Ruang Sendu
1) Butuh perhatian.
Kisah Violetta hidup dari keluarga berada. Jauh dari kata tidak sempurna, bagi orang disekitarnya.
Violetta tumbuh dari keluarga kaya raya, semua kehidupan terpenuhi dan penuh dengan kemewahan.
Sayangnya, Hal itu membuat Violetta menjadi orang yang perfeksionis.
Kesalahan kecil yang dia lakukan ataupun orang lain akan terkena amukan amarahnya.
Ia juga menjadi gadis sombong, suka menyakiti hati orang lain.
Bukan karena didikan orang tua Violetta, melainkan kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.
Suasana canggung di ruang makan sudah biasa bagi Violetta. Namun, Ia berusaha meramaikan suasana sarapan bersama.
Violetta Jessie
Vio kemarin ulangan harian dapat nilai bagus.
Violetta Jessie
Vio, senang banget, Pa.
Papa Violetta hanya mendengarkan cerita anaknya tanpa merespon sama sekali.
Violetta berusaha mengambil kertas hasil ulangan didalam tas. Tetapi, Mamanya menyelah.
Mama Violetta
Apa yang mau kamu tunjukkan?
Mama Violetta
Hasil ulangannya?
Violetta sejenak menghentikan aktivitasnya.
Ia memandang mamanya penuh tanda tanya.
Mama Violetta
Nggak penting.
Mama Violetta
Lebih baik lanjutkan makanmu.
Tindas Mama Violetta yang melanjutkan aktivitas makannya.
Papa Violetta.
Habiskan makananmu, Vio.
Papa Violetta.
Apa kamu tidak takut terlambat sekolah?
Papa Violetta.
Sudah jangan suka cari alasan.
Vio terpaksa mengurungkan niatnya memberi tahu hasil nilai ulangannya di sekolah.
Ia melanjutkan menghabiskan makanannya.
Violetta telah sampai di sekolahnya dengan ekspresi datar.
Meskipun, Ia telah diantar oleh sopir pribadi sampai di sekolah. Violetta tak merasakan kebahagiaan.
Violetta Jessie
[.. Mama Papa, Kapan berubah ?.. ]
Violetta Jessie
[.. Apa salah kalau gue menunjukkan hasil ulangan kemarin?..]
Ia berjalan menuju kelas dengan tatapan kosong. Karena memikirkan kedua orangtuanya yang tak memperhatikan dirinya sama sekali.
Saat Ia berjalan menuju kelas. Tanpa diketahui Violetta sahabatnya berjalan disampingnya.
Brilliant Julliano
Pagi Letta.
Violetta tersadar, pandangannya ada pada Liant yang sedang melihatnya.
Hanya jawaban singkat dari Violetta.
Brilliant Julliano
Muka Lo, kenapa Letta?
Brilliant Julliano
Kok jelek amat.
Violetta Jessie
Gak peduli.
Timpal Violetta tak peduli dengan tanggapan Liant.
Brilliant Julliano
Ada masalah sama Bokap nyokap Lo lagi?
Tanya Liant tepat sasaran, membuat Violetta menghentikan langkahnya sepuluh detik menjawab pertanyaannya.
Violetta Jessie
Jangan ganggu gue!
Violetta Jessie
Gue lagi pengen sendiri !
Ucap Violetta diakhiri penekanan ke Liant. Lalu, kembali berjalan menuju kelas.
Liant paham dengan kondisi Violetta yang tak ingin diganggu dahulu. Ia memilih menjaga Violetta dari kejauhan.
Brilliant Julliano
[.. Pasti Lo lagi sedih kan, Letta?..]
Brilliant Julliano
[.. Oke. Gue bakalan bikin Lo bahagia..]
Gumam Liant yang melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Lyana datang membawa makanan yang diinginkan Violetta.
Hal itu sudah biasa dilakukan Lyana yang nampak tak mempermasalahkan jika Violetta selalu menyuruh dirinya. Ia berusaha untuk tak membuat masalah dengan sahabatnya sendiri.
Lebih baik menerima, walaupun menyakitkan. Daripada, harus membuat masalah kepada Violetta.
Lyana Kristal
Ini cemilan kesukaanmu.
Lyana Kristal
Kentang tanpa bumbu dan mayones hanya saos tomat tanpa rasa pedas.
Lyana Kristal
Minumannya Air kelapa, original.
Violetta Jessie
Hm. Oke, Thank you, Ana.
Lyana Kristal
Sama-sama Vio.
Lyana memberikan uang kembaliannya ke Violetta. Sebelum akhirnya Ia duduk dihadapan Violetta.
Lyana Kristal
Ini kembaliannya.
Violetta Jessie
Lo ambil aja.
Lyana Kristal
Tapi, kembaliannya masih banyak, Vio.
Violetta Jessie
Udah, Lo ambil aja. Duit gue masih banyak kok.
Violetta Jessie
Lo gak perlu khawatir.
Lyana mendengar ucapan Violetta tak menyangka.
Lyana menerima uang tersebut tanpa ragu. Baginya, uang kembalian dari Violetta sangatlah berharga.
Lyana kemudian melanjutkan makannya. Sedangkan, Violetta menambah ucapannya.
Violetta Jessie
Gue punya banyak uang dari bokap nyokap gue.
Violetta Jessie
Gue beli apa aja juga mampu.
Lyana Kristal
Makasih Vio.
Lyana hanya bisa berterima kasih. Walaupun sebenarnya ia juga ingin seperti Violetta yang mudah membeli apapun termasuk membeli barang yang diinginkannya tanpa melihat harga.
Dari arah yang tak disangka, tiga teman satu kelas yang sama merencanakan sesuatu.
Salah satu pelayan sedang membawa satu minuman.
Suara benturan keras terdengar membuat minuman yang dibawa pelayan tersebut tumpah ke seragam Violetta yang sedang sibuk memegang handphone dan camilan di mejanya.
Pelayan tersebut terjatuh, dengan cepat Ia terbangun panik dihadapan Violetta.
Pelayan itu minta maaf karena kesalahannya membuat Violetta menjadi bahan pembicaraan orang banyak di kantin.
Violetta Jessie
Gimana sih?!
Violetta Jessie
Kerja yang benar dong!
Violetta Jessie
Seragam gue jadi basah kaya gini !
Violetta Jessie
Lo jalan pake mata, gak sih?!
Violetta Jessie
Gue laporin ke bos Lo ya?!
Violetta tidak terima, ia terus mencela pelayan yang ada dihadapannya sekarang.
pelayan
Jangan laporin saya.
Lyana Kristal
Vio, please jangan laporin mbak pelayan ini.
Lyana Kristal
Dia gak sengaja Vio.
Violetta Jessie
Lo bisa diam gak, Ly?
Violetta Jessie
Lo gak belain gue?!
Violetta Jessie
Lihat seragam gue jadi basah, kotor kaya gini.
Violetta Jessie
Gara-gara itu pelayan.
Violetta marah-marah tak terima, membuat kantin semakin riuh.
Lyana Kristal
Bukan gitu Vio,maksud gue..
Violetta menyela ucapan Lyana.
Violetta Jessie
Udah deh. Lo diem aja.
Violetta Jessie
Lo semakin buat gue tambah emosi.
Liant yang telah membeli minuman terkejut melihat Violetta tengah berteriak keras.
Ia pun menghampiri Violetta tanpa basa basi. Lian menarik tangan Violetta keluar dari keramaian kantin
Ifana
Gue juga puas banget.
Karla
Hahaha, emang enak, Vio.. vio.
Diam-diam ketiganya yang merencanakan semuanya.
Liant membawa Violetta ke tempat yang aman dari keramaian sekolah.
Ia melepaskan tangan Violetta.
Violetta Jessie
Ngapain sih Lo tarik gue ke sini?!
Violetta Jessie
Bisa gak Lo urusin hidup Lo sendiri.
Violetta Jessie
Kenapa Lo hobby banget bikin gue tambah marah?!
Liant melipat tangannya sambil memperhatikan Violetta yang mengoceh panjang kali lebar.
Violetta Jessie
Lo gak dengar, gue bilang apa tadi?!
Violetta Jessie
Gue pengen sendiri Liant?!
Violetta berusaha tarik nafas dan mengeluarkan perlahan.
Brilliant Julliano
Sudah ngocehnya?
Sahut Liant yang nampak santai.
Violetta menganggukkan kepala perlahan.
Brilliant Julliano
Letta, gue ke sini sengaja ajak Lo supaya Lo nggak emosi.
Brilliant Julliano
Kalau Lo emosi, kasian tuh pelayan kerja banting tulang Lo laporin ke bosnya.
Violetta Jessie
Memangnya kenapa?
Violetta Jessie
Masalah buat Lo?
Violetta Jessie
Gue gak peduli.
Violetta Jessie
Salah dianya sendiri. Jalan gak pake mata.
Brilliant Julliano
Letta..
Violetta Jessie
Bener kata gue Liant..
Violetta Jessie
Lo emang gak tau apa-apa dari awal.
Violetta Jessie
Lihat ini baju gue basah.
Liant pun pergi tanpa mengucapkan sepatah kata ke Violetta.
Violetta masih tetap pada posisinya. Diam seribu bahasa mencari tempat duduk dan menyendiri.
Ia berusaha kuat tidak menangis
Karena Ia takut orang lain melihatnya menangis.
Bagi Violetta menangis adalah kelemahan.
Liant datang dihadapannya yang sedang duduk. Ia memberikan seragam di hadapan Violetta.
Liant membelikan seragam baru untuk Violetta.
Violetta masih menatap Liant.
Brilliant Julliano
Cepat terima.
Brilliant Julliano
Gak mau ganti?
Violetta beranjak lalu menerima plastik bening yang berisi seragam.
Violetta berlari ke toilet mengganti seragam.
Sedangkan, Liant hanya menggeleng kepala melihat sikap Letta yang bandel.
2) Rapuh.
Violetta sudah selesai mengganti seragamnya yang basah dan kotor karena kejadian sebelumnya di kantin.
Ia keluar dari toilet sekolah, sambil merapikan roknya.
Violetta tak mengetahui keberadaan Liant yang sedang menunggu di dekat pintu keluar.
Brilliant Julliano
Udah selesai belum?
Violetta berjalan mendahului Liant. Liant mengikuti Violetta dari belakang.
Brilliant Julliano
Lo marah sama gue?
Tanya Liant penasaran dengan sikap Violetta yang masih fokus berjalan.
Violetta Jessie
Kenapa sih, Lo mau tau banget?
Jawab Violetta tanpa menoleh ke arah Liant.
Brilliant Julliano
Letta.. Letta.
Brilliant Julliano
[.. Pertanyaan yang menyakitkan..]
Brilliant Julliano
Gue ini sahabat Lo.
Brilliant Julliano
Lo gak perlu merasa sendiri. Gue berusaha ada buat Lo.
Liant menyamakan langkah di samping Violetta sambil menjelaskan kepada Violetta.
Mereka berdua saling menatap satu sama lain.
Violetta masih tetap dengan pendiriannya. Ia enggan menceritakan keluh kesah yang dirasakan.
Violetta Jessie
[.. Apa gue perlu cerita tentang Papa mama lagi ke Liant?..]
Violetta Jessie
[.. Sepertinya gak perlu lagi gue cerita ke Liant. Gue ngerepotin dong..]
Brilliant Julliano
Letta, gue gak bakalan maksa Lo buat cerita.
Brilliant Julliano
Lo tenang aja. Kapanpun Lo mau cerita. Gue siap ada waktu buat Lo.
Brilliant Julliano
Jangan malu cerita ke gue.
Brilliant Julliano
[..Gue tau Lo lagi sedih, tta..]
Ujar Liant yang masih menatap Violetta.
Pandangan Violetta berubah ke arah lain.
Violetta Jessie
Gue lagi pengen sendiri !
Violetta Jessie
Stop, follow me!
Violetta kembali menatap tajam Liant. Kemudian, kembali berjalan ke kelas. Sebelum bel istirahat selesai.
Jam pulang sekolah tiba, Semua nampak ramai keluar kelas.
Kecuali, Lyana dan Violetta yang masih berada di kelas.
Lyana Kristal
Tadi Lo ke mana aja sih?
Lyana Kristal
Gue cari Lo ke mana-mana kok gak ada.
Lyana Kristal
Lo tadi ke mana sama Liant?
Violetta Jessie
Liant tarik tangan gue tadi.
Violetta Jessie
Dia ngajak gue ke taman belakang sekolah.
Lyana Kristal
[.. Liant, sebenarnya ada hubungan apa ya sama Vio?..]
Lyana Kristal
[.. Bukannya mereka berdua sahabatan..]
Panggil Violetta yang melihat Lyana diam.
Violetta Jessie
Lo ngelamun?
Lyana menggeleng cepat, berusaha mencari alasan masuk akal.
Violetta Jessie
Kenapa Lo?
Violetta Jessie
Kehabisan uang buat pulang ke rumah?
Lyana mendelik mendengar ungkapan Violetta.
Lyana Kristal
Eng-gak kok, Vio
Lyana Kristal
Gue gak kehabisan uang saku kok buat pulang.
Violetta Jessie
Jujur aja kali. Kalau kehabisan uang.
Violetta Jessie
Miskin Lo.
Violetta Jessie
Gue mau pulang duluan.
Violetta keluar kelas. Tanpa merasa bersalah sedikitpun kepada Lyana.
Karena menurutnya tidak ada kesalahan yang telah diperbuat.
Lyana Kristal
Kenapa gue selalu Lo rendahin?
Lyana Kristal
Apa salah gue ke Lo?
Jawab Lyana yang sudah tak didengar Violetta.
Lyana pun akhirnya kembali ke rumah.
Lyana adalah sahabat setia Violetta yang sangat begitu sabar menghadapi sifat Violetta.
Violetta di lingkungan sekolah tak punya banyak teman. Violetta suka menyendiri dan banyak teman-teman yang tak tertarik berteman dengannya. Karena, sifat dan sikap Violetta yang membuat sakit hati.
Hanya Lyana lah yang paling sabar berteman lama dengan Violetta.
Kehadiran Lyana disambut hangat oleh kedua adiknya.
Adiknya terlihat begitu senang melihat kehadiran Lyana yang tak hanya membawa tangan kosong.
Lyana menunjukkan plastik berisi makanan hangat kepada adik-adiknya.
Lyana Kristal
Kok gak jawab salam kakak?
Lyana Kristal
Lihat ini kakak bawa makanan.
Tika
Akhirnya kakak bawa makanan buat kita.
Tika
Makasih kakakku tercinta.
Violetta Jessie
Peluk kakak dong.
Adik-adik Lyana begitu ekspresif melihat kedatangannya.
Mereka bertiga berpelukan hangat untuk salam terima kasih kepada Lyana yang selalu perhatian dan membawa makanan.
Violetta masih di depan gerbang sekolah.
Ia sudah menunggu jemputan dua jam dari sopir. Namun, sang sopir belum terlihat juga.
Violetta berdecak kesal. Panggilan telephonenya tak diangkat.
Violetta Jessie
Lama banget.
Violetta Jessie
Gue udah lumutan nungguin Pak usman gak datang-datang.
Violetta Jessie
Sampai kapan coba?!
Violetta mempunyai ide menghubungi Papa dan mamanya.
Violetta Jessie
[..Gue telphone Papa Mama aja kali ya?..]
Violetta Jessie
[..Papa, angkat telp Vio, Pa..]
Violetta Jessie
[..Papa..]
Berulang kali Violetta menghubungi Hakim. Namun, tak diangkat panggilan baei anaknya sendiri.
Violetta Jessie
[..Papa angkat pa?!..]
Violetta Jessie
[..Apa salahnya kalau gue telp?..]
Violetta Jessie
[..Kenapa gue selalu gak diperhatikan?..]
Violetta Jessie
[..Gue gak dianggap ada..]
Violetta berusaha menelpone Mamanya.
Sekeras apapun usaha Violetta, hasilnya tetap sama nihil. Tak ada sama sekali tanggapan.
Violetta merasa lelah. Bulir air matanya mengalir begitu saja. Rasa sesak terasa didadanya.
Violetta Jessie
[..Papa Mama, Vio sayang banget sama papa sama mama..]
Violetta mematikan handphonenya.
Violetta terdiam sejenak sambil menggenggam handphone ditangannya.
Ia menangis tanpa isakan.
Violetta Jessie
[.. Hidup gue memang gak berarti bagi mereka..]
Suara petir membuat suasana menambah riuh. Awan hitam datang membuat hujan lolos berjatuhan.
Violetta terperangkap di depan gerbang sekolah tanpa payung.
Ia masih menangis tanpa seorang pun tahu.
Tiba-tiba dari belakang Liant memayunginya. Namun, Violetta tak menyadari sama sekali. Ia masih mengeluarkan tangisannya.
Sedangkan, Liant hanya diam saja. Agar, Vio menyadari sendiri kehadirannya.
Violetta berbalik arah ke belakang. Ia melihat Liant tengah memayungi tubuhnya.
Violetta Jessie
Kenapa Lo masih di sini?
Brilliant Julliano
Kebalik harusnya gue yang tanya ke Lo kaya gitu.
Brilliant Julliano
Vio, Lo baik-baik aja kan?
Violetta Jessie
Gue gak papa kok.
Brilliant Julliano
Jangan bohongi gue.
Violetta Jessie
Udahlah gue mau pulang.
Brilliant Julliano
Tunggu!
Cegah Liant seketika menghentikan langkahnya.
Brilliant Julliano
Jangan hujan - hujanan sampai rumah.
Brilliant Julliano
Bawa ini payung.
Tanpa basa basi Vio mengambil alih payung yang dipegang Liant. Ia dengan cepat membawa payung tersebut sampai ke rumah.
Liant tak bisa berbuat apa-apa. Ia takut Violetta semakin marah apabila ia terus mendesaknya.
Violetta terpaksa memilih berjalan meskipun hujan untuk sampai ke rumah ditemani payung Liant.
sebenarnya Ia tak ingin pulang. Tapi Ia bukan tipikal anak yang memutuskan tali keluarga.
Violetta Jessie
[...Kapan Papa Mama bisa sayang sama gue?..]
Harapan Violetta yang menjadi angan-angan semata. Sampai hujan berhenti dengan sendirinya. Ia masih terus berjalan.
Dari arah berlawanan, karena kondisi jalanan penuh air. Tiba-tiba Violetta terkena cipratan air genangan hujan dari seorang pengguna sepeda trail.
Guyuran air kotor mengenai wajah dan badannya.
Violetta Jessie
Kalau naik motor bisa pelan-pelan gak sih?!
Teriak Violetta yang tidak terima.
Suara keras Violetta membuat pengguna trail itu terhenti melihatnya dan melepaskan helm.
Vero Frichard
Makanya kalau jalan pakek mata!
3) Pura-pura bahagia.
Violetta mengerutkan dahi. Ia tak terima mendengar perkataan cowok yang tak dikenal itu.
Ia mendekat ke arah cowok tersebut.
Violetta Jessie
Apa Lo bilang?!
Vero Frichard
Dasar budeg!
Violetta Jessie
Lo ngatain gue?!
Vero Frichard
Iya Lo gak pakek mata kalau jalan. Memangnya kenapa?!
Violetta Jessie
Jaga mulut Lo, ya!
Violetta Jessie
Sebenarnya yang salah disini itu e-lo, udah tau becek tapi tetep ngebut!
Vero Frichard
Gue kan gak tau kalau ada jalan berlubang.
Vero Frichard
Ya jelas aja dong ketutup air hujan.
Vero Frichard
Terserah gue mau ngebut kek, pelan kek.
Vero Frichard
Bukan urusan Lo!
Violetta Jessie
Dasar gak tau diri!
Violetta Jessie
Udah salah gak mau minta maaf!
Violetta Jessie
Malah ngomel balik!
Vero mendengar omelan cewek itu. Namun, Ia berpura-pura tidak mendengarkan.
Ia lebih memilih memasang helm dikepala dan pergi menggas kendaraannya.
Perasaan Violetta tambah kesal.
Perasaan sedih Violetta menghilang, kekesalan pun datang.
Violetta Jessie
Amit.. amit jangan sampai gue ketemu sama itu cowok lagi.
Violetta Jessie
Mimpi apa gue semalam?!
Violetta masih berbicara sendiri menuju rumah.
Violetta sampai di rumah. Belum sampai Ia mengetuk pintu, Mamanya sudah terlihat tak suka.
Mama Violetta
Dari mana kamu, Vio?
Mama Violetta
Kenapa kamu bisa basah kuyup begini?
Seketika Violetta mencerna setiap pertanyaan Mamanya sendiri.
Violetta Jessie
[..Mama khawatir sama aku?..]
Mama Violetta
Kamu hujan-hujanan kaya anak kecil, tau gak?! Dasar gak tau malu !
Mama Violetta
Mama hubungi kamu, nggak kamu angkat karna kaya gini !
Violetta Jessie
Mama khawatir sama aku?
Mama Violetta
Apa kamu bilang, khawatir?
Mama Violetta
Kamu jangan salah sangka ya.
Ketus Mama Violetta berbalik arah berlalu begitu saja.
Violetta hanya bisa mematung melihat sikap mamanya yang menurut akal sangat tidak wajar.
Violetta Jessie
Gue kira Mama bakal khawatir sama keadaan gue kaya gini.
Violetta Jessie
Ternyata salah dugaan gue.
Violetta Jessie
Apa gue ini sebenarnya bukan anak mama ya?!
Violetta mendengus kesal. Ia tak tahan dengan segala penyiksaan batin dari orang tuanya.
Violetta yang basah kuyup masuk ke dalam kamar, sembari mempersiapkan semua perlengkapan terpenting.
Memasukkan semua barang-barang pentingnya ke dalam koper.
Ia memilih pergi dari rumah.
Violetta Jessie
Lebih baik gue pergi dari rumah.
Violetta Jessie
Siapa tau Mama sama Papa cari gue?
Violetta meyakinkan diri bahwa orang tuanya pasti mengkhawatirkan dirinya.
Sebelum keluar kamar, Ia memandangi ruangan kamar terlebih dahulu.
Ia teringat ketika sedih di ruangan tidur memberikan banyak kenangan.
Sejenak ia seka sisa air mata dipipi perlahan. Ia berusaha tangguh menghadapi jalan hidup yang membuatnya menderita.
Violetta Jessie
[..Vio. Lo harus kuat. Vio bukan cewek lemah..]
Violetta Jessie
[..Gue akan baik-baik aja..]
Violetta Jessie
[..Gue yakin hati Mama papa pasti berubah..]
Violetta mendorong kopernya keluar dari rumah.
Ia yakin kalau dirinya baik-baik saja dan Papa serta Mama akan datang menjemput dirinya.
Tidak lama suara bel berbunyi.
Lyana memencet bel rumah Violetta. Karena, Ia diperbolehkan masuk oleh salah satu satpam.
Lyana Kristal
[.. Tumbenan lama amat buka pintunya..]
Bibi Kia terkejut melihat teman dekat Violetta datang sudah ada di depan pintu.
Bibi Kia
Oh, mbak Vio ada kok mbak.
Bibi Kia
Silahkan masuk dulu mbak.
Bibi Kia
Iya mbak. Tunggu sebentar ya.
Bibi Kia
Mau minum apa mbak? Nanti Bi Kia buatin.
Lyana Kristal
Makasih Bi Kia, nanti aja.
Bibi Kia
Mbak lyana jangan malu-malu. Gak apa-apa kok mba.
Bibi Kia
Sekalian, bibi pangilkan Mbak Vio.
Lyana Kristal
Es teh manis aja Bi, kalau gitu.
Bibi Kia
Siap, oke mbak. sebentar ya.
Bibi Kia pergi ke kamar majikannya.
Ia mengetuk pintu tanpa ragu.
Bibi Kia
Dicari mba Lyana di ruang tamu mbak.
Bibi Kia
Ada mbak Lyana datang ke rumah.
Panggil Bi Kia sekali lagi.
Bibi Kia
[.. Mbak Vio kok gak buka pintunya ya?..]
Bibi Kia
[..Padahal suara Bibi udah kencang banget ini lho ..]
Bibi Kia
[..Apa mbak Vio lagi tidur ya? Jadi gak bisa diganggu..]
Bibi Kia curiga.. Ia berinisiatif membuka pintu kamar majikannya. Karena, tidak ada respon dari dalam kamar.
Setelah, Ia buka kamar Violetta. Bi Kia keheranan.
Dengan terpaksa ia masuk, karena takut terjadi sesuatu oleh si majikan.
Ia melihat tak ada Violetta didalam kamar.
Bibi Kia
Mbak Vio kok bisa gak ada ya?
Bibi Kia
Bukannya tadi mbak Vio habis kehujanan langsung masuk ke kamar.
Pikir Bibi Kia yang kemudian menutup kembali pintu kamar Violetta.
Lyana Kristal
[..Vio, ada gak ya di rumah?..]
Lyana Kristal
[..Apa dia belum pulang?..]
Lyana Kristal
[ Gak mungkin juga dia belum pulang?..]
Ia menunggu Violetta menghampiri dirinya.
Bibi Kia
Mbak Lyana, Mbak Vionya gak ada di kamar.
Lyana Kristal
Mungkin Vio belum datang kali, Bi?
Bibi Kia
Enggak Mbak Lyana. Bibi tau sendiri mbak Vio tadi pulang terus masuk kamar.
Lyana Kristal
Mungkin salah lihat Bibi.
Bibi Kia
Mungkin kali ya mba Lyana.
Bibi Kia menaruh minuman teh di hadapan Lyana.
Bibi Kia
Silahkan mbak Lyana, diminum dulu esnya.
Lyana Kristal
Maaf ya bi. Jadi ngrepotin bibi.
Bibi Kia
Gak ngrepotin sama sekali mba.
Lyana Kristal
[..Vio, ke mana ya jadinya?..]
Gumam Lyana bertanya-tanya.
Bibi Kia
Mbak tunggu aja disini.
Lyana Kristal
Eng-gak Bi. Nanti Lyana hubungi Vio aja kalau gitu.
Bibi Kia
Ya sudah mba minum dulu esnya.
Violetta mengasingkan diri di Apartemen pribadi yang jarang sekali ia kunjungi.
Apartemen milik hakim yang letaknya jauh dari rumah.
Violetta tengah berada di kamar sambil menatap layar laptop yang menyimpan banyak memori masa kecilnya.
Violetta menghentikan aktivitas sejenak.
Ia teringat kejadian di depan gerbang.
Gerakan tangannya terampil menanyakan Liant.
Violetta Jessie
Kenapa sih Liant nanya mulu?
Violetta Jessie
Kalah reporter.
Violetta Jessie
Liant kelihatan banget kalau khawatirin gue.
Violetta Jessie
Maaf ya Liant. Gue gak pengen ngrepotin Lo.
Violetta Jessie
Hidup gue rumit.
Violetta Jessie
Gue gak sanggup cerita ke siapapun.
Violetta mengakhiri chattingannya dengan Liant dan menutup layar laptop dan menaruh di meja.
Brilliant Julliano
Sampai kapan Lo tutupi masalah Lo ke gue, tta?
Brilliant Julliano
Gue takut Lo kenapa-napa.
Brilliant Julliano
Yang jelas gue gak akan pernah berhenti untuk jagain Lo.
Brilliant Julliano
Walaupun Lo belum sanggup cerita semuanya.
Brilliant Julliano
Gue akan menunggu Lo siap untuk cerita ke gue.
Gumam Liant sambil menatap plafon kamarnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!