Jangan Panggil Aku Jelek !
Seorang gadis yang lahir 21 tahun lalu sedang tidur dengan posisi meringkuk, terlihat dari mimik muka nya ia tengah mimpi buruk. Suara gedoran pintu dan teriakan suara wanita yang memanggilnya jelek membuyarkan mimpinya.
Mega menggeliat dan masih enggan untuk membuka mata.
Gedoran pintu semakin panjang dan bisa – bisa pintu kamarnya jebol jika terus dibiarkan begitu, dengan segera ia bangkit sambil terus mengumpat. Mengumpat perihal pacarnya yang berkhianat.
Langkah Mega terhenti saat melihat sosok di balik cermin almari. Mega mengerjapkan mata berkali -kali lalu menggosoknya. Pantulan dirinya terlihat jelas di depan cermin. Mega mendekati cermin itu dan mengamati lekat wajahnya. Kulit kusam penuh jerawat menambah tingkat kejelekan di wajahnya. Mega mencubit lengannya kasar. Ia meringis dan barulah tersadar pemilik wajah jelek itu adalah dirinya.
Kekhawatiran dan ketakutan mulai merasuki pikirannya. Mega mengamati setiap inci bagian tubuhnya. Kusam dan dekil. Matanya beredar, mengamati lingkungan yang terasa asing ini. Ia mengingat kejadian semalam. Dirinya tengah bersama Diki sang pacar yang terlibat pertikaian, mereka baru saja putus. Diki mendadak menikah dengan wanita lain. Pacar nya diam-diam punya selingkuhan karena tak tahan dengan kesibukan Mega sebagai MUA. Mega ingat betul dirinya sedang menangis di kamar lalu tertidur, lantas bagaimana bisa bangun – bangun sudah berada pada tubuh gadis jelek ?
“Mega, jelek, cepat keluar kamu!” suara berisik terdengar lagi.
Mega menunda kebingungan ini untuk sementara waktu, ia bergegas membuka pintu untuk melihat siapa pengganggu tidurnya.
Gundukan pakaian yang bau apek terlempar ke arah mukanya begitu Mega membuka pintu. Mega tergugu sejenak menatap dua gadis di depannya.
“Cuci semua baju kami dan pisahkan baju yang berwarna putih!” seorang wanita berusia 21 tahun yang sebaya dengan Mega berdiri angkuh di depannya. Seorang lagi terlihat beda setahun lebih muda darinya, gadis cantik berambut pendek sebahu.
Mega menjauhkan gundukan pakaian itu dari hidungnya, baunya sungguh menyengat.
“Ih, bau banget, gila ya, siapa kalian berani memerintahku ?” umpat Mega.
“Hallo, kamu amnesia atau pura – pura bego!” Loli menggoyangkan lima jarinya. “Cepat sana, sebelum kami berangkat kuliah semua pakaian kami udah dalam keadaan bersih!”
“Ogah!” Mega mengembalikan pakaian ke tangan Sasa. Dan menutup pintu.
Sasa kesal dan berteriak memanggil ibunya. Seorang wanita dewasa datang dengan penampilan rapi.
“Sasa, ada apa teriak-teriak, mama mau pergi arisan nih!” Sonya datang sambil memasukkan ponsel ke dalam tasnya.
“Mega Ma, dia nggak mau nyuci semua pakaian kami.” Sasa mengadu dengan memasang wajah sendu.
“Iya Ma, bahkan Mega mulai berani membantah.” Imbuh Loli, adik Sasa. Usianya terpaut 8 bulan lebih muda dari kakaknya.
Sonya tentu saja marah. Dia yang merasa sebagai penguasa di rumah almarhum suaminya berhak untuk memperlakukan anak tiri itu sesuka hatinya. Sonya menggedor pintu kamar Mega. Merasa tak dikunci ketiga wanita itu masuk. Melihat Mega yang tengah berdiri menatap cermin.
“Mau diapain aja wajah jelek ya tetap jelek!” umpat Sonya sambil menarik kasar bahu Mega agar menghadap ke arahnya. Wajah jelek yang membuat siapa saja melihatnya menjadi ilfeel. Lama-lama berdekatan dengan gadis itu bisa muntah rasanya.
Mega berpaling menatap wanita yang usianya terpaut 25 tahun lebih tua darinya. Bola matanya memindai mengamati postur tubuh wanita itu. Tinggi sekitar 160 cm dengan rambut pendek sedikit ikal. Dandanan yang cukup menor, lipstik terlalu menyala dan make up yang terlalu tebal. Sangat buruk jika ia hendak pergi ke acara kondangan. Wanita paruh baya itu bernama Sonya.
Gadis di sebelahnya memiliki paras yang cantik. Rambut panjang dan lurus sampai ke pinggang. Lipstik dengan pilihan warna salem sangat cocok dengan warna kulitnya. Gadis itu bernama Sasa Elias.
Dan ada satu lagi gadis yang berambut pendek. Tampaknya dia tak pandai bermake up. Pilihan lipstik nya terlalu pucat ditambah make up yang terlalu tebal memberikan kesan lebih tua ketimbang usianya. Dia bernama Loli Elias.
“Siapa kalian dan jangan panggil aku jelek!” ujar Mega menatap satu persatu wajah ketiga wanita yang asing baginya.
Ketiga wanita beda usia itu tertawa melihat ekspresi Mega.
“Hei jelek, jika kamu berani membangkang perintah kami kamu tahu kan akibatnya, cepat keluar kamar dan cuci semua pakaian kedua anakku!” perintah Sonya.
“Enggak mau!” sahut Mega tetap pada pendiriannya.
Sonya memanggil Loli, Loli mengangguk paham apa yang harus ia kerjakan. Loli segera keluar kamar dan kembali dengan cepat, terlihat ada ember di tangan nya.
“Ini Ma,” Loli menyerahkan ember itu ke Sonya.
Sonya menerimanya dan siap mengguyur air di atas kepala mega. Loli dan Sasa tak ingin melewatkan adegan yang selalu menarik perhatian ini. Sasa mengeluarkan ponsel siap merekam. Tentu saja itu tidak akan terjadi karena Mega secepat kilat menggerakkan tangan dan berbalik mengguyur Sonya.
Mulut Sonya menganga lebar, seluruh pakaian basah dan riasan di wajah nya pun luntur semua. Sasa dan Loli pun sama terkejutnya dengan aksi Mega barusan. Sasa ingin sekali mencabik muka jelek, tangan nya tertahan oleh tangan Mega. Dengan cepat Mega memelintirnya. Sasa berteriak kesakitan. Meski transmigrasi ke tubuh gadis jelek, kemampuan bela diri Mega tetap melekat.
Sonya memohon agar Mega melepaskan tangannya.
“Cepat kalian bertiga keluar dari kamarku!” bentak mega. Sebelum orang lain membully dirinya, ia harus segera bertindak cepat seperti tadi. Ia takkan membiarkan orang lain meremehkan harga dirinya lagi.
Mereka bertiga ketakutan dan berhamburan keluar.
Mega kembali menatap pantulan dirinya di depan cermin. Yang ia butuhkan saat ini untuk menjadi cantik adalah alat make up.
***
“Sial, anak itu membuat semua penampilanku berantakan. Aku bisa terlambat jika tak segera mengganti penampilanku. Sasa, Loli urus Mega, mama harus segera pergi.” Sonya kembali ke kamarnya dengan kesal dan tentu saja muncul pertanyaan bagaimana bisa Mega yang hanya gadis jelek dan lemah bisa berani dan sekuat itu.
Sasa dan Loli saling pandang, muncul sedikit ketakutan pada diri keduanya. Mereka hanya mengiyakan saja perkataan mamanya, setelah itu mereka berdua segera pergi ke kampus.
Mega mendapatkan panggilan masuk dari Rena. Tertera di nomor kontak dengan nama best friend Rena. Merasa asing juga dengan si penelpon.
“Ya, hallo” ujar Mega dengan enggan pasalnya pagi ini ia rencananya mau membeli produk make up terbaru sebagai koleksi.
“Mega, udah jam berapa ini, buruan ke kampus hari ini dosennya killer loh!” Rena seolah mengingatkan, tapi tidak bagi Mega, kuliah adalah hal lama yang sudah pernah ia alami.
Mega mendesah, tidak ada jalan lain untuk kembali ke kehidupan aslinya. Dengan terpaksa Mega akan menjalani transmigrasi ini menjadi gadis jelek dan berusaha mengembalikan kecantikannya lagi.
Mega mengecek buku dan tertera di sana kalau dirinya kuliah di universitas Nusantara.
Saat akan berangkat ke kampus, senyum Mega mengembang tatkala pandangan matanya tertuju pada gundukan pakaian kotor. Mega melakukan sesuatu untuk mengerjai mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
🔵🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Makin Seru Kk
PaMud Papa Muda Mampir
2023-05-27
0
Kam1la
Hai reader semuanya, kembali bertemu dengan author tercinta kalian, ini ada satu karya tentang transmigrasi, semoga kalian suka yah...!
2023-03-17
0