DALAM RENUNGAN MALAM

     Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam.Namun tidak membuat kantuk Diana kunjung datang.Pertemuannya dengan Adnan kemarin sedikit banyak mengusik pikiran.Sudah hampir dua tahun lamanya dia hengkang dari pria itu.Dan menutup semua akses komunikasi apapun.Baginya lebih baik menutup cerita dari pada mengingat yang sakit.

     Dua orang balita yang berbaring dengan tenang. Tidak tahu dan tidak mengerti masalah dan kerisauan hati ibu mereka Namun yang pasti,akan aman dan terjaga bila wanita yang melahirkan mereka ada di selalu untuk mereka.Sesekali terdengar igauan Savana dan Said. Diana membelai kepala buah hati kesayangannya .Yang  selalu menjadi menghibur dan penyemangat hidupnya.

     Ada kecemasan menjelma di hatinya jika Adnan mengetahui kehadiran kedua balita gembul itu.Namun Diana bertekad akan mempertahankan dan melindungi mereka.Bukankah Adnan dan keluarganya sudah menandatangani surat perjanjian itu ? Apapun itu,  Dia akan berjuang untuk anak-anaknya.Teringat surat perjanjian yang selalu di simpan di tempat yang aman.Untuk berjaga-jaga bila diperlukan suatu saat.

     Inti dari isi surat yang menyatakan .Tidak adanya gugatan apapun , baik itu tentang hak dan kewajiban di antara kedua pihak yang bercerai .

     Surat itu ditandatangani mereka sebagai pasangan yang bercerai disaksikan dan disetujui kedua orang tua Adnan.Adalah syarat yang diminta Diana jika mereka ingin harus bercerai.

     Tidak ada yang curiga ataupun protes. Apalagi pihak Adnan seperti dikejar waktu. 

Mereka bahkan menghadirkan Risa saat perceraian mereka disahkan. Untuk kali pertama Diana mengenal wanita yang akan menggantikan posisinya di sisi Adnan.Mmh….Diana merasa kalah banyak….

     Dia menguap lebar dan lama.Diana tersenyum. Akhirnya kantuk datang juga.Wanita bermata sendu itu kemudian mendekati pembaringan dekat Savana.Meski tidak terlalu luas, sudah cukup baginya sekedar mengistirahatkan tubuhnya yang penat.Diana tidak pernah memakai tempat tidur senjak kelahiran kedua kembarnya. Dengan kasur yang digelar di lantai membuatnya terhindar dari rasa cemas jika bayi-bayinya berguling ke sana ke mari.Tanpa jatuh dari ketinggian.

     Bunyi getaran di hp nya membuat Diana tersentak dari lamunan.Agnes menelpon…

     "Hallo.?"

     "Ya..hallo..Ada apa malam-malam gini nelpon Nes..?" 

      "Ups sorry berat nih.Habis gimana nih..Aku lagi pusing."

       "Kenapa ?"

       "Gini lo say.. Komputer kantor kena hack.Bos sudah mengusahakan orang-orang untuk menyelamatkan data-data.Tapi serangannya gak main-main. Kalau sampai data inti kena, habislah kita.."

      "Terus..Hubungan dengan saya apa ?" ( Belagak bego ).

     "Oh..Ayolah ..tolongin saya besok.Aku yakin otakmu masih encer jika dihadapkan dengan para peretas  gila itu.Mereka bahkan sudah mulai menembus gerbang  pertahanan akhir."

     "Cari orang lain saja  Nes.Aku sudah lama gak ngotak atik program."

     "Tapi bukan berarti otakmu sudah tumpul kan ?"

      "Mengapa harus aku. Kamu bisa mencari yang lain.Bahkan lebih segar dan lebih jago.."

      "Aku yakin dengan pilihanku.Karena  aku pernah melihat keahlianmu.."

      "Segitunya kamu memujiku Nes.." Cibir Diana.

      "Kenapa tidak ?Hanya ku heran.Mengapa programer hebat sepertimu hanya bekerja sebagai freelancer ?"

      "Itu pilihan yang tepat saat ini.Kamu kan tahu bahwa aku punya baby-baby "

      "Kan bu Ida.."

      "Aku tidak mau terlalu membebani beliau.Kasihan.."

      "Iya sih.Tapi kalau sesekali kan gak apa-apa.Atau bagaimana kalau cari pengasuh bayi saja ?"

      "Nantilah akan ku pertimbangkan "

Diam sejenak, Diana mendengar rengekan manja dari Said karena tidurnya terganggu.Sementara di seberang telepon suara Agnes masih terdengar.

       "Sst..Nes..Udah dulu ya..Anakku terbangun nih.."Bisik Diana pelan.

        "Oh..sorry..sorry..Besok  jam delapan pagi ku jemput oke..?"

        "Oke.."

     Percakapan usai.Mata Diana yang sudah mulai berat akhirnya terpejam.Menyongsong mimpi menyusul kedua buah hatinya.

      Sementara itu di sebuah ruangan di hotel berbintang, seorang pria masih termenung berdiri di dekat jendela.Matanya tak lepas menatap langit seperti menghitung bintang.Sementara sebatang rokok yang menyala setia menemaninya.

     Adnan seperti patung bernyawa. Kaku dan diam.Sesekali menghisap rokok yang sudah kesekian batang dihisapnya. Dia tidak peduli walau begitu banyak peringatan tentang bahaya merokok. Bukankah hidup dan mati sama saja baginya saat ini ? Jiwanya sudah lama mati.

    Bunyi getaran hp mengusik ketenanganmu. Salah seorang kepercayaannya menghubungi.Mereka biasa melakukan di jam-jam larut begini.Karena mengetahui bahwa Adnan selalu terjaga dan saat ini menunggu kabar dari mereka.Hanya akan tidur menjelang subuh dan bangun lagi dua jam kemudian.

    "Hallo  bos…"

    "Ya..Apakah kau menemukan sesuatu..?"

     "Ya bos. Saya mendapatkan informasi bahwa nyonya sudah tinggal di kota ini selama hampir dua tahun.."

     Adnan tertegun .Bahkan tidak menyadari rokok yang hampir habis dan akan membakar jarinya.

     "Bagaimana dia hidup selama ini ? Apakah dia bekerja ? "Tanyanya kemudian.

     "Nyonya Diana tidak bekerja pada perusahaan apapun. Namun menjadi seorang freelancer di beberapa situs.Bahkan situs luar negeri "

     Adnan terdiam sejenak.Akhirnya dia menemukan jawaban.Mengapa tidak menemukan transaksi apapun dari dua buah kartu uang yang diberikannya.Ternyata Diana cukup keras kepala menegakan harga dirinya. Walau tidak mendapatkan apapun dari perceraian mereka.

      "Huff.."Adnan menghembuskan nafas beratnya.Dia tidak tahu apakah harus kecewa atau lega.

      Dia kemudian kembali ke teleponnya. Seseorang di seberang sana seperti diam.Dari bunyi helaan nafasnya, Adnan mencurigai sesuatu.

     "Apakah ada informasi lain Ed ?" Tanya Adnan penasaran. Ed seperti ragu untuk melanjutkan..

     "Ed..??"

     "Oh itu bos..(diam sejenak ).Ternyata selama ini nyonya diam-diam sudah melahirkan sepasang anak kembar.Saat ini usianya kira-kira satu tahun.."

    Adnan seperti dipukul di ulu hati. Dia bahkan hampir roboh jika saat itu tidak bersandar pada tembok kamar. Pria itu merasakan sesak dan sakit di dada.Tidak, tidak !! Semua badannya sakit, batin sakit. Berita ini seperti palu godam yang menghancurkan.

     Dia akhirnya luruh ke lantai.Air mata yang sudah sekian lama tertahan, akhirnya luruh tanpa permisi.

     "Diana..Diana.." Bisiknya pilu.Pria itu memukul-mukul kepalanya.Dia tidak memperdulikan lagi lawan bicaranya yang memanggil-manggil cemas. Hingga akhirnya tak ada suara.Karena hp sudah jatuh ke lantai.

     "Bodoh..bodoh..Kamu bodoh Adnan.." Umpatnya pada diri sendiri.

    Dia pantas dikutuk,Pantas disalahkan dan dibenci.

     Adnan meratapi kesedihannya sampai pagi.Dia tidak mempunyai kebanggaan apapun pada dirinya saat ini.Walaupun di mata orang-orang dia adalah sosok yang sempurna dan cerdas.Adnan lebih percaya kalau ada yang mengatakan dia adalah idiot yang egois.Segala sumpah serapah pantas diterima untuk dirinya.

      Cukup lama dia terdiam di posisi yang sama.Waktu sudah menunjukan jam enam pagi.Seharusnya dia sudah bersiap-siap untuk memulai aktifitas hari ini.Namun pikirannya buntu.Informasi dari Ed semalam mampu membuat sock therapy bagi mentalnya.

      "Bagaimana mendapatkan maafmu Diana ?..Ya Tuhan..Ampuni aku..!" Gumamnya lirih.Matanya sudah sembab dan kuyu.Semalaman mengucurkan air mata membuatnya lelah untuk menangis lagi.

     Adnan masih betah di posisi yang sama setengah jam kemudian.Kemudian perlahan bangkit dan melangkah dengan lesu menuju kamar mandi.Kepalanya terasa berat dan pusing.Karena tidak tidur dan menangis semalaman. Adnan yang gagah sekarang tak ubahnya kerang tanpa cangkang. 

      Sudah terlalu banyak waktu yang dikorbankan untuk menyelamatkan keluarga besarnya.Tapi yang dia dapatkan hanyalah tamparan yang semakin menginjak harga dirinya.Bahkan dengan tega menyakiti orang yang seharusnya dilindungi.Adnan tidak tahu hukuman apa kelak yang akan diterima dari dosanya.Dia ingin berteriak bahwa dia sangat lelah dengan semua ini.Namun saat wajah Diana datang menjelma , dia menjadi malu.Karena tekanan yang diterima tidak sebanding dengan penderitaan wanita yang pernah menjadi istrinya itu. Adnan semakin menyadari bahwa mengatakan semua akan baik-baik saja setelah perpisahan mereka adalah sia-sia. Dia menuai hasil dari dosanya setelah itu. Harga diri yang terbanting, perasaan rindu dan rasa bersalah yang menggerogoti batinnya. Seperti pisau fillet yang mengiris tipis-tipis hatinya.

    

Episodes
1 LUKA YANG BERDARAH
2 MENANTU YANG DIBUANG
3 DALAM RENUNGAN MALAM
4 BUKAN WANITA BIASA
5 EFEK DARI KEKALAHAN
6 YANG DITABUR DAN DITUAI
7 TERBONGKARNYA PERSELINGKUHAN
8 DUA SAHABAT
9 DI SUATU MALAM DUA TAHUN LALU
10 BAHAGIA ITU SEDERHANA
11 TETANGGA KEPO
12 KERANG TAK BERCANGKANG
13 BERKUNJUNG
14 -. PESONA YANG TAK HILANG
15 LUKA ITU MASIH MEMBEKAS
16 CEMBURU
17 MENGUNDURKAN DIRI
18 ORANG-ORANG BAIK SELALU ADA
19 PLAYBOY KAMPUNG
20 TAMU TAK DIUNDANG
21 PERTENTANGAN
22 SHOPPING SHOCK
23 BERTEMU RISA
24 SESI AGNES
25 PELAMPIASAN AMARAH
26 KEKASIH HATI
27 PESTA
28 PESTA DUA
29 RISAU
30 TAMU DAVID
31 BERJUMPA NERO
32 PAMIT
33 BEBERAPA HARI SEBELUMNYA
34 SEIRING WAKTU BERLALU
35 ADA YANG CEMBURU BUTA
36 JADI VIRAL
37 AKSI NERO
38 GANGGUAN YANG MENYEBALKAN
39 MENGUNDURKAN DIRI
40 ADA APAKAH DENGAN MU IBU
41 WANITA BERHARGA
42 PELAKOR YANG CEMBURU
43 BERTEMU DI KAFE
44 PERASAAN YANG TAK TERBENDUNG LAGI
45 CINTA UNTUK SI KEMBAR
46 CERIA DI WAJAH SI KEMBAR
47 SISTEM PERUSAHAAN DIRETAS
48 NALURI SEORANG AHLI
49 DIJEMPUT SOPIR ADNAN
50 DITUNGGU DI RUMAH BARU
51 CERITA SAID UNTUK DADDY
52 KEJUTAN DI PAGI HARI
53 DI TABRAK
54 HARI-HARI KELABU
55 SISI YANG LEMBUT
56 SEPASANG IBLIS
57 BANGUN DARI KOMA
58 MERINGKUS ALEX
59 PRIA ITU MERAWATNYA
60 AWAL CERITA DI RUMAH BARU
61 DANUARTA GONCANG
62 PERINGATAN AWAL UNTUK RISA
63 Julid Sendiri, Sakit Sendiri
64 Ibu Yang tak Punya Hati
65 Tamu Yang Diharapkan Telah Datang
66 Percakapan Serius
67 PROVOKASI DAN ANCAMAN
68 TARIK ULUR ADU URAT LEHER
69 PRIA TAMPAN DALAM PESAWAT
70 MULAI TERBUKA
71 GODAAN KESETIAAN
72 KETIKA SAID DALAM MASALAH
73 Jaga Mulutmu
74 Salah Lawan
75 Benci Tidak Selalu Ada Sebab
76 Melamarmu lagi
77 Selamat Jalan bu Ida
78 Pemakaman
79 Mengaku Saudara Ibu
80 Perusuh
81 Pembacaan Surat Wasiat
82 Ada-ada Saja
83 Kamu Harus Dihukum
84 Makan Malam
85 NERO TIDAK AKAN TINGGAL DIAM
86 TIDAK ADA RUANG KEBAIKAN
87 PERHITUNGAN DIMULAI
Episodes

Updated 87 Episodes

1
LUKA YANG BERDARAH
2
MENANTU YANG DIBUANG
3
DALAM RENUNGAN MALAM
4
BUKAN WANITA BIASA
5
EFEK DARI KEKALAHAN
6
YANG DITABUR DAN DITUAI
7
TERBONGKARNYA PERSELINGKUHAN
8
DUA SAHABAT
9
DI SUATU MALAM DUA TAHUN LALU
10
BAHAGIA ITU SEDERHANA
11
TETANGGA KEPO
12
KERANG TAK BERCANGKANG
13
BERKUNJUNG
14
-. PESONA YANG TAK HILANG
15
LUKA ITU MASIH MEMBEKAS
16
CEMBURU
17
MENGUNDURKAN DIRI
18
ORANG-ORANG BAIK SELALU ADA
19
PLAYBOY KAMPUNG
20
TAMU TAK DIUNDANG
21
PERTENTANGAN
22
SHOPPING SHOCK
23
BERTEMU RISA
24
SESI AGNES
25
PELAMPIASAN AMARAH
26
KEKASIH HATI
27
PESTA
28
PESTA DUA
29
RISAU
30
TAMU DAVID
31
BERJUMPA NERO
32
PAMIT
33
BEBERAPA HARI SEBELUMNYA
34
SEIRING WAKTU BERLALU
35
ADA YANG CEMBURU BUTA
36
JADI VIRAL
37
AKSI NERO
38
GANGGUAN YANG MENYEBALKAN
39
MENGUNDURKAN DIRI
40
ADA APAKAH DENGAN MU IBU
41
WANITA BERHARGA
42
PELAKOR YANG CEMBURU
43
BERTEMU DI KAFE
44
PERASAAN YANG TAK TERBENDUNG LAGI
45
CINTA UNTUK SI KEMBAR
46
CERIA DI WAJAH SI KEMBAR
47
SISTEM PERUSAHAAN DIRETAS
48
NALURI SEORANG AHLI
49
DIJEMPUT SOPIR ADNAN
50
DITUNGGU DI RUMAH BARU
51
CERITA SAID UNTUK DADDY
52
KEJUTAN DI PAGI HARI
53
DI TABRAK
54
HARI-HARI KELABU
55
SISI YANG LEMBUT
56
SEPASANG IBLIS
57
BANGUN DARI KOMA
58
MERINGKUS ALEX
59
PRIA ITU MERAWATNYA
60
AWAL CERITA DI RUMAH BARU
61
DANUARTA GONCANG
62
PERINGATAN AWAL UNTUK RISA
63
Julid Sendiri, Sakit Sendiri
64
Ibu Yang tak Punya Hati
65
Tamu Yang Diharapkan Telah Datang
66
Percakapan Serius
67
PROVOKASI DAN ANCAMAN
68
TARIK ULUR ADU URAT LEHER
69
PRIA TAMPAN DALAM PESAWAT
70
MULAI TERBUKA
71
GODAAN KESETIAAN
72
KETIKA SAID DALAM MASALAH
73
Jaga Mulutmu
74
Salah Lawan
75
Benci Tidak Selalu Ada Sebab
76
Melamarmu lagi
77
Selamat Jalan bu Ida
78
Pemakaman
79
Mengaku Saudara Ibu
80
Perusuh
81
Pembacaan Surat Wasiat
82
Ada-ada Saja
83
Kamu Harus Dihukum
84
Makan Malam
85
NERO TIDAK AKAN TINGGAL DIAM
86
TIDAK ADA RUANG KEBAIKAN
87
PERHITUNGAN DIMULAI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!