Gadis Arogan Menjadi Ibu Sambung
PLAKK
Sebuah tamparan mendarat dengan indah pada pipi mulus seorang gadis.Tidak ada rintihan ataupun tangisan sama sekali.Bahkan perih dipipinya tidak sebanding dengan luka yang ada dihatinya.
Namanya Adya Viracantika, yang memiliki arti perempuan cantik penuh kebaikan.Namun berbanding terbalik dengan namanya, kisah hidup nya begitu penuh dengan kekejaman.
Tidak ada ketenangan setelah meninggalnya sang ibu tercinta.Saat usianya 5 tahun,Ibu Adya yang bernama Widya pulang kepangkuan sang maha pencipta.Saat adiknya yang baru berusia 3 tahun hanya bisa menangis dan berteriak mencari ibunya, detik itu juga sang ayah berubah menjadi pria arogan.
Setiap hari Wira, nama ayah Adya, hanya bisa mabuk mabukkan dan berjudi.Suatu ketika ia pulang kerumah membawa seorang wanita dan satu anak perempuan seumuran dengan Adya dan memperkenalkan mereka sebagai anggota keluarga baru.
Kesengsaraan Adya pun dimulai.Mendapat perlakuan tidak baik mulai dari fisik hingga batin,membuatnya tumbuh menjadi gadis yang tangguh juga sedikit arogan.
Kembali lagi pada Adya.Setelah sekian lama akhirnya sang ayah kembali melayangkan tamparan pada pipi nya.
"Dasar anak tidak tahu diri ! Sudah baik aku mau membesarkanmu, tapi malah begini balasanmu Hahhh!" Hardik Wira
Adya bahkan tersenyum sinis menatap kearah mata sang ayah lalu berucap dengan santai. "Bahkan selama ini aku tidak pernah membantah ucapanmu.Tapi untuk menjadi penebus hutang,dengan keras aku menolaknya."
Adya berlalu pergi dari hadapan Wira.Ia marah juga kecewa.Ia tidak habis pikir, selama ini ia melihat ayah nya baik baik saja, namun tidak disangka bisa memiliki hutang yang terlampau banyak.Parahnya sang ayah ingin menjadikan nya sebagai penebus hutang.
Adya membawa tas ransel berisi sedikit pakaian dan satu buah laptop milik nya sendiri.Ia tidak membawa satu pun barang pemberian Wira bahkan mobil.
Ia akan pergi dari rumah ini.Tidak peduli dengan kemarahan Wira ataupun istrinya nanti, ia sudah muak.
Saat hendak menuju garasi, ia berpapasan dengan sang adik yang baru pulang dari sekolah.
"Mau kemana Kak ?" Tanya Devon dengan heran.Pasalnya sang kakak membawa ransel yang cukup besar.
"Gue mau pergi, lo baik baik disini."
"Jadi lo mau ninggalin gue sendiri ?" ucap Devon kecewa
Tidak ingin melihat sang adik kecewa,Adya segera pergi meninggalkan Devon.Namun saat ia menghidupkan motornya,Devon sudah naik dan duduk dengan tenang dijok belakang.
Adya menoleh kearah belakang.
"Lo mau ngapain?"
"Mau ikut lah.Ya kali gue disini sendirian.Kalo dimarahin sama setan itu, siapa yang mau belain gue." Balasnya dengan menggebu gebu.
"Gue mau minggat T*l*l ! Bukan mau liburan, ngapain ikut !" balas Adya tak kalah sengit.
Tidak ingin berlama lama, Adya segera melajukan motornya sekaligus membawa sang adik.
Sebuah motor dengan tipe Honda CRF150L itu Adya dapatkan saat mengikuti balap liar.Memang salah satu penghasilan nya adalah dengan balap liar.Tidak setiap saat, ia hanya bermain ketika jenuh saja.
Motor trail nan gagah itu melaju dengan kecepatan sedang,membelah jalanan ibu kota yang cukup lenggang sore itu.Membawa dua anak manusia yang tidak punya tujuan untuk sekedar melepas beban.
Devon yang tahu kakak nya tengah sedih, memiliki inisiatif untuk memeluknya dari belakang.Meski hanya sedikit ia juga ingin sang kakak membagi beban dengan nya.
Merasakan ada sebuah tangan yang melingkar diperutnya,membuat Adya tak kuasa menahan tangis nya.Selama ini ia berjuang keras agar sang adik memiliki hidup yang bahagia.Walaupun ia sendiri jarang mendapatkan hal tersebut.
Setelah beberapa saat, mereka sampai pada sebuah bangunan yang tidak terlalu besar.Lalu memakirkan motornya digarasi tanpa rasa ragu seperti sudah sering datang kemari.
"Queen, tumben kemari saat masih sore?" Tanya heran seorang laki laki yang memakai pakaian serba hitam.
Melihat Adya yang dipanggil Queen hanya diam saja,membuat nya mengerti jika suasana hati nya sedang tidak baik.Bima dan Devon yang sudah saling kenal meskipun tidak akrab, memilih mengikuti sang Queen untuk masuk kedalam.
Ruangan luas lengkap dengan kursi dan beberapa karpet dilantai itu adalah sebuah basecamp yang digunakan Adya bersama teman teman nya untuk sekedar berkumpul atau membahas hal serius lain nya.
Mereka saling kenal sejak SMA dan bertahan hingga saat ini usia mereka sudah 20 tahun atau bahkan lebih.Queen sendiri adalah panggilan yang mereka sematkan kepada Adya karna mereka memang menganggapnya sebagai ratu.Adya bukan satu satunya anggota wanita didalam geng tersebut,namun ia adalah satu satu nya wanita yang berani menjadi pemimpin.
BLACK ROSE
Nama kumpulan mereka yang memiliki simbol indah,namun berduri tajam.Anggota inti selain Adya,adalah Bima,Frans,dan Yogi.
Meskipun Queen sangat cantik nyaris sempurna, tidak ada satupun dari mereka yang menaruh hati kepadanya.Rasa yang dibangun oleh mereka benar benar bersih dan suci.
Queen menghela napas nya pelan
"Malem ini gue mau numpang tidur disini."
"Apaan sih Queen.Ini rumah kita, nggak ada yang namanya numpang." Saut Yogi yang tidak terima dengan perkataan Queen.
"Tapi kali ini gue bawa adik gue."
"Adik lo adik kita juga Queen." Sekarang giliran Bima yang menyahut,
"Santai aja Dev,anggep kita keluarga lo sendiri" lanjutnya menatap kearah Devon.
"Siap Bang.Thanks selama ini udah jagain Kakak gue." balas Devon dengan tulus.
Bima,Frans,dan Yogi segera berlalu dari ruang an itu karna ingin memberi waktu kepada Queen agar bisa mengistirahatkan diri sejenak.
Devon memang tidak dekat dengan inti Black Rose,namun hati nya mengatakan bahwa mereka adalah orang yang baik serta tulus.Melihat bagaimana nyaman nya sang kakak berada disini, membuatnya paham mengapa kakak nya lebih memilih jarang berada dirumah.Karna rumahnya sendiri sudah hancur sejak bertahun tahun lalu.
Ingatan Devon menerawang jauh dimana saat ayah nya berubah menjadi arogan.Tidak ada perhatian atau sekedar usapan lembut lagi.Saat kecil ia sering melihat kakak nya dibentak dan dikasari oleh ibu tirinya,ketika Adya dan Risa saudara tirinya bertengkar karna masalah sepele.Pekerjaan rumah tangga juga kakak nya sendiri yang mengerjakan.Sering kali Devon diam diam membantu Adya,namun juga sering kali ditolak dengan alasan pekerjaan Devon yang kurang baik.
Lambat laun, Devon tahu jika kakak nya sangat menyayanginya hingga tak ingin terjadi sesuatu yang buruk jika ia membantunya untuk sekedar mengerjakan pekerjaan rumah.
Adya yang beranjak remaja sedikit demi sedikit juga tahu jika ia hanya dimanfaatkan oleh ibu serta saudara tirinya.Tak lupa pemberontakan ia lakukan meski hanya sedikit agar tidak ada penindasan yang lebih keras lagi terjadi padanya.
Tidak hanya didalam rumah, di dalam sekolah pun Adya sering menjadi arogan kepada orang lain.Itulah senjata yang digunakan oleh ibu tirinya sebagai tambahan bumbu kebencian Wira sang ayah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2023-09-15
0