05.Perjanjian Suami Istri

Mendengar itu Revan mengetatkan rahangnya.Ia tidak terima dikatakan tua oleh gadis didepannya itu.Memang dasarnya Revan saja yang tidak mengakui, padahal usianya sudah 37 tahun.

"Jadi maksudmu aku sudah tua begitu?" Tatapannya serasa menembus kedalam otak.

Adya menggelengkan kepalanya dengan cepat "Bukan, bukan seperti itu maksudku"

"Jika aku memanggil Papa, itu akan menjadi contoh yang baik untuk anak anak" Lanjutnya memberi penjelasan.

Revan terlihat diam.Apakah memang bagusnya seperti itu, jika dipikir pikir terlihat bagus juga.Tapi dihatinya merasa seperti ia memiliki satu anak lagi.

"Terserahmu saja." Revan akhirnya mengalah.

"Sekarang bolehkah aku bertanya pada Papa?"

"hemm, apa?" Ucap Revan memberi kesempatan.

"Apa benar jika ayahku memiliki hutang dan menjadikan Risa sebagai jaminan?" Tanya Adya yang ingin meminta kejelasan.

Revan mengangguk membenarkan ucapan Adya.

"Tapi dia malah menukarnya denganmu" Lanjutnya.

Adya merenung sebentar.Ternyata dihati sang ayah tetap hanya Risa.Tidak ada anak yang lain lagi.Lagi pula mana ada ayah yang tega menjual anaknya sendiri.Miris sekali hidupnya.

"Ibu anak anakku sudah meninggal" Putus Revan ingin menceritakan pada Adya.

Adya terkejut.Ia mengira jika mantan duda didepannya ini telah bercerai, namun nyatanya ia ditinggal berpulang oleh istrinya.

"Hanya Raffa yang belum pernah merasakan kasih sayang seorang ibu,namun pembawaan nya selalu ceria karna diasuh oleh Mama." Tatapannya menerawang jauh ke masa lalu.

"Rion dan Daffa, dulu mereka juga sangat ceria.Namun setelah beranjak remaja, mereka menjadi pendiam dan sering berbuat ulah saat diluar."

Revan menoleh kearah Adya.Menatapnya dengan lekat lalu berkata

"Jika kau bisa menjadi ibu yang baik untuk mereka,aku akan membantumu mencari tahu kejadian yang dialami oleh orang tuamu dimasa lalu."

deg

Mata Adya membulat.Ia sangat terkejut karna pria didepannya sangat misterius hingga mengetahui pikirannya selama ini yang merasa janggal dengan kepergian yang ibu.

Apakah ini memang jalan untuk membuka semuanya.Jika benar maka ia akan melakukan apapun.Selama ini ia berusaha mencari tahu, namun tanpa ada nya dana yang memadai ia tidak akan sanggup.

"Benarkah Papa akan membantuku?" Tanya Adya dengan penuh harap.

"Dekati dulu anak anakku"

"Baik.Apapun akan kulakukan,bahkan aku akan mengabdikan diriku pada keluarga ini"

Ucap Adya dengan mantap.

Melihat tiga anak tampan yang ditinggal pergi ibunya, membuat ia mengingat kepahitan hidupnya bersama sang adik.Untuk itu, ia membulatkan tekat akan menjadi ibu tiri yang baik untuk mereka.Ia akan membuat rekor baru bahwa ibu tiri yang tulus itu masih ada.

"Kupegang ucapanmu" Ucap Revan tak kalah serius.

Revan beranjak dari duduk nya mengahmpiri nakas disamping tempat tidur dan mengambil selembar kertas putih lalu menyodorkan nya pada Adya.

"Ini jadwal anak anak.Mulai sekarang yang bertanggung jawab atas mereka adalah dirimu,biarkan Mama berisitirahat dimasa tuanya."

entah kenapa Revan langsung mempercayakan ketiga putranya pada gadis yang baru ia nikahi pagi tadi.Siang tadi saat ia meminta asistennya untuk mencari tahu tentang Maheswara, ia malah dikejutkan dengan laporan keseharian Adya dan adiknya yang mendapat perlakuan tidak baik.

Adya membaca sekilas deretan huruf tersebut.Disana terdapat jadwal anak anak mulai pagi bangun tidur hingga malam ingin tidur lagi.

Saat ini hampir pukul 9 malam.Saat nya sibungsu Raffa untuk tidur.Ia pun pamit pergu kebawah untuk mencari keberadaan sang anak.Ia akan memulai tugasnya saat ini juga.

Seorang pelayan memberi tahu jika Raffa berada diruang tengah bersama Nyonya Ayu.

"Ada apa Adya?" tanya Nyonya Ayu yang melihat Adya datang menghampirinya.

"Sudah pukul 9,Ma.Bukankah ini waktunya Raffa tidur."

Nyonya Ayu heran mengapa Adya bisa tahu.Atau mungkinkah putranya mau menerima Adya menjadi istrinya.Kini ia sendiri juga ingin melihat sejauh mana sifat asli menantunya.

Jika Adya lulus dengan tes yang diberikan, maka ia juga akan menerima Adya sebagai putrinya sendiri dengan sepenuh hati.

Karna sebagian hati kecilnya sudah dapat merasakan jika gadis ini sangat tulus.Namun tetap saja ia ingin mengetes terlebih dulu, ia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama untuk saat ini.

Tersadar dari lamunannya,Nyonya Ayu memberikan Raffa pada Adya dan meninggalkan mereka berdua di rung tengah itu.

Adya menarik napas dalam lalu menghembuskan dengan perlahan.Ia harus berhati hati.Tidak boleh kasar dan arogan seperti saat diluar,karna ia tidak ingin nasib anak anak tampan ini menjadi seperti dirinya.

"Raffa kita ke kamar ya" Bujuk Adya dengan hati hati.

"Ayooo.Raffa juga sudah ingin tidur" Sahut Raffa tanpa penolakan.

Adya kagum.Diluar sana anak seusia Raffa akan ada drama menjelang tidur atau makan,tetapi bocah satu ini begitu patuh.Terlihat sangat manis.

Raffa meraih tangan Adya dan membawanya menuju ke lantai dua dimana kamarnya berada, tepat disebelah kamar Rion.

Ruangan dengan nuansa warna biru dan beberapa gambar pesawat itu menghiasi kamar Raffa.Sejak kecil Raffa memang menyukai mainan pesawat, hingga sang Papa berinisiatif untuk mendesain ulang kamarnya.

Setelah melakukan kegiatan sebelum tidur yaitu mencuci tangan dan gosok gigi, kini dua orang berbeda usia itu nampak merebahkan diri diatas kasur yang tidak terlalu besar.

"Raffa, bolehkah kita mengobrol sebentar?" Tanya Adya kepada Raffa.

"Tentu saja boleh"

"Okey pertama,maukah Raffa menerimaku menjadi ibu kedua?"

"Kenapa kedua?" Tanya Raffa dengan dahi berlipat.

"Karna ibu pertama Raffa adalah wanita hebat yang sudah mengandung dan melahirkan Raffa.Beliau tidak akan bisa tergantikan oleh siapapun.Jadi sekarang ibu kedua mu yang akan melanjutkan ibu kandung Raffa." Jelas Adya sambil mengusap pelan kepala bocah kecil itu.

Meskipun tidak terlalu paham, tapi Raffa sudah dapat menyimpulkan sesuatu bahwa Adya ini adalah ibu nya mulai saat ini.

Melihat respon Raffa, Adya mengerti jika anak sekecil itu belum memahami masalah orang dewasa.Dia akan menjelaskan perlahan di waktu lain.

"Jadi Raffa,Bang Daffa,dan Bang Rion juga memanggil Mama Adya seperti Mama Sarah, Ya ?"

Mendengar hal itu Adya tersennyum.Dan kembali menjelaskan.

"Bagaimana jika memanggil Mami Adya saja ? Biarkan Mama Sarah tetap menjadi nomor satu dihati Raffa" Sambil menunjuk kearah dada Raffa.

"Baik.Sekarang Raffa punya Mami baru" Antusias Raffa sambil bertepuk tangan.

Adya yang belum tahu apa yang terjadi dikehidupan sebelumnya, tidak ingin membuat Raffa melupakan ibu kandung nya.Suatu saat ia akan mencari tahu seorang Sarah, istri pertama dari suaminya hingga ia bisa mengenalkan sedikit demi sedikit kepada Raffa.Karna ia yakin, selama ini Raffa hanya tahu nama ibu nya saja, bukan sosok nya yang seperti apa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!