Bab 2 : Jangan Panggil Aku Jelek

Saat berada di dalam kelas, Mega merasakan dirinya kembali beberapa tahun lalu saat kuliah dulu. Dosen pun masuk dan mulai mengabsen mahasiswa.

Sang dosen mengeluarkan selembar kertas dan memberikan pada semua mahasiswa. Ternyata sedang ada ujian. Rena lupa tak memberi tahu hal ini pada Mega. Tangannya terkatup memohon maaf, Mega tak masalah dan memaafkannya.

Soal ulangan ada 20 poin. Belum genap 20 menit, Mega sudah memenuhi lembar ulangan dengan jawabannya. Mega beranjak dari kursinya dan berjalan ke arah meja dosen. Semua mata mahasiswa melihat ke arah Mega. Termasuk dua saudara tirinya.

Kian pun juga sama dengan mahasiswa yang lain, matanya fokus ke arah Mega. Tak seperti biasanya gadis jelek itu mengumpulkan kertas ulangan paling awal. Sosok pria paling tampan itu memperhatikan Mega.

Semua mengira bahwa Mega hanya asal jawab saja, tapi saat dosen mengumumkan hasil ulangan saat itu juga Mega lah yang mendapatkan nilai teratas.

“Hai, jelek, kamu menyontek kan!” tuduh Sasa tak terima karena biasanya dia yang teratas. Loli juga ikut membenarkan tuduhan kakaknya.

Mega tak menggubris tuduhan Sasa dan melenggang begitu saja melewatinya.

Sasa tak terima dan mengadu pada pak dosen bahwa Mega menyontek. Dosen pun tak terima atas kecurangan yang dilakukan oleh mahasiswanya. Pria berkacamata itu sangat anti dengan kecurangan.

Sebelum Mega berhasil melangkahkan kaki meninggalkan kelas, pak Dosen memanggilnya.

“Berhenti Kamu, Mega Elias!” Teriak pak Teguh, wajah nya terlihat merah dan setelah Mega menoleh beliau memberi isyarat agar dia mendekat.

Mega menyebik acuh meskipun langkahnya berbalik menghadap beliau. Sasa dan Loli saling adu tos. Mereka mengira Mega bakal mendapatkan hukuman atas kecurangan yang ia lakukan. Tak ada mahasiswa yang bisa menghindar dari amarah pak Teguh.

Di depan semua teman – temannya, pak Teguh bertanya. “Mega Elias, apakah benar kamu menyontek ?” netra pria dewasa itu memindai gelagat Mega, namun tak satu pun terlihat bahwa Mega telah berbuat curang.

“Sorry enggak level, enggak ada kata menyontek dalam hidupku!” sahut Mega penuh penekanan.

Pak Teguh menarik nafasnya sedalam – dalamnya lalu membuangnya perlahan. Tanpa banyak bicara beliau langsung menyodorkan pada Mega berbagai pertanyan dan alhasil Mega mampu menjawab semua pertanyan itu lengkap tanpa keraguan sedikit pun. Kurang yakin lagi dengan kepandaian Mega yang mendadak ini, beliau mengeluarkan buku berisi soal dan meminta Mega untuk mengerjakan soal itu.

Mega mendesah lelah. Agar dirinya bisa lekas pergi dan terbebas dari tuduhan yang tak berguna ini ia mengeluarkan pulpen dan kertas untuk menjawab soal aritmatika tersebut. Dalam hitungan detik ia sudah selesai dan mengembalikan buku itu pada pak Teguh.

Pak Teguh melepas kacamatanya untuk sekedar dibersihkan, berharap dengan begitu ia tak salah lihat lagi. Baik memakai kacamata sebelum atau sesudah dibersihkan, jawaban Mega sama benarnya. Pak Teguh kemudian mempersilahkan mahasiswa yang berwajah jelek itu untuk pulang. Senyum Mega mengembang menatap sinis ke arah dua saudara tirinya. Sasa mengepalkan tinju tak terima dengan semua ini, status nya harus lebih tinggi dari siapa pun termasuk si jelek itu. Berbeda dengan teman seisi kelas yang berdecak kagum pada kehebatan Mega.

Sementara Kian merasa penasaran atas perubahan Mega yang luar biasa tadi.

Rena menahan langkah Mega untuk bertanya perihal ulangan tadi. Mega menjawab kalau ia sudah pernah mengerjakan soal itu tapi ia lupa kapan. Rena tak percaya jika Mega mendadak pintar.

Mega yang terkenal jelek dan bodoh itu menjadi pembicaraan di ruangan dosen.

Sekitar pukul 13.00 Mega sudah tiba di rumah. Sasa dan Loli sudah melaporkan kejadian di kelas tadi. Sonya menghentikan langkah Mega yang hendak makan siang.

“Berhenti kataku!” bentak Sonya membuat Mega menoleh malas.

“Kamu sudah merusak baju kedua anakku dan sekarang kamu dengan enaknya mau makan tanpa bekerja dulu!”

Ya, Mega sudah menyelesaikan tugasnya sesuai perintah mereka, mencuci baju. Beberapa pakaian yang mudah luntur ia campur menjadi satu.

“Makanya jangan suruh aku cuci baju. Aku bukan babu kalian.” pangkas Mega tak mau disalahkan.

Sonya melongo mendengar sahutan Mega yang sudah lancang itu. Tidak seperti biasa, Mega pasti akan memohon ampunan agar tak dihukum tapi kali ini Mega melonjak.

Lantas Sonya menyeret paksa tangan Mega dan membawanya ke gudang. Menutup pintu dengan kasar. “Rasakan hukuman ini. Kamu berani melawan mama maka jangan harap bisa makan malam nanti sampai kamu menyesal!” Kemudian Sonya pergi.

Mega mendesah kasar, bukannya dia merenungi nasibnya tapi dia sedang mencari ide agar semua orang sadar kalau dia punya hak juga di rumah ini. Mega melihat jendela yang sudah tua. Melangkahkan kaki ke arah sana. Dengan sekali tendangan saja, jendela itu langsung jebol. Mega melarikan diri dan lewat pintu samping. Ia tak melihat ibu tiri dan dua saudara tirinya. Mega menarik kursi dan melanjutkan makan siang yang tertunda tadi.

Mega menyalakan musik di ruang tengah dan menambah tingkat volumenya.

Sonya yang tadinya tidur siang merasa terganggu dengan suara musik di ruang tengah. Begitu juga dengan Sasa dan Loli. Ketiga wanita itu keluar kamar masing – masing menuju ruang tengah.

“Siapa yang membunyikan musik keras begini, bisa jebol telingaku!” teriak Sonya marah-marah sambil menekan tombol off.

“Bukan kami Ma,” ujar Sasa dan Loli bersamaan.

“Kalau bukan kalian lantas siapa?”

Mega muncul dari balik tembok. “Aku yang menyalakannya, kenapa, kalian terganggu ya ?” sindir Mega sambil melipat kedua tangan di depan dada.

“Kamu, bukankah mama tadi mengunci mu di gudang?” Sonya menatap Mega tak percaya bisa keluar.

“Kalian bodoh atau bagaimana, aku pemilik rumah ini, seharusnya kalian tahu kalau aku punya kunci cadangan.” Bohong Mega padahal ia kabur lewat jendela.

“Jelek. Kamu tahu apa tentang rumah ini?” Sasa tak suka dengan sikap Mega yang mulai berani melawan.

“Jangan panggil aku jelek, jika kalian semua masih ingin tinggal di rumahku!” bentak Mega, matanya menyorot tajam ke arah mereka satu per satu.

Ketika wanita itu bergidik ngeri dengan suara Mega yang lantang.

Buru-buru Sonya merubah sikapnya, “Mega sayang, kamu pasti bercanda kan, sebelum meninggal papamu beramanat menitipkan kamu kepada mama, dia bilang kamu juga harus kuliah sampai lulus. Jika kamu tak membiarkan kami tinggal di rumah yang besar ini, siapa yang akan mengurusmu dan rumah ini?” Sonya mempengaruhi Mega. Karena jika apa yang dikatakan Mega menjadi nyata, Sonya dan kedua anaknya akan tinggal dimana, sementara harta warisan semua berada di tangan Mega. Sonya belum sempat melenyapkan Mega.

Sonya yakin Mega hanya menggertak saja, walaupun demikian diri nya harus berpura - pura baik untuk sementara waktu.

Mega terdiam sesaat, bukannya dia terpengaruh tapi dia bermaksud mengerjai ibu tirinya itu. “ Baik. Aku memberi kesempatan kalian untuk tinggal bersamaku lagi. Dengan syarat, jangan pernah panggil aku jelek!”

Sasa dan Loli tak mau dan menyalahkan Sonya, Sonya membisikkan satu kalimat yang membuat kedua putrinya mengangguk setuju.

“Baik. Kami sepakat untuk tidak memanggil kamu jelek lagi.”

Mega tersenyum puas.

Keesokan harinya, ketika Mega siap berangkat ke kampus Sasa mendatangi kamarnya.

“ Tunggu, Jel ... eum maksudku Mega,” Sasa hampir saja keceplosan memanggil jelek. “Ini, kemarin semua teman di kelas sudah mendapatkan undangan dari Kian, kamu pasti datang kan?” Sasa menyerahkan kertas undangan. Dari nada bicaranya ia seolah mengejek.

“Undangan? “ Mega mengernyitkan dahi tak mengerti, bagaimana bisa gadis jelek seperti dia mendapatkan undangan.

“Iya, itu undangan reuni SMP. Sudah dulu ya Mega, aku berangkat kuliah dulu. Yuk, Loli!” Sasa dan Loli meninggalkan Mega yang masih terpaku.

Mega mengeluarkan kertas dari dalam plastik. Isi undangan itu reuni teman SMP yang akan diadakan satu minggu lagi di rumah Kian.

Mega memperhatikan tampilan dirinya di depan cermin. Terlihat jelas muka kusam dan penuh jerawat. Benjolan itu tidak akan hilang kurang dari seminggu. Mega memutar otaknya bagaimana bisa dia mendapatkan uang untuk membeli alat make up yang terbilang cukup mahal. Sementara dirinya tak pernah memegang uang sepeser pun.

Langkah Mega berbelok ke arah Sonya yang sedang sibuk menonton tv. Mega menadahkan tangan.

“Tanganmu kenapa?” Sonya melihat telapak tangan Mega  yang kosong sambil terus mengunyah cemilan.

“Aku minta uang !”

Sonya tersedak sambil menepuk tengkuknya. Ia mengambil gelas di depannya dan meneguknya sampai setengah gelas. “Uang apa yang kamu maksudkan?”

“Tentu saja uangku. Tidak mungkin aku hidup tanpa uang sementara kalian setiap hari makan enak terus.”

Mendadak Sonya menjadi gagap dibuatnya. “ I- itu, u-uangnya dulu nya memang ada untuk jatah kamu. Kamu lupa, kemarin kamu baru keluar dari rumah sakit, uang mama hampir habis untuk biaya pengobatan kamu. Untuk bulanan memang ada, nih!” Sonya mengeluarkan selembar seratus ribuan dan memberikan pada Mega.

“Mana cukup!” Mega mendesah kesal lalu pergi.

Ia memutar otaknya agar bisa mendapatkan uang. Sonya tidak akan mudah menyerahkan harta papanya. Mega tahu Sonya sangat licik. Terpaksa setelah pulang kuliah Mega mencari pekerjaan sampingan.

Mega melamar kerja di cafe dan di toko kue. Tapi semuanya menolak Mega dengan alasan wajahnya yang jelek.

Rena sang sahabat membantu Mega untuk mendapatkan pekerjaan. Menjadi pembantu di tempat bibi Rena bekerja. Di rumah keluarga Raditya.

“Hai, gadis jelek! Kamu jadi pembantu di rumahku?” seorang pria yang mejadi idola di kampusnya menusuk dengan kata-kata yang tak pernah Mega suka.

“Jangan panggil aku jelek! Aku pasti akan membuat kamu menyesal.” Ancam Mega yang segera pergi ke dapur membantu Bik Atun menyiapkan makan malam.

Kian hanya tersenyum puas menatap kepergian gadis jelek itu.

 

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Filau Cokelat

Filau Cokelat

Salam kenal

2023-08-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!