BERPIHAK SIAPA

BERPIHAK SIAPA

Prolog

RUMAH NENEK — PUKUL 12.02 WIB

Siapa yang paling benci arisan keluarga..? aku termasuk. kalau bocil mah enak aja, kalau umur Lo 20-an, apalagi cewek nganggur, jelek, gendut, suka marah-marah kayak diriku ini. mana miskin dan gak punya ayah lagi. parah banget...

lihat bagaimana tamu-tamu melihatku dan membicarakan ku.

'Tahu gini gue ogah datang kesini? mana gue di tinggal sendirian', batinku kesal.

"Zera, nenek mau omong sama kamu." ujar Tante Ana yang baru keluar dari kamar nenek.

'kan? pasti ada sesuatu ini' batinku. kemudian aku bangkit dari sana dan bergegas masuk ke dalam kamar nenek.

CEKLEK!

Begitu masuk ternyata ada ibuku dan nenek disana. aku duduk di samping ranjang nenek. kemudian nenek menggenggam tanganku, entah seketika perasaanku mendadak tidak enak.

"Zera" panggilan nenek dengan nada lembut.

aku tersenyum singkat membalas perkataannya.

"kamu sudah punya pacar..?" tanya nenek tiba-tiba.

"Belum, kenapa nek..?" tanyaku balik.

"Syukurlah jika belum, jadi begini... nenek dan ibu kamu berniat untuk menjodohkan dirimu dengan seorang laki-laki yang kebetulan laki-laki ini juga sedang mencari pendamping hidupnya."

JEDARRR!!

Bagaimana petir muncul di siang hari. aku sampai shock dengan ucapan nenek.

"Laki-laki ini nenek jamin seratus persen sudah nenek seleksi dengan baik. mulai dari bibir, bebet, dan bobotnya. dia sudah memenuhi semuanya..—"

"Tunggu dulu! tapi kenapa? maksudku beri alasan yang jelas kenapa nenek bertindak seperti ini..?" Potongku.

"Umur kamu sudah 22 tahun, bukan? kamu juga belum mendapatkan pekerjaan. nenek tahu memang susah cari pekerjaan di jaman sekarang ini. untuk itu dari pada kamu susah payah cari kerja sana sini tapi gak ada hasil, mending kamu menikah. siapa tahu setelah kamu menikah nanti hidup kamu akan berubah. kamu jadi bisa mengangkat derajat ibu kamu. dan satu lagi.. nenek juga ingin melihatmu menikah sebelum nenek ini sudah tiada. nenek ingin melihat juga cucu dari anak kamu kelak." jelas nenek.

Ku tepis tangannya dariku,

"Nek, aku ini masih muda dan jangan mentang-mentang aku masih belum kerja nenek bisa seenaknya menjodohkan." kataku mulai marah.

"Zera! Yang sopan kamu kalau omong sama orang tua!" bentak ibu membela nenek yang sangat jelas anaknya di rendahkan.

"Muda bagaimana? Zera, cewek yang seumuran dengan kamu ini sudah punya anak loh semua. kamu sudah bukan lagi anak kecil lagi. maaf jika nenek menyinggung mu tentang pekerjaan. kamu meski kerja atau tidak kerja ke depannya kamu juga akan menikah, bukan? inilah yang dinamakan kehidupan Zera. nenek bisa berbicara seperti ini, nenek juga pernah di posisimu..—"

"dan lihat sekarang. nenek bahagia, punya anak, punya cucu. semua berjalan dengan baik. nenek tidak ingin kamu dan ibu kamu hidup susah menerus, jadi bahan omongan orang. memangnya kamu pengen hidup seperti ini terus? tidak kan?" jelas nenek panjang lebar.

aku menatap ibuku yang terlihat sendu mendengarkan pembicaraan kami.

'Sialan' batinku kesal.

"Ibu, bagaimana?" tanyaku serius. ibu menatapku seperti ragu.

"Ibu setuju, benar apa kata nenek kamu. ibu ini sudah tua Ra. ibu juga pengen anak ibu ini menikah, hidup bahagia bersama keluarga kecilnya kelak. ibu gak pengen apa-apa cukup kamu menikah itu cukup buat ibu bahagia" ucap ibu terlihat sedih.

"Semua setuju, Tante kamu, om kamu semua setuju. kalau nanti soal biaya perkawinan nanti, kamu gak usah memikirkan itu yang penting kamu siap." tambah nenek.

"Tapi..—"

TOK.. TOK!

CEKLEK!!

Pintu kamar terbuka,

ibu langsung berdiri dan menyambut orang yang tengah memotong pembicaraanku. nenek, dia ku lihat semringan seperti menyabut seorang raja. sedangkan aku diam tak mau melihat siapa yang datang.

"Maaf menunggu lama,"...

"Tidak masalah, sini duduk.. oh perkenalkan ini ibunya Zera dan ini Zera" ujar nenek memperkenalkan diriku dan ibuku. aku hanya diam tak berani menatapnya.

"Hai Zera, perkenalkan nama saya..—"

**********************

TOKO SURYA.... PUKUL 20.37 WIB.

"Itu dia!? Zera!" teriak om Surya berdiri bersama dengan seorang cowok tampan, tinggi, kulit putih.

"Ada apa om cari saya?" tanyaku kepada om Surya Begitu aku sudah berada di hadapannya.

"Bukan om yang nyari dia yang nyari kamu" ujar Om Surya menatap sekilas ke arah cowok disampingnya.

"Siapa ya?" tanyaku kepada cowok itu.

"Om tinggal masuk ya? kalian bicara saja," kata om Surya menggeret anak perempuan untuk ikut masuk ke rumahnya. kini tinggal kami berdua yang tak saling mengenal.

"Saya anak dari Ibu Indah yang kamu tolong pas kejadian di pasar" katanya.

aku mengangguk paham, "Tapi bagaimana bisa anda tahu saya tinggal di daerah sini?" tanyaku.

"Ah.. itu supir saya sengaja foto kamu waktu kamu dibawa ke rumah sakit, nah kebetulan daerah sini dekat dengan rumah om saya ini jadi..—"

"Om? om Surya maksud anda?" tanyaku kaget. dia mengangguk.

"jadi begitu.. Omong-omong kenapa cari saya malam-malam begini lagi? apa barang Tante indah ada yang hilang?" tanyaku khawatir.

"tidak-tidak, semua aman" katanya. aku bernafas lega.

Cowok itu memberikan sebuah paper bag kepadaku, "Itu dari saya sebagai ucapan terima kasih telah membantu mama saya dan saya ingin menawarkan pekerjaan kepada kamu di perusahaan kecil saya," jelasnya sambil memberikan kartu namanya kepadaku.

"Saya tunggu jam 8 —ah saya lupa, perkenalkan namanya Arlen" lanjutnya memperkenalkan diri.

"A..ah i..iya, saya Zera" kataku gugup membalas memperkenalkan diriku. dia tersenyum manis.

"Kalau begitu saya pamit pulang, jangan lupa besok langsung datang" katanya sekali lagi dan dia pergi memasuki mobil kerennya setelah itu pergi.

aku Mendadak kaku seketika melihat kartu nama Arlen di tanganku. tanganku sampai gemetaran. hatiku rasanya meledak seketika.

"K..kerja?! ahh!! yes!! auw.. auw.. Yes.. yes!!" teriakku bersemangatnya sampai lupa dengan luka yang baru saja di jahit.

"RA KENAPA LO?!" teriak Risa di atas rumahnya lebih tepatnya balkon kamarnya.

"GUE BESOK KERJA DI PERUSAHAAN COWOK TADI!" Teriakku senang.

"MAKSUD LO! DI PERUSAHAAN SEPUPU GUE?!"

Aku mengangguk sebagai jawaban, Risa cewek itu bersorak gembira atas kabarku.

"Akhirnya sahabat gue kerja ya tuhan!! akhirnya gue di traktir juga!!"

aku hanya bisa tertawa ngakak mendengar doanya. "GUE PULANG DULU," Pamit Ku.

"OKE HATI-HATI!"

aku berlari pergi ke rumah segera mengabarkan berita menggembirakan ini kepada ibu tercinta.

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

janji gak "auw! auw!" 😔✌️

2023-07-07

1

Dam, aku mampir, awowkwok

2023-07-07

1

momy, 1resh

momy, 1resh

Hai Kak mahes, ni Senja juga dateng ke rumah 👵

2023-03-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!