The Rose
Seorang gadis sedang menangis tersedu sedu sambil menggenggam sepucuk surat yang di tinggal kan ibunya di atas meja
" Ibu mau pergi, jangan cari ibu ! Jaga diri kalian baik baik !" isi singkat dari surat itu membuat Zakira merasa sakit hati karena sang ibu tega meninggal kan dia dan adiknya begitu saja.
Zakira yang masih berumur 18 tahun dan adiknya Zahir berusia 15 tahun terpaksa harus hidup sebatang kara, di usia yang masih memerlukan kasih sayang orang tua tetapi mereka harus menerima kenyataan pahit bahwa mereka telah di telantarkan oleh orang tua mereka, tak ada yang bisa mereka andalkan sekarang kecuali diri mereka sendiri.
***
Zakira di panggil oleh wali kelas nya untuk menghadap nya di ruang guru.
" Zakira kamu sudah menunggak uang sekolah hampir 1 tahun, bagaimana ini ? Kalau kamu terus menunggak seperti ini nanti kamu bisa di DO dari sekolah." Ujar wali kelas, allura tertunduk malu dan bingung harus berbuat apa sedangkan ibu nya malah kabur meninggal kan mereka tanpa sepeserpun uang.
" Maaf Bu tapi ibu saya masih belum punya uang ."
" Ibu kamu kerja apa ? Kok bayar uang sekolah yang sudah di potong bantuan pun masih tidak mampu. !" Ujar ibu wali kelas sedikit kesal, Zakira jadi menangis mendengar ucapan nya itu.
" Maaf ibu tidak bermaksud begitu. " Wali kelas itu jadi merasa bersalah karena membuat Zakira menangis.
" Yaudah kamu balik lagi ke kelas kamu aja. " Suruh nya.
" Saya permisi Bu." Jawab allura terbata karena menahan air mata nya yang enggan berhenti.
Zakira tidak masuk ke kelas nya, dia pergi menuju ke atap sekolah lalu dia menangis lagi sejadi jadinya di sana, sungguh berat baginya menanggung semua nya sendirian, mulai sekarang Zakira di tuntut untuk menjadi mandiri dan kuat, mau tidak mau karena keadaan memaksa nya harus begitu.
Sepulang sekolah Zakira mencoba mencari lowongan kerja paruh waktu, namun sampai hari menjelang malam tak kunjung dapat juga, Zakira sudah hampir menyerah namun jika tidak bekerja dia akan dapat uang dari mana sedangkan dia dan adik nya harus makan dan biaya sekolah yang harus segera di lunasi.
Zakira pulang tanpa hasil, alhasil mereka makan makanan yang ada di kulkas saja, tapi ternyata tidak ada apa apa di dalam kulkas, Zakira menghela nafas berat
" Sekarang bagaimana. ?" Gumam nya
" apa kamu punya tabungan,?" Tanya Zakira kepada Zahir, Zahir pergi ke kamar nya untuk membawa celengan nya, mereka pun membongkar celengan ayam milik Zahir yang cukup berisi
" Bruk " celengan itu pun pecah dan isinya berhamburan, uang pecahan 2 ribu, 5 rbu dan seribuan nampak cukup banyak.
" Wah, banyak juga isinya." sorak gembira Zakira melihat uang receh itu.
" Aku menabung nya untuk membeli sepatu baru," Ucap Zahir tidak rela tabungan nya selama ini harus raip.
" Kamu mau kelaparan,?" Ancam Zakira, Zahir menggelengkan kepalanya.
" Ya udah jangan banyak protes sementara kita makan pake uang kamu dulu nanti kalau Kaka sudah kerja Kaka ganti," Ujar Zakira.
" Emang kaka mau kerja di mana ? Sekolah aja belum lulus ." Jawab Zahir datar.
" Nah itu dia Kaka juga bingung ." Zakira dan Zahir saling menatap.
" Kita makan aja dulu," Ucap Zahir.
" Iyah ayo kita cari makan !" Zakira memasukan semua uang receh itu ke kantong Hoodie nya
setelah selesai mencari makan, mereka pergi ke kamar masing masing, Zakira mencoba mencari lagi lowongan pekerjaan paruh waktu di situs pencarian kerja, dia menemukan beberapa lowongan, tapi tempat nya cukup jauh dari rumah nya, jika harus ongkosan uang nya sayang pikir Zakira.
Tak mau berdiam diri Zahir pun ikut memikirkan cara supaya dia bisa dapat uang, tapi di usia nya yang masih remaja pekerjaan apa yang bisa di lakukan nya,
" Aaah aku harus gimana !" Zahir mengacak ngacak rambut nya karena merasa kesal, lalu menjatuhkan badan nya di kasur, sedang Zakira sudah ketiduran di atas buku buku yang berserakan di meja belajar nya sambil memegang handphone nya.
Pagi pun menjelang terasa begitu cepat bagi zakira
" Baguslah aku masih hidup," Gumamnya saat terbangun dari tidurnya.
" ya ampun aku malas sekali bangun ." Seperti remaja pada umumnya saat hari libur selalu bermalas malasan, namun saat dia teringat bahwa sekarang dia tidak punya siapapun zakira jadi termenung memandang kosong ke arah jendela yang tertembus cahaya matahari pagi hari.
" Kenapa kau tega sekali ibu jika harus hidup susah kita gak apa apa asal kan ibu ada di sisi kita ." Tak terasa air matanya jatuh, namun terhenti saat Zahir mengetuk pintu kamar nya.
" Ka aku pergi dulu .!" Pamit nya.
" Mau kemana, ?" Tanya zakira
" Ke rumah temen ,!" Jawab nya sambil membuka pintu keluar.
" apa dia tidak merasa sedih.? " Zakira heran dengan Zahir karena tetap terlihat baik baik saja walau sudah di telantarkan oleh ibunya.
" dasar kulkas, !" gumam nya sambil beranjak ke kamar mandi.
Zahir memang anak nya cuek dan selalu bersikap dingin, tapi sebenarnya dia pun merasa sedih tapi Zahir tidak mau menunjukan nya saja.
Zakira kembali menyusuri setiap tempat di kota besar itu, berharap ada yang mau mempekerjakan nya hingga akhirnya dia mendapatkan pekerjaan di sebuah toko yang baru buka, zakira di beri tugas untuk menjadi badut berkostum binatang, walaupun melukai harga diri nya zakira tetap melakukan nya karena dia butuh uang.
zakira merasa sangat kepanasan saat memakai kostum itu, tapi dia harus bertahan supaya dia dapat uang, hampir 6 jam zakira memakai kostum sambil bertingkah lucu biar menarik perhatian, sesekali di buka untuk makan dan minum itu pun zakira mencari tempat yang sepi karena dia takut ada yang mengenalinya, habislah harga dirinya jika sampai ada teman nya yang melihat zakira seperti itu.
Pekerjaan pertama berhasil dia selesaikan dengan baik, walaupun bajunya basah dengan keringat dan badan nya pegal pegal semua, tapi uang yang di dapat dari hasil usaha nya sendiri membuat hati nya senang, meski hanya mendapat 100 ribu saja.
Zakira pulang dengan langkah yang berat, saat dia pulang sang adik sudah menghidangkan makanan di atas meja makan.
" waaah punya uang dari mana kamu ,?" Tanya zakira sambil segara memakan makanan yang sudah terhidang.
" Emmm anu ." Zahir ragu ragu untuk memberitahu kakak nya dari mana dia mendapatkan uang, zakira berhenti mengunyah melihat Zahir merasa ragu.
" Kau mencuri,?" Tuduh nya.
" tidak. !" Zahir langsung menyanggah nya.
" trus dari mana kamu punya uang. ?"
" Aku jual tv sama mesin cuci," Ucap Zahir santai.
" apa.? " Makanan yang masih ada di mulut zakira berhamburan keluar.
" Kita jarang memakai tv, jadi aku menjual nya saja lagian juga kita harus menghemat biaya listrik," Dalih Zahir.
" Aku masih bisa terima kalau tidak punya tv, tapi mesin cuci ! Tangan ku bisa kasar kalau nyuci pake tangan .!!" Zakira terus mengoceh ke Zahir.
" yaudah sih, jangan lebay ketimbang nyuci juga ,!" Bentak Zahir.
" kau bilang lebay hah ! Plak ! ." Zakira menampol punggung Zahir.
" Aaah sakit .!!" erang Zahir kesakitan, satu hari lagi yang berat bagi mereka namun bisa mereka lalui dengan baik, hingga akhirnya mereka terbiasa untuk hidup mandiri di dunia yang kejam tanpa orang tua.
*** Enam bulan kemudian
Hari ini adalah hari kelulusan zakira, namun zakira malah tidak hadir di sekolah, dia merasa dia akan merindukan ibu nya jika pergi ke acara kelulusan SMA nya itu karena semua teman teman nya di antar dan di beri hadiah oleh kedua orang tuanya.
Sedang allura yang malang hanya bisa menyaksikan dengan perasaan sedih dan iri, untuk itu allura sekalian saja tidak hadir toh ijazahnya bakalan di tahan karena dia masih punya tunggakan.
Pihak sekolah sempat mau menghubungi wali zakira mengenai urusan administrasi nya namun tak ada yang bisa di hubungi. Lulus dari bangku sekolah bukan lah akhir dari perjuangan nya karena kehidupan keras yang sesungguh nya akan Dia jalani setelah lulus sekolah.
Sekarang zakira harus menanggung biaya sekolah adik nya yang akan segera masuk SMA lalu biaya hidup nya pun tak cukup dengan hanya bekerja full time di satu tempat saja.
Zakira rela bekerja apa saja asal kan dia bisa dapat uang, zakira merasa bertanggung jawab atas semua kebutuhan adik nya.
" aduh aduh ! badan ku pegal semua ,!" Keluh zakira sambil membaringkan badan nya di atas sofa lusuh.
" sini aku pijitin .! " Zahir yang merasa kasihan melihat kakanya sudah bekerja keras banting tulang untuk membiayainya.
Dia berinisiatif membantu menghilangkan pegal pegal kakanya tapi Sambil memijat kaki kakanya tiba tiba Zahir mulai terisak saat melihat kaki kakanya lecet lecet, zakira langsung terperanjat mendengar untuk pertama kalinya adiknya menangis.
" kamu Kenapa ,?" Tanya zakira menarik kakinya lalu duduk menghadap Zahir yang sedang tertunduk sambil menangis.
" ada apa ,?" Tanya zakira sekali lagi sambil mengangkat kepala Zahir yang terus tertunduk, Zahir masih tidak menjawab.
" kamu sakit ,?" Zakira malah jadi khawatir dengan keadaan Zahir, lalu Zahir menyeka air matanya
" maaf kan aku Kaka, aku malah jadi beban buat Kaka, !" Zahir mencoba bicara walau dengan suara yang bergetar, zakira terdiam sejenak mendengar ucapan adik nya itu, mata nya mulai berkaca kaca lalu dia memeluk adiknya
" Jangan berpikir begitu kamu bukan beban kamu tanggung jawab Kaka,!" Ucap zakira sambil menguatkan diri supaya tidak menangis padahal air matanya sudah hampir keluar.
" dengar kan Kaka. !" Zakira melepaskan pelukannya sambil mengusap air matanya lalu mereka berdua saling menatap.
" kamu tidak perlu memikirkan keadaan Kaka, Kaka baik baik saja kok, Kamu hanya perlu belajar yang rajin, Kaka melakukan nya semua nya dengan tulus untuk kamu, jadi kamu jangan merasa jadi beban Itulah gunanya saudara kita harus saling membantu."
Ujar nya menenangkan Zahir." kamu dengar Kaka ?" Zahir mengangguk." bagus, kamu jangan berpikir seperti itu lagi yah, nanti Kaka ikut sedih ." Zakira mengelus dan membelai wajah dan rambut Zahir.
" Terima kasih Kak Kamu lebih baik dari ibu." Zahir memeluk lagi zakira, dia merasa sangat bersyukur mereka saling memiliki di saat mereka tak punya siapa siapa lagi untuk tempat bersandar.
****
Matahari mulai terbit, zakira bersiap untuk bertarung dengan hari hari yang melelahkan yang terkadang juga menyebalkan baginya, zakira menghela nafas panjang untuk menguatkan mental dan mewaraskan pikiran nya lalu dia mulai melangkah ke dunia yang cukup gila ini.
Di tempat kerja nya zakira tidak melulu mendapatkan perlakuan baik bahkan dia beberapa kali harus ganti tempat kerja karena dia selalu mendapatkan masalah mulai dari berseteru dengan pegawai lain, tindakan semena mena dari bos nya bahkan sering mendapatkan pelecehan dari karyawan pria, customer pria dan juga bos nya yang rata rata seorang pria juga, kesabaran dan mental yang kuat memang wajib di utamakan bagi seseorang seperti zakira, punya wajah cantik dan badan ideal tapi tak punya sesuatu yang bisa membuat orang segan dan menghargai dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments