5) Pendirian yang tetap.
Tiba-tiba saja mata Violetta terbuka. Ia terbangun, pandangannya melihat sekitar.
Ungkap Violetta gagap berusaha mencerna.
Violetta Jessie
Kenapa gue bisa ada di dalam kamar ya?
Violetta berusaha mengingat seraya memegang kepala yang masih terasa sakit.
Pintu kamar tiba saja terbuka karena kehadiran Liant yang menghampiri Violetta.
Brilliant Julliano
Syukurlah, Lo sudah sadar, tta.
Violetta Jessie
Memangnya gue kenapa?
Brilliant Julliano
Lo sakit tta.
Brilliant Julliano
Kenapa Lo gak bilang ke gue kalau gak enak badan?
Brilliant Julliano
Gue khawatir tau gak?
Violetta Jessie
Gue gak papa kok.
Brilliant Julliano
Gak papa kata Lo?
Brilliant Julliano
Lo itu sakit.
Violetta Jessie
Gue sudah membaik kok.
Brilliant Julliano
Kenapa sih Lo kaya gini ke gue?
Brilliant Julliano
Gue salah apaan ke Lo, tta?
Violetta Jessie
Lo gak salah apa".
Brilliant Julliano
Gue peduli sama Lo.
Brilliant Julliano
Lo gak sendirian tta. Ada gue.
Violetta Jessie
[.. Maaf Liant. Gue gak mau repotin Lo..]
Violetta Jessie
Gue bisa sendiri.
Violetta Jessie
Lo gak perlu peduliin gue.
Violetta Jessie
Karena percuma gue gak akan balas rasa peduli itu.
Brilliant Julliano
Letta, gue ni--
Violetta Jessie
Cukup Liant.
Violetta menghentikan ucapan Liant.
Violetta Jessie
Gue minta Lo jangan ganggu hidup gue lagi.
Violetta Jessie
Gue minta sekarang Lo pergi dari sini.
Liant mematung mendengar ucapan Violetta yang membuatnya tak bisa berbuat apapun.
Brilliant Julliano
Iya, gue pergi.
Brilliant Julliano
Lo cepat sembuh ya tta.
Liant kemudian keluar dari Apartemen Violetta.
Violetta Jessie
Liant Liant, Lo gak capek apa, peduliin gue terus.
Violetta kembali menutup selimut untuk beristirahat sejenak dari kesedihan Yanga ada dikepala.
Liant berjalan tanpa arah. Namun, Ia tidak akan berhenti untuk memperhatikan Violetta.
Brilliant Julliano
Gue salah apa ke Letta?
Brilliant Julliano
Susah banget buat cerita.
Brilliant Julliano
Tapi, gue gak bakalan nyerah jagain Lo dari belakang, tta.
Brilliant Julliano
Walaupun hanya dari belakang.
Brilliant Julliano
Setidaknya gue udah bantuin Lo tadi.
Brilliant Julliano
Gue yakin setelah ini Lo sembuh.
Liant pun kembali ke sekolah diam-diam.
Tidak sengaja Lyana mengetahui Liant yang keluar dari kelas. Ia pun menghampiri Liant tanpa ragu.
Panggil Lyana, membuat Liant menoleh dan menghentikan langkah.
Brilliant Julliano
Ada apa Lyana?
Lyana Kristal
Lo udah tau Vio di mana?
Lyana Kristal
Gue khawatir keadaan dia kaya gimana?
Lyana Kristal
Semoga gak terjadi hal buruk apapun.
Brilliant Julliano
Gue tadi udah ketemu sama Letta.
Lyana Kristal
Vio di mana?
Brilliant Julliano
Di Apartemen pribadinya.
Lyana Kristal
Dia baik-baik aja kan, Liant?
Brilliant Julliano
Sekarang dia baik-baik aja.
Lyana Kristal
Vio kenapa sebelumnya?
Brilliant Julliano
Letta lagi sakit.
Brilliant Julliano
Gue datang di saat yang tepat.
Violetta Jessie
[.. Liant.. sepeduli itu sama Vio..]
Violetta Jessie
[.. Liant sepertinya sayang banget sama Vio..]
Violetta Jessie
[.. Kelihatan banget dari matanya..]
Brilliant Julliano
Lo gak papa?
Brilliant Julliano
Kalau Lo mau.
Brilliant Julliano
Lo bisa datang ke apartemennya langsung.
Lyana Kristal
O iya thanks ya, Liant. Infonya.
Brilliant Julliano
Sama-sama.
Brilliant Julliano
Ya udah, gue balik duluan ya.
Lyana hanya bisa memandangi tubuh Liant yang semakin menjauh.
Lyana Kristal
[..Vio.. Lo harusnya beruntung punya Liant..]
Lyana Kristal
[..Liant peduli banget sama Lo..]
Kemudian Lyana bergegas menjenguk Violetta.
Terlihat Violetta sedang serius menghadap laptop, setelah mengistirahatkan tubuhnya. Ia sedang menghibur diri sendiri dengan menonton drama korea.
Sesekali Ia juga menikmati camilan.
Dua kali bel di apartemennya berbunyi membuat Violetta sedikit kesal.
Violetta Jessie
[..Siapa sih yang datang?!..]
Violetta Jessie
[..Apa Liant?..]
Violetta Jessie
[.. Nyebelin banget tuh anak..]
Violetta berjalan lalu membuka pintu.
Violetta terkejut melihat kehadiran Lyana ke apartemennya.
Violetta Jessie
Kok, Lo bisa ada di sini?
Lyana Kristal
Gue mau jenguk Lo.
Violetta tanpa banyak ucapan meminta Lyana masuk ke dalam apartemen yang begitu luas.
Pinta Violetta kepada Lyana.
Lyana Kristal
Iya Vio. Makasih.
Violetta Jessie
Lo mau minum apaan?
Violetta Jessie
Pokoknya disini gak ada yang namanya minuman murahan.
Violetta Jessie
Semuanya mahal.
Violetta Jessie
Kalau Lo mau, tinggal ambil aja di lemari es gue.
Lyana Kristal
Gue belum haus kok.
Lyana Kristal
[..Sombong banget si Vio..]
Lyana Kristal
[..Gue tau kalau Lo memang anak orang kaya..]
Lyana Kristal
[.. Tapi, jangan seenaknya ngerendahin gue kaya gini..]
Lyana Kristal
[..Sabar..sabar..]
Lyana berusaha meredam setiap amarah.
Ia berusaha untuk memaafkan setiap perkataan Violetta.
Lyana Kristal
Gimana kondisi Lo sekarang?
Violetta Jessie
Gue gak papa kok.
Violetta Jessie
Lo lihat sendiri kan.
Violetta Jessie
Btw tadi ada Pr gak?
Lyana Kristal
Pr matematika.
Lyana Kristal
Kita kerjakan bersama yuk.
Violetta Jessie
Sekalian aja.
Violetta Jessie
Entar kalau gue capek. Lo lanjutin kerjaan gue ya.
Lyana mengangguk pelan walaupun dengan terpaksa.
Liant sedang bersiap-siap untuk bertemu dengan teman-temannya di sebuah cafe.
Ia keluar kamar, menghampiri Mamanya yang sedang asik menonton televisi.
Brilliant Julliano
Liant datang mencium pipi mamanya. Hal itu membuat mamanya terkejut.
Yuri
Kamu ngagetin mama aja.
Brilliant Julliano
Hehehe..
Brilliant Julliano
Maaf Ma.
Brilliant Julliano
Jangan marah.
Yuri
Mama enggak marah kok.
Yuri melihat penampilan anak kesayangannya sudah terlihat rapi.
Yuri
Sayang? Kamu mau ke mana rapi banget?
Brilliant Julliano
Hehehe..
Brilliant Julliano
Keren gak ma?
Tanya Mama penuh tatapan menyelidik.
Brilliant Julliano
Ada janji sama teman, Ma.
Brilliant Julliano
Enggaklah ma.
Yuri
Jangan bohong ya sama mama.
Brilliant Julliano
Beneran ma.
Brilliant Julliano
Liant serius gak bohong.
Mama tersenyum lalu terkekeh.
Brilliant Julliano
Liant izin ya ma.
Brilliant Julliano
Siap laksanakan.
Liant tersenyum sambil hormat ke hadapan Yuri yang terlihat sumringah menatapnya.
Liant pun bergegas menuju cafe tempat janji bertemu dengan teman-teman.
Liant datang dengan gaya casual yang membuat teman-teman perempuannya tak berkedip.
Ia datang dengan ramah ke semua temannya.
Brilliant Julliano
Hai semua.
Brilliant Julliano
Maaf aku terlambat semenit.
Kina
Oh.. Gak papa, Liant.
Rachel
Iya gak masalah kok.
Brilliant Julliano
Iya gue sendiri.
Brilliant Julliano
Enggak.
Liant membalas dengan senyum.
Panggil Tara yang baru saja datang dari toilet.
Brilliant Julliano
Gue baik, Lo sendiri gimana?
Mereka pun melanjutkan percakapannya jauh dari jangkauan teman-teman lainnya.
Tara
Gimana nih hubungan Lo sama Vio?
Brilliant Julliano
Baik Tar.
Brilliant Julliano
Jadian?
Tara
Bukannya Lo suka sama Violetta?
Kemudian menjawab pertanyaan Tara.
Brilliant Julliano
Enggak.
Brilliant Julliano
Iya, gue belum siap.
Tara
Nunggu Lo siap sampai kapan, Liant?
Tara
Lo itu udah lama suka sama dia?
Tara
Masak Lo belum siap terus.
Brilliant Julliano
Gue gak yakin kalau Vio suka sama gue.
Tara
Ya, Lo harus yakinin terus tuh cewek.
Tara
Meskipun tuh anak cerewet bin sombong.
Tara
Gue heran sama Lo, Liant?
Tara
Banyak cewek yang klepek-klepek sama Lo.
Tara
Kenapa Lo suka sama cewek yang sama sekali gak suka sama Lo, apalagi sih Violetta.
Tara
Amit-amit nyebelin banget lho tuh anak.
Tara
Telinga gue ya kalau ada dia rasanya langsung budeg.
Brilliant Julliano
Itu menurut pandangan Lo.
Brilliant Julliano
Kalau menurut pandangan gue dia itu berharga.
Brilliant Julliano
Gue punya cara sendiri buat buktiin ke dia. Kalau gue itu suka sama dia.
Tara
Terserah Lo deh, Liant.
Tara
Yang penting Lo cepet pepet Vio.
Tara
Keburu diambil orang.
Brilliant Julliano
Belum janur kuning melengkung gue bakalan kejar dia.
Tara
Gitu dong. Harus semangat, yakin.
Tara
Mana nomer wa Lo yang aktif.
Liant memberikan nomernya kepada Tara.
Acara bertemu dengan teman-teman selesai.
Liant pun menghentikan laju kendaraan ke supermarket biru kuning untuk membeli minuman dingin.
Ia membeli beberapa snack serta minuman dingin.
Setelah akan pulang Liant tak sengaja melihat seorang yang dikenalinya di cafe seberang jalan.
Ia menghampiri dan menyapanya.
Lyana menoleh saat mendengar namanya disebut.
Comments