Miss You CEO Jaim
Pagi menjelang siang, para karyawan berdiri mematung juga memberi tanda hormat anggukan kepada CEO baru mereka. Seorang pria muda berusia sekitar dua puluh lima tahun telah diangakat oleh management perusahaan untuk menjadi pemimpin perusahaan. Adalah Aldo Juanda putra dari pendiri perusahaan Felixio grub perusahaan lampu terbesar juga paling terbaik se Asia tenggara, Aldo panggilan akrab di keluarganya berwajah tampan, memiliki tubuh atletis juga sedikit berewok yang membuat perempuan tidak tahan ingin menjadikannya cinta dalam kehidupannya. Namun Aldo mempunyai sifat dingin membuat takut juga segan para karyawan yang bekerja di perusahaannya.
Aldo berjalan di tengah office room, semua pekerja memberinya senyum ramah juga tanda hormat dengan menganggukan kepala kecil. Tampak para karyawati melirik wajah tampan CEO barunya.
"Pagi pak," sapa Alya
Pria tampan itu tidak meresponnya, namun para karyawati lain berbisik membicarakan Aldo.
"Astaga, gantengnya kaya artis Turkey," puji Dewi berbisik pada lusi teman di sebelahnya.
"Iya, berewoknya buat ngak tahan," sahut Lusi.
"Ganteng sih, tapi judes," tukas Lista pelan.
"Diem Lis, dia ngak selera sama loe." ketus Ana seraya menyibakkan rambut pendek di kepalanya.
"Gue ngak naksir, loe ambil aja sono." tukas Lista pada Ana.
Aldo berjalan melintasi para karyawati yang sedang menggunjingkan dirinya, pria itu menoleh ke arah Lista dan berhenti di hadapan gadis itu.
"Heh!kalian ngrumpi? disini tempat kerja." bentak Aldo matanya menatap tajam Lista.
"Ma-maaf pak, kami kerja kok ngak ngrumpi," ucap Lista terbata.
"Kalau kerja ya jangan ngrumpi!" tekan Aldo wajah datarnya menatap Lista dan kawan - kawannya tadi.
"Saya baru pertama masuk departement ini, tolong untuk kalian semua kerja yang sungguh - sungguh, menggunjing itu ada tempatnya. Hari ini juga saya ingin semua laporan pekerjaan selesai dalam satu jam!" tegas Aldo, kedua tangganya ia masukan ke dalam saku celana setelan jas hitam yang ia kenakan.
Semua karyawan tercengang mendengar ucapan pemimpin baru mereka, dulu CEO yang lama slow tidak seperti sekarang. Aldo baru saja masuk membuat para pekerja kewalahan, bagaimana tidak jika laporan semua pekerjaan harus terselesaikan dalam waktu satu jam lamanya.
Aldo masih berdiri di tengah ruang office, rahang keras sedikit ada runcingan itu menatap semua karyawan yang ada di dalam ruangan.
"Ayo kerja! malah ngliatin saya," perintah Aldo.
"Dan kamu, baju biru muda. Mari ikut keruangan saya." tunjuk Aldo memerintah Lista.
"Ha.... sa-saya pak," jawab Lista gugup. Ia masih duduk di depan komputernya.
"Iya kamu!" hentak Aldo.
Pria itu berjalan ke arah ruang kerjanya, sementara Lista bangkit dari kursi kerja yang ia duduki, dia heran mengapa sang bos baru itu menyuruhnya ke ruangan. Semua mata karyawan tertuju pada Lista, ada juga yang berbisik menggunjing Lista tetapi gadis itu cuek saja walaupun dia gugup pada Aldo sang bos.
"Permisi pak," sapa Lista saat berada di ambang pintu.
"Masuk," perintah Aldo.
Lista menutup pintu ruang kerja bos barunya tanpa perintah dari Aldo. Lalu dia berjalan perlahan mendekati meja sang CEO, sebenarnya dalam diri Lista tidak percaya diri di depan CEO barunya, dulu bekas CEO lama jarang sekali memanggil keruang kerja pribadinya.
Namun Aldo sangat terkejut melihat hewal reptil berada di samping kursi VIP, sontak ia langsung berdiri dan entah sengaja atau tidak, tangan kekarnya memeluk tubuh Lista.
"Paaaak Aldo," rintih Lista, diapun terkejut matanya membulat.
Keduanya saling berpelukan, Lista merasakan kehangatan sesaat di tubuhnya. Aldo melepas sentuhan itu perlahan, mata elang milik Aldo menatap wajah Lista yang begitu dekat di dadanya dia sedikit menunduk. Sedangkan Lista juga menatap wajah tampan Aldo dia wajahnya sedikit mengadah keatas, mata mereka saling bertemu jantung Lista berdetak kencang darahnya mengalir deras membanjiri seluruh tubuhnya. Begitu juga Aldo karena sudah lama tidak merasakan hal aneh ini terjadi langsung saja, Aldo melepaskan Lista dengan kasar.
"Dasar, cari kesempatan ganjen!" sergah Aldo.
"Bukan saya, tapi bapak yang peluk saya," lirih Lista dia menahan sakit di sikunya karena tersentuh pinggiran meja.
"Lagian, jorok banget sih masak ada cicak di dalam ruangan sebersih ini." keluh Aldo, dia geli melihat hewan reptil itu.
"Maaf pak, saya suruh cleaner untuk bersihkan ruangan ini kembali." kata Lista pada sang CEO.
"Saya juga bisa dengan menelfon," ujar Aldo menatap wajah Lista dengan tatapan dingin.
"Dan saya, perintahkan kamu jadi asisten pribadi." kata Aldo tegas pada Lista.
Lista bengong sendiri, entah ini suatu keanugrahan menjadi asisten CEO atau sebuah keruntuhan di dunia kerjanya jika menjadi asisten Aldo.
"Sa-saya pak, jadi asisten bapak," ulang Lista masih tergagap.
"Iya, apa kamu tuna rungu, kelihatannya kamu gagap juga bicaranya kenapa dulu lolos interview? ada orang dalam ya bawa kamu kerja kemari?" kelit Aldo, dalam hatinya terkekeh melihat ekspresi Lista.
"Anu ngak gagap pak, saya juga alami lolos tanpa bantuan orang dalam." papar Lista, dia memenyorkan sedikit bibir indahnya.
Membuat Aldo yang melirik wajah Lista ada gejolak aneh menerpa jantungnya, entah tiba - tiba Aldo memiliki penyakit itu atau karena yang lain.
"Sialan nih cewek, buat dag dig dug hati gue aja. Atau jangan - jangan emang sakit jangtung beneran nih," ujar Aldo dalam hati.
"Kurang meyakinkan," celetuk Aldo menutupi jantungnya yang bergetar kuat.
"Eh,hmmm....." dehem Lista pelan.
"Siapa nama kamu?" tanya Aldo.
"Evangeliata Pramesti, pak." jawab Lista.
"Cakep namanya, kek orangnya." batin Aldo.
"Kamu, saya angkat sebagai asisten. Sekarang pekerjaan kamu itu tergantung perintah saya." jelas Aldo.
"Iyaa pak," angguk Lista faham.
"Tolong, bersihkan ruangan ini sekarang. Karena saya tidak suka ada hewan merayap atau nyamuk sekalipun." tegas Aldo memerintah Lista.
"Sekarang pak?" kilah Lista.
"Tahun depan, iya lah pakek nanya. Cepat!" bentak Aldo suara baritonya memenuhi ruangan.
Lista menuruti perintah sang CEO baru itu, wanita berparas cantik juga berbody indah itu langsung saja mulai menata dokumen di rak, juga mengelap setiap sudut dengan kemoceng yang sudah tersedia di ruangan tersebut. Aldo duduk di depan laptop sesekali dia melirik ke arah Lista, berdesir jantung pria tampan itu melihat body gadis cantik yang berada di dalam ruang kerjanya.
Pertama kali Aldo meninginjakan kaki di tempat kerjanya, malah dapat pemandangan indah dia sangat bersyukur karena menjadikan Lista sebagai asisten pribadinya sekilat itu. Dalam hati Adlo tersenyum puas karena Lista mengerjakan apa yang ia perintahkan,
"Kena loe, dasar cewek cupu." batin Aldo terkekeh, dia melirik ke arah Lista.
"Sialan, gue jadi clinic service CEO Jaim ini huh," keluh Lista dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments