Keesokan paginya...
Seperti biasa, Andreas selalu berangkat sangat pagi untuk menghindari kemacetan di jalan kota Medan. Sedangkan Fransiska selalu lari pagi untuk mempertahankan kebugaran tubuh dan otot-ototnya.
Fransiska terus berlari keliling lingkungan rumahnya. Tanpa di sadari ada seorang pria mengikuti Fransiska dari belakang. Pria itu adalah Daniel.
"Pagi," sapa Daniel menyelaraskan larinya dengan Fransiska.
"Oh...pagi juga. Kamu hobi lari pagi juga?" tanya Fransiska mulai memperlambat larinya.
"Tentu saja. Aku perhatikan, kamu sering lari sendirian. Suami kamu mana?" tanya Daniel basa-basi.
"Mas Andreas selalu pergi sangat awal untuk menghindari kemacetan di jalan. Untuk olahraga, dia memiliki jenis olahraga yang berbeda," sahut Fransiska santai.
"Oh, apa itu?"
"Dia hobi bermain golf," sahut Fransiska sembari mendudukkan dirinya di kursi taman, di ikuti Daniel.
"Oh ..." angguk Daniel menyudahi percakapan.
"Kamu tidak bekerja?"
"Kerja, tapi aku sedang cuti karena masih lelah setelah pindah rumah," sahut Daniel di sela helaan nya.
"Aku kira kamu tidak memiliki pekerjaan. Baru saja aku ingin menawarkan pekerjaan untuk mu," cetus Fransiska sembari tersenyum.
"Punya, tapi pekerjaanku rahasia!"
"Bagus deh, kalau begitu."
"Kamu sudah sarapan?" tanya Daniel.
"Belum, kamu?"
"Sarapan di rumah ku, mau?" ajak Daniel.
"He he...tidak usah. Aku sarapan di rumah saja," tolak Fransiska sopan.
"Jangan sungkan. Aku tidak akan melakukan hal buruk apa pun kepada kamu," ucap Daniel mencoba menyakinkan.
"Tapi tadi malam Mas Andreas...."
"Oh...soal itu jangan di pikirkan. Bukannya itu hanya perdebatan biasa antar lelaki," sela Daniel mencoba melunturkan pikiran negatif Fransiska.
"Benarkah?!"
Fransiska memancarkan aura begitu polos dan menggemaskan untuk usia sepertinya. Daniel terpaksa menundukkan pandangannya saat ada denyutan aneh mulai berputar di perutnya.
"I-iya," angguk Daniel gugup.
"Kebetulan sekali sehabis lari rasanya aku sangat haus dan lapar," curhat Fransiska mengelus perut ratanya.
"Berarti sarapan di rumah ku, nih?"
"Hem!" angguk Fransiska.
Daniel dan Fransiska berlari kecil menuju rumah Daniel. Sesampainya di rumah, Daniel mengajak Fransiska ke ruang makan sekaligus dapur. Fransiska duduk di kursi makan, Daniel mengeluarkan bahan makanan untuk di masak.
"Daniel.."
"Iya, kenapa?" sahut Daniel cepat.
"Ck, kamu selalu merespon panggilanku dengan cepat," cetus Fransiska setengah mengingat masa lalu saat SMA.
"Namanya aku masih cinta," celetuk Daniel spontan dengan wajah datarnya.
"Ci-cinta?"
Daniel menatap lurus ke wajah panik Fransiska, "Apakah kamu bahagia dengan pernikahan mu saat ini?" tanya Daniel tepat sasaran.
Fransiska menunduk, mengepal kedua tangannya berada di atas pahanya.
"Maaf, jika..."
"Sejujurnya aku merasa tidak bahagia. Aku merasa ada hal besar sedang di sembunyikan oleh Mas Andreas. Tapi aku tidak tahu itu hal apa. Memikirkan hal itu membuat kepala ku hampir pecah," sela Fransiska sendu.
Sejenak Daniel terkejut, lalu cepat-cepat ia memotong sayuran.
"Bukannya kamu memiliki segalanya yang tak di miliki para istri lainnya. Seharusnya kamu baha...."
Brak!
Fransiska menggebrak meja hingga ia berdiri dari duduknya.
"Wanita mana yang bahagia jika kepuasan di atas ranjang tidak pernah tersalurkan. Selama 15 tahun menikah.....Mas Andreas hanya menyentuhku 10 kali. Sangat-sangat bisa di hitung oleh jari-jariku. Oke lah, tidak masalah bagiku jika memang masalah di atas ranjang tidak terpenuhi. Tapi yang jadi masalah ialah kenapa Mas Andreas tidak pernah mau memiliki anak dariku. Bibirnya terus berdalih dengan alasan tidak ingin membuat bentuk tubuh ku melar, jelek, entar wajahnya keriput. Alasan konyol macam apa itu. Sebagai seorang wanita yang hanya diam di rumah, tidak di perbolehkan ini dan itu, aku juga....."
Mendengar keluh kesah terlontar begitu saja dari bibir Fransiska, Daniel berhenti memotong sayuran. Kedua kakinya bergerak sendiri mendekati kursi Fransiska, tanpa ia sadari, Daniel memeluk dan mencium Fransiska.
Plaak!!!
Tangan mungil itu refleks menampar pipi Daniel.
"Apa yang kamu lakukan padaku?" tanya Fransiska datar.
Dengan santainya Daniel berkata, "Wah...wah...aku sungguh lupa kalau sekarang aku tinggal di tanah air. Ha ha ha...maafkan aku, Siska. Aku refleks mencium mu, aku pikir kamu temanku yang berada di luar negeri."
"Bodoh! Pantas saja istrimu menceraikan mu. Ternyata kamu adalah pria gampangan," teriak Fransiska histeris.
Daniel tidak menjawab apa pun, bibirnya hanya tertawa melihat kepolosan dari wajah Fransiska.
'Sebenarnya aku mencium mu karena aku beneran masih mencintaimu dan tidak tega melihatmu menderita. Maaf, aku berbohong, Siska,' batin Daniel.
1 jam berlalu, Daniel sudah selesai memasak dan menghidangkan makanan di atas meja.
"Kamu sungguh pintar memasak," puji Fransiska.
"Aku sudah terbiasa. Apa lagi dulu saat masih berstatus menjadi Suami, istriku tidak pernah memasak," sahut Daniel sembari menyajikan makanan di dalam piring untuk Fransiska.
"Nasib kita sepertinya sama," sambung Fransiska di sela tawanya.
"Oh ya, kalau aku tidak salah. Kamu menikah dengan seorang janda, ya?"
"Iya, janda aduhai," sahut Daniel tanpa rasa malu sambil membuat tangannya membentuk badan.
"Servis tiap malam, dong!" gurau Fransiska.
"Hem....tidak juga. Sudahlah, lagian sekarang dia sudah menjadi simpanan pria beristri," putus Daniel menyudahi percakapannya.
"Serius kamu!"
"Iya, buat apa aku berbohong. Katanya mereka sudah lama menjalin kasih. Ha.ah...sungguh kasihan istrinya!"
.
.
Di saat Daniel dan Fransiska berbicara tentang mantan istri, di rumah Fransiska dan Andreas terlihat kedatangan tamu. Seorang wanita dengan anak perempuan berusia 10 tahun.
Ding Dong!
Pintu gerbang di buka.
"Apa benar ini rumah tuan Andreas dan istrinya bernama Fransiska?" tanya wanita itu kepada satpam.
"Benar, tapi nyonya sedang berada di rumah tetangganya, dan tuan besar sudah pergi bekerja," sahut satpam.
"Tidak masalah. Apa boleh kami masuk?" tanya wanita itu kembali.
"Kalau boleh tahu, ibu ini siapa, ya?" satpam balik bertanya sebelum memberikan izin masuk ke dalam rumah.
"Nanti juga kamu pasti tahu siapa kami. Yang jelas, izinkan kami masuk dulu, soalnya kasihan anak ku seperti kelelahan," sahut wanita itu setengah membujuk.
"Baiklah, kalau gitu silahkan masuk."
Satpam langsung luluh saat melihat wajah putrinya terlihat pucat. Satpam membawa wanita dan anak itu masuk ke dalam rumah.
20 menit setelah kedatangan wanita itu, Andreas pulang, di susul Fransiska.
"Loh Pak, kenapa mobil Mas Andreas berada di sini?" tanya Fransiska bingung.
"Ada tamu, nyonya," sahut Pak satpam.
"Tamu? siapa?" tanya Fransiska penasaran.
"Saya juga kurang tahu. Tapi tadi ada seorang wanita membawa anak perempuan berusia 10 tahun. Pas saya tanya namanya siapa, katanya nanti saya akan tahu siapa wanita itu," jelas Pak satpam kembali.
"Jadi penasaran siapa wanita itu. Kalau gitu aku masuk dulu Pak," pamit Fransiska.
Sesampainya di ruang tamu, Fransiska terkejut melihat gadis berusia 10 tahun bergelayut manja di lengan Andreas.
"Ada apa ini, Mas?" tanya Fransiska bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
~~N..M~~~
Sepertinya bau-bau ada perselingkuhan
2023-04-10
0
վմղíα | HV💕
Daniel yg akan menggantikan andres
2023-03-15
1
Denry Deny
akhirnya keluar juga keluh-kesahnya. Yang sabar Fransiska
2023-03-05
0