Bab 3 : Misi pertama

Kini tepat di hadapan Laura terdapat suatu panel yang mengambang. Di sana tertulis suatu misi untuknya. Bahkan di sana tertera nama lengkapnya.

Dalam panel tersebut tertulis jika Laura harus memperbaiki hubungannya dengan suaminya. Dia diharuskan menuruti dan melakukan apa saja untuk suaminya.

Dia juga mengetahui akan mendapatkan uang senilai dua juta setiap berhasil menyelesaikan misinya.

Namun, jika dia gagal menjalankan misinya, maka sistem akan memberinya hukuman.

Dan sistem tersebut akan terhapus jika reward yang didapatkannya sudah mencapai dua ratus juta. Selain itu dia akan mendapatkan bonus sebesar dua ratus miliar.

"Apa ini?" tanya Laura sambil berusaha menggerak-gerakkan tangannya untuk menyingkirkan panel tersebut dari hadapannya, sayangnya benda tersebut seperti bayangan yang tidak dapat dihilangkan.

"Sayang… kamu di mana? Aku membawa croflle kesukaanmu," seru Arsenio yang terdengar sangat bahagia.

Laura mengambil nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan. Dia berjalan keluar dari pintu gudang dengan melewati begitu saja panel mengambang yang menghadangnya.

Laura berjalan dari dalam rumahnya menuju ruang makan di mana Arsenio telah menunggunya.

Arsenio tersenyum manis pada istrinya sambil tangannya mengangkat box yang bertuliskan nama toko croflle kesukaannya.

"Ke sinilah. Ayo kita makan bersama," ucap Arsenio sambil melambaikan tangannya untuk memanggil istrinya agar mendekat padanya.

Laura masih berwajah dingin. Dia menatap suaminya tanpa berekspresi apa pun. Dia berjalan mendekati suaminya dan duduk di kursi yang berada tepat di depan suaminya.

Arsenio membuka box tersebut dan dia tersenyum ketika melihat beberapa croflle dengan toping aneka rasa. Kemudian dia berkata,

"Ayo makanlah." 

"Untuk apa beli semua ini?" tanya Laura dengan memperlihatkan wajah datarnya.

Dahi Arsenio mengernyit. Dia merasa aneh dengan apa yang ditanyakan oleh istrinya. 

"Tentu saja aku membelinya khusus untukmu," jawab Arsenio sambil tersenyum semanis mungkin.

Laura menghela nafasnya. Kemudian dia berkata dengan suara yang lantang dan menekankan setiap katanya,

"Untukku? Untuk apa? Untuk merayakan kematian Ibuku?" 

Kemarahan Laura tidak bisa ditahannya lagi. Sehingga dia menanyakannya secara langsung pada suaminya.

"Kematian Ibumu?" celetuk Arsenio dengan dahinya yang mengernyit.

Laura tersenyum sinis mendengar pertanyaan dari suaminya yang seolah tidak mengetahui pertanyaan tersebut.

"Jangan pura-pura bodoh Mas. Seharian ini aku menghubungimu untuk mengabarkan kematian Ibu. Bahkan aku mengirim pesan padamu," tegas Laura dengan menekankan setiap katanya seraya tangannya mengusap kasar air mata yang dengan lancangnya menetes di pipinya.

Seketika mata Arsenio terbelalak. Dia benar-benar terkejut mendengar berita tentang kematian ibu mertuanya.

"I-ibu meninggal?" tanya Arsenio gugup seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

Laura hanya menatap sinis dengan berlinangan air mata di pipinya. Sekuat tenaga dia menahan tangisnya, sayangnya air mata itu lolos begitu saja tanpa bisa ditahannya. Bahkan tangisnya itu tidak mengeluarkan suara.

Laura berdiri dari duduknya seraya berkata,

"Kamu suami yang terburuk di antara suami yang lain!" 

Kemudian dia pergi meninggalkan suaminya yang masih syok mendengar berita kematian ibu mertuanya.

Arsenio mengeluarkan ponsel miliknya dari saku celananya. Dia menghela nafasnya ketika mengetahui ponselnya dalam keadaan mati.

"Sepertinya HP ini mati sejak siang tadi. Pantas saja tidak ada telepon atau notifikasi apa pun sejak tadi. Aku terlalu sibuk bekerja sehingga tidak mengecek HP ku sejak tadi. Bodohnya aku… ini semua gara-gara kemarin malam aku tidak mencharge hp ku," gumam Arsenio dengan penuh rasa bersalah.

 

Setelah beberapa saat, Laura kembali dengan membawa sebuah box yang tidak asing bagi Arsenio.

"Sayang, itu…," Arsenio tidak bisa meneruskan ucapannya.

"Bukannya tadi pagi Mas bilang sudah membawa barang ini ketika bekerja dan sudah ada orang yang mau membelinya? Lalu apa ini? Bahkan kamu menyembunyikannya di gudang untuk mengelabuhiku," ucap Laura dengan suara yang bergetar dengan air matanya yang masih mengalir di pipinya.

"Itu… aku…," Arsenio tidak bisa berkelit lagi, dia tidak mempunyai alasan untuk membela dirinya.

Laura mengeluarkan konsol game tersebut dan mengangkatnya dengan kedua tangannya seraya berkata,

"Gara-gara barang sialan ini Ibuku tidak bisa operasi!"

Braaak!

Arsenio terkejut hingga mulutnya menganga melihat konsol game idamannya dibanting oleh istrinya.

Kini PS5 itu menjadi hancur berserakan di lantai. Konsol game yang baru dimainkan oleh Arsenio semalam, kini hanya tinggal kenangan.

Setelah beberapa detik kemudian, Arsenio tersadar. Sontak saja dia segera mendekati konsol game tersebut dan memunguti setiap kepingan dengan perasaan sedihnya yang mendalam.

Tanpa menunggu reaksi suaminya, Laura berjalan dengan cepatnya masuk ke dalam kamarnya.

Blam!

Laura kembali menutup pintu kamarnya dengan sangat keras.

Di dalam kamarnya dia menangis tersedu-sedu. Dia kembali teringat akan kematian ibunya. Bahkan kini dia kembali menyalahkan dirinya atas kematian ibunya.

Tangannya memukul-mukul dadanya untuk menghilangkan rasa sesak yang ada dalam dadanya. Rasa sesak itu perlahan hilang beriringan dengan tangisan dan banyaknya air mata yang dikeluarkannya.

Tiba-tiba di hadapannya kembali terlihat panel mengambang seperti yang ditemuinya di gudang beberapa saat yang lalu.

Perlahan Laura menghentikan tangisnya. Dengan isakan kecilnya dia berkata dalam hatinya,

Kenapa benda ini ada di sini? 

Laura mencoba menyentuh panel yang mengambang di hadapannya itu. Di sana dia bisa membaca ketentuan yang sama dengan yang dibacanya tadi.

Seketika Laura teringat akan hutang-hutang ibunya yang ditagih oleh beberapa orang padanya seusai pemakaman ibunya tadi.

Selama ini Ibu Laura banyak meminjam uang pada tetangga dan juga rentenir untuk biaya pengobatannya. Dan sayangnya semua hutang itu belum pernah dibayarnya.

"Apa ini nyata?" tanya laura di sela isakan tangisnya.

Dalam panel tersebut tiba-tiba muncul tulisan 'nyata' dengan huruf kapital yang berukuran besar, sehingga membuat Laura kaget seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Apakah aku akan mendapatkan uangnya jika aku melakukan misinya?" tanya Laura kembali untuk memastikan.

Dan kembali dia mendapatkan jawaban dari panel tersebut. Di sana tertulis penjelasan tentang apa saja yang didapatkan oleh Laura dan apa yang akan terjadi jika Laura gagal melakukan misi tersebut.

Selama beberapa menit dia berpikir. Akhirnya dia memutuskan untuk menerima misi tersebut.

Tangannya menyentuh tombol yang bertuliskan 'terima' pada panel tersebut. Dan kini, Laura sudah terikat oleh sistem tersebut dan dia harus menjalankan misinya.

Di sana pun tertulis misi yang harus dijalankan oleh Laura. Misi pertamanya adalah untuk mematuhi perintah suaminya dan tidak membantahnya apa pun yang terjadi.

Laura menghela nafasnya yang terasa berat. Membayangkannya saja dia sudah merasa tidak sanggup, tapi dia harus melakukannya demi membayar hutang-hutang ibunya.

Merasa sangat lelah, Laura memutuskan untuk memejamkan matanya dan mengistirahatkan badannya.

Malam itu pun dilalui mereka dengan tidur sendiri-sendiri. Laura tertidur di ranjangnya setelah kelelahan menangisi ibunya. Sedangkan Arsenio, dia tidur di sofa ruang tengah dengan kesedihan memeluk kepingan konsol game-nya yang hancur berantakan.

Keesokan harinya, Laura bersikap datar dan mengacuhkan suaminya. Tapi dia tetap melakukan tugasnya seperti biasanya karena teringat akan misi yang harus dijalankan olehnya.

Setelah usai sarapan mereka pun berangkat bersama seperti biasanya, dengan Laura yang masih bersikap dingin pada suaminya. 

Setelah berada di kantornya, Laura kembali berhadapan dengan panel mengambang yang selama ini ditemuinya. Di sana tertulis peringatan untuk Laura agar tidak memperlakukan suaminya dengan buruk. Karena misinya adalah untuk memperbaiki hubungannya dengan suaminya.

Laura memantapkan dalam hatinya jika dia harus bisa menjalankan misinya. Semua itu untuk membayar hutang-hutang ibunya dan sebagai bentuk baktinya pada ibunya.

...----------------...

Blam!

Suara pintu yang ditutup dengan sangat kerasnya oleh Arsenio membuat Laura yang sedang mencuci piring terkejut.

Laura berjalan keluar dari dapur sambil mengusapkan kedua tangannya pada apron yang dipakainya.

“Sudah pulang Mas?” tanya Laura ketika melihat suaminya berjalan masuk dengan sempoyongan ke dalam rumah sambil melepaskan dasinya.

“Aku lelah. Aku mau mandi. Cepat siapkan air hangatnya,” ucap Arsenio sambil berjalan melewati istrinya menuju meja makan.

Bau alkohol menguar dari badan Arsenio yang berjalan melewati Laura. Seketika Laura menghela nafasnya melihat sikap suaminya yang semakin hari semakin menjengkelkan. Suaminya itu selalu saja bertindak semaunya.

Seperti yang baru saja terjadi, bukannya suaminya itu menjawab pertanyaannya, dia malah memberikan perintah pada istrinya. Dan yang lebih mengesalkan, suaminya itu pulang dalam keadaan mabuk. Meskipun dia masih sadar dan bisa pulang ke rumah, tetap saja Laura tidak menyukainya.

Sungguh sangat mengesalkan hati Laura yang setiap malam harus menunggunya pulang dan meladeninya hingga dia tertidur.

Dia bukan bayi, tapi merepotkanku melebihi bayi. Bahkan aku tidak bisa beristirahat dengan tenang sebelum dia tidur, Laura menggerutu dalam hatinya.

Setelah dia menyiapkan air hangat di dalam bathtub, segera dipersiapkannya handuk dan pakaian ganti untuk suaminya.

“Sudah siap Mas air hangatnya,” ucap Laura sambil berjalan mendekati suaminya dan tersenyum padanya.

Arsenio terkejut dengan sikap istrinya yang mendadak berubah, tidak seperti malam kemarin. Dalam hatinya dia berkata,

Ada apa dengan dia? Apa aku bermimpi? Atau karena aku sedang mabuk? 

Di dapur, ketika Laura sedang membuatkan minuman hangat untuk dirinya sendiri dan suaminya, dia kembali berhadapan dengan panel mengambang.

Di sana tertulis jika misi yang dijalankan oleh Laura sukses. Dan kini dia menghadapi misi yang kedua.

"Misi yang kedua?" gumam Laura ketika melihat tulisan pada layar panel tersebut.

Terpopuler

Comments

AK_Wiedhiyaa16

AK_Wiedhiyaa16

Misi sistemnya ga menarik,
Logikanya mana ada istri waras yg sanggup bertahan hidup dgn suami yg hanya mementingkan dirinya sendiri??
Kalau ga krna terpaksa jelas lbih milih pisah deh

2023-03-24

6

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : PS5
2 Bab 2 : Terikat oleh sistem
3 Bab 3 : Misi pertama
4 Bab 4 : Misi kedua
5 Bab 5 : Perjuangan mengantar makan siang
6 Bab 6 : Bonus
7 Bab 7 : Misi ketiga
8 Bab 8 : Pesta
9 Bab 9 : Jebakan
10 Bab 10 : Misi keempat
11 Bab 11 : Demensia
12 Bab 12 : Totalitas seorang Laura
13 Bab 13 : Misi kelima
14 Bab 14 : Misi tambahan
15 Bab 15 : Penyelamatan
16 Bab 16 : Curiga
17 Bab 17 : Waspada
18 Bab 18 : Upaya
19 Bab 19 : Misi keenam
20 Bab 20 : Penyamaran
21 Bab 21 Permainan
22 Bab 22 : Bermain peran
23 Bab 23 : Keberanian
24 Bab 24 : Misi ketujuh
25 Bab 25 : Menjadi pengganti
26 Bab 26 : Ulet bulu
27 Bab 27 : Membalas dengan cara elegan
28 Bab 28 : Pembelaan
29 Bab 29 : Menelan kekecewaan
30 Bab 30 : Hukuman
31 Bab 31 : Perintah istri
32 Bab 32 : Misi kedelapan
33 Bab 33 : Mengabulkan keinginan suami
34 Bab 34 : Ulang tahun
35 Bab 35 : Hati yang terluka
36 Bab 36 : Tempat yang indah
37 Bab 37 : Kejutan
38 Bab 38 : Mobil bergoyang
39 Bab 39 : Usaha keras
40 Bab 40 : Fans
41 Bab 41 : Syarat
42 Bab 42 : Asisten pribadi
43 Bab 43 : Rencana Ryan
44 Bab 44 : Sepuluh persen
45 Bab 45 : Pertemuan
46 Bab 46 : Curiga
47 Bab 47 : Hotel
48 Bab 48 : Hadiah mewah
49 Bab 49 : Malam perjanjian
50 Bab 50 : Pengawasan jarak jauh
51 Bab 51 : Mengintai
52 Bab 52 : Penasaran
53 Bab 53 : Melacak
54 Bab 54 : Merasa kehilangan
55 Bab 55 : Kepercayaan
56 Bab 56 : Titik lokasi yang membuat emosi
57 Bab 57 : Mengalah
58 Bab 58 : Sopir cantik
59 Bab 59 : Pertemuan di hotel yang sama
60 Bab 60 : Proses kerja sama
61 Bab 61 : Harapan kosong
62 Bab 62 : Harapan yang sia-sia
63 Bab 63 : Perangkap
64 Bab 64: Terciduk
65 Bab 65 : Dugaan
66 Bab 66 : Kesibukan Laura
67 Bab 67 : Marah dan curiga
68 Bab 68 : Karma
69 Bab 69 : Kenangan di pantai
70 Bab 70 : Daya tarik Laura
71 Bab 71 : Proyek penuh kenangan
72 Bab 72 : Menginap?
73 Bab 73 : Satu ruang
74 Bab 74 : Rencana licik Kessy
75 Bab 75 : Bersenang-senang
76 Bab 76 : Syarat yang menyenangkan
77 Bab 77 : Kenyataan yang menyakitkan
78 Bab 78 : Pelindung Laura
79 Bab 79 : Kehilangan
80 Bab 80 : Keputusan Laura
81 Bab 81 : Karma
82 Bab 82 : Rencana balas dendam
83 Bab 83 : Terbebas dari ikatan sistem
84 Bab 84 : Balas dendam dengan cara elegan
85 Bab 85 : Malam yang menyedihkan
86 Bab 86 : Menyadari kebodohan diri sendiri
87 Bab 87 : Permintaan Laura
88 Bab 88 : Melepas bidadari cantik
89 Bab 89 : Kabar baik
90 Bab 90 : Pernikahan
91 Bab 91 : Menguak kepalsuan
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bab 1 : PS5
2
Bab 2 : Terikat oleh sistem
3
Bab 3 : Misi pertama
4
Bab 4 : Misi kedua
5
Bab 5 : Perjuangan mengantar makan siang
6
Bab 6 : Bonus
7
Bab 7 : Misi ketiga
8
Bab 8 : Pesta
9
Bab 9 : Jebakan
10
Bab 10 : Misi keempat
11
Bab 11 : Demensia
12
Bab 12 : Totalitas seorang Laura
13
Bab 13 : Misi kelima
14
Bab 14 : Misi tambahan
15
Bab 15 : Penyelamatan
16
Bab 16 : Curiga
17
Bab 17 : Waspada
18
Bab 18 : Upaya
19
Bab 19 : Misi keenam
20
Bab 20 : Penyamaran
21
Bab 21 Permainan
22
Bab 22 : Bermain peran
23
Bab 23 : Keberanian
24
Bab 24 : Misi ketujuh
25
Bab 25 : Menjadi pengganti
26
Bab 26 : Ulet bulu
27
Bab 27 : Membalas dengan cara elegan
28
Bab 28 : Pembelaan
29
Bab 29 : Menelan kekecewaan
30
Bab 30 : Hukuman
31
Bab 31 : Perintah istri
32
Bab 32 : Misi kedelapan
33
Bab 33 : Mengabulkan keinginan suami
34
Bab 34 : Ulang tahun
35
Bab 35 : Hati yang terluka
36
Bab 36 : Tempat yang indah
37
Bab 37 : Kejutan
38
Bab 38 : Mobil bergoyang
39
Bab 39 : Usaha keras
40
Bab 40 : Fans
41
Bab 41 : Syarat
42
Bab 42 : Asisten pribadi
43
Bab 43 : Rencana Ryan
44
Bab 44 : Sepuluh persen
45
Bab 45 : Pertemuan
46
Bab 46 : Curiga
47
Bab 47 : Hotel
48
Bab 48 : Hadiah mewah
49
Bab 49 : Malam perjanjian
50
Bab 50 : Pengawasan jarak jauh
51
Bab 51 : Mengintai
52
Bab 52 : Penasaran
53
Bab 53 : Melacak
54
Bab 54 : Merasa kehilangan
55
Bab 55 : Kepercayaan
56
Bab 56 : Titik lokasi yang membuat emosi
57
Bab 57 : Mengalah
58
Bab 58 : Sopir cantik
59
Bab 59 : Pertemuan di hotel yang sama
60
Bab 60 : Proses kerja sama
61
Bab 61 : Harapan kosong
62
Bab 62 : Harapan yang sia-sia
63
Bab 63 : Perangkap
64
Bab 64: Terciduk
65
Bab 65 : Dugaan
66
Bab 66 : Kesibukan Laura
67
Bab 67 : Marah dan curiga
68
Bab 68 : Karma
69
Bab 69 : Kenangan di pantai
70
Bab 70 : Daya tarik Laura
71
Bab 71 : Proyek penuh kenangan
72
Bab 72 : Menginap?
73
Bab 73 : Satu ruang
74
Bab 74 : Rencana licik Kessy
75
Bab 75 : Bersenang-senang
76
Bab 76 : Syarat yang menyenangkan
77
Bab 77 : Kenyataan yang menyakitkan
78
Bab 78 : Pelindung Laura
79
Bab 79 : Kehilangan
80
Bab 80 : Keputusan Laura
81
Bab 81 : Karma
82
Bab 82 : Rencana balas dendam
83
Bab 83 : Terbebas dari ikatan sistem
84
Bab 84 : Balas dendam dengan cara elegan
85
Bab 85 : Malam yang menyedihkan
86
Bab 86 : Menyadari kebodohan diri sendiri
87
Bab 87 : Permintaan Laura
88
Bab 88 : Melepas bidadari cantik
89
Bab 89 : Kabar baik
90
Bab 90 : Pernikahan
91
Bab 91 : Menguak kepalsuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!