Cinta Untuk Om Korea

Cinta Untuk Om Korea

Prolog

Di sebuah daerah pesisir selatan yang terkenal dengan keindahan pantainya, langit biru, pasir putih dan ombak yang tidak terlalu besar menjadikan sebuah pantai sebagai tempat favorit untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Tak ayal banyak juga wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri yang suka dan senang menghabiskan waktu liburan mereka di pantai yang ada di pesisir selatan. Keramahan warga sekitar juga menambah daya tarik dari pantai di pesisir selatan, walaupun belum dapat di sandingkan dengan pantai di pulau dewata, tapi bila yang dicari adalah ketenangan maka pantai di pesisir selatan adalah tempat yang cocok untuk melepas penat dan mencari ketenangan.

Begitu pula seorang pria berwajah oriental yang merupakan keturunan Korea dan Jepang berusia 20 tahun yang sedang mencari ketenangan hati. Duduk ditepi pantai sendirian mendengarkan deru ombak dan menikmati angin pantai yang sepoi-sepoi membuatnya lupa sejenak dengan segala amarah dan kegelisahan hati.

(dalam bahasa Korea)

"Apa semuanya harus menjadi seperti ini?"

"Tidak bisakah waktu dapat diputar kembali?"

"Apa aku masih berhak untuk bahagia Haewona? Setelah apa yang telah terjadi kepadamu."

"Aku harus bagaimana Haewona?"

Kesedihan datang kembali dikala teringat dengan kenangan yang menyakitkan beberapa bulan yang lalu. Amarah dan kesakitan terlihat jelas di raut wajahnya, tak banyak orang tahu dibalik wajah tampan oriental terlihat jelas dimatanya rasa sakit, amarah dan kekecewaan yang besar kepada dunia. Duduk termenung dengan pikiran melayang, tanpa disadarinya 3 gadis kecil mendekat kepadanya.

"Eh masnya ganteng ya, kaya itu yang main drama lumba-lumba apa judulnya lupa aku."

"Iya yang tiap sore itu to acaranya di s*tv itu to, aku suka banget nonton itu."

Obrolan 2 anak kecil yang bila dilihat mereka seperti seumuran, dan anak ke 3 yang paling kecil dari yang lain diam saja dan terus memperhatikan pria oriental tersebut.

"Coba kamu duduk sana terus ajak ngomong kamu suka drama itu to?"

"Iya tapi dramanya kan bahasa indonesia, mana aku tahu bahasa asli drama itu.'

"Aku tahu mbak."

Tiba-tiba anak terkecil menyahut obrolan kedua kakaknya.

"Wa ha ha ha..."

"Rara kamu jangan jadi tukang ngibul dong, mana mungkin kamu bisa bahasa masnya."

"Bisa mbak, Rara pernah nonton film yang pemainnya mirip sama Om itu sama bapak terus suaranya gak pakai bahasa indonesia."

"Kalau gitu coba ajak ngomong mas ganteng itu kalau kamu bisa."

"Oke, lihat Rara ya."

Anak terkecil itu dengan percaya diri menghampiri pria oriental itu. Sang pria dibuat bingung karena tiba-tiba saja ada gadis kecil berdiri tepat dihadapannya. Dan alangkah terkejutnya sang pria saat dengan lantangnya sang gadis kecil berbicara.

"Wacingcong wacingcong wacingcong."

Sontak sang Pria tidak dapat menahan tawanya hingga dia tertawa terbahak-bahak. Ini adalah tawa lepas pertamanya sejak kejadian menyakitkan yang membuatnya lupa akan tertawa. Sontak sang gadis kecil menjadi malu karena ditertawakan dengan keras oleh sang pria, dia berniat untuk segera pergi dari hadapan yang pria.

"Tunggu, maaf karena aku menertawakan mu."

"Lho Omnya bisa bahasa indonesia kayak aku?"

"Bisa".

"Oalah tau gitu aku tadi ngomong normal aja."

"Emang tadi kamu ngomong gak normal?"

"He he he, aku juga gak tau tadi ngomong apa Om."

"Kamu lucu sekali. Namamu siapa?"

"Kinara tapi dipanggil Rara om."

"Rara, umur berapa?"

"7 tahun om".

"Kok kamu panggil aku om bukanya kakak-kakakmu tadi manggil aku mas ganteng?"

"Kata ibu kita ndak boleh salah manggil orang dewasa katanya itu ndak sopan. Karena Omnya jauh lebih tua dari mas Panji jadi gak boleh dong dipanggil mas, gak sopan nanti."

"Mas Panji?"

"Iya mas Panji kakak laki-laki aku itu orangnya."

Terlihat di kejauhan seorang anak laki-laki yang sedang bermain sepak bola tepi pantai. Anak laki-laki yang bila dilihat-lihat masih berkisar usia sepuluh tahun.

"Kalau boleh tahu Om namanya siapa?"

"Nama aku Tanaka Lee, kamu bisa memanggilku Om Tan."

"Om Tan?"

"Iya kenapa? Kok kamu ketawa?"

"Ndak apa-apa Om, cuma nama Om kayak acara di tv yang isinya hewan-hewan."

"Memang apa nama acaranya?"

"Ot*n om singkatan dari orang hutan he he he..."

"Maksud kamu saya kayak orang hutan gitu?"

"Enggak Om Rara ndak bilang gitu, masak iya orang seganteng Om mirip orang hutan. Nama panggilannya saja Om yang mirip."

"Wa habha kamu tu lucu banget tau gak Rara. Om dah lama gak ketawa lho jadi karena Rara Om bisa ketawa lagi."

"O ya kenapa Om ndak ketawa, ketawa itu baik lho Om terus bikin sehat Rara aja suka banget ketawa."

"Oya kenapa Rara suka ketawa?"

"Karena Rara suka lihat orang bahagia, kata bapak kalau kita bisa membuat orang lain ketawa sama saja kita membuat mereka bahagia dan kalau mereka bahagia kita juga bisa bahagia. Terus ditambah lagi kata Bulek Tari ketawa bisa bikin sehat dan awet muda Om."

"Apa Om boleh bahagia juga?"

"Boleh dong kata ibu seluruh manusia di dunia itu boleh bahagia siapapun mereka, di manapun mereka tinggal, bagaimanapun bahasa mereka semua manusia boleh bahagia."

"Om juga pingin bahagia, tapi apa om bisa?"

"Bisa, Om ketawa saja nanti pasti bahagia. Kalau Om susah ketawa ingat yang Rara lakukan tadi, pasti Om pasti bakalan ketawa hehehe."

Pertemuan yang kebetulan ataukah takdir yang sedang berjalan kita tidak akan ada yang tahu. Tapi yang pasti ini adalah awal kisah mereka, akankah menjadi kisah bahagia atau sebaliknya kita nantikan saja nanti.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Liandiva2630

Liandiva2630

Awalan yg seru kk, q ngakak bngt pas bagian watchingcong itu...
Sampek sakit perutku ketawa🤣🤣🤣

2023-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!