MEMELUK KASIH SEBELUM SENJA
Diana hampir menjatuhkan tas belanjaan di tangannya ketika melihat sosok menjulang berdiri di depannya. Sudah Hampir tiga tahun berlalu. Diana berusaha menjauhi dan menghilang dari kehidupan mereka.Tidak ingin lagi bertemu dengan pria itu dan juga keluarga besarnya.Mereka sudah lebih dari cukup memberikan pengalaman yang berharga untuknya.Bahkan berhasil membuatnya tersingkir pergi jauh.
Luka lama yang ditorehkan kembali terbuka terasa berdenyut dan nyeri. Nafasnya terasa sesak mengingat penderitaannya waktu itu.
Dia dipaksa Adnan dan keluarganya bercerai demi menyelamatkan perusahaan yang terancam bangkrut Lalu menggantikan posisinya dengan Risa yang lebih memiliki potensi di mata mereka.
Perusahaan membutuhkan suntikan dana yang besar. Dan itu hanya bisa didapatkan dengan cara menerima lamaran dari Danuarta atas permintaan putri emas kesayangannya.
Diana mengusap dadanya yang nyeri.Kenangan itu seperti momok yang sering mengganggu batinnya.
Dia berusaha mengambil kembali tasnya yang jatuh. Tanpa mengindahkan sosok itu.Pria itu diabaikannya.
"Diana..Aku datang.."Panggilnya kemudian.Matanya yang tajam tidak mampu menutupi kerinduan. Ada genangan yang mengumpul di sana. Namun justru membuat Diana muak.
"Ada apa..?" Sahutnya dingin.
"Aku sudah mencarimu ke mana-mana. Tidak sangka ya bertemu di sini.."
"Maaf..Aku justru tidak menginginkan pertemuan ini.."
Pria itu menatapnya lama.Mata elang miliknya kembali berkabut. Terlalu banyak yang ingin dikatakannya. Tapi dia seperti gagu dan kehilangan kata-kata. Rasa sesak yang di tahan bertahun-tahun ingin di tumpahkan saat ini.Namun dia tiba-tiba tidak ada daya. Pandangan menikam dari Diana mengingatkannya akan perasaan sakit yang pernah diberikan pada mantan istrinya itu.Namun sudah sampai di sini ,dia masih berharap ada celah untuknya kembali.
"Aku tahu kamu sangat marah dan benci padaku. Aku pantas untuk itu.."
Diana tertawa muak.
"Ya..Kamu memang pantas untuk itu. Sekarang pergilah !! Menyingkirlah dari hidupku. !!"
Adnan terdiam menatap Diana.Dia bukanlah orang yang pandai merangkai kata-kata .Apalagi rayuan manis. Namun,pada titik ini dua hanya bisa punya tekat untuk memperjuangkan mantan istrinya kembali.
"Aku bahagia sekali melihatmu.Sudah lama kita tidak bertemu ya…"Katanya kemudian.Dia tersenyum ragu
"Aku bahkan tidak ingin bertemu"'
"Diana..Aku merindukanmu .Kamu boleh membenciku.Aku tahu ..Aku sudah sangat jahat padamu.."
Diana tertawa sinis mendengarkan itu.Saat itu kebencian mewarnai wajahnya.
"Pergilah.!! Jangan bicara omong kosong padaku.Kita sudah bukan siapa-siapa lagi mas Adnan. Dan kamu sudah punya istri "
"Aku dan Risa sudah berpisah."Katanya tak mau menyerah.
Dia masih berusaha mencari kata-kata yang ingin dia katakan.
"Aku tidak tahu bagaimana mengungkapkan ini..Aku sangat menyesal dan malu padamu.."Suaranya bergetar. Dia meringis menahan sesak di dada. Mata yang biasanya tajam dan dingin, kini berkaca-kaca. Dia seperti menahan sesuatu yang akan meledak.
Diana tertegun sejenak. Kemudian menatap nyalang pada pria tinggi itu.Yang dulu pernah dipujanya sampai titik darahnya.Tiba-tiba Diana baru menyadari kemudian, bahwa dia sudah sangat banyak kekurangan berat badannya. Tapi tidak bisa menghilangkan kharisma dan wajah tampannya. Diana tersenyum masam.Mengingat penyebab yang membuat Risa kepincut pada mantan suaminya .
"Apakah menurutmu penting bagiku menerima pemberitahuan itu.Dengar mas Adnan yang terhormat..! Itu bukan urusanku.." Bentaknya keras.
"Dy..Aku benar-benar minta maaf.Aku salah.Aku tahu aku salah "
"Baguslah kalau kau tahu.Jangan pernah menemuiku lagi. Kau dan keluargamu sama-sama menjijikan bagiku.Jelas ?"
"Dy…"
"Cukup !Aku bilang ..pergi !!" Tandas Diana.Dia bahkan tidak menutupi kebencian di wajahnya
Diana mampu lagi menahan kemarahannya.Memori kelabu kembal terkuak walapun yang telah susah payah dia hilangkan.Rasa terhina dan dibuang seperti ampas yang tidak berharga.Seperti debu yang dikibaskan.
Dia hanyalah yatim piatu yang dipersunting Adnan ketika orang tua angkatnya masih hidup.
Namun kemudian secara kejam dipaksa menerima perceraian karena suaminya akan menikah lagi. Demi menyelamatkan perusahaan keluarga yang terancam bangkrut.Adalah alasan yang paling tepat untuk menyingkirkannya.
Mereka sepakat, perusahaan harus diselamatkan.Dan satu-satunya cara paling tepat menurut mereka adalah menikahkan Adnan dengan anak pemilik perusahaan besar yang akan membantu menyuntikan dana tambahan sebagai investor.
Namun karena keluarga Danuarta tidak menerima suami yang berpoligami, cara yang paling tepat adalah memaksa ,Diana mundur sebagai istri Adnan.
Diana mengusap dadanya perih.Saat teringat hari -hari pahit yang telah dia lewati. Apalagi saat baru saja pergi dari rumah orang tua Adnan dengan perasaan yang terhina. Wanita itu bahkan tidak berfikir untuk meminta haknya atas perceraian mereka.Hanya membawa uang dan sedikit perhiasan yang telah di kumpulkan selama ini.
Saat-saat pertama hidup sendiri tanpa suami adalah waktu yang sulit. Karena dia harus membanting tulang menghidupi dirinya dan anak yang masih berada di kandungan.Diana tidak pernah memberitahu kehamilannya kepada Adnan.Harga diri yang terluka membuatnya merahasiakan itu.
Seandainya tidak ada perceraian itu Dia berencana akan mengumumkan kehamilannya di ulang tahun perkawinan mereka yang kedua. Namun kenyataan seperti menamparnya saat dia seperti dianggap orang bodoh oleh mereka. Marlena bahkan berbicara dengan nada angkuh dan memaksanya tanpa belas kasihan sedikitpun.
"Bercerailah dari Adnan.." Kalimat pendek dari mertua perempuannya,seperti tali di tiang gantungan yang dijeratkan ke leher Diana.
Diana shock.Matanya berkaca-kaca menatap Adnan.Mencoba mencari sedikit pembelaan untuk dirinya.Namun pria yang dicintainya itu hanya menghembuskan nafas berat.Menghindari pandangan penuh luka dari Diana.
Wanita merasakan sakit di ulu hati. Dia begitu bahagia beberapa jam yang lalu. Karena diundang dalam pertemuan keluarga besar mereka. Sesuatu yang tidak pernah mereka lakukan padanya. Karena Diana hanyalah serbuk tak berguna di mata mereka. Tidak kaya, tidak ada kelebihan apapun dan hanya anak angkat dari keluarga Sofyan
Saat Sofyan dan istrinya masih hidup, masih ada segan untuk memperlakukan Diana sekehendak hati mereka.Ketika Sofyan dan istrinya meninggal dunia dan hartanya disita untuk pelunasan hutang. Karakter buruk tidak ditutupi lagi .
Kata-kata sinis, sindiran bahkan makian bukanlah hal yang baru didengarnya.Marlena tiba-tiba mempunyai hobby baru.Setiap mendapat masalah dia menjadikan Diana sebagai sasaran amarahnya.Tidak peduli itu kesalahan Diana atau bukan. Marlena seperti membuktikan sebuah ungkapan . Orang pembenci tidak butuh alasan untuk membenci.
"Aku tidak tahu kesalahan apa yang pernah kami buat di masa lalu.Sehingga bertemu dengan orang menyebalkan sepertimu.." Kata-kata yang paling sering dilontarkan tanpa pikir-pikir.
Dia sangat menikmati pemandangan wajah Diana yang shock menahan tangis. Kemudian dalam hati menghitung detik-detik air mata Diana jatuh bercucuran ke pipi.Dan dengan gilanya akan menambah volume suaranya membentak tanpa belas kasihan.
Hingga satu ketika dia mempunyai alasan untuk menyingkirkan menantunya yang menyebalkan itu dan menggantinya dengan yang baru.
Saat itu di suatu undangan pesta perusahaan .Risa berkenalan dengan Adnan. Risa adalah putri pengusaha dari perusahaan yang sedang naik daun.
Adnan yang tidak pernah membawa Diana ke pesta leluasa mengobrol tanpa beban.Tanpa disadari , dia sudah menebarkan pesona jantan yang memancing wanita mendekatinya.
Risa yang kagum dengan kharisma Adnan tidak sungkan menunjukan rasa sukanya. Beberapa hari kemudian sengaja berkunjung ke perusahaan keluarga Djaelani sekedar bertemu dengan pria idamannya. Wanita itu mempunyai kepercayaan diri dengan kecantikan dan harta yang dimilikinya.
Namun kemudian ,dia kecewa karena mengetahui pria tampan itu sudah menikah.Apalagi kemudian, Adnan terang-terangan menjelaskan statusnya kepada wanita cantik yang selalu berpakaian seksi itu. Risa merasa kecolongan.Parahnya lagi dia yang merasa Diana adalah perebut kekasih orang.
Marlena adalah tipe orang yang selalu melihat segalanya dari sudut materi.Sudah lama dia mengetahui perasaan khusus yang Risa punyai untuk Adnan.Namun masih segan untuk memanfaatkan kesempatan itu.
Hingga pada satu ketika kondisi saham perusahaan mengalami penurunan hampir di titik harian .Perusahaan terancam bangkrut.Bahkan mereka mulai kewalahan saat menanggulangi penyelesaian proyek-proyek yang sedang berjalan.
Adnan sebenarnya bukanlah orang yang suka berkecimpung di dunia bisnis.Dia lebih mencintai profesinya sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi.Namun sebagai salah satu pewaris, sedikit banyak goncangan ini membuatnya ikut berpikir mencari jalan keluar.
Risa dengan berbagai alasan mengulurkan bantuan suntikan dana untuk perusahaan mereka.Bertindak cepat seperti ibu peri yang penolong.Dia bahkan tidak ingin melewatkan kesempatan walaupun sudah tahu dengan kehadiran Diana di sisi Adnan.Tapi adakah yang bisa mengalahkan uang ?Pikirnya egois.
Siang itu Diana bahkan khusus dijemput sopir keluarga saat masih di tempat kursus komputer tempatnya mengajar. Walaupun penuh tanda tanya, dia patuh mengikuti perintah Marlena ibu mertuanya.
Diana bahkan mengganti pakaiannya sebelum ke sana.Perubahan sikap ibu mertua, tak urung membuatnya berkhayal. Bahwa ibu mertuanya sudah berubah baik dan suka padanya .
Namun khayalan itu buyar menjadi debu saat Marlena menitahkan kata-kata yang menyakitkan dan akan terkenang seumur hidupnya.
" Perceraianmu dengan Adnan lebih baik untukmu dan keluarga kami .Paham kan apa maksudku ?." Marlena mengulang kembali perintahnya untuk bercerai.Tidak ada belas kasihan dari ucapannya.
"Apa..? Maksud ibu..?"
"Apakah kurang jelas bagimu.? Bercerailah dari Adnan.Walaupun selama ini kamu tidak berarti apa-apa, kali ini berbuatlah sesuatu yang berarti.."
Diana terlonjak danberdiri.Dia ingin protes dengan kata-kata yang diucapkan Marlena.
"Saya paham dengan kata-kata ibu..Tapi saya tidak saya mengerti, mengapa ibu tega mengucapkan kata-kata itu ?"
Dia menoleh pada Adnan. Namun pria itu hanya diam dan berwajah datar.Tidak ada tindakan untuk membela atau sekedar menenangkan.
"Mas ??.." Perlukah dia melanjutkan kata-kata bahwa dia butuh Adnan menolongnya ?
Namun saat melihat tatapan Adnan yang dingin membuatnya terperangah. Saat itu dia sadar bahwa di sudah dihancurkan dan dihinakan.Bahkan oleh pria yang dia harapkan melindunginya dan menjaganya dengan buah hati yang sedang berkembang di rahimnya.
"Mengapa begini mas ?" Tanyanya pilu.Air mata tidak lagi bisa dibendung.
Adnan menghela nafas berat .Sekilas ada bayangan sendu di matanya.Namun cepat di tutupi dengan ucapan yang tenang namun melukai.
"Maafkan aku Diana.Mungkin jodoh kita hanya sampai di sini.."
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments