4) Apakah ada rasa cemas?
Lyana tengah berada di kamarnya. Ia masih kepikiran oleh Violetta yang sama sekali tak menjawab panggilannya.
Lima kali panggilan namun tak ada satupun yang diangkat.
Ini yang membuat Lyana semakin khawatir kepada Violetta.
Lyana memang tahu betul tentang sikap Rina dan Hakim orang tua Violetta yang tak pernah menganggap anaknya ada.
Lyana Kristal
Vio, angkat telphone gue.
Lyana Kristal
Kenapa sih Lo dari tadi gak angkat panggilan dari gue?
Lyana Kristal
Apa Vio marah ya sama gue?
Lyana Kristal
Tapi--, salah gue apa?
Lyana tak henti-hentinya menghubungi Violetta meskipun sudah larut malam.
Lyana menyadari ketika ia melihat jam dinding di kamarnya.
Lyana Kristal
O.. iya. Sekarang kan sudah larut malam.
Lyana menepuk jidat dua kali.
Lyana Kristal
Mungkin Vio udah tidur.
Tarik nafas dan membuang dari mulut.
Lyana Kristal
Semoga Violetta baik-baik aja.
Hari Rabu, Januari 2023 || 06.05 WIB.
Liant terbangun dari tempat tidur. Tanpa lama, Ia bergegas membersihkan diri sebelum mamanya mengetuk pintu kamar.
Tiga puluh menit kemudian.
Brilliant keluar dari kamar sambil membawa tas ransel di pundak.
Brilliant Julliano
Pagi Mama.
Yuri
Mama sudah masak masakan kesukaan kamu.
Brilliant Julliano
Iya ma. Makasih ya ma.
Brilliant duduk lalu sarapan bersama dengan Mamanya.
Brilliant Julliano
Papa mana Ma?
Yuri
Papa lagi ke luar kota, sayang.
Brilliant Julliano
Sudah dua hari, Ma.
Yuri
Papa sampai lima hari, baru balik ke rumah.
Brilliant Julliano
Maaf Ma, Liant baru tau.
Yuri
Gak perlu dipikirin ya.
Yuri
Papa kamu kan kerja buat kita.
Brilliant Julliano
Iya ma. Tapi, papa sibuk tanpa khawatirin mama sendiri.
Yuri
Kan ada Liant yang selalu jaga Mama kalau di rumah.
Liant terenyuh mendengar pengungkapan Mama yang terkesan tak mempermasalahkan ketidak hadiran papa di rumah.
Brilliant Julliano
Iya Ma.
Yuri
Ya sudah. Dihabiskan makanannya.
Brilliant Julliano
Siap Ma.
Brilliant tak bisa berkata apapun selain setuju. Karena Yuri terlihat tenang dihadapan Brilliant. Seakan Yuri mengunci pintu rasa sedihnya.
Brilliant Julliano
[.. Mama, Liant sayang sama Mama..]
Brilliant Julliano
[.. Liant janji bakal bahagiain Mama..]
Brilliant sudah sampai di sekolah. Ia sangat antusias dan bersemangat sekali.
Ia pun berhenti tepat di depan pintu kelas Violetta. Brilliant mencari kehadiran Violetta.
Brilliant Julliano
[..Vio?!..]
Brilliant pandangannya membelalak lebar. Violetta tak ada di kelas.
Brilliant Julliano
[.. Vio, kenapa gak ada di kelas ya?..]
Brilliant Julliano
[.. Dia gak masuk?..]
Brilliant Julliano
[.. Atau mungkin belum sampai di sekolah, ya?..]
Lyana yang baru saja akan masuk ke kelasnya dihalangi Brilliant yang masih terdiam di depan pintu.
Tidak ada cara lain untuk menyapa Brilliant terlebih dahulu.
Lyana Kristal
Kamu Liant kan?
Brilliant Julliano
Iya gue Liant.
Brilliant Julliano
Lo teman dekatnya Letta, ya?
Lyana Kristal
Lo juga teman dekatnya Vio juga kan?
Brilliant Julliano
Iya bener.
Lyana Kristal
Gue tau. Karna Vio pernah cerita sedikit tentang Lo.
Brilliant mengangguk kecil sambil berpikir.
Brilliant Julliano
[.. Memangnya cerita apaan, Letta ke temannya?..]
Lyana Kristal
[..Liant, gak pernah berubah tampilan sikap ramahnya..]
Lyana sebenarnya mengetahui Brilliant sudah lama. Namun, Ia enggan berkenalan langsung ke Liant.
Lyana diam-diam sudah memperhatikan Liant dari kejauhan.
Lyana Kristal
Ya udah gue tinggal masuk kelas dulu.
Brilliant memberikan jalan masuk untuk Lyana.
Namun, Ia pun menghentikan Lyana.
Brilliant Julliano
Tunggu.
Lyana menoleh ke belakang.
Brilliant Julliano
Sorry, gue mau nanya ?
Brilliant Julliano
Letta masuk sekolah gak ?
Lyana terdiam tak lama ia pun menjawab.
Lyana Kristal
Maaf, gue kurang tau.
Lyana Kristal
Gue kemarin ke rumah Vio. Tapi, Ada Bibi Kiran bilang Vionya gak ada di rumah.
Brilliant Julliano
Gak ada di rumah?
Lyana Kristal
Gue kemarin setelah pulang sekolah mampir ke Vio sebentar.
Lyana Kristal
Eh, malahan Vionya gak ada.
Lyana Kristal
Gue heran Vio, ke mana ya?
Lyana Kristal
Gue hubungi berdering, tapi gak diangkat sama sekali.
Lyana Kristal
Sebenarnya dia ke mana? Gue bingung sekaligus khawatir.
Liant yang mendengar perkataan Lyana seketika berlari tanpa pamit ke Lyana.
Lyana hanya bisa menatap Liant yang berlari semakin jauh dari pandangan.
Lyana Kristal
[.. Liant?..]
Lyana Kristal
[..Lo mau ke mana?..]
Liant kembali ke parkiran sekolah dan mengendarai motornya untuk keluar dari gerbang sekolah. Sebelum bel berbunyi.
Padatnya siswa yang akan parkir ataupun siswa-siswi yang akan masuk ke kelas masing-masing tak menghalangi niat Liant untuk mencari Violetta.
Brilliant Julliano
[..Letta, Lo bohongi gue..]
Brilliant Julliano
[..Felling gue memang gak pernah salah..]
Brilliant Julliano
[..Sikap Lo bikin gue curiga..]
Brilliant Julliano
[..Semoga aja Lo baik-baik, tta..]
Brilliant Julliano
Letta pasti ke apartemennya.
Brilliant Julliano
Kata Lyana kemarin Vio gak ada di rumah.
Brilliant Julliano
Pelarian Letta hanya di Apartemennya gak mungkin di lain tempat.
Liant dengan cepat menggas motornya ke apartemen Violetta.
Liant sampai di Apartemen Violetta.
Ia mengetuk pintu keras beberapa kali.
Pintu yang ada didepan Liant terbuka, Ia melihat Violetta dengan tatapan datar menyambutnya.
Belum Violetta bertanya. Tubuh Violetta dalam dekapan hangat Liant yang membuatnya tak bisa berucap sepatah kata pun.
Violetta Jessie
[..Liant?!..]
Violetta tak sanggup berkata apapun.
Tubuh hangat Liant membuatnya kaku.
Alhasil dekapan Liant membuatnya nyaman.
Brilliant Julliano
Lo gak papa kan, tta?
Liant pun melepaskan dekapannya. Ia ingin mendengar balasan dari pertanyaan tadi.
Brilliant Julliano
Lo gak papa kan, tta?
Violetta terlihat sayu memandang Liant dihadapannya.
Tubuh Violetta terasa lemas, pandangan matanya tiba-tiba tak fokus.
pendengarannya sunyi, Ia pun seketika tak sadarkan diri.
Brilliant Julliano
Letta?!
Spontan Liant manangkap tubuh Violetta yang lemas tak berdaya.
Suhu badan Violetta tinggi, Liant langsung membawa ke dalam kamar Violetta.
Brilliant Julliano
Ternyata Lo demam tinggi.
Brilliant Julliano
Gue harus kompres Lo.
Liant dengan sigap memasak air sekaligus membuat minuman hangat untuk Violetta yang masih tak sadarkan diri di tempat tidur.
Di sebuah taman yang sangat indah. Violetta sedang duduk sambil memetik salah satu bunga.
Tidak sengaja seseorang datang duduk di dekat Violetta.
Ia melihat Albar temannya saat di bangku sekolah menengah pertama.
Violetta Jessie
Kamu kenapa bisa ada disini?
Albar mengelus pucuk kepala Violetta yang memandang kebingungan.
Albar tersenyum kedua kali memberi jawaban.
Violetta Jessie
Ya ampun jawab dong kok senyum mulu.
Pandangan Violetta tiba-tiba melihat sekitar.
Violetta Jessie
Gu-gue ada di mana ini?
Violetta Jessie
Indah banget.
Violetta Jessie
Selama ini Lo ke mana aja Al?
Albar Gifarry
Lo kangen sama gue?
Violetta Jessie
Ish, Ya iya lah.
Violetta Jessie
Lo kenapa disini?
Albar Gifarry
Harusnya gue tanya ke Lo, kenapa Lo disini?
Albar Gifarry
Kenapa gak tau?
Violetta Jessie
Memang gak tau, Al. Beneran.
Violetta Jessie
Sebenarnya tempat apa ini?
Albar Gifarry
Lebih baik kamu pulang.
Albar Gifarry
Nanti kamu di cari papa mamamu.
Violetta menggeleng cepat.
Violetta Jessie
Gue mau tetap disini.
Violetta Jessie
Disini nyaman banget.
Violetta Jessie
Lo usir gue?
Violetta Jessie
Aku masih pengen di sini.
Violetta Jessie
Mama Papaku gak akan cari aku kok.
Albar Gifarry
Banyak yang sayang dan peduli sama Lo.
Albar Gifarry
Percaya deh sama gue.
Albar Gifarry
Serius gak percaya?
Albar seketika terjingkat lalu berdiri dan berjalan menjauh begitu saja.
Violetta terkejut melihat Albar yang begitu saja meninggalkannya. Ia hanya bisa berteriak memanggil.
Comments