2

"Happy graduation Gaes."

"Happy graduation Beb, happy graduation Bro."

"Akhirnya selesai juga semua cobaan ini terimakasih Tuhan."

"Lo napa jadi melankolis gitu Nif."

"Lo tahu setelah Gue nerima surat keterangan lulus ini entah kenapa tiba-tiba Gue keinget jaman skripsi dulu."

"Iya Gue juga jadi keinget perjuangan kita bimbingan dulu, kita gak kenal yang namanya panas, hujan, badai bahkan banjir pun kita terjang tak kenal rada takut."

"Ya iya lah Fa, dulu kita lebih takut dosen minta revisi ulang dari pada hujan badai."

"Betul sekali Beb, itu adalah momok yang paling menakutkan 1 tahun terakhir Gue. And now kita bebas dari momok menyeramkan jiwa kita. Oya eh tar malem party yuk, ke kafe Gani aja tar Gue yang bokingin."

"Sorry Fa, Gue ada acara makan malam keluarga kalau tar malem, lho tau kan acara itu selalu jadi ritual buat anak emak bapak Gue lulusan."

"Oya Gue lupa, malam yudisium Lo punya ritual keluarga hehehe."

"Sorry Beb, gimana kalau besok aja di kafe Gani aja, Lo yang boking tar sekalian ajak anak-anak yang laen ya gak Nif."

"Yo i hari ini Gue juga gak bisa nyokap dah pesen selesai yudisium Gue disuruh balik rumah."

"Gue tebak pasti nyokap Lo lanjut foto-foto tar, terus surat keterangan lulus Lo juga pasti bakalan jadi timeline di status wa nyokap Lo wa ha ha ha."

"Diem Lo Ra gak usah ngeledek Gue napa, Lo paham posisi Gue kan."

"Iya-iya Hanif Putra Danata."

"Napa emang Lo Nif?"

"Biasa Beb resiko anak tunggal, sedari pagi dah jadi fotomodel emaknya dia wa ha ha."

"Ya elah biasa aja Nif, itu tandanya ortu Lo bangga sama Lo nikmatin aja oke."

"Emang Gue punya pilihan laen selain dengan terpaksa menikmati. Dah ah gue mau balik sekarang liat nyokap Gue dah telepon aja dari tadi. Gue duluan ya. Iya Mah, Hanif otw pulang sabar."

"Wa ha ha liat si Hanif lucu kalau dah nyangkut ortunya."

"Maklumi aja Fa dia anak tunggal, harapan satu-satunya bapak sama ibunya. Ditambah Lo kan tau seberapa sayang tante Ratri sama Hanif bagi tante Ratri Hanif adalah number one, bahkan om Juan kalah telak sama anaknya wa ha ha ha"

"Eh Lo gak pulang bareng Hanif Ra?"

"Gak Fa, Gue dijemput ortu tar di depan kampus, biar bisa langsung ke restauran buat makan malam keluarga."

"Lo dijemput jam berapa emang?"

"Ini Gue dah chat nyokap kalau Gue dah kelar, katanya mereka lagi siap-siap buat jemput ke kampus."

"Kalau gitu kanti dulu masih sempat kan Ra? Temenin Gue beli batagor dah lama Gue gak makan batagor kantin, kan kita dah lama gak ngampus."

"Oke no problem, ayo ke kantin."

Rara dan Rifa pergi ke kantin bersama. Sama dengan Hanif, Rifa adalah sahabat baik Rara kalau Hanif adalah sahabat Rara sedari kecil beda dengan Rifa. Rifa adalah orang pertama yang dikenal Rara selain Hanif sejak pertama masuk saat MOS, dimana mereka berada dalam satu kelompok. Dari sanalah awal mula mereka berteman dan akhirnya menjadi sahabat.

"Lo dah ada gambaran buat ngelamar kerja dimana aja Ra?"

"Gue belum menentukan pilihan Fa, masih bingung Hanif no yang sudah bikin planning kerja."

"Emang Hanif gak mau coba jadi pegawai negeri kayak Papahnya Ra? Setahuku tahun ini cpns dibuka besar-besaran."

"Kamu mau ikutan cpns Fa?"

"Kayaknya Ra, beberapa lowongan instasi pemerintahan dah mulai di publish ada banyak lowongan lulusan jurusan kita juga. Ditambah kalau gue ikut cpns pengalaman kerja gak jadi prioritaskan."

"Iya juga ya. Si Hanif tadi sih bilangnya mau coba beberapa perusahaan ekspor-impor juga, dia kayaknya gak minat kerja kayak bapaknya. Tau gak Fa tadi planning dia banyak banget target dia semua perusahaan gede."

"Kalau kamu dah ada beberapa pilihan bukan, mau ngelamar mana aja Ra?"

"Lo tau kan Gue amat sangat berminat sama management perhotelan jujur Gue pengen bisa kerja di hotel. Cuman Lo tau kan kerja di hotel buat fresh graduate susah mereka rata-rata menerima tenaga profesional. Gue jadi ragu buat ngelamar."

"Coba aja Ra, itung-itung pengalaman cari kerja. Dan lebih baik lagi Lo juga ngelamar dibeberapa perusahaan yang mau nerima fresh graduate kaya kita juga, buat cadangan."

"Gue juga ditawarin buat ikut management trainee di perusahaan tempat mbak Ajeng kerja, tapi kalau dipikir-pikir lagi mending Gue skip pilihan yang ini."

"Lho kenapa Ra, lumayan lho bisa buat pengalaman kerja lagian kontrak management trainee rata-rata pendek."

"Rifa Lo tahu orang kayak apa Kakak Sulung Gue itukan, dia miss perfeksionis. Ditambah kepribadian Gue sama mbak Ajeng bagai langit dan bumi. Gue gak siap kalau dibanding-bandingkan sama mbak Ajeng tar. And jujur kadang Gue aja masih susah menghadapi kebiasaan mbak Ajeng. Yang penting Gue gak mau dibilang KKN kalau Gue masuk kantornya mbak Ajeng."

"Iya juga Lo kan paling gak bisa lama-lama sama mbak Ajeng. Ya udah Lo mantepin aja ngelamar di perusahaan perhotelan, Lo pilah-pilah aja dulu terus Lo coba deh satu-satu. Perusahan perhotelan setau Gue kan lumayan banyak."

"Iya Gue dah ada beberapa target, salah satunya hotel Senja."

"Lo masih terobsesi sama to hotel Ra?"

"Lo tau kan Fa seberapa Gue ngefans sama tu hotel."

"Ya udah coba aja Ra sapa tau rejeki."

"Amin."

Terdengar suara Hp berdering.

(Percakapan dalam telepon)

"Halo, iya ibu Rara keluar sekarang."

"…"

"Gak kok ni cuma lagi nemenin Rifa beli batagor."

"…"

"Bentar Rara tanya Rifa dulu ya bu."

Rara bertanya ke Rifa.

"Lo mau ikut keluarga Gue makan malam gak?"

"Gak usah, itu acara makan malam keluarga Lo Ra, Gue gak mau ganggu."

"Ya elah gak papa ini ibu Gue yang ngajakin. Lo kan sahabat Gue Fa, ayo ikut aja."

"Gak mau Rara, dah sana Lo cepetan ke depan bapak sama ibu pasti dah nunggu. Gue juga dah ada janji tar malem jadi Gue bener-bener gak bisa ikut Ra."

"Lo ada janji sama siapa Fa, ortu Lo kan masih bulan depan dateng kesini. Atau jangan-jangan Lo punya pacar ya?"

"Aduh Lo tu ya, Gue ada janji sama anak-anak kosan buat BBQ an buat selamatan anak-anak kos yang lulusan."

"O gue pikir Lo mau dinner sama pacar Lo."

"Kalau gue punya pacar bukannya Lo yang bakalan tau pertama secara kemana-mana Gue cuma sama Lo ma Hanif kan Ra."

"Iya juga ya."

"Dah sana ke depan setelah batagor Gue jadi Gue juga mau ke minimarket depan kampus buat belanja."

"Ya udah Gue pergi dulu ya, dan sampai juga besok sore di kafe Gani."

"Siap Beb."

"By by."

Terlihat Rara berlari meninggalkan Rifa yang masih menunggu batagornya. Rara bergegas ke depan mencari dimana orang tuannya parkir. Setelah melihat berkeliling akhirnya Rara melihat mobil MPV hitam milik ayahnya yang terparkir diseberang gerbang kampus Rara, dan diapun segera menghampiri mobil kedua orang tuanya.

Bersambung..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!