekat itu, Lex." kata Caroline melihat sekeliling.

Alex tersenyum masam, "Kamu berani bicara seperti itu? jangan karena kamu cantik, kamu bisa sesombong itu. Ingatlah, jika bukan karena Mamaku, kamu tak akan bisa masuk dalam keluarga kami." kata Alex mengejek Caroline

"Aku tidak butuh ceramahmu. Tutup mulutmu dan pergilah," jawab Caroline kesal.

Alex mendekat dan berbisik, "Sayang sekali, jika bukan karena kepentingan Mamaku. Sekarang kamu adalah pengantinku. Kamu terlalu cantik untuk dinikahi Pamanku." kata Alex sedikit kesal.

Caroline segera berdiri dari duduknya, "Cukup, Alex. Sekarang aku adalah Bibimu, jaga sikapmu dan ucapanmu. Aku akan adukan pada Pamanmu nanti jika kamu berani macam-macam padaku," ucap Caroline semakin kesal.

"Hahaha," Alex tertawa, "Kamu sangat manis Caroline, sungguh, aku tidak akan tahan jika kamu bersikap seperti ini padaku." kata Alex menatap Caroline.

"Aku akan hitung sampai tiga, jika hitungan ketiga kamu masih disini, aku akan teriak!" ancam Caroline.

Alex meninggikan dua alisnya, "Sial, wanita ini. Bagaimana bisa ia mengancamku seperti ini. Lihat saja nanti," batin Alex.

"Ok, aku akan pergi. Aku datang hanya ingin menyampaikan pesan dari Mamaku. Temui Mamaku besok pagi pukul sembilan, di tempat biasanya kamu bertemu Mama." kata Alex.

Caroline mengernyitkan dahi, "Bertemu? untuk apa?" tanya Caroline.

"Ikuti saja kemauan Mama. Jika tidak, Mamaku tak akan segan-segan padamu. Ingatlah, jika Mamamu butuh banyak biaya. Aku pergi dulu, cantik." pamit Alex yang langsung pergi meninggalkan Caroline.

Caroline terdiam, ia kembali teringat akan misinya. Alasan mengapa ia harus menikah dengan Reymond yang usianya terpaut jauh darinya, adalah demi menyelamatkan nyawa sang Mama. Bisa dikatakan, Raymond lebih tua Lima belas tahun tahun dari Caroline. Usia Caroline baru menginjak duapuluh tahun, sedangkan Raymond sudah berusia tiga puluh lima tahun.

Raymond adalah seorang duda, ia sudah pernah menikah, istri pertamannya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Selama delapan tahun menyandang status duda, kini akhirnya ia melepas statusnya dan menikah dengan Caroline. Wanita yang dijodohkannya oleh Lily lewat kencan buta.

Karena melihat sisi baik Caroline dan ketulusan Caroline, Raymond yang awalnya gigih ingin menduda pun akhirnya luluh. Ia menyukai Caroline yang perhatian dan peduli akan hal-hal kecil tentangnya.

Terpopuler

Comments

Clara Rose

Clara Rose

up

2023-02-26

1

Dew Dew

Dew Dew

hadir

2023-02-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!