Trio R : Pembalasan Dendam Ratih

Trio R : Pembalasan Dendam Ratih

Bab 1. Mengungkap Misteri Rumah Angker

"Usir dia dari Desa ini! Usir dia dari Desa ini!" teriak warga desa.

Warga desa datang beramai-ramai ke rumah seorang gadis bernama Ratih. Mereka mendatangi gadis itu dengan penuh amarah, lantaran Ratih telah melanggar peraturan desa. Di desa itu ada sebuah larangan memelihara kucing hitam; mereka percaya bahwa kucing hitam adalah kucing pembawa malapetaka. Ratih sudah sering sekali ditegur dan diperingatkan untuk membuang kucing tersebut, tapi dia tidak mendengarkan peringatan dari warga desa.

Hari itu, seluruh warga datang ke rumahnya dengan membawa obor dan bensin. Warga desa kemudian meminta Ratih untuk memberikan kucing itu kepada mereka, tapi Ratih menolak dan dia kemudian masuk ke dalam rumahnya sambil mengunci pintu dan jendela agar warga desa tidak dapat masuk dan merampas kucing kesayangannya.

"Cepat buka pintunya, Ratih!" teriak Bu Sandra.

Bu Sandra dan beberapa orang berusaha untuk mendobrak pintu itu, tapi mereka tidak bisa, lantaran Ratih menghalangi pintunya dengan menaruh meja dan kursi.

"Kalau kamu tidak mau membuka pintu dan memberikan kucing itu pada kami, kami akan membakar rumah ini!" teriak salah satu warga desa.

Ratih kemudian berkata, "Aku lebih baik mati daripada harus menyerahkan kucing ini kepada kalian!"

Mendengar hal itu, warga desa kemudian mengambil botol yang sudah mereka isi dengan bensin dan menuangkan bensin itu ke sekeliling rumah. Lalu mereka melemparkan obor ke rumah tersebut, dan api dari obor itu langsung menyambar rumahnya.

Melihat banyak asap yang masuk ke dalam rumahnya, Ratih langsung menggendong kucing kesayangannya dan duduk di tengah-tengah ruangan. Api semakin besar, dan perlahan-lahan bangunan rumah itu terbakar. Ratih terus saja menggendong kucing kesayangannya itu dan tidak peduli akan keselamatannya.

Ratih meneteskan air mata dan berkata, "Aku tidak akan meninggalkanmu, dan aku akan menjagamu walau harus mengorbankan nyawa."

Tiba-tiba, sebuah kayu besar jatuh dan menimpa tubuh Ratih; kucing itu mengeong ketika melihat Ratih tertimpa kayu tersebut. Ratih mengelus kepala kucingnya—Ratih tidak sadarkan diri. Rumah itu perlahan-lahan hancur dan hangus terbakar. Semua barang-barang menjadi debu, termasuk tubuh Ratih dan kucingnya.

Sepuluh tahun kemudian...

"Kalian berdua bisa gak serius dikit gitu!" seru Rahendra.

"Terlalu serius itu tidak seru, sulit mendapatkan teman dan dijauhi banyak orang," ujar Rangga.

"Coba senyum dikit aja, Rahendra! Biar yang lain suka sama kamu dan jangan terus-terusan memasang wajah jutek seperti itu!" kata Raka.

Plaak.. Plaak.. Rahendra memukul kepala Rangga dan Raka.

Aduuh! seru Rangga dan Raka.

"Sudahlah, jangan bahas hal itu lagi!"

"Iya-iya," jawab Raka.

Setelah mereka menyelesaikan tugas di kampus, Rangga, Rahendra, dan Raka pergi ke rumah pohon. Mereka membahas tentang rumah angker yang dihuni oleh seekor kucing hitam.

Rahendra kemudian menunjukkan gambar rumah tersebut, "Lihat! Ini adalah rumah yang akan kita datangi, dan kita akan menyelidiki misteri yang ada di rumah itu."

"Misteri apa yang ada di rumah itu? Di sana hanya terlihat rumah yang terbakar dan ada seekor kucing hitam," ucap Rangga.

"Konon, katanya ada penampakan kuntilanak setiap kali kucing itu mengeong," ucap Raka.

"Benarkah?" Rangga menekuk alisnya sambil membuka ponselnya dan mencari artikel mengenai hal tersebut.

"Iya. Sore nanti kita akan datang kesana," ucap Rahendra.

Mereka bertiga kemudian mengambil beberapa barang, seperti senter, makanan, dan minuman; selimut, pakaian, charger, tenda, dan kamera. Semua barang itu mereka masukkan ke dalam tas, dan pada sore harinya mereka pergi ke desa tersebut.

Sesampainya di desa, Rahendra kemudian menghubungi orang yang meminta mereka mengusir arwah tersebut. Orang itu kemudian meminta mereka untuk menunggu sebentar di sana.

Lima belas menit kemudian...

Beberapa orang datang menghampiri mereka; orang-orang itu langsung menceritakan kronologi kejadian yang terjadi di rumah tersebut dan juga teror yang mereka dapatkan setelah kejadian itu.

Mereka mengatakan arwah itu selalu mengganggu warga yang bekerja di malam hari, menakuti-nakuti mereka, bahkan salah satu warga nyaris kehilangan nyawa karena ulah arwah tersebut.

Setelah mendengar cerita itu, Rangga, Rahendra, dan Raka pergi mendatangi rumah angker tersebut. Sebelum matahari terbenam, mereka bertiga berkeliling di dalam dan di luar rumah angker itu.

"Bangunan ini benar-benar habis dimakan api. Bagaimana kita bisa tinggal di sini?" tanya Raka.

"Kita akan membangun tenda di luar rumah ini," ucap Rahendra.

Lalu mereka bertiga pergi keluar untuk mendirikan tenda.

"Bagaimana kalau nanti malam turun hujan? Tenda ini pasti tidak akan bertahan lama," ucap Raka.

"Kau ini cerewet sekali. Kalau turun hujan, kita tinggal berteduh di teras rumah warga," ucap Rangga.

"Sekali lagi berkata seperti itu, gue hajar lu, Raka!" seru Rahendra.

Setelah tenda mereka selesai dipasang, mereka bertiga kemudian masuk ke dalam dan menunggu kedatangan kucing hitam tersebut. Mereka bertiga terus menatap ke arah depan rumah itu sambil memakan makanan ringan.

Beberapa jam kemudian, mereka bertiga tertidur.

Beberapa menit setelah mereka tertidur, kucing itu muncul di depan rumah dan mengeong di sana. Rahendra terbangun mendengar suara kucing itu dan langsung membangunkan Rangga dan Raka. Trio R masuk ke dalam rumah tersebut.

"Mana? Tidak ada apa pun di sini," ucap Raka.

"Bisa gak kamu gak usah banyak bicara!" seru Rahendra.

"Iya-iya, aku akan diam saja," kata Raka.

Kucing itu telah membawa mereka di tengah-tengah ruangan. Ruangan di mana gadis itu tewas mengenaskan. Mereka bertiga kemudian berkeliling ruangan tersebut untuk mencari kucing hitam yang tiba-tiba menghilang.

"Kalau dia muncul di hadapanku, aku akan langsung menyergapnya dan melemparnya

keluar dari Desa ini," ujar Raka.

Suara kucing itu kembali terdengar, mereka berpencar untuk mencari keberadaan kucing tersebut.

"Tidak ada apa pun di sini," ucap Raka.

Raka membalikkan badannya dan melihat Rangga dan Rahendra berlari meninggalkan ruangan itu.

"Ada apa dengan mereka? Mengapa mereka berlari seperti itu?" batin Raka.

Raka menengok ke arah kanan dan dia terkejut melihat sosok gadis menyeramkan ada di hadapannya.

Raka kemudian menghadapkan cahaya senter itu ke bawah. "Huhu.." lalu Raka memberikan senter itu kepada sosok gadis itu sambil menyorotkan cahaya ke wajah arwah tersebut. Raka berkata, "Biar tambah serem, hehe."

Raka langsung berlari meninggalkan ruangan itu menuju keluar rumah. Rangga dan Rahendra yang menunggunya di depan pintu meminta Raka untuk berlari lebih cepat. Dia pun berlari sambil sesekali menengok ke arah sosok tersebut dan...

"Brak..... Bruk..." Raka menabrak pintu dan terjatuh ke lantai. Melihat Raka terjatuh dan tak sadarkan diri, Rangga dan Rahendra masuk ke dalam untuk menyadarkannya.

Mereka berusaha untuk menyadarkan Raka sambil sesekali melirik ke arah sosok tersebut, yang semakin dekat... semakin dekat dan semakin dekat dengan mereka. Melihat sosok itu semakin dekat dengan mereka, mereka kemudian berlari sambil membawa...

Terpopuler

Comments

chaa_07

chaa_07

Raka agak ceroboh untuk berhadapan dengan makhluk tak kasat mata gitu

2023-06-21

1

Risty Hamzah

Risty Hamzah

Aku Suka nie Cerita berbau bau horor bisa bikin senam jantung🤭

2023-06-20

1

Rahma Syafneta

Rahma Syafneta

makanya raka.. jangan belagu. itu setan bukan mainan

2023-06-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!