04.Rion,Daffa,Raffa

"Cari tahu apa motifnya berani melakukan hal ini pada keluarga Mahanta!" setelahnya langsung memutuskan sambungan telepon sebelum mendapat balasan.

Nyonya Ayu Mahanta.Wanita paruh baya yang berusia 58 tahun dengan wibawa sangat tinggi.Aura nya tidak berkurang sedikitpun sejak ia muda hingga kini sudah memiliki cucu.

Ia menatap sendu pada pigura yang menempel didinding kamarnya.Suaminya pergi meninggalkannya sejak putra nya,Revan hendak menikah dulu.

Waktu itu,ia dan Tuan besar Mahanta tidak memberi restu kepada Revan ketika meminta ijin untuk menikahi seorang model terkenal.Namun kala itu putranya bersikeras untuk tetap menikah.

Kini setelah meninggalnya sang menantu yang bernama Sarah,ia berusaha membujuk putranya untuk menikah lagi,namun selalu ada penolakan yang dilontarkan oleh Revan.

Hingga puncaknya pada bulan kemarin, ia berkata kepada putranya bahwa ia tidak sanggup lagi untuk mengurusi ketiga cucunya yang lumayan nakal.Alasan itu ia gunakan agar sang putra mau menikah dengan wanita yang ia pilihkan.

Lalu pilihan nya jatuh pada putri Maheswara yang sebelumnya dijadikan jaminan berhutang padanya.Karena wajah yang dewasa serta pembawaan yang anggun, membuatnya yakin jika wanita itu mampu mengatasi sifat putra dan cucu cucu nya.

......................

Ceklek...

"Ini kamarku.Jika butuh sesuatu panggil saja Bibi Sina." Suara tegas memberi intruksi.

"Terimakasih Tuan" Balas Adya sambil menunduk.

"Angkat wajahmu !"

deg

selalu saja,Adya akan berdegup kencang jika menatap wajah tampan serta datar pria yang kini sudah menjadi suaminya.

"Aku tidak tahu, disini kamu adalah korban dari Maheswara atau sebaliknya.Terlepas dari apapun itu,kau sudah menjadi istriku.Jadi bersikaplah dengan baik "

Peringatan diberikan Revan kepada istrinya dengan tatapan yang tajam seakan ingin menusuk dengan dalam.

Adya masih terpaku tanpa jawaban apapun.Setelah kepergian Revan,Adya menghembuskan napas lega.

Berhadapan dengan pria dingin itu seakan membuat nya ingin mati karna tidak bisa menghirup udara dengan bebas.

Perlahan Adya mulai masuk kedalam kamar seorang Revan Putra Mahanta.Dinding dengan warna putih yang terlihat bersih, dilengkapi sebuah ranjang king size, satu set sofa,juga meja rias yang nampak kosong.

Lalu disudut ruangan terdapat sebuah pintu yang ia yakini adalah kamar mandi.Ia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu karna sudah merasa gerah dengan kebaya yang melilit tubuhnya.

Setelah bersusah payah untuk melepas segala aksesoris yang terpasang, kini Adya sudah selesai dengan ritual mandinya.Ia mengenakkan dress selutut berwarna navy yang sebelumnya diberikan oleh seorang pelayan.

Terlihat sangat manis,namun baginya itu kurang nyaman.Ia yang biasanya memakai celana tiba tiba harus menggunakan dress seperti ini.

......................

Malam mulai tiba, waktunya untuk makan bersama.Kali ini, semua penghuni diwajibkan untuk berkumpul.Jika biasanya ada dua anak manusia yang tidak pernah ikut duduk disini, maka kali ini sedikit berbeda.

Adya turun perlahan bersama seorang pelayan yang tidak lain adalah Bibi Sina.

"Saya tinggal dulu nona" pamit Bibi Sina.

Adya mengangguk sebagai jawaban dan mulai melangkahkan kakinya menuju meja makan meski sedikit ragu.

"Selamat malam Nyo- emmm Maa" sapa Adya yang gugup sambil membungkukkan sedikit tubuhnya.

lalu beralih kepada pria jakung yang sudah duduk pada kursi utama. "Selamat malam, Tuan"

Hanya ada anggukan kecil dari Revan sebagai jawaban.Lalu Adya mendudukkan dirinya disamping Nyonya Ayu.Sedangkan didepannya terdapat tiga anak manusia yang duduk dengan diam dan memasang wajah acuh nya.

glek..

Adya menelan ludahnya kasar.Kenapa semua pria dirumah ini berwajah datar, seperti tidak ada gairah untuk hidup batin nya.

"Si*lan Maheswara itu" umpat Adya dalam hati.

"Anak anak perkenalkan, wanita ini adalah istri dari papa kalian yang artinya juga ibu untuk kalian.Mulai saat ini bersikaplah yang baik padanya." Nyonya Ayu memperkenalkan Adya kepada tiga putra Revan.

Adya yang mendengar hal itu sedikit memundurkan kursinya dan berdiri.Lalu membungkukkan badannya tanda ia menyapa dengan hormat.

Beberapa nampak terlihat terkejut dengan perbuatan gadis itu.Jika pada Nyonya Ayu atau Tuan Revan, itu sudah sepantasnya.Namun ini membungkukkan badan pada tiga anak anak,memang sedikit langka.

"Duduk lah, Adya.Tidak perlu se formal itu"

"Perkenalkan dirimu Boy" Titahnya kepada putra yang paling besar.

"Askarion Putra Mahanta" Singkat padat jelas.

Adya mendengar helaan napas dari kedua pemilik mansion tersebut.

"Daffa Putra Mahanta" selanjutnya seorang laki laki berusia sekitar 15 tahunan menyebut namanya dengan sedikit menganggukkan kepalanya.

Adya juga mengangguk sebagai balasan kepada dua laki laki putra dari Tuan Revan.

tiba tiba putra bungsu turun dari kursinya menghampiri Adya.Ia memegang tangan Adya dengan lembut.Membuat Adya sedikit mematung.

"Hallo kakak.Namaku Raffa" Suara anak kecil dengan wajah sumringah menyapa indra pendengarannya.

Semua orang dibuat tercengang.Bagaimana tidak, anak kecil itu malah memanggil dengan kakak dari pada mama.Meskipun mereka tahu jika gadis ini masih berusia 20 tahunan.

Perlahan Adya membawa tangannya untuk mengusap pipi lembut dan kenyal itu

"Hallo adik kecil yang manis" Sapanya dengan senyuman yang sangat manis juga.

"Raffa,panggil Mama sayang.Tidak boleh memanggil dengan kakak" Peringat Nyonya Ayu kepada cucunya.

ting ting ting

Bunyi ketukan sendok pada gelas menyadarkan mereka jika waktunya makan sudah tiba.Masing masing mengambil makanan dengan sendiri.Hanya ada satu pria yang tidak bergerak untuk mengambil makanannya.

Nyonya Ayu mulai menyikut lengan Adya.Mengerti dengan kode itu dengan segera ia melayani Tuan Revan untuk makan.

Diseberang meja ada dua anak yang diam diam memperhatikan interaksi sepasang orang tua itu.Terpancar kesenduan dimata mereka, namun memilih untuk diam.

Selesai makan,Nyonya Ayu membawa Raffa keruang tengah.Sedangkan yang lain nya kembali ke kamar.

Kini didalam kamar ada sepasang manusia yang duduk berhadapan dengan canggung.Adya tidak berani membuka suara.Revan yang mulai jengah akhirnya membuka suaranya.

"Berapa umurmu ?"

"20 tahun Tuan" balas Adya yang masih menundukkan kepalanya.

"Berhenti memanggilku Tuan.Aku suamimu bukan tuan mu" Hardiknya dengan membuang muka.

deg

jantung Adya tidak baik baik saja ketika mendengar pria dihadapannya mengakui dirinya sebagai seorang suami.

"La-lalu saya harus memanggil apa ?"

"Terserah"

Adya menghembuskan napasnya mulai berpikir.Jika biasanya pasangan akan memanggil dengan sebutan sayang,honey,sweety lalu ia harus memanggil apa.Bukankan itu terlihat tidak cocok untuk mereka berdua.Setelahnya ia mendapatkan sebuah ide.

"Bagaimana jika Papa?" Ucapnya yang merasa memiliki ide bagus.

"Kau bukan anakku"

"Tapi terlihat seperti orang tua dan anak kan?" Ceplos Adya yang setelah nya membulatkan matanya saat sadar dengan ucapannya sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!