Pagi ini langit begitu cerah dengan matahari yang tidak malu malu menampakkan dirinya.Semilir angin menambah suasana menjadi lebih segar lagi.
Berbeda dengan seorang gadis yang saat ini telah melihat pantulan dirinya didalam cermin.Dia adalah Adya Viracantika.
Dengan balutan kebaya berwarna putih serta sanggul modern dan make up natural membuat siapa saja akan merasa terpukau dengan kecantikannya.
Tukang rias yang bekerja pun merasa bangga,karna dengan klien nya yang cantik sangat memudahkan pekerjaan mereka.
Meski diawal sempat beradu argumen antara pengantin dan perias,namun kini semua nampak sempurna.Adya yang kesehariannya memakai celana panjang dan kaos oversize, kini nampak seperti bukan dirinya lagi.Dengan istilah lain, manglingi.
"Saya terima nikah dan kawinnya Adya Viracantika binti Maheswara dengan mas kawin tersebut dibayar tunai"
SAH
deg
Dada Adya tak berhenti berdegup kencang Mendengar suara seorang pria yang mengucap qabul sedikit membuat hatinya terenyuh.Sekarang ia tak bisa lari lagi.Mau bagaimana pun, ia dengan sukarela menerima tawaran itu sendiri.Kini tak ada gunanya untuk meratapi nasib.
Dari tempatnya bersiap diri,kini Adya mulai beranjak setelah dihampiri oleh dua wanita dari pihak WO untuk membawanya menemui suami nya.
deg,deg,deg
lagi lagi dadanya berdegup kencang ketika hatinya menyebut tentang suami.
Adya tidak berani menatap kearah depan,ia gugup luar biasa.Meski ia tahu acara ini hanya dihadiri oleh keluarga inti,namun dari gemuruh suara nya menandakan bahwa tamu nya tidak sedikit.
setelah acara bertukar cincin,
"ayo nak cium tangan suami mu" Suara lembut milik Nyonya Mahanta menginterupsi.
Awalnya ia ragu namun dengan perlahan ia meraih telapak tangan yang besar itu untuk ia kecup sebagai tanda penghormatan.
"ahh bibirku tidak suci lagi" batin Adya menjerit.
Kini berganti dengan pengantin pria yang mencium kening wanita.Begitu singkat namun terasa hangat.
Hingga semua tamu pergi satu per satu, acara pun telah selesai.Tidak ada percakapan apapun dari kedua mempelai.Pengantin wanita yang betah menundukkan kepala,dan pengantin pria yang selalu berwajah datar.Sangat serasi bukan.
Ada perasaan lega dihati seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah Nyonya Mahanta.Dengan segera ia menghampiri putra dan menantunya untuk sekedar menyapa.
"Selamat nak.Semoga rumah tanggamu sakinah,mawadah,warohmah" Doa tulus dari seorang ibu yang mampu menembus sampai relung hati.
Sedangkan Adya yang mendengar itu mengangkat wajahnya menatap kearah sang Nyonya besar.
Ada raut wajah terkejut dari Nyonya Mahanta sendiri.Hingga langsung mendudukkan dirinya pada kursi pengantin saking terkejutnya.
Revan, yang kini telah sah menjadi suami Adya juga khawatir namun wajahnya tetap datar tanpa ekspresi.
"Ada apa Ma?"
"Ke-kenapa wajahnya berbeda dengan foto yang ku lihat" Ucap Nyonya Mahanta tergagap sambil menunjuk wajah Adya.
Adya yang mendengar pernyataan itu juga terkejut.Ada apa ini.Apa dia salah alamat.
Belum ia mendapat jawaban,sekarang ia dikejutkan dengan seorang pria dihadapan nya yang memiliki tubuh tegap serta wajah tampan meski terlalu datar.
Apa benar ia salah alamat? kini batinnya mulai berperang.
"Ap-pa maksud Nyonya berkata seperti itu ? Bukan kah benar ini mansion Tuan Mahanta ?" Akhirnya Adya memberanikan diri untuk bertanya.
Flashback On
Setelah beberapa hari menenangkan diri,Adya pun mulai kembali ke kediaman Maheswara.Pemberitahuan tentang pernikahannya dengan putra Nyonya Mahanta langsung disampaikan oleh ayahnya.
"Besok adalah pernikahanmu,siapkan dirimu baik baik dan datanglah ke alamat yang sudah ku kirimkan ke nomormu."
"datanglah sendiri karna aku tidak akan mengantarmu" lanjut Wira.
Adya merespon dengan senyuman kecut.Sedari kecil diabaikan,saat sudah besar menjadi penebus hutang,kini saat akan menikah tidak ada yang menemani.
"ingat ucapanku baik baik Tuan Maheswara,hari ini adalah hari terakhir aku dan kau memiliki hubungan.Setelah hari esok, kita adalah orang asing." Tegas Adya tanpa ragu kepada Wira.
Keesokan pagi nya,sebelum matahari terbit Adya sudah buru buru pergi dari rumah.Tidak ada yang ia pamiti,bahkan adiknya sekalipun.
Ia tidak ingin ada drama larang melarang jika ia pamit pada sang adik.Untuk inti Black Rose juga tidak ada yang ia beritahu.Mungkin mereka akan memantau sendiri,pikirnya.
Dengan celana jeans hitam dan kemeja oversize motif kotak kotak,serta sebuah motor trail yang ia gunakan membuat para pengawal menatap ragu pada Adya.
Pasalnya mereka mengira jika calon nyonya mudanya adalah seorang wanita anggun, namun kini yang datang malah mirip seperti berandalan.
Setelah perdebatan yang cukup menguras waktu, akhirnya para pengawal memberi jalan masuk kepada Adya setelah ia menunjukkan kartu tanda pengenalnya.
Selanjutnya ia diarahkan oleh para pengawal ke ruangan yang sudah disiapkan untuk calon pengantin wanita.Sang pemilik rumah tidak ada yang menyadari kedatangannya karna Adya datang masih terlalu pagi.
Flashback Off
......................
kembali pada tiga manusia yang masih sibuk dengan pikirannya masing masing.
Dengan segera Revan mengeluarkan ponsel nya dan membuka file yang sudah ia dapatkan kemarin.Memang berbeda.Dalam file tersebut terdapat foto seorang wanita yang memakai pakaian seksi dan terlihat lebih dewasa,sedangkan kini yang ada dihadapannya malah seperti bocah yang baru lulus SMA.
Dengan segera Revan menyodorkan ponsel nya kearah gadis yang ia nikahi.
Adya terheran.Bukankah ini Foto Risa saudari tiri nya.Mengapa malah ia yang dikirim kemari.Atau mungkin pengantin yang sebenarnya adalah Risa,tapi ibu tiri nya malah mengirim nya kemari.
"Maaf Nyonya, ini Risa saudari tiri saya." Jelas Adya yang takut.
"Bren*sek Maheswara itu.Dia yang menawarkan wanita itu malah menganti dengan gadis lain." umpat Nyonya Mahanta.
"Siapa namamu ?" lanjutnya bertanya.
"Saya Adya Viracantika Nyonya"
"Kenapa kau mau menikah dengan orang yang tidak kau kenal ?"
"Sa-ya..emmm tidak tahu Nyonya" Bahkan Adya yang selalu petakilan, kini seperti kucing dihadapan keluarga Mahanta.Dalam hati ia juga mengutuk ayah serta keluarga barunya itu.
Revan menghela napas.Ia berusaha menenangkan ibu nya.
"Sudahlah Ma.Mungkin ini salahku yang tidak mau menemui nya terlebih dulu." Saut Revan sambil menatap kearah sang ibu.
"Tapi gadis ini masih terlalu kecil untukmu Re"Nyonya Mahanta mendesah pelan.
Mereka sama sama bingung.Tidak menyangka akan mengalami hal seperti ini.Revan yang belum menginginkan pernikahan,Nyonya Mahanta yang merasa bersalah,dan Adya yang tak henti mengutuk saudari tirinya.
Akhirnya Adya mencoba memberi usulan.
"Maaf Nyonya,Tuan.Bagaimana jika kita jalani dulu.Jika suatu saat tidak seperti yang anda harapkan,saya menerima apapun keputusan kalian."
ucap Adya tanpa ragu.Kini keberaniannya mulai kembali seperti biasa nya.
Nyonya Mahanta dan Revan sedikit kagum dengan keberanian bocah dihadapannya ini.Mungkin itu juga keputusan yang baik.
"Sudahlah.Bagaimana pun juga itu sudah terjadi.Kau juga sah menikah dengannya,Re" Ucap Nyonya Mahanta lalu menatap kearah Adya.
"Begitu juga denganmu Adya.Kau sudah sah menjadi istrinya,maka kau harus melakukan kewajiban mu sebagai istri serta ibu untuk anak anak Revan"
"kau tahu jika Revan duda yang memiliki anak 3 ?" lanjutnya.
Adya terkejut.Tidak menyangka jika ia menikah dengan duda,apalagi anak tiga.Ia menggeleng pelan,,tiba tiba berganti menganggukkan kepalanya.Dia memilih untuk berpura pura tahu saja.
Sebenarnya melihat itu Nyonya Mahanta sedikit gemas.Benar benar seperti bocah pikirnya.
"Bagaimana pun anak Revan juga anakmu sekarang.Kau yang bertanggungjawab untuk mereka,aku sudah tua sudah saat nya istirahat."
"Baik Nyonya"
"Panggil Mama,dan Revan adalah suami mu.Jangan memanggil nya Tuan" titah Nyonya Mahanta.
"Baik Ma"
Setelah kepergian sang ibu,kini netra nya beralih menatap gadis yang sudah menjadi istri nya.Tidak menunjukkan ekspresi apapun.Hanya datar dan entah apa yang ia pikirkan.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments