Bab 4. Kematian pak Somad

"Bagaimana ini," ucap Rahendra.

Rangga, Rahendra dan Raka mencoba membuka pintu rumah itu dengan menggunakan berbagai cara. Mereka mencungkil bagian kunci pintu tersebut, pintu itu tetap tidak terbuka. Rangga, Rahendra dan Raka kemudian mendobrak pintu tersebut.

Satu, dua...., tiga! Mereka mendobrak pintu tersebut dan berhasil membukanya.

Setelah berhasil keluar dari rumah, mereka bertiga kemudian mencari pak Somad dan istrinya ke dalam hutan.

"Apa kalian menemukannya?" tanya Rahendra.

Setelah mereka berpencar untuk mencari pak Somad dan juga istrinya, mereka berkumpul kembali di depan rumah pak Somad.

"Tidak. Kami tidak menemukannya," ucap Raka.

Mereka kemudian mendengar suara jeritan pak Somad dari arah hutan. Rangga, Rahendra dan Raka langsung berlari masuk ke dalam hutan dan menghampiri pak Somad dan istrinya.

"Tolong!!" teriak pak somad.

Rangga, Rahendra dan Raka akhirnya menemukan keberadaan pak Somad dan istrinya. Mereka bertiga mencoba menurunkan pak Somad yang di tarik ke atas oleh istrinya.

"Cepat turunkan dia!" seru Rangga.

"Dia harus mati, dia harus mati!!"

Rangga, Rahendra dan Raka menarik kaki pak Somad untuk membuatnya terjatuh dan terlepas dari cengkraman kunti.

Nona kunti itu kemudian berteriak hingga membuat mereka bertiga terjatuh.

Aaaaaaaaaaaaaa....

Nona kunti itu semakin mengeratkan cengkeramannya dan kemudian melempar pak Somad ke pohon yang ada di belakangnya hingga membuatnya tertancap di batang pohon yang tajam.

Rangga, Rahendra dan Raka melotot melihat hal itu, "Innalillahi wa inna ilaihi roji un." ucap Raka.

Istrinya pak Somad terjatuh ke tanah dan tak sadarkan diri. Rangga dan Raka menghampiri pak Somad dan mencoba menurunkannya dari atas pohon. Sedangkan Rahendra, dia berusaha menyadarkan istrinya pak Somad.

"Bu, sadar, Bu!" Rahendra mencipratkan air ke wajahnya.

Istrinya pak Somad kemudian membuka matanya, "Apa yang telah terjadi, Nak?" tanya istrinya pak Somad.

"Anu... Bu...,"

Rangga dan Raka menurunkan tubuh pak Somad yang tertancap di atas pohon. Istrinya pak Somad kemudian melihat ke arah mereka dan terkejut melihat suaminya terluka.

"Pak! Bapak!" seru istrinya pak Somad.

Rahendra yang berada di sampingnya ikut berlari menghampiri pak Somad, Rangga dan Raka.

"Apa yang terjadi dengannya? Mengapa dia terluka?" tanya istrinya pak Somad.

"Karenamu, Bu," jawab Raka.

Istrinya pak Somad melirik ke arah Raka, "Apa yang aku lakukan?" tanya istrinya pak Somad.

"Ibu tadi kerasukan arwah nona kunti dan kemudian menyerang pak Somad dengan membabi buta," ucap Raka.

Istrinya pak Somad terkejut dan menutupi mulutnya dengan kedua tangannya, "Tidak-tidak. Itu tidak mungkin."

"Kami sudah berusaha untuk mencegah ibu melakukan hal itu, tapi arwah itu mengurung kami di dalam rumah," ucap Rangga.

Istrinya pak Somad itu menangis histeris dan tidak percaya akan apa yang dikatakan Rangga, Rahendra dan Raka.

Mereka bertiga kemudian mengangkat jenazah pak Somad dan membawanya ke rumah.

Ketika berada di rumah, beberapa warga melihat mereka berjalan sambil memapah pak Somad, "Apa yang terjadi dengan pak Somad?" tanya salah satu warga.

Rangga menjawab, "Ceritanya panjang, Pak."

Rangga, Rahendra dan Raka membaringkan tubuh pak Somad di Lantai. Istrinya itu terus menangis dan menatap suaminya yang telah tiada ditangannya.

"Ini sebenarnya apa yang terjadi?" tanya salah satu warga.

"Jadi, begini, Bu," Raka menceritakan hal yang terjadi kepada Pak Somad.

"Astagfirullah,"

Mereka kemudian memandikan, sholat mayit dan memakamkan Pak Somad.

Setelah itu, Rangga, Rahendra dan Raka pamit kepada istrinya Alm pak Somad untuk pergi ke kampus.

"Maaf ya, Bu. Kami tidak bisa membantu ibu menyiapkan acara doa malam nanti, siang ini kami ada jadwal kuliah, Bu," ucap Rahendra.

"Tidak apa-apa, Nak. Di sini sudah banyak yang membantu," ucap istrinya Alm pak Somad.

"Iya. Kami pamit dulu, ya, Bu. Assalamu 'alaikum,"

"Wa' alaikum salam,"

Mereka bertiga naik angkot yang sudah mereka sewa untuk mengantar mereka ke kampus.

Sesampainya di kampus...

"Mengapa nona kunti membunuh pak Somad? Apakah pak Somad terlibat dalam kasus pembunuhannya?" ucap Raka.

"Dari yang aku dengar sih katanya iya," ucap Rangga.

"Sungguh mengenaskan,"

Rangga, Rahendra dan Raka masuk ke kelasnya masing-masing. Dosen mereka pun masuk ke dalam kelas dan mulai memberikan materi.

Ketika Raka tengah menulis materi yang diberikan oleh dosennya, dia melihat sesuatu di luar jendela kelasnya.

"Apaan tuh?" ucap Raka dengan pelan.

Raka menegakkan kepalanya dan melirik ke arah luar jendela dan... Buuuuuuuuuukkk.. Raka terjatuh dari kursi.

Semua mahasiswa-mahasiswi dan dosennya langsung menengok ke arahnya.

"Bagaimana kamu bisa terjatuh, Raka?" tanya dosennya.

Raka berdiri, "Anu, Pak. A-aku tadi sedikit mengantuk, makanya terjatuh ke Lantai."

"Cuci mukamu dulu sana, biar kantuknya hilang," ucap dosennya.

"Iya, Pak,"

Raka pergi meninggalkan kelas dan masuk ke kamar mandi, dia mulai membasuh wajahnya.

"Yang benar saja, nona kunti itu mengikutiku sampai ke sini," ucap Raka.

Raka membasuh wajahnya lagi, "Awas saja jika dia berani muncul lagi dihadapanku, akan aku hajar dia." Raka membasuh wajahnya.

Ketika Raka mengusap wajahnya dengan sapu tangannya. Dia melihat ke arah cermin toilet.

"Hahaha Dia muncul," Raka memasang wajah cemberut.

Raka menengok ke arah kanan tempat di mana nona kunti berada, "Kenapa kamu selalu muncul dihadapanku, sekali-kali menghampiri Rangga atau Rahendra gitu."

Raka kemudian berjalan kebelakang perlahan-lahan. Lalu, dia terbirit-birit lari keluar toilet.

"Kunti!!" teriak Raka.

Setelah jauh dari toilet, Raka duduk di kursi yang ada di luar kelas

Dia berusaha untuk menenangkan diri sebelum kembali mengikuti kelasnya.

Setelah merasa tenang, Raka masuk ke dalam kelasnya dan langsung duduk di kursinya.

"Maaf, Pak. Aku terlalu lama di kamar mandi tadi," ucap Raka.

"Tidak apa-apa,"

Raka langsung melanjutkan menulis materi sambil mendengarkan dosennya sedang menerangkan materi tersebut.

Satu jam kemudian...

Kelas Raka telah selesai, semua mahasiswa-mahasiswi keluar dari kelas. Raka menunggu Rangga dan Rahendra di tangga yang ada di halaman sekolah.

"Lama sekali mereka ini," ucap Raka.

Sambil menunggu teman-temannya datang, Raka membuka ponselnya dan membaca artikel mengenai rumah yang sedang mereka selidiki.

Ketika sedang membaca artikel tersebut, Rangga datang menghampirinya dan mengejutkannya sampai membuat Raka melempar ponselnya.

Dooooor... Rangga menepuk punggungnya Raka.

Raka melempar ponselnya sambil berkata, "Sialan lu, tuh kan ponsel gue melayang."

Rangga pun tertawa. Raka langsung mengambil ponselnya dan memeriksa ponselnya itu.

"Untung saja tidak rusak," ucap Raka.

"Kalau rusak, ya, beli lagi aja," ucap Rangga.

"Heh. Enak banget lu kalau ngomong,"

Rahendra kemudian menghampiri mereka berdua. Dia duduk di sebelah kanan Raka.

"Ngobrolin apa nih? Kayaknya seru banget," ucap Rahendra.

"Seru apanya. Gara-gara Rangga mengejutkanku, ponselku hampir saja rusak,"

"Halah. Lebay,"

"Sudahlah. Sekarang lebih baik kita kembali ke rumah itu dan membantu istrinya Alm pak Somad menyiapkan acara doa," ucap Rahendra.

Mereka kemudian beranjak dari duduk dan pergi untuk mencari angkot yang menuju ke Desa tersebut.

Terpopuler

Comments

Risty Hamzah

Risty Hamzah

Naksir kali Rak nona kunti sama kmu Mangkanya cuma kmu doang yg d intilin🤣🤣🤣

2023-06-20

1

Rahma Syafneta

Rahma Syafneta

aneh.. kenapa cuma raka yg di kejar2 sama si kunti yaa.. ada apa dg raka

2023-06-19

2

Legii Siidqii

Legii Siidqii

hahaha raka raka kocak bgt kau,mngkn si nona kunti naksir sm kamu raka

2023-06-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!