System Lady Rich

System Lady Rich

Bab 1 : PS5

Tik... Tok... Tik... Tok... Tik... Tok…

Dentingan suara jarum jam saling berlomba bersahutan. Suara gemuruh petir dan kilat saling menyambar seolah berlomba menunjukkan siapa yang lebih handal dalam menyertai hujan.

Laura duduk di kursi makan dengan memandang beberapa hidangan makanan yang telah disiapkannya untuk makan malam bersama dengan suaminya. Kini semua makanan itu menjadi dingin setelah beberapa jam berlalu.

“Kenapa Mas Arsen belum pulang juga? Harusnya jam segini dia sudah berada di rumah,” ucap Laura sambil menatap jam yang tergantung di dinding.

Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka dengan kerasnya dan masuklah Arsenio ke dalam rumah dengan membawa box yang bertuliskan ‘PS5’.

Laura segera berjalan mendekati suaminya sambil berkata,

“Baru pulang Mas?” 

Arsenio meletakkan payungnya yang masih basah di sudut ruangan dan melepaskan sepatunya sambil berdiri sehingga sepatunya berserakan ke lain arah. Kemudian dia berjalan masuk dan menjawab pertanyaan istrinya dengan bergumam,

"Mmm…."

Dengan helaan nafas beratnya, Laura segera merapikan sepatu suaminya yang berserakan.

Sampai kapan dia akan seperti ini? Mirip sekali dengan bocah yang baru pulang sekolah, Laura berkata dalam hatinya seraya menghela nafasnya kembali.

Dia berjalan masuk untuk memeriksa makanannya yang sekiranya butuh dihangatkan kembali.

Namun, dia kembali menghela nafasnya ketika melihat suaminya kini sedang sibuk dengan sesuatu.

Arsenio duduk di depan televisi dengan beralaskan karpet dan sibuk merangkai benda yang dikeluarkannya dari box yang dibawanya tadi.

Kedua tangan Laura mengepal dengan erat dan dia mengeratkan gigi atas dan bawah untuk menahan emosinya yang akan meluap ketika melihat apa yang dilakukan suaminya.

Arsenio masih memakai baju kerjanya yang setengah basah dengan lengan ditekuk dan dasi yang dilepas ke sembarang arah, kini sedang sibuk mengeluarkan barang dari box yang bertuliskan 'PS5' tadi.

Nafas Laura memburu dan dadanya naik turun melihat apa yang dilakukan oleh suaminya itu. Sekuat tenaga dia menahan amarahnya yang dirasanya akan meletup-letup saat itu juga.

Merasa ada yang memperhatikannya, Arsenio melihat ke arah istrinya sambil berkata,

"Kenapa kamu berdiri di situ? Ke sini lah. Lihatlah ini. Aku mendapatkan ini dengan harga yang lebih murah dari harga aslinya. Pemiliknya baru membeli ini seminggu yang lalu. Dan dia sedang membutuhkan uang untuk biaya kuliahnya, jadi dia menjualnya padaku. Masih sangat bagus kan? Sayang sekali jika aku tidak membelinya."

Mendengar perkataan dari suaminya yang merasa sangat tidak bersalah itu, dengan langkah ringannya Laura mendekati suaminya dan berkata,

"Murah katamu Mas? Apa Mas tidak sadar jika uang untuk membeli barang yang tidak berguna ini bisa membantu biaya operasi Ibu yang sekarang sedang dirawat di rumah sakit? Kemarin Mas bilang jika tidak ada uang untuk membantu biaya operasi Ibu, tapi apa? Ini bahkan bisa untuk membiayai operasi Ibu saat ini juga."

Seketika mata Arsenio terbelalak. Dia lupa jika ibu mertuanya sedang membutuhkan uang untuk biaya operasi penyakitnya.

"Maaf, aku lupa. Aku memang sedang tidak memiliki uang saat ini. Kamu tau sendiri, kemarin aku melunasi sisa cicilan rumah yang kita tempati ini. Dan ini aku pinjam dari uang tabungan untuk anak kita kelak," tukas Arsenio lirih dan tersenyum kaku pada istrinya.

Sontak saja Laura meraih bantal sofa yang ada di dekatnya dan memukulkannya pada suaminya itu.

Berkali-kali Laura memukulkan bantal sofa itu pada tubuh suaminya dengan sangat kuat untuk melampiaskan semua kekecewaannya dan kemarahannya pada suaminya seraya berkata,

"Kurang ajar kamu Mas! Bisa-bisanya kamu sentuh tabungan untuk anak kita! Kita sudah berjanji untuk tidak menyentuh uang itu sampai kapan pun!"

Tangan Arsenio berusaha menangkis setiap pukulan yang diberikan oleh istrinya. Dia berusaha melindungi dirinya dari amukan istrinya.

"Aku hanya meminjamnya saja. Aku akan menggantinya. Aku pasti menggantinya. Percaya padaku," ucap Arsenio di sela pukulan istrinya yang berusaha mengenai tubuhnya.

Setelah beberapa saat Laura memukuli suaminya dengan bantal sofa, dia menghentikan pukulannya.

Nafas Laura terengah-engah dan dadanya bergerak naik turun seirama dengan nafasnya yang memburu.

Laura melempar bantal sofa tersebut hingga mengenai suaminya dan berkata,

"Kembalikan barang itu sekarang juga dan minta kembali uangnya!"

Laura membalikkan badannya dan berjalan dengan amarahnya yang menggebu menuju kamarnya.

Blam!

Pintu kamar tersebut ditutup dengan kerasnya oleh Laura. Sepertinya semua amarahnya dilampiaskan olehnya pada pintu kamar tersebut.

Sontak saja Arsenio berjingkat kaget mendengar suara pintu yang ditutup sangat keras itu.

Dia mengusap lembut dadanya seraya menghela nafasnya berkali-kali untuk menetralkan detak jantungnya yang berdetak sangat kencang karena kaget mendengar suara pintu tersebut.

Pandangan mata Arsenio beralih pada konsol game yang baru saja dibelinya. Dia kembali menghela nafasnya dan berkata,

"Bagaimana ini? Aku sangat menginginkannya. Sayang sekali jika aku harus menjualnya."

Dia memikirkan apa yang akan dilakukannya untuk mengamankan konsol game idamannya yang paling terbaru itu dan untuk meredakan amarah istrinya.

Merasa sangat tidak nyaman dengan bajunya yang setengah basah, dia beranjak dari duduknya dan menatap tidak tega pada konsol game-nya seraya berkata,

"Lebih baik aku mandi dulu, setelah itu aku akan memikirkan bagaimana baiknya."

Dibukanya perlahan handle pintu kamarnya. Sayangnya, pintu tersebut terkunci dari dalam.

Dia kembali menghela nafasnya seraya berkata,

"Mampus! Alamat tidur di luar aku malam ini."

Dengan langkah beratnya dia meninggalkan depan kamarnya dan berjalan menuju tempat laundry untuk mengambil pakaian yang belum disetrika oleh istrinya.

Terpaksa untuk kali ini dia mandi di kamar mandi yang ada di luar kamar mereka. Pikirannya tidak tenang, dia masih mencari cara untuk menyelamatkan konsol game-nya itu dan juga meredakan amarah istrinya.

Setelah keluar dari dalam kamar mandi, dia merasa sangat lapar. Dibukanya tudung saji yang menutup di atas meja makan.

"Semuanya masih utuh. Sepertinya dia masih belum makan. Pasti dia menungguku untuk makan bersama," ucap Arsenio yang menatap lapar pada semua hidangan makanan yang tersedia di meja makan tersebut.

Kruuuk… kruuuk…

Terdengar suara perut Arsenio yang menginginkan untuk segera diisi.

Tangannya memegang perutnya yang merasa sudah sangat lapar. Dia mengalihkan perhatiannya dari semua makanan tersebut dan memandang pintu kamarnya. Kemudian dia berkata,

"Lebih baik aku ajak dia makan sekarang. Pasti dia juga sangat kelaparan."

Dengan ragu-ragu dia mengetuk pintu kamarnya seraya berkata,

"Sayang… kita makan sekarang. Kamu pasti sangat lapar. Aku juga sangat lapar sekarang. Keluarlah dulu, kita makan bersama sekarang."

Di dalam kamar, Laura mendengar perkataan suaminya di sela ketukan pintunya. Dia memegang perutnya yang sudah sangat lapar sejak tadi. Kemudian dia berkata,

"Baiklah Laura, kita makan terlebih dahulu. Marah juga perlu tenaga. Lebih baik mengisi perut dahulu dan selesaikan masalah itu setelahnya."

Laura beranjak dari tidurnya dan berjalan menuju pintu kamarnya.

Ceklek!

Terlihat senyum Arsenio yang dibuat semanis mungkin untuk menaklukan hati istrinya.

Laura menatap sinis pada suaminya itu dan berkata,

"Apa? Aku hanya mau memakan masakan yang sudah aku masak dengan susah payah."

Seketika senyum Arsenio memudar dan dia berjalan di belakang istrinya menuju ruang makan.

Terpopuler

Comments

Eni pua

Eni pua

Semangat kak
bikin greget 🤭 sama suaminya

2023-04-10

3

✨¥ulia∆rz

✨¥ulia∆rz

suaminya Laura emang bikin gemes pengen nonjok 😂🙏
Laura nikah ama bocah kek nya...

2023-04-10

3

✨¥ulia∆rz

✨¥ulia∆rz

walaupun gak sopan tapi ku acungi jempol lah neng😂😂😂
biar mikir laki kek gitu

2023-04-10

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : PS5
2 Bab 2 : Terikat oleh sistem
3 Bab 3 : Misi pertama
4 Bab 4 : Misi kedua
5 Bab 5 : Perjuangan mengantar makan siang
6 Bab 6 : Bonus
7 Bab 7 : Misi ketiga
8 Bab 8 : Pesta
9 Bab 9 : Jebakan
10 Bab 10 : Misi keempat
11 Bab 11 : Demensia
12 Bab 12 : Totalitas seorang Laura
13 Bab 13 : Misi kelima
14 Bab 14 : Misi tambahan
15 Bab 15 : Penyelamatan
16 Bab 16 : Curiga
17 Bab 17 : Waspada
18 Bab 18 : Upaya
19 Bab 19 : Misi keenam
20 Bab 20 : Penyamaran
21 Bab 21 Permainan
22 Bab 22 : Bermain peran
23 Bab 23 : Keberanian
24 Bab 24 : Misi ketujuh
25 Bab 25 : Menjadi pengganti
26 Bab 26 : Ulet bulu
27 Bab 27 : Membalas dengan cara elegan
28 Bab 28 : Pembelaan
29 Bab 29 : Menelan kekecewaan
30 Bab 30 : Hukuman
31 Bab 31 : Perintah istri
32 Bab 32 : Misi kedelapan
33 Bab 33 : Mengabulkan keinginan suami
34 Bab 34 : Ulang tahun
35 Bab 35 : Hati yang terluka
36 Bab 36 : Tempat yang indah
37 Bab 37 : Kejutan
38 Bab 38 : Mobil bergoyang
39 Bab 39 : Usaha keras
40 Bab 40 : Fans
41 Bab 41 : Syarat
42 Bab 42 : Asisten pribadi
43 Bab 43 : Rencana Ryan
44 Bab 44 : Sepuluh persen
45 Bab 45 : Pertemuan
46 Bab 46 : Curiga
47 Bab 47 : Hotel
48 Bab 48 : Hadiah mewah
49 Bab 49 : Malam perjanjian
50 Bab 50 : Pengawasan jarak jauh
51 Bab 51 : Mengintai
52 Bab 52 : Penasaran
53 Bab 53 : Melacak
54 Bab 54 : Merasa kehilangan
55 Bab 55 : Kepercayaan
56 Bab 56 : Titik lokasi yang membuat emosi
57 Bab 57 : Mengalah
58 Bab 58 : Sopir cantik
59 Bab 59 : Pertemuan di hotel yang sama
60 Bab 60 : Proses kerja sama
61 Bab 61 : Harapan kosong
62 Bab 62 : Harapan yang sia-sia
63 Bab 63 : Perangkap
64 Bab 64: Terciduk
65 Bab 65 : Dugaan
66 Bab 66 : Kesibukan Laura
67 Bab 67 : Marah dan curiga
68 Bab 68 : Karma
69 Bab 69 : Kenangan di pantai
70 Bab 70 : Daya tarik Laura
71 Bab 71 : Proyek penuh kenangan
72 Bab 72 : Menginap?
73 Bab 73 : Satu ruang
74 Bab 74 : Rencana licik Kessy
75 Bab 75 : Bersenang-senang
76 Bab 76 : Syarat yang menyenangkan
77 Bab 77 : Kenyataan yang menyakitkan
78 Bab 78 : Pelindung Laura
79 Bab 79 : Kehilangan
80 Bab 80 : Keputusan Laura
81 Bab 81 : Karma
82 Bab 82 : Rencana balas dendam
83 Bab 83 : Terbebas dari ikatan sistem
84 Bab 84 : Balas dendam dengan cara elegan
85 Bab 85 : Malam yang menyedihkan
86 Bab 86 : Menyadari kebodohan diri sendiri
87 Bab 87 : Permintaan Laura
88 Bab 88 : Melepas bidadari cantik
89 Bab 89 : Kabar baik
90 Bab 90 : Pernikahan
91 Bab 91 : Menguak kepalsuan
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bab 1 : PS5
2
Bab 2 : Terikat oleh sistem
3
Bab 3 : Misi pertama
4
Bab 4 : Misi kedua
5
Bab 5 : Perjuangan mengantar makan siang
6
Bab 6 : Bonus
7
Bab 7 : Misi ketiga
8
Bab 8 : Pesta
9
Bab 9 : Jebakan
10
Bab 10 : Misi keempat
11
Bab 11 : Demensia
12
Bab 12 : Totalitas seorang Laura
13
Bab 13 : Misi kelima
14
Bab 14 : Misi tambahan
15
Bab 15 : Penyelamatan
16
Bab 16 : Curiga
17
Bab 17 : Waspada
18
Bab 18 : Upaya
19
Bab 19 : Misi keenam
20
Bab 20 : Penyamaran
21
Bab 21 Permainan
22
Bab 22 : Bermain peran
23
Bab 23 : Keberanian
24
Bab 24 : Misi ketujuh
25
Bab 25 : Menjadi pengganti
26
Bab 26 : Ulet bulu
27
Bab 27 : Membalas dengan cara elegan
28
Bab 28 : Pembelaan
29
Bab 29 : Menelan kekecewaan
30
Bab 30 : Hukuman
31
Bab 31 : Perintah istri
32
Bab 32 : Misi kedelapan
33
Bab 33 : Mengabulkan keinginan suami
34
Bab 34 : Ulang tahun
35
Bab 35 : Hati yang terluka
36
Bab 36 : Tempat yang indah
37
Bab 37 : Kejutan
38
Bab 38 : Mobil bergoyang
39
Bab 39 : Usaha keras
40
Bab 40 : Fans
41
Bab 41 : Syarat
42
Bab 42 : Asisten pribadi
43
Bab 43 : Rencana Ryan
44
Bab 44 : Sepuluh persen
45
Bab 45 : Pertemuan
46
Bab 46 : Curiga
47
Bab 47 : Hotel
48
Bab 48 : Hadiah mewah
49
Bab 49 : Malam perjanjian
50
Bab 50 : Pengawasan jarak jauh
51
Bab 51 : Mengintai
52
Bab 52 : Penasaran
53
Bab 53 : Melacak
54
Bab 54 : Merasa kehilangan
55
Bab 55 : Kepercayaan
56
Bab 56 : Titik lokasi yang membuat emosi
57
Bab 57 : Mengalah
58
Bab 58 : Sopir cantik
59
Bab 59 : Pertemuan di hotel yang sama
60
Bab 60 : Proses kerja sama
61
Bab 61 : Harapan kosong
62
Bab 62 : Harapan yang sia-sia
63
Bab 63 : Perangkap
64
Bab 64: Terciduk
65
Bab 65 : Dugaan
66
Bab 66 : Kesibukan Laura
67
Bab 67 : Marah dan curiga
68
Bab 68 : Karma
69
Bab 69 : Kenangan di pantai
70
Bab 70 : Daya tarik Laura
71
Bab 71 : Proyek penuh kenangan
72
Bab 72 : Menginap?
73
Bab 73 : Satu ruang
74
Bab 74 : Rencana licik Kessy
75
Bab 75 : Bersenang-senang
76
Bab 76 : Syarat yang menyenangkan
77
Bab 77 : Kenyataan yang menyakitkan
78
Bab 78 : Pelindung Laura
79
Bab 79 : Kehilangan
80
Bab 80 : Keputusan Laura
81
Bab 81 : Karma
82
Bab 82 : Rencana balas dendam
83
Bab 83 : Terbebas dari ikatan sistem
84
Bab 84 : Balas dendam dengan cara elegan
85
Bab 85 : Malam yang menyedihkan
86
Bab 86 : Menyadari kebodohan diri sendiri
87
Bab 87 : Permintaan Laura
88
Bab 88 : Melepas bidadari cantik
89
Bab 89 : Kabar baik
90
Bab 90 : Pernikahan
91
Bab 91 : Menguak kepalsuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!