1) Butuh perhatian.
Kisah Violetta hidup dari keluarga berada. Jauh dari kata tidak sempurna, bagi orang disekitarnya.
Violetta tumbuh dari keluarga kaya raya, semua kehidupan terpenuhi dan penuh dengan kemewahan.
Sayangnya, Hal itu membuat Violetta menjadi orang yang perfeksionis.
Kesalahan kecil yang dia lakukan ataupun orang lain akan terkena amukan amarahnya.
Ia juga menjadi gadis sombong, suka menyakiti hati orang lain.
Bukan karena didikan orang tua Violetta, melainkan kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.
Suasana canggung di ruang makan sudah biasa bagi Violetta. Namun, Ia berusaha meramaikan suasana sarapan bersama.
Violetta Jessie
Vio kemarin ulangan harian dapat nilai bagus.
Violetta Jessie
Vio, senang banget, Pa.
Papa Violetta hanya mendengarkan cerita anaknya tanpa merespon sama sekali.
Violetta berusaha mengambil kertas hasil ulangan didalam tas. Tetapi, Mamanya menyelah.
Mama Violetta
Apa yang mau kamu tunjukkan?
Mama Violetta
Hasil ulangannya?
Violetta sejenak menghentikan aktivitasnya.
Ia memandang mamanya penuh tanda tanya.
Mama Violetta
Nggak penting.
Mama Violetta
Lebih baik lanjutkan makanmu.
Tindas Mama Violetta yang melanjutkan aktivitas makannya.
Papa Violetta.
Habiskan makananmu, Vio.
Papa Violetta.
Apa kamu tidak takut terlambat sekolah?
Papa Violetta.
Sudah jangan suka cari alasan.
Vio terpaksa mengurungkan niatnya memberi tahu hasil nilai ulangannya di sekolah.
Ia melanjutkan menghabiskan makanannya.
Violetta telah sampai di sekolahnya dengan ekspresi datar.
Meskipun, Ia telah diantar oleh sopir pribadi sampai di sekolah. Violetta tak merasakan kebahagiaan.
Violetta Jessie
[.. Mama Papa, Kapan berubah ?.. ]
Violetta Jessie
[.. Apa salah kalau gue menunjukkan hasil ulangan kemarin?..]
Ia berjalan menuju kelas dengan tatapan kosong. Karena memikirkan kedua orangtuanya yang tak memperhatikan dirinya sama sekali.
Saat Ia berjalan menuju kelas. Tanpa diketahui Violetta sahabatnya berjalan disampingnya.
Brilliant Julliano
Pagi Letta.
Violetta tersadar, pandangannya ada pada Liant yang sedang melihatnya.
Hanya jawaban singkat dari Violetta.
Brilliant Julliano
Muka Lo, kenapa Letta?
Brilliant Julliano
Kok jelek amat.
Violetta Jessie
Gak peduli.
Timpal Violetta tak peduli dengan tanggapan Liant.
Brilliant Julliano
Ada masalah sama Bokap nyokap Lo lagi?
Tanya Liant tepat sasaran, membuat Violetta menghentikan langkahnya sepuluh detik menjawab pertanyaannya.
Violetta Jessie
Jangan ganggu gue!
Violetta Jessie
Gue lagi pengen sendiri !
Ucap Violetta diakhiri penekanan ke Liant. Lalu, kembali berjalan menuju kelas.
Liant paham dengan kondisi Violetta yang tak ingin diganggu dahulu. Ia memilih menjaga Violetta dari kejauhan.
Brilliant Julliano
[.. Pasti Lo lagi sedih kan, Letta?..]
Brilliant Julliano
[.. Oke. Gue bakalan bikin Lo bahagia..]
Gumam Liant yang melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Lyana datang membawa makanan yang diinginkan Violetta.
Hal itu sudah biasa dilakukan Lyana yang nampak tak mempermasalahkan jika Violetta selalu menyuruh dirinya. Ia berusaha untuk tak membuat masalah dengan sahabatnya sendiri.
Lebih baik menerima, walaupun menyakitkan. Daripada, harus membuat masalah kepada Violetta.
Lyana Kristal
Ini cemilan kesukaanmu.
Lyana Kristal
Kentang tanpa bumbu dan mayones hanya saos tomat tanpa rasa pedas.
Lyana Kristal
Minumannya Air kelapa, original.
Violetta Jessie
Hm. Oke, Thank you, Ana.
Lyana Kristal
Sama-sama Vio.
Lyana memberikan uang kembaliannya ke Violetta. Sebelum akhirnya Ia duduk dihadapan Violetta.
Lyana Kristal
Ini kembaliannya.
Violetta Jessie
Lo ambil aja.
Lyana Kristal
Tapi, kembaliannya masih banyak, Vio.
Violetta Jessie
Udah, Lo ambil aja. Duit gue masih banyak kok.
Violetta Jessie
Lo gak perlu khawatir.
Lyana mendengar ucapan Violetta tak menyangka.
Lyana menerima uang tersebut tanpa ragu. Baginya, uang kembalian dari Violetta sangatlah berharga.
Lyana kemudian melanjutkan makannya. Sedangkan, Violetta menambah ucapannya.
Violetta Jessie
Gue punya banyak uang dari bokap nyokap gue.
Violetta Jessie
Gue beli apa aja juga mampu.
Lyana Kristal
Makasih Vio.
Lyana hanya bisa berterima kasih. Walaupun sebenarnya ia juga ingin seperti Violetta yang mudah membeli apapun termasuk membeli barang yang diinginkannya tanpa melihat harga.
Dari arah yang tak disangka, tiga teman satu kelas yang sama merencanakan sesuatu.
Salah satu pelayan sedang membawa satu minuman.
Suara benturan keras terdengar membuat minuman yang dibawa pelayan tersebut tumpah ke seragam Violetta yang sedang sibuk memegang handphone dan camilan di mejanya.
Pelayan tersebut terjatuh, dengan cepat Ia terbangun panik dihadapan Violetta.
Pelayan itu minta maaf karena kesalahannya membuat Violetta menjadi bahan pembicaraan orang banyak di kantin.
Violetta Jessie
Gimana sih?!
Violetta Jessie
Kerja yang benar dong!
Violetta Jessie
Seragam gue jadi basah kaya gini !
Violetta Jessie
Lo jalan pake mata, gak sih?!
Violetta Jessie
Gue laporin ke bos Lo ya?!
Violetta tidak terima, ia terus mencela pelayan yang ada dihadapannya sekarang.
pelayan
Jangan laporin saya.
Lyana Kristal
Vio, please jangan laporin mbak pelayan ini.
Lyana Kristal
Dia gak sengaja Vio.
Violetta Jessie
Lo bisa diam gak, Ly?
Violetta Jessie
Lo gak belain gue?!
Violetta Jessie
Lihat seragam gue jadi basah, kotor kaya gini.
Violetta Jessie
Gara-gara itu pelayan.
Violetta marah-marah tak terima, membuat kantin semakin riuh.
Lyana Kristal
Bukan gitu Vio,maksud gue..
Violetta menyela ucapan Lyana.
Violetta Jessie
Udah deh. Lo diem aja.
Violetta Jessie
Lo semakin buat gue tambah emosi.
Liant yang telah membeli minuman terkejut melihat Violetta tengah berteriak keras.
Ia pun menghampiri Violetta tanpa basa basi. Lian menarik tangan Violetta keluar dari keramaian kantin
Ifana
Gue juga puas banget.
Karla
Hahaha, emang enak, Vio.. vio.
Diam-diam ketiganya yang merencanakan semuanya.
Liant membawa Violetta ke tempat yang aman dari keramaian sekolah.
Ia melepaskan tangan Violetta.
Violetta Jessie
Ngapain sih Lo tarik gue ke sini?!
Violetta Jessie
Bisa gak Lo urusin hidup Lo sendiri.
Violetta Jessie
Kenapa Lo hobby banget bikin gue tambah marah?!
Liant melipat tangannya sambil memperhatikan Violetta yang mengoceh panjang kali lebar.
Violetta Jessie
Lo gak dengar, gue bilang apa tadi?!
Violetta Jessie
Gue pengen sendiri Liant?!
Violetta berusaha tarik nafas dan mengeluarkan perlahan.
Brilliant Julliano
Sudah ngocehnya?
Sahut Liant yang nampak santai.
Violetta menganggukkan kepala perlahan.
Brilliant Julliano
Letta, gue ke sini sengaja ajak Lo supaya Lo nggak emosi.
Brilliant Julliano
Kalau Lo emosi, kasian tuh pelayan kerja banting tulang Lo laporin ke bosnya.
Violetta Jessie
Memangnya kenapa?
Violetta Jessie
Masalah buat Lo?
Violetta Jessie
Gue gak peduli.
Violetta Jessie
Salah dianya sendiri. Jalan gak pake mata.
Brilliant Julliano
Letta..
Violetta Jessie
Bener kata gue Liant..
Violetta Jessie
Lo emang gak tau apa-apa dari awal.
Violetta Jessie
Lihat ini baju gue basah.
Liant pun pergi tanpa mengucapkan sepatah kata ke Violetta.
Violetta masih tetap pada posisinya. Diam seribu bahasa mencari tempat duduk dan menyendiri.
Ia berusaha kuat tidak menangis
Karena Ia takut orang lain melihatnya menangis.
Bagi Violetta menangis adalah kelemahan.
Liant datang dihadapannya yang sedang duduk. Ia memberikan seragam di hadapan Violetta.
Liant membelikan seragam baru untuk Violetta.
Violetta masih menatap Liant.
Brilliant Julliano
Cepat terima.
Brilliant Julliano
Gak mau ganti?
Violetta beranjak lalu menerima plastik bening yang berisi seragam.
Violetta berlari ke toilet mengganti seragam.
Sedangkan, Liant hanya menggeleng kepala melihat sikap Letta yang bandel.
Comments