Bab 5. Kemarahan Ratih

Rangga, Rahendra dan Raka sampai di Desa. Mereka bertiga kemudian masuk ke dalam rumah pak Somad untuk membantu istrinya menyiapkan acara doa.

Ketika Rangga sedang mengangkat beberapa barang yang ada di dalam rumah. Dia melihat ada seorang wanita yang sedang menatap ke arah rumah tersebut. Rangga pun langsung menghampiri wanita tersebut.

"Maaf. Anda ini siapa ya?" tanya Rangga.

"Aku....," wanita itu tertunduk.

"Aku? Aku siapa? Apa Anda salah satu keluarga dari Alm Pak Somad?" Rangga kembali bertanya.

Wanita itu tidak menjawab pertanyaan dari Rangga, dia kemudian pergi meninggalkan Rangga begitu saja.

"Wanita yang aneh," ucap Rangga.

Rangga kemudian kembali ke dalam rumah dan melanjutkan pekerjaannya.

Di malam hari...

Acara doa pun di mulai. Ketika sedang membaca yasin, Rangga melihat kembali wanita yang tadi siang dia temui, wanita itu berdiri di tempat yang sama. Rangga pun keluar dan menghampiri wanita tersebut.

"Mba. Ayo masuk ke dalam," ajak Rangga.

Rangga merasa ada yang aneh dengan wanita itu, wanita itu tidak mendengarkan apa yang dia katakan, dia hanya menatap ke arah rumah tersebut.

Rahendra dan Raka melihat Rangga berdiri di luar bersama dengan seorang wanita kemudian pergi keluar untuk memanggil Rangga.

Ketika mereka berdiri di depan rumah, mereka terkejut melihat wanita yang sedang bersama dengan Rangga.

"Rahendra," Raka melirik ke arah Rahendra.

"Kenapa Rangga bisa tidak menyadari siapa yang ada di hadapannya," ucap Rahendra.

Rahendra dan Raka berusaha memberitahu Rangga mengenai wanita yang sedang dia ajak bicara. Mereka berdua berusaha memberitahunya menggunakan isyarat.

Ssssssstttt! Sssssssssssst!

Rangga menengok ke arah Rahendra dan Raka, "Apa?" Rangga mengerutkan alisnya.

Rahendra dan Raka menunjuk ke arah wanita yang ada di samping Rangga. Mereka berdua berusaha menjelaskan kalau wanita yang ada disampingnya adalah arwah Ratih.

"Apaan sih? Gak jelas banget kalian ini," ucap Rangga.

Rangga kemudian menengok ke arah wanita tersebut. Dia pun terkejut melihat wanita itu telah berubah menjadi sangat menyeramkan.

"Wah-wah. Mengapa Anda ada di sini, tadi perasaan yang ada di sini wanita cantik, tapi kenapa sekarang berubah," Rangga melihat sosok itu ke atas ke bawah.

Sosok itu kemudian menengok ke arah Rangga dengan tatapan yang sangat mengerikan. Rangga langsung menelan air liurnya dan perlahan-lahan menjauhi sosok tersebut.

Ketika Rangga berjalan mundur, sosok itu tiba-tiba menjerit sampai membuat semua orang yang ada di dalam rumah terkejut.

Aaaaaaaaaaaaaaaaa......

Rangga langsung berlari menjauhi sosok itu dan menghampiri kedua temannya. Semua orang yang ada di dalam pergi keluar untuk melihat orang yang menjerit.

"Ada apa ini?" tanya salah satu warga.

Semua orang terkejut melihat sosok Ratih ada di hadapan mereka, beberapa orang ada yang langsung berlari dan meninggalkan rumah tersebut.

Sebuah kursi kayu yang ada di dalam kemudian bergerak sendiri dan berjalan sangat cepat keluar rumah. Kursi itu akan menghantam salah satu warga, ketika kursi itu mendekati warga tersebut, Raka langsung memegang kursi itu dengan sangat kuat.

"Lepaskan kursi itu!" teriak arwah Ratih.

"Tidak. Aku tidak akan melepaskannya!" seru Raka.

Rangga dan Rahendra pun turut memegang kursi tersebut dan menahan kursi itu agar tidak mengenai warga.

"Mereka semua harus mati! Harus mati!" teriak arwah Ratih.

Semua barang-barang berat yang ada di dalam rumah beterbangan dan mengejar orang-orang yang berlari meninggalkan rumah tersebut.

Rangga, Rahendra dan Raka melepaskan kursi itu dan mencoba menyelamatkan orang-orang yang sedang dikejar benda-benda tersebut.

"Hentikan semua ini, Ratih! Kami tahu kalau kamu sangat marah dan terluka akan apa yang mereka lakukan, tapi bisakah kamu memaafkan mereka?" seru Rangga.

"Aku tidak akan pernah memaafkan mereka, tidak akan pernah!" teriak arwah Ratih.

Salah satu benda itu mengenai warga dan membuat mereka terjatuh ke tanah. Rangga kemudian berlari dan menahan benda itu kembali menghantam tubuh warga tersebut.

"Jangan mengganggu pembalasanku!" teriak Ratih.

"Hentikan ini, Ratih. Hal ini tidak akan membuat mereka mengakui kesalahan mereka kepadamu. Lebih baik hentikan perbuatanmu ini!" seru Rahendra.

Sebuah barang melayang dan mengarah ke Rahendra, arwah Ratih berusaha menghantam benda itu ke Rahendra.

"Pergi dari sana, Rahendra!" teriak Rangga.

Rahendra tetap berdiri ditempatnya, dia tidak bergerak sedikit pun. Rangga dan Raka kemudian berlari menghampirinya.

Ketika benda itu berada di depan matanya dan akan menghantam dirinya, kucing hitam Ratih datang dan menghentikan perbuatannya.

Kucing itu menggeram di depan Rahendra sambil menatap ke arah Ratih. Ratih menghentikan aksinya, semua barang-barang itu pun terjatuh ke tanah.

Kucing hitam itu menghampiri Ratih dan mengelus kaki Ratih. Rangga dan Raka menepuk pundak Rahendra.

"Untung aman, Bro!" ucap Raka.

Setelah itu, arwah Ratih dan kucing hitamnya menghilang, Rangga, Rahendra dan Raka kemudian membereskan barang-barang yang berserakan di tanah.

"Kenapa semuanya jadi begini," Istrinya Alm pak Somad menangis.

"Suamimu terlalu banyak dosa," celetuk Raka.

Rahendra memukul kepala Raka, "Ucapanku kan tidak salah." ucap Raka.

"Ucapanmu memang tidak salah, tapi waktunya tidak tepat," Rangga memukul kepala Raka.

Mereka kemudian membantu istrinya pak Somad membereskan buku yasin yang masih berserakan di Lantai.

Setelah semuanya beres, mereka bertiga masuk ke dalam kamar dan beristirahat.

"Aku merasa, kucing hitam itu bisa menghentikan Ratih yang ingin membalaskan dendamnya," ucap Rahendra.

"Hmm. Tapi bagaimana cara kita bisa menemukan kucing hitam itu? Kita saja tidak tahu bagaimana dia bisa muncul tadi," ucap Rangga.

"Nah, itu dia yang aku herankan dari tadi, itu kucing nongol tiba-tiba dan hilang tiba-tiba," ucap Raka.

"Sepertinya arwah Ratih menggunakan kita untuk bisa mencari keberadaan orang-orang yang sudah melenyapkannya," Rahendra duduk di tempat tidur.

"Maksudnya?" tanya Raka.

"Kamu merasa aneh tidak, kalau arwah Ratih selalu mengikuti kita kemana pun kita pergi,"

"Iya, kau benar,"

"Sekarang lebih baik kita berhati-hati dalam mengambil tindakan dan sekarang kita harus membuat rencana untuk membuatnya menghentikan pembalasan dendam ini,"

Rangga kemudian membuka laptopnya dan mencari informasi tentang orang-orang yang terlibat dalam pembunuhan Ratih.

Ketika sedang mengambil data orang-orang itu, seseorang mengetuk pintu kamar mereka.

"Jangan-jangan,"

"Cepat buka pintunya!" ucap Rangga.

"Kau saja jangan aku,"

Rangga kemudian mengintip dari lubang kunci, lalu kemudian membuka pintu kamarnya itu.

"Ada apa, Bu?" tanya Rangga.

"Begini, ada salah satu warga ingin kalian menginap di rumahnya besok untuk mengawasi rumahnya dari arwah Ratih," ucap Istrinya pak Somad.

"Baik, Bu. Kami akan pergi ke sana,"

Istrinya pak Somad itu kemudian pergi meninggalkan kamarnya, Rangga pun menutup pintu kamarnya dan kembali menghadap ke laptopnya.

"Kau yakin kita akan memginap di sana?" tanya Raka.

"Hmm. Kalau benar Ratih menggunakan kita untuk mencari orang-orang itu, dia pasti akan datang ke sana,"

"Hal itu bisa membahayakan nyawa warga itu,"

"Tenang. Aku sudah punya rencana untuk itu,"

Terpopuler

Comments

Risty Hamzah

Risty Hamzah

Jelas lah ratih balas dendqm satu warga Orang yg bakar ratih satu warga

2023-06-20

1

Rahma Syafneta

Rahma Syafneta

ternyta dendam ratih kepada semua warga...

2023-06-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!