02.Penebus Hutang

Angin berhembus menerpa wajah seorang gadis yang tengah melamun dihalaman sebuah rumah.Kini suasana hatinya sudah nampak sedikit membaik setelah ia menenangkan diri dalam basecamp Black Rose.

Adya melirik jam ditangan kiri nya yang menunjukkan pukul 8,ia berniat untuk keluar mencari makan.

Bima yang tidak sengaja melihat Queen menghampiri motornya hendak bertanya,namun tanpa diduga Queen sendiri sudah berucap sebelum ia mengeluarkan suara.

"Gue mau cari makan sebentar.Gausah khawatir." Nadanya meyakinkan.

"Okey." Bima membalas maklum.

Mengendarai sendiri motor trail nya dengan pelan melintasi jalanan yang sudah sedikit sepi.Tidak ada ketakutan sama sekali karna pukul 8 masih terlalu sore untuk nya yang sering keluar larut malam.

Saat selesai membeli makanan dan hendak pulang,Bella dihadang oleh beberapa pria dengan tubuh kekar.Tanpa bertanya ia sudah tahu jika mereka adalah utusan sang ayah.

"Permisi nona.Tuan maheswara memberi perintah untuk membawa nona pulang kerumah." Ucap satu pria botak yang paling tinggi.

"Cihhh...Dia tuanmu, untuk apa aku menuruti perintahnya." Nada Adya sedikit sengit.

Belum sempat si botak berucap lagi, turunlah seorang pria paruh baya dari dalam mobil yang cukup mewah.

"Pulanglah dan menikahlah dengan Tuan Revan." Ucap Wira dengan tegas

"Siapa anda berani memaksa saya ?" balas Adya menantang.

"Jangan tidak tahu diri Adya Viracantika ! Selama ini aku sudah bersusah payah membesarkanmu.Ini adalah permintaaku untukmu yang tidak bisa kau bantah!" hardik Wira.

lagi dan lagi.Adya mendengar kalimat itu dari ayah nya sendiri.Bukankah kewajiban ayah adalah merawat anak anak nya.Lalu mengapa ayahnya seakan memintanya untuk berbalas budi.Memang malang sekali nasib nya dengan sang adik.

"Baiklah.Aku akan melakukannya dengan satu syarat." Adya mencoba bernegosiasi.

"katakan !"

"Setelah aku menikah dengan pria itu, maka kita sudah tidak ada hubungan apapun lagi.Berbahagialah dengan keluargamu sendiri." ucap Adya tegas tanpa ragu.

Wira tanpa berpikir langsung mengiyakan persyaratan yang diajukan anaknya.Toh dia juga lega bisa lepas tanggung jawab dari anak nya yang pemberontak itu.Menurut Wira,anak yang baik adalah seperti Risa.Selalu menurut dan bertutur kata dengan lembut.Tanpa ia sadari, anak tirinya penuh dengan kepalsuan.

Sampai dibasecamp Black Rose,Adya memasuki sebuah kamar yang akan ia tempati bersama Devon malam ini.Ia menyerahkan kantong kresek berisi makanan yang sebelumnya ia beli untuk Devon.

"Kok cuma satu.Lo nggak makan kak?" Tanya Devon setelah membuka bungkus makanan itu.

"gue udah kenyang." Balas Adya yang memang sedang tidak bernafsu.

netra Adya yang melihat tangan sang adik sudah ada didepan mulutnya dengan sesuap nasi, membuat nya luluh.Mau tak mau ia membuka mulutnya karna sangat jarang adiknya menunjukkan perhatian secara terang terangan.Selama ini mereka berdua hanya beradu mulut jika bersama, namun terlihat saling menyayangi.

Suap demi suap mereka lakukan hingga habis tak tersisa.Devon beranjak untuk membuang bungkus makan dan mencuci tangan nya.Sedangkan Adya memilih mendudukkan bokongnya dilantai dengan bersandar pada ranjang.Setelah ini ia berniat untuk memberitahukan segalanya agar tidak ada salah paham di waktu yang akan datang.

"Duduk sini." Adya menepuk lantai sebelahnya.

""kenapa ?"

"Gue mau cerita." Adya menghela napasnya pelan.

"Ayah kelilit hutang.Beberapa waktu ini ayah minta gue buat nikah sama laki laki yang udah pinjamin dia uang sebagai penebusnya"

Adya menjeda ucapannya guna melihat respon sang adik.Benar saja, ia sudah menduga jika adik nya akan terkejut.

"Dan sekarang gue udah putusin bakal turutin mau ayah dengan syarat setelah nikah, kita nggak ada hubungan apa apa lagi " Lanjut Adya dengan suara yang semakin melirih.

Tidak bisa berkata kata,Devon hanya diam dan memilih memeluk sang kakak dengan erat.Ia marah.Marah kepada orang yang sudha ia sebut ayah, tapi tidak pernah mampu untuk memanusiakan anak anak nya.Dalam hatinya ia tidak terima jika kakak nya yang cantik itu digunakan sebagai penebus hutang.

"please..jangan lakuin itu kak.Gue rela putus sekolah buat kerja asal lo nggak dijadiin alat buat bayar hutang."Ucap Devon dengan sangat lirih, bahkan hanya Adya yang bisa mendengarnya.

Mendengar penuturan sang adik,hati Adya sangat tersentuh.Ia bersyukur masih ada Devon yang menjadi tempatnya berkeluh kesah.Namun untuk hal ini, ia sudah membulatkan tekat.Ia akan setuju untuk menikah dengan pria yang meminjami uang kepada ayah nya.

"apaan sih malah jadi melow gini.Harusnya kita seneng dong, toh yang nikahin gue nanti laki laki yang kaya, Haha". Candaan Adya yang tidak ingin suasana bertambah sedih.

Devon mendengus kesal.Kakak nya itu sangat menyebalkan.Bahkan disaat seperti ini, dia masih bisa memikirkan pria kaya.Lalu dengab usilnya Devon ingin menakut nakuti Adya

"tapi kalau dia pendek,gendut,item trus udah tua gimana ? nggak jijik lo nikah sama dia"

Adya bergidik ngeri.Ia jadi membayangkan ucapan dari sang adik.Bagaimana jika pria itu seorang pedofil yang suka bermain wanita.Tidak tidakkkk dia tidak boleh memikirkan hal itu.Fokusnya ada menghilangkan status antara dia dan ayah nya, itu saja.

"yang penting dia kaya, Wlee" kilah nya menghibur diri dan mulai beranjak membaringkan tubuhnya pada kasur yang mahal itu.

Devon kembali mendengus kesal.Lagi lagi kakak nya hanya memikirkan uang.Uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang.

****

Kini Bima,Frans, dan Yogi mengadakan rapat dadakan dikamar Bima.Masing masing inti Black Rose memang memiliki kamar pribadi di basecamp ini.

"Sebenernya gue udah tau masalah Queen." Ungkap Frans yang tidak sengaja melihat Adya malam itu.Ia pun menceritakannya pada dua sahabatnya yang mulai penasara.Ekspresi mereka berubah ubah saat mendengar setiap inci cerita dari Frans.Ada rasa marah dihati mereka.Selama ini bukan mereka tidak tahu.

Hanya saja demi menghormati Queen,mereka tetap diam tidak ingin ikut campur terlalu dalam.Mereka yakin Queen nya itu sangat tangguh,hingga mampu menghadapi keluarga yang bahkan tidak berperilaku seperti manusia.

Kapan pun itu,jika Queen sudah berkata tidak mampu maka mereka akan bersiap untuk pasang badan membalas dendam kepada para ba*jin*an itu.Untuk sekarang, mereka hanya mampu menjadi tempat bersandar dikala Queen sedang tidak baik baik saja.

"Frans,jangan lengah memantau Queen." Ucap Bima dengan datar.

"Yogi tetap pantau Black Rose selama Queen dalam keadaan tidak baik" Lanjutnya

Frans dan Yogi yang mendapat perintah dari tangan kanan Black Rose itu saling melirik satu sama lain dan menyanggupinya secara bersamaan.

***

Sedangkan dibagian dunia yang lain.Seorang pria dengan wajah yang dingin sedang menyandarkan kepalanya pada kursi kerja.Tangan kananya memijit pelan kening nya yang merasa sangat pening.Setiap hari ia terus berkutat dengan dokumen dokumen itu hingga lupa waktu.

Tidak habis dengan kertas putih itu, ia masih dipusingkan dengan tingkah kedua putranya yang sangat sulit untuk diatur.

Sedangkan sore tadi ia kembali mendapat telepon dari sang Mama yang memberitahunya bahwa putri dari temannya mau menerima tawaran menjadi seorang istri.

kring..kring

"halo tuan,maaf menganggu waktunya"

"katakan!" ucap pria itu tanpa basa basi.

"tuan kecil kembali mengamuk dan menolak untuk makan malam" lapornya dengan takut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!