"Terimakasih pak, pesanan makanannya." ucap Lista pada Aldo, saat mereka berpapasan pulang kerja.
"Hah, pesanan makanan?" kelit Aldo pura - pura tidak tahu apa - apa.
"Bukannya bapak yang ngirim box makan siang untuk saya kemarin?" tanya balik Lista.
"Ngak - ngak," jawab Aldo, ia berlalu dengan cepat ke mobil yang sudah menjemput dirinya.
Untuk sesaat Lista bengong melihat punggung big bosnya,
"Kata Beno kemarin yang ngasih dia," ucap Lista pelan seraya menunjuk Aldo yang sudah pergi.
Lalu wanita itu melangkah pergi meninggalkan kantor tempat dia menggais rezeki setiap hari, Lista menaiki mobil yang ia beli dari hasil keringatnya selama bekerja, dia sangat puas dengan kerja kerasnya selama ini.
•••••
Mobil melaju melintasi kepadatan jalanan ibukota, tampak Lista mengemudikan mobil dengan telaten juga sempurna dia tidak pernah mengeluh karena kemacetan. Untuk mencegah rasa bosan di perjalanan Lista menyetel radio hal demikian dia lakukan karena menuju rumah kontrakannya kurang lebih menempuh waktu sekitar satu jam perjalanan. Evangelista Pramesti adalah anak rantau, kedua orang tuanya tinggal di kampung halaman Lista anak ke dua dari tiga bersaudara, orangtua Lista mempunyai perkebunan yang cukup luas sehingga dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka hingga kedua saudaranya dan dia juga dapat sekolah ke perguruan tinggi.
Kembali lagi ke kehidupan Lista yang ada di kota.
Lista sudah sampai di rumah sewanya, ia turun dari mobil seharian bekerja membuat dirinya sedikit keletihan. Langsung saja Lista menyahut handuk yang ada di dalam kamarnya dia mandi dengan air shower hangat ia membasuh seluruh tubuh indahnya. Setelah selesai membersihkan diri Lista mendengar dering telfon miliknya langsung saja ia menyahut benda persegi panjang tipis itu, di dalam layar handphone tertulis nama panggilan dari CEO jaim.
Lista tersenyum tipis, lalu ia mengangkat telfon dari big bos baru itu.
"Iya hallo, selamat malam pak Aldo ada yang bisa saya bantu?" tanya Lista memulai percakapan.
"Lista, tolong besok kamu susun jadwal baru. Tolong buat grup chat kantor kita," langsung saja Aldo memberi perintah.
"Eeh, se_sekarang pak?" tanya balik Lista, dia kebingungan keningnya ia kerutkan.
"Bukan! nanti bulan purnama tiba, ya sekarang lah emang kapan lagi." tukas Aldo di dalam telfon.
"Aaahhhmmm, baik pak." jawab Lista mulutnya menguap.
"Anjiiirrrrr, ngantuk - ngantuk di kasih kerja. Udah pulang juga ada aja kerjaan, si cicak brewok!" dengus Lista, ia lupa mematikan handphonnya yang masih tersambung oleh panggilan telfon dari Aldo.
"Apa kamu bilang? jam segini mau tidur ya, jangan kalau kerjaan kamu belum finish, saya tunggu setengah jam lagi." bentak Aldo yang masih menempelkan handhpne di telinganya.
"Baaaikkk pak, ma-maf keceplosan," kata Lista pelan juga terbata.
Aldo mematikan telfonnya tanpa mengucap kata sepatah lagi, sedangkan Lista meremas rambut di kepalanya yang tidak merasa gatal atau sakit.
••••••••
Dalam kamar desain ruangan yang cukup mewah, Aldo tersenyum sendiri tubuh kekar itu ia jatuhkan ke atas ranjang empuk di dalam ruangan kamarnya. Tangan Aldo masih memegangi handphone, ia membuka galeri foto dia sengaja saat Lista membersihkan ruangan kerjanya take foto gadis itu. Jemari Aldo mengusap gambar Lista yang sedang menunging.
"Cantik juga nih cewek, bodynya buat ngak aku ngak tahan." bisiknya pelan.
Dalam dada bidang Aldo berdenyut kuat saat memandangi foto Lista. Dia juga tidak sadar apa yang sedang ia rasakan saat ini, baru tiga hari ia menggantikan posisi ayahnya dan memimpin perusaahan juga bertemu dan bersama Lista. Jantung yang kadang berdesir kuat itu ketika berada di dekat wanita cupu menurut Aldo dia telah membuat dadanya bergetar.
"Ck, ngak - ngak. Gue mau fokus kerja aja, ngapain sih mikirin cewek cupu itu." dengus Aldo kesal sendiri.
Aldo meletakan handphonenya ke nakas samping ranjang, ia lupa setelah memberi perintah kepada Lista barusan. Mata pria tampan itu terpejam sesaat ia terlena kedunia mimpi, sang bunda yang baru saja masuk ke dalam kamar Aldo tersenyum melihat putranya yang kini sudah dewasa.
"Anak bunda, udah dewasa semoga cepat menemukan tamatan hati." ucap bu Marlina seraya membelai kepala putra sematawayangnya.
Lalu beliau meraih handphone Aldo yang terletak di nakas, Marlina memeriksa berkas yang baru saja di pencet Aldo sebelum tertidur tadi, Marlina menemukan foto Lista yang sedang menunging beliau sangat terkejut dan kawatir dengan sang putra, fikirannya melayang ke hal - hal yang membuat sang putra berniat jelek pada gadis yang ada di foto galerinya. Marlina segera menghapus foto itu, dia lebih tahu jika anak laki - kali telah dewasa akan tertarik pada lawan jenisnya namun bukan hal negatif yang Marlina inginkan.
"ck, ganjen banget. Pasti ini sekertaris atau karyawan Aldo, awas ganguin anakku!" decak Marlina lalu memerikasa semua galeri handphone sang putra.
"Bunda ngak sudi ya, kalau punya calon menantu bawahan kamu." tuntut Marlina bersuara pelan menatap Aldo yang sudah tertidur.
Wanita setengah baya itu keluar dari kamar sang putra, dia tampak tidak terima setelah melihat foto - foto seorang gadis di handphone barusan.
Sementara Lista yang ada di kamarnya, matanya sudah memgantuk dia menunggu panggilan telfon dari Aldo tidak juga menelfon dirinya karena pekerjaan sudah selesai Lista mengirimnya ke senuah pesan aplikasi di handphonenya. Lalu ia merenahkan tubuh ke ranjang dan menutupi tibuhnya dengan selimut tebal karena hawa begitu dingin.
Lista tidur begitu pulas karena keletihan sampai gadis itu terbuai di alam lain. Lista merasa ada di atas awan putih bersih dia menggunkan gaun mewah berwarna putih bersama dengan seorang pangeran tampan, tampaknya si pangeran pria tampan itu menggunakan jas putih senada dan membawa buket bunga indah di berikan kepada Lista. Wajah pangeran yang ada di dalam mimpi Lista itu mirip dengan Aldo CEO baru di kantor Lista.
"Will you marry me, dear." ucap sang pangeran yang wajahnya sama dengan Aldo itu kepada Lista. Dia menekuk lutut di hadapan Lista.
"Yes, i will, " jawab Lista serta memberikan senyuman indah pada sang panggeran.
Panggeran itu lalu mencium mesra punggung tangan kanan Lista, lalu dia berdiri pelan dan tangannya memegangi pundak Lista wajah pangeran tampan yang sama itu menunduk.
Cup!
Ciuman mesra menempel di bibir Lista.
Terang saja Lista langsung teebangun dari tidur panjangnya, lalu merapa bibir manis miliknya.
"Astaga, mimpi sama cicak brewok." keluh Lista, sudut bibirnya terukir senyuman indah di pagi hari yang sudah tampak cerah.
"Hah, jam delapan!" mata Lista terbelalak melihat jam di dinding kamarnya.
Gadis itu langsung menuju ke kamar mandi, dia melakukan semua aktivitas bangun paginya dengan cepat seperti pembalap yang sedang melakukan aksinya. Setalah ssmua selesai Lista langsung masuk ke dalam mobil pribadinya, lalu melajukan mobil mungil itu ke arah kantor yang lumayan jauh.
"Resekkk! gara - gara si cicak brewok." pekik Lista saat mengemudikan mobil, mulutnya mengunyah roti yang selalu tersedia di dalam mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments