RANJANG DUDA SEBELAH RUMAHKU
Seorang wanita berparas cantik melakukan lari pagi di sekitar komplek perumahan elit. Meski usia sudah memasuki 35 tahun, wanita itu masih memiliki body bagus, kulit kencang tanpa keriput.
Sebut saja Fransiska, seorang istri dari pria konglomerat.
"Hosh...hosh!"
Fransiska kelelahan, sejenak ia berhenti di depan rumahnya, mendudukkan dirinya di trotoar jalan.
Suara kendaraan berat terdengar memasuki jalan komplek, Fransiska menoleh ke asal suara tersebut. Ia pun cepat-cepat berdiri setelah mengetahui ada 2 truk kecil masuk membawa beberapa barang rumahan.
"Sepertinya ada tetangga baru," gumam Fransiska.
2 truk kecil berisi muatan barang rumahan, dan mobil Jeep Rubicon keluaran terbaru berhenti tepat di depan rumah Fransiska. Rumah besar sudah cukup lama tidak berpenghuni.
Memiliki sifat ramah, Fransiska menyebrang ke rumah itu, ingin menyapa tetangga barunya. Sesampainya di depan rumah tetangga baru, Fransiska terkejut melihat siapa pemiliknya. Pemilik rumah baru itu adalah Daniel Xaverius, mantan kekasih Fransiska sewaktu SMA.
Fransiska dan Daniel saling pandang, pandangan tak percaya terpancar di sorot mata mereka masing-masing. Namun, berbeda dengan Daniel, sorot mata Daniel terlihat seperti benih cinta terpendam.
Fransiska menunjuk, "Daniel Xaverius!"
Daniel mengangguk dengan segaris senyum manis di wajah kharisma nya.
"Apa kabar?" tanya Fransiska ramah.
"Baik, kamu sendiri?" sahut Daniel.
"Ya...seperti yang kamu lihat."
"Aku dengar kamu sudah menikah dengan seorang konglomerat. Pasti kehidupan kamu sangat bahagia sekarang. Memiliki suami tajir, dan anak, sangat sempurna," ucap Daniel sembari mengeluarkan barang-barangnya dari dalam bagasi mobil.
"Ha ha....anak? aku belum memiliki anak," sahut Fransiska di sela tawa sumbang.
Daniel terdiam, menatap wajah Fransiska tersimpan kesedihan tersendiri.
"Oh, maaf sudah lancang."
"Kamu kenapa bisa pindah ke sini?" tanya Fransiska penasaran.
"Beberapa bulan lalu aku bercerai dengan istriku. Bosan tinggal di hotel, aku memutuskan untuk membeli rumah di sini. Rumah yang tidak terlalu norak, dan jarak lokasi tempat tinggal dan Perusahaan milikku tidak jauh," sahut Daniel.
"Aku turut prihatin atas apa yang menimpa kamu," Fransiska melambai, "Aku masuk dulu, kalau butuh pertolongan silahkan mampir ke rumahku. Daaa!" lanjut Fransiska pamit.
"Yang mana rumah kamu?" tanya Daniel.
"Itu!" menunjuk ke rumah lebih besar dari rumah lainnya.
"Baik," angguk Daniel.
Fransiska pun melangkah masuk ke gerbang rumahnya. Fransiska menuju kamar, bersiap untuk mandi.
Selesai mandi Fransiska sarapan bersama dengan sang suami, sebut saja Andreas.
"Saya lihat tadi ada 2 truk bermuatan barang rumahan di depan rumah baru itu. Saya lihat kamu juga sedang mengobrol santai dengannya. Apakah kamu kenal dengan tetangga baru kita?" tanya Andreas menyelidik.
"Iya, dia adalah ....teman SMA ku dulu!" sahut Fransiska berbohong.
"Oh, mau mantan kekasih kamu, saya juga tidak masalah," cetus Andreas datar, ia pun meletakkan sendok, garpu di sisi piring.
"Mas, kenapa kamu berkata seperti itu?" tanya Fransiska sendu.
"Emang saya ada salah berkata seperti itu?" Andreas berdiri, "Saya masih ada rapat pagi ini, malam ini juga saya akan pergi ke Bali untuk mengurus kontrak kerjasama. Saya harap kamu bisa segera membereskan apa yang akan saya bawa nanti," lanjut Andreas memberi perintah.
"Mas, aku ikut, ya? hitung-hitung kita bulan madu. Sudah 15 tahun kita menikah, aku sangat ingin....."
Brak!
Gebrakan meja di buat Andreas menghentikan ucapan Fransiska.
"Berapa kali saya katakan. Saya tidak menginginkan seorang anak terlahir di dalam rumah tangga kita. Saya menikahi kamu karena saya merasa puas dengan semua apa yang ada pada tubuh kamu. Jika kamu memiliki anak, saya sangat yakin bentuk tubuh kamu tidak akan sebagus ini lagi. Bahkan wanita lain di luar sana tidak memiliki bentuk tubuh sempurna seperti kamu!" jelas Andreas meninggikan nada suaranya.
"Apa Mas berpikir jika aku hanya seorang boneka? Bukan hanya tidak ingin memiliki seorang anak. Mas juga sangat jarang menyentuhku, aku juga ingin melayani Mas di atas ranjang layaknya seorang istri atau....atau...seorang pelacur yang sering Mas jumpai di luar sana!" protes Fransiska, air mata perlahan menetes.
"Jangan menuduh saya seperti itu Siska. Saya tidak pernah tidur dengan wanita lain di luar sana. Saya sibuk bekerja, tidak ada urusan untuk menikmati hal kotor itu. Jika kamu menginginkan hal itu, maka bersiaplah. Saya akan memberikan kepuasan batin untuk mu, sebelum saya pergi," sahut Andreas.
Fransiska hanya bisa tertunduk lemah, kedua tangannya menyeka air mata di kedua pipinya.
"15 tahun kita menikah. Untuk urusan ranjang bisa di hitung. Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan dariku Mas. Aku sangat yakin jika ada hal besar lain yang telah kamu sembunyikan dariku," bergumam.
Andreas menarik nafas dalam-dalam, ia menatap pantulan dirinya berada di cermin besar di dalam kamar. Kedua tangannya mengepal erat, seolah tak suka mendengar keluhan istrinya itu. Apa lagi setelah mendengar nada pertanyaan Fransiska seperti menyudutkan dirinya.
"Buat apa saya menyembunyikan hal lain dari dirimu. Tidaklah kamu tahu jika aku adalah seorang pria yang super sibuk. Jika kamu kurang puas dengan pelayanan yang saya berikan, atau jika kamu merasa kehausan ingin melakukan hal seperti itu. Lebih baik beli lah sebuah alat dan bermain lah dengan mereka," ucapan ringan tanpa berpikir terlontar begitu saja dari bibir Andreas.
Fransiska terdiam, ia benar-benar tidak menyangka jika suaminya akan berkata seperti itu.
Apakah salah jika seorang wanita minta di berikan nafkah batin? Kenapa hanya seorang suami saja yang bisa mengelus saat sang istri tidak bisa memberikan kepuasan di atas ranjang. Kenapa hanya seorang pria saja boleh mengeluhkan dan menuntut sang istri melayani dengan sempurna.
Dunia ini seakan tidak adil pada seorang istri seperti Fransiska.
Fransiska perlahan berdiri, segera ia menghirup oksigen untuk menyegarkan pikiran dan hatinya. Berusaha untuk tetap tenang dan tidak memasukkan ucapan Andreas tadi.
"Daripada kamu terus menuntut saya untuk melakukan hal itu. Lebih baik kamu shoping atau pergilah jalan-jalan kemanapun kamu mau. Percuma saya memberikan uang begitu banyak tapi tidak pernah kamu gunakan," cetus Andreas kembali sembari bermain ponsel miliknya.
"Aku memakai uang yang Mas berikan, hanya saja uang itu buat keperluan penting. Selebihnya aku tabung Mas," sahut Fransiska pelan dengan suara serak.
"Ha ha ha, tabung. Buat apa kamu menabung uang lagi. Saya adalah orang yang paling tajir di dunia ini," mendekati Fransiska, memegang dagunya, "Sayangku, saya minta ke kamu habiskan lah uang yang diberikan suami mu ini. Jika kamu merasa kurang, maka mengadu lah pada saya. Maka suami mu ini akan langsung memberikannya, karena kamu adalah wanita yang sangat saya cintai," ucap Andreas lembut. Fransiska hanya mengangguk.
Setelah mengatakan hal itu Andreas pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
dita18
baru mampir thoorrr
2023-05-12
0
devil
ʍaʍքɨʀ ɮaċa saʍɮɨʟ ʍɨռʊʍ ҡօքɨ
2023-05-11
0
Vie
dasar Laki Laki egois !!!!
semangat tor.... jangan lupa mampir iy
2023-03-29
0