Aku berdiri di balik pintu kamar nenek,
"Dengar ya!! saya tidak pernah Sudi dan menerima menantu miskin penyakitan kayak kamu!" teriak nenek di dalam bersama dengan dua sepasang suami-isteri. tak lain adalah ayah dan ibu yang hanya berdiri menunduk lesuh.
"Ibukan sudah bilang padamu dari awal sebelum kamu menikah dengan pria ini. kamu tidak bisa hidup enak dengan dia dan lihat benarkan ucapan ibu kejadian. dia gak bisa membahagiakan kamu. aneh sekali... kalian yang pergi seenaknya dari rumah ini dan sekarang ngemis buat kembali kesini" lanjut nenek dengan wajah angkuhnya.
"Maaf.. maafkan saya.." ucap ayah dengan wajah pucatnya memohon sambil bersujud di bawah kaki nenek.
"Sudah sadar! perg kamu dari rumah ini, aku tak Sudi melihat kalian dirumah ini"...
BLUSSS!!
Tiba-tiba aku berada di rumah sakit tidur di samping ayah yang kurus kering. bahwakan aku tak mengenal wajahnya. dia tersenyum sedih menatapku dan membelai lembut wajahku.
"Rara biasakan Rara janji kepada ayah..?" katanya dengan suara seraknya. aku mengangguk diam.
"Jaga dan lindungi ibu kamu. tetaplah bersamanya, Rara paham..?"
aku mengangguk paham, ayah tersenyum senang. "Jadilah anak yang kuat, hebat dan cerdas. Rara mengerti..?"
aku mengangguk lagi.
"maaf jika ayah mengikari janji ayah ya," kata ayah sambil meneteskan air mata.
aku mengangguk. "Boleh ayah minta tolong? belikan air di kantin rumah sakit. uangnya ada di laci" pintah ayah seperti menahan sakit. aku mengangguk paham dan melakukan yang dia suruh.
keluar dari kamar rawat ayah dan membeli air putih di kantin rumah sakit yang tak begitu jauh. setelah membeli dan berjalan ke arah kamar rawat ayah..
ibu nangis histeris memeluk tubuh ayah yang sedang tertidur. suster dan dokter disana terlihat lesuh dan pasrah. tak lama datang sahabat ayah membawa keluarga mereka dengan panik.
semua menangis. tubuhku bergetar hingga air putih yang baru aku beli terjatuh dan menggelinding ke kaki sahabat ayah. beliau menatapku sedih dan menggendongku lalu membawaku keluar dari sana.
"Tidak!! tidak!! Ayah!"..
BLUS!!
"AYAH!! Auwhh!!" Seruku terbangun dari mimpi. nafasku sesak dan berkeringat. tanganku yang dijahit tiba-tiba nyeri sakit.
Ku lihat jam di dinding kamarku yang menunjukkan pukul Setengah 12 malam. karena merasa haus, aku bangun dan pergi ke dapur sendirian untuk mengambil minum.
setelah minum aku pergi melihat ibu sebentar di kamarnya sebelum kembali ke kamarku.
aku tersenyum melihat ibu yang masih tertidur lelap disana. lalu aku pergi masuk lagi ke kamarku.
KRUCUK...
KRUCUKK...
"Perut si*lan" makiku pelan saat perutku berbunyi dan mau tak mau aku kembali lagi ke dapur memeriksa ada makanan apa yang bisaku makan.
ternyata pas buka kulkas dan laci penyimpanan mie instan. kosong. hanya tinggal sayuran dan ayam mentah. mana lagi nasinya habis.
aku menghela nafas kasar, ku mengambil dompet, obat plus salep dan ponselku. satu lagi kunci rumah cadangan. setelah itu pergi keluar mencari makan. siapa tahu super market buka.
****************
SUPERMARKET.
aku membayar bayar yang ku beli tadi. setelah membayar aku duduk di kursi dan meja yang disediakan didalam. tenang saja aku sudah meminta ijin meski aku sudah berapa kali duduk disana.
ku buka roti dan susu yang ku beli tadi. memakan roti itu sambil bermain ponselku.
TING!
aku tersenyum melihat pesan masuk dari Rian.
Rian : Belum tidur..?
aku : Kebangun sekarang lagi di Supermarket.
Rian : tunggu disana.
aku langsung mematikan ponselku dan memasukkan ponselku ke dalam saku.
kalian pasti bertanya-tanya? pekerjaan Rian apa? dia mengurus usaha roti milik bundanya dengan di sambil kuliah yang mana satu jurusan sama Risa. sama-sama mengambil management.
"Selama datang, selamat berbelanja" ucap kasir Supermarket begitu ada yang masuk. itu dia muncul anaknya.
Rian dengan koas merah dan celana pendek nya terlihat buru-buru. dia duduk di sampingku dan meminum susuku seenak jidat.
"He! set*n! main minum aja susu orang, beli lagi" kataku kesal. dia tertawa tanpa dosa dan membeli minuman untukku.
tak lama dia kembali dan memberikanku air putih.
"Bagus bener, air susu dibalas air putih"
"Gak baik minum susu kalau Lo produksi susu sendiri lebih baik air putih" katanya tanpa dosa.
"Mata Lo produksi, tahu gini gue tadi gak usah bales chat Lo. meresahkan" ku buka botol air putih itu dan meminumnya.
"Salep? Obat apa ini?" Tanya Rian kaget melihat salep dan obatku di taruh di meja. Ku buka lengan baju dan memperlihatkan dia.
"Lah?! Kok bisa?!" Tanyanya panik melihat luka jahitku.
"Ya bisa gue tadi habis nolongin orang di pasar yang kena copet, he... Gue di sambit pakai pisau. Untung orangnya baik Ngajak gue ke rumah sakit. Si copet paling dah di penjara sekarang" jelasku.
"Kenapa tadi ngajar udah tahu begini? Pasti tadi lo kesakitan pas meluk kembar tadi"
"Iya sih, tapi bisa ditahan."
Rian menghela nafasnya kesal, dibuka salep itu. Aku tersenyum senang. Rian ini sosok sahabat yang sangat peka. Sangat.
Dioleskan salep itu ke lenganku. "Ibu lo tahu?" Tanyanya sambil fokus ngobatin.
"Belum dan jangan sampai tahu," kataku sambil menahan nyeri saat dioleskan salep.
"Seharusnya diperban kan ini?"
Aku tertawa kecil, "Gue buang takut ibu tahu"
Rian mendecak kesal. "Ck,Selesai" kata rian selesai mengoleskan salep.
"Lo kok belum tidur jam segini..?" tanyaku.
"Ngerjain skripsi untung udah selesai. pas mau tidur gue liat ponsel, Lo online. Lo kenapa bisa kebangun tidurnya?" ucapnya balik tanya.
"Gue mimpi buruk. mungkin lagi kangen ayah atau mungkin gue lagi lapar" jawabku agak sedih.
"lo marahan sama ibu Lo?" tanyanya menebak dan selalu benar.
"gue nggak marah sama ibu, tapi gue marah sama nenek gue." jelasku. Rian mengerutkan dahinya.
"Nenek Lo? Lo ketemu dia?"
Aku menggelengkan kepalaku, "Nenek gue datang ke rumah, terus minta gue dan ibu datang ke rumah besok. pengajian sama Arisan keluarga. gue bingung harus datang apa enggak? dengan apa yang dia perbuat ke gue sama orang tua gue dulu?"
Rian terdiam sejenak seperti berfikir, "Datang saja. bagaimana pun juga dia adalah nenekmu, ibu kandung ibumu. jangan pikirkan dirimu tapi posisi ibumu. sejahat-jahatnya orang tua, dia tetaplah orang tua kita. gak baik Lo memisahkan hubungan darah, Ra., lagian nenek Lo kan pasti sudah minta maaf, kan?"
aku menghela nafas berat, "Hm.. Lo bener, gue akan datang kesana itu demi ibu gue bukan siapapun." keputusanku.
Rian tersenyum senang sambil menepuk kepalaku pelan, "Anak baik~"
"Ihh.. jijik gue liat muka Lo" kataku ilfeel melihat wajah imut Rian.
"Ck, merusak suasana" decak kesal Rian. ngambek dia. ini baru lucu.
"Ututu... baby Rian cemberut~" ucapku dengan nada imut.
"jijik sana-sana!" katanya kesal dengan wajah merah.
"Dih, jijik-jijik wajahnya merah" kataku kembali ke mode normal. Rian langsung memegangi pipinya.
"i..ini gue kepanasan!" teriaknya kesal sambil mengibaskan tangannya ke wajahnya .
"Serah deh" kataku santuy melahap lagi makananku.
****************
**KEESOKAN HARINYA...
Pukul 09.11 Wib**..
hari ini cukup santai, karena warung tutup lagi. ibuku lagi keluar ke rumah Bu RT buat beli roti. sedangkan aku lagi video call habis setrika baju buat nanti ke rumah nenek.
("Oh Lo ada acara pengajian? dimana?")..
Risa. cewek itu tadinya menjerit-jerit karena hari ini gak nganterin makanan bapaknya. salahku juga gak ngabarin. lupa.
"Di rumah nenek gue" kataku.
("Nenek Lo?! dia Dateng ke rumah Lo?")
"Iya,"
("Oh... Lo kesana jam berapa?")
"Sore palingan"
CEKLEK!!
"assalamu'alaikum" seru ibuku yang baru saja pulang.
"Udahan ya, gue mau tidur. bye" tanpa menunggu Risa omong, ku matikan video call nya dan segera masuk kamar.
"Mau kemana..?" tanya ibu baru saja duduk di sofa.
"Tidur ngantuk" kataku.
"Sudah nyentrika?"
"Sudah"
CEKLEK!
ku tutup pintu kamarku dan langsung rebahan di kasur.
"ah.. enaknya" Guman ku lega. memposisikan diri yang nyaman untuk tidur lalu menutup mataku.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 18 Episodes
Comments
Rosee
lanjut thoor, seru ceritanya 🤩🤩
2023-04-24
1
semangat terus
2023-03-16
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞
mimpi juga bisa buat lapar
2023-03-10
1