Bab 03

Aku pria dengan status Duda anak satu, Vanya mantan istriku meninggalkan ku dengan pria lajang yang sangat aku benci. Vanya sampai rela meninggalkan Saka yang masih berumur 3 tahun, dengan alasan aku belum bisa membagi waktu kerja dan waktu dengannya.

Alasan apa itu? aku kerja kan untuknya juga.

***

Hari ini cuaca sungguh tidak bersahabat, aku harus sampai sekolah Saka tepat waktu jika tidak mau anak itu merajuk. tapi, cuaca hujan seperti ini jalanan licin dan jika aku mengebut tentu saja ban mobil ini pasti tergelincir.

"syukurlah, sampai."

Aku membuka sabuk pengaman, lalu berniat membuka pintu mobil. tapi, siapa itu gadis bersama Saka?

"anak saya, ngapain kamu deketin anak saya?"

Gadis dengan seragam SMA itu menoleh, baju nya basah kuyup. ia tampak sedang memangku Saka yang tertidur.

"malah bengong, sini itu anak saya!"

"Om siapa ya?"

Apa katanya? Om? aku Om? tidak lihatkah aku masih muda.

"Saya Jonathan, ayah dari anak yang gendong!"

"maaf ya Om, anak ini sendiri. saya gak mau ketipu, siapa tau kamu penipu!"

Aku menarik nafas, aku lelah sekali hari ini. tapi kenapa ada masalah ini sih?

"enak aja kalo ngomong, saya itu bapaknya Saka!" ucapku lantang.

Gadis itu mendongak lagi, wajahnya tersenyum malu.

"kok Om tau namanya Saka?"

Aih, pertanyaan apa lagi itu. sudah aku beritahu kan barusan, aku bapaknya!

"Karena dia anak saya!"

Saka terusik, ia menatapku yang sedang berdebat kecil dengan gadis ini.

"papa.."

Saka turun dari pangkuan gadis itu, ia memeluk betisku.

"sayang kamu gak papa kan? maaf ya, tadi macet karna hujan." ucapku mengelus kepala kecil Saka.

"papa jahat, Saka benci papa!"

Gadis itu beranjak dari duduknya.

"Saka, papa belikan mainan baru ya. mau?"

"gak!"

aku menggaruk kepalaku, aku sibuk bekerja dan tidak tahu caranya merayu anakku itu.

"ehem-ehem."

Deheman gadis itu membuatku memutar kepala melihat gadis itu mendekati Saka yang cemberut sembari melihat rincik hujan turun.

"Saka mau permen lagi?" tanya gadis itu.

"mau!" jawab Saka sumringah.

Gadis itu merongoh sakunya, lalu mengambil sekebet permen caramel. gadis itu memotek satu kotak, lalu akan memberikan permen itu pada Saka.

"heh!"

Bruk!

"jangan kasih macam-macam sama anak saya, siapa tau itu beracun!"

Gadis itu menatap bungkus permen yang baru ia potekan satu itu, aku merasa bersalah karna permen itu jatuh tepat dikobakan air hujan.

"papa! permen kak Laily jadi jatuh."

Gadis itu ternyata namanya Laily, Laily tersenyum getir semakin besar rasa bersalahku.

"ini untuk Saka, kakak pergi dulu. ingat, jangan nakal."

Laily memberikan permen yang masih terjaga ditangan kanannya, Laily lalu pergi menaiki bus yang berhenti. Saka mengibaskan tangan kecilnya berupaya memberikan kode dadah atau selamat tinggal.

***

Pov Laily.

"Laily, pulang jangan kemana-mana ya. langsung pulang!"

Aku mendesah, bunda pikir aku anak SD apa.

"iyaaaaa."

Bunda mengecup kepalaku, lalu aku pergi menuju halte dekat kompleks. aku memang biasa sekolah menaiki bus umum sedangkan bang Gibran dan kak Alea sudah bekerja.

Aku duduk dekat jendela kemudian bus pun berjalan, aku bersyukur sekolahku dekat halte ya walaupun aku harus berjalan beberapa menit untuk sampai sekolah dari halte.

"kak Laily."

Aku menoleh.

"Saka..."

Anak laki-laki dengan rambut ala-ala korea itu tersenyum sembari memelukku, aku jadi salah tingkah.

"kenapa Saka?"

"kak Li..."

"ada apa?"

Aku jongkok, aku menatap raut kesedihan diwajah imut itu.

"kenapa?" tanya ku lagi.

Hap!

Aku melolot, anak ini tiba-tiba memelukku. aku mengelus pundak kecilnya yang bergetar.

"kenapa? cerita dong sama kakak." aku berusaha melepaskan pelukan itu.

"aku gak mau papa nikah lagi, aku takut mama baru aku jahat kak."

"menikah?"

Saka mengangguk, aku tidak tahu jika Om Jo sudah punya pacar. padahal ganteng, boleh juga kugarap.

"Saka kenapa mikir kaya gitu?"

"kata temen Saka, mama tiri itu pada jah4t sama anaknya."

Aku hanya bisa tersenyum, maklum kan namanya juga anak-anak.

"kamu sekolah?"

Saka mengangguk.

"sekarang sudah siang, kakak juga harus sekolah."

Saka menggeleng, ia memelukku lagi.

"Sakaaa.."

"aku mau nya kak Laily!"

Astagaa, jika dipaksa aku pun mau lah. tapi timingnya lho, sudah punya pacar!

"kakak antar kesekolahmu yuk?"

Saka masih memelukku, aku jadi bingung sendiri.

"Saka, kakak harus sekolah."

"Saka bisa sendiri,"

Anak itu mendorong tubuhku lalu meninggalkan ku dihalte, dia berjalan seorang diri menuju sekolah TK didepan sana. aku mau mengejar tapi kepepet waktu, aku tidak mau harus dihukum lagi seperti minggu kemarin.

Sampai sekolah aku langsung duduk dikursi kepimilikannku, kepalaku tiba-tiba saja pusing. kenapa sih denganku, apa aku sakit lagi?

"haiiii bestieeeee!"

Mona menepuk pundakku dari belakang, aku hanya diam tampa adanya perlawanan. aku harus tenang, kepalaku cenat-cenut.

"looo tau gakk?"

Aku menggeleng, tanganku memijat keningku agar pusingnya mereda.

"ishh itu lho, hari rabu ini ada camping. liat noh disana yang ikut, gue liat nama gue ada tapi nama lo gue gak tau."

"hah malam kamis dong?"

"ho'oh, gue seneng banget. kak Marvel juga ikut, dia jadi pemimpin. ih seneng banget!"

Aku mengangguk, Mona memang menyukai kaka kelas kita, dia tampan dan COOL abis. aku juga suka, tapi cukup sadar diri dia begitu tampan pintar dan cekatan.

"gue kayanya gak ikut, pusing mulu."

"masa gue sendiri sih, gak setiakawan lo."

Aku mendengus, aku ingin lihat apakah namaku tertulis disana. aku berharap sih tidak ya, tahu sendiri lah kepalaku suka kumat tiba-tiba.

"dimana emang?"

"dibawah tangga, banyak orang juga pada liat."

Aku meninggalkan kelas, aku menuju bawah tangga yang posisinya itu sudah ramai semua murid. karna proposi tubuhku kecil, aku bisa menyelinap dan masuk.

Aku mulai membaca satu persatu daptar orang yang ikut, sampai pada jajaran ke 26 aku melihat namaku. gawat!

"gimana? ada?"

Aku hanya mengangguk, aku malas mengikuti camping.

"yey!"

Mona tertawa aku kembali lagi kekelas, kepalaku sudah mending dan tidak terlalu pusing dari tadi. syukurlah, aku jadi bisa belajar dengan tenang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!