Chapter 2

...🌹🌹🌹...

Dunia seolah berhenti berputar. Marah, benci, gelisah, cinta, beradu menjadi satu. semua itu terasa memenuhi dadanya dan membuatnya terasa sangat sesak menahan sakit dihatinya.

Qiandra Priswanggara. Pemuda tampan yang memiliki lesung pipi di pipi kirinya, alis tebal dan tubuh yang besar dan berotot. Qiandra yang biasa di panggil Qian itu tidak menduga, ketika dia harus menerima kenyataan bahwa kekasih yang sangat dia cintai harus menikah bersama ayah kandungnya. Kedua orang itu adalah dua orang yang sangat dia cintai.

Qian menatap nanar ke arah pelaminan dengan wajah sedih. Hatinya begitu sakit. Hingga dia merasa dunia tidak adil kepadanya.

Usai ijab kabul dilaksanakan. Argantara dan Aliza nampak duduk bersanding di atas pelaminan. Dapat Qian lihat dengan jelas bahwa ayahnya begitu bahagia, namun kebahagiaan itu membuat Qian sangat sakit.

Qiandra berjalan menghampiri mereka. Mencoba meyakinkan dirinya untuk tetap kuat menghadapi derita hatinya.

"Pa! Selamat atas pernikahannya!"

"Terimakasih nak. Papa sangat bahagia melihat kamu datang."

Qian hanya membalas dengan senyuman tipis. Argantara langsung memeluk tubuh Qian dengan penuh rasa bangga. Sementara, Qian dan Aliza saling menatap penuh luka. Keduanya begitu tersiksa, tapi tidak bisa mengungkapkan rasa.

Tanpa sadar, Qian meneteskan air mata, dan itu dilihat oleh Aliza. Hati Aliza juga sakit melihat air mata itu jatuh tepat di hadapannya.

Setelah pelukan itu di lepaskan, Qian menampilkan senyuman palsunya.

"Sekali lagi selamat untuk kalian berdua!" Ujar Qian lagi. Lalu dia pun pergi meninggalkan pesta begitu saja.

"Maafkan aku Qian!" Ucap Aliza di dalam hatinya.

Usai acara pernikahan, Aliza dan Argantara pulang dari acara pesta.

Aliza di bawa kerumah mewah milik Argantara. Sesampainya disana, mereka langsung disambut oleh pelayan yang berjaga di rumah. Semuanya nampak indah dipersiapkan.

Aliza tertegun melihat rumah yang terlihat begitu besar dan mewah di pandangannya. Tidak pernah terpikirkan olehnya akan tinggal di rumah sebesar ini.

Aliza keluar dari dalam mobil dan di bantu oleh Argantara yang kini sudah menjadi suami Sah nya.

"Selamat datang tuan. Selamat datang nyonya!" Ucap mereka serempak seraya menunduk memberi hormat. Lalu mereka menepi dengan membentuk barisan lurus dan rapi seperti sebuah jalan.

Aliza menggandeng tangan suaminya dan berjalan menuju rumah. Namun langkahnya tiba-tiba saja berhenti ketika dia melihat Qian berdiri di depan rumah.

Deg!

Hati Aliza begitu tidak karuan. Entah kenapa, hatinya selalu merasa bersalah kepada Qian, walaupun sebenarnya semua ini bukanlah inginnya.

"Selamat datang Pa!" Ujar Qian setelah ayahnya sampai di depan pintu.

"Qiandra! Sapa juga ibumu!"

Qian menatap Aliza, sementara Aliza hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Selamat datang ibu!"

Aliza langsung mengangkat wajahnya dengan mata melebar. Sorot mata keduanya sangat terlihat sebuah kesedihan yang begitu mendalam. Namun Qian menyembunyikan semua itu dengan sikap dinginnya.

"I-iya terimakasih!" Jawab Aliza seolah tak ingin menjawab.

"Sayang! Ayo masuk! Aku sangat lelah!" Ujar Aliza kepada suaminya. Kata ibu dari mulut Qian begitu janggal di telinganya, membuat Aliza cepat-cepat mengajak suaminya pergi.

"Qian! Papa masuk dulu! Kamu jangan lupa untuk belajar sebelum ikut ujian besok!" Argantara pun langsung membawa Aliza masuk ke kamar mereka. Sementara, Qian hanya bisa menatap dalam diam kepergian Aliza dan ayahnya.

Keesokan harinya. Aliza bangun dan menyiapkan sarapan pagi. Tentunya dibantu oleh beberapa pelayan disana. Karena Argan tidak akan membiarkan dia bekerja seorang diri di dapur.

"Pagi sayang!" Sapa Argan. Lalu memeluk tubuh Aliza dari belakang.

Aliza buru-buru melepaskan pelukan Argan, "Jangan seperti itu. Aku malu! Pelayan melihat kita!" Protes Aliza.

Bukannya mendengarkan ocehan Aliza, Argan malah semakin gemas. Dia pun memeluk Aliza kembali dengan penuh cinta.

"Kenapa? Kenapa aku tidak boleh memeluk istriku sendiri? Bukankah kamu sudah menjadi milikku?"

Aliza begitu malas berdebat. Dan membiarkan Argan memeluk tubuhnya.

Dari lantai atas. Qian melihat kemesraan ayahnya bersama Aliza. Hal itu membuat hatinya menjadi kesal.

Dia terlihat menuruni anak tangga dengan wajah dinginnya. Aliza yang menyadari, buru-buru mendorong tubuh Argan agar menjauh darinya.

Wajahnya sangat pucat. Dia seperti sudah kecolongan sedang bermesraan di dapur.

"Ada apa?" Tanya Argan heran. Lalu matanya menangkap kedatangan putranya dan dia mengerti, bahwa Aliza mungkin malu jika dilihat oleh Qian sedang bermesraan bersamanya di dapur.

"Qian! Ayo sarapan dulu!" Ajak Argan kepada Qian.

"Qian masih kenyang pa. Nanti sarapan di kampus aja!" Jawabnya sambil melangkah pergi.

Aliza menatap nanar punggung Qian yang semakin menjauh. Hatinya masih sangat sedih melihat Qiandra.

Mereka bersikap seolah tidak saling mengenal, padahal mereka adalah sepasang kekasih yang sedang putus cinta.

Siang itu. Qian terlihat sangat marah. Dia memukul teman sekelasnya hanya karena masalah kecil.

Bima tidak sengaja menjatuhkan handphone milik Qian, hingga Qian menjadi marah dan mereka bertengkar di dalam kelas walaupun Bima sebelumnya sudah meminta maaf.

Pihak kampus menelpon orang tua masing-masing dari mahasiswa. Pasalnya, Qian tidak ingin berdamai dan keluarga Bima tidak terima atas kejadian ini dan akan melaporkan ke pihak polisi.

Qiandra adalah mahasiswa pintar dan berbakat. Mereka tidak ingin hanya karena masalah sepele ini akan membawa dampak negatif kepada Qiandra nantinya. Jadi, mereka memilih jalan tengah dengan memanggil orang tua Qiandra.

Siang itu. Argan sedang ada rapat penting di kantor. Dia tidak bisa datang setelah mendapat kabar dari pihak Universitas tempat anaknya kuliah. Argan pun menyuruh Aliza untuk datang dan menemui orang tua dari Mahasiswa yang di pukul oleh Qiandra.

Setelah mengetahui itu. Aliza buru-buru pergi ke kampus dan menemui Qiandra. Dia sangat khawatir hingga dia tidak sadar bahwa dia datang sebagai ibu tiri dan bukanlah sebagai kekasih.

"Qian! Kenapa kamu berkelahi? Wajahmu!"

Qian menepis tangan Aliza yang ingin memegang wajahnya yang memar. Tatapan tajam penuh kebencian begitu nampak di matanya.

Aliza hanya bisa menarik nafas berat. Lalu menghampiri kedua orang tua Bima untuk meminta maaf. Setelah membayar ganti rugi, kedua orang tua Bima setuju untuk tidak melaporkan kepihak polisi atas perkara ini. Aliza sangat bersyukur, untungnya Bima mau mengerti masalah mereka saat ini.

"Qian! Ayo kita pulang!" Ajak Aliza setelah mengurus semuanya di ruang dosen.

Qian tidak menjawabnya dan pergi begitu saja.

Alisa mengikuti Qian dari belakang dengan setengah berlari, "Qian tunggu! Kemana kamu akan pergi? Ayo pulang!" Teriak Aliza.

Qian menghentikan langkahnya. Aliza yang melihat itu juga menghentikan langkahnya.

Qian berbalik dengan sorot mata tajam, "Untuk apa? Untuk apa aku pulang jika hanya menyaksikan kemesraan mu?" Tanya Qian dengan penuh amarah.

Aliza tertegun, "Qian! A-aku...aku mohon jangan seperti ini. Terimalah kenyataan! Kita memang tidak berjodoh. Jangan menatapku seperti itu!" Ucap Aliza berusaha selembut mungkin.

"Kalau begitu. Jangan pernah ikut campur urusan ku. Urus saja hidupmu sendiri dan jangan memperdulikan aku. Karena aku sangat membenci mu!" Bentak Qian.

Aliza kembali tertegun tak bersuara. Harus seperti apa lagi dia menjelaskan kepada Qian. Dia tidak ingin semua ini terjadi, tapi pernikahan ini adalah takdirnya yang sudah digariskan untuknya.

Qian pergi begitu saja setelah melihat Aliza yang nampak mematung ditempatnya. Qian sangat membenci Aliza karena Aliza tidak jujur bahwa pria yang di jodohkan adalah ayahnya.

"Qian tunggu!" Teriak Aliza yang menyadari kepergian Qian. Dia pergi dengan setengah berlari. Namun belum sempat langkahnya benar-benar sampai, dia tiba-tiba tersandung batu dan jatuh ke tanah.

"Ahhhhhhhh" ringis Aliza kesakita.

Qian segera menoleh dengan wajah khawatir. Dia menghampiri Aliza dan memegang tangan Aliza yang terluka.

"Tangan mu berdarah!" Qian menggendong tubuh Aliza dan membawanya ke mobil.

Aliza hanya bisa menatap wajah Qian yang terlihat khawatir. Setiap kali Qian ingin membenci Aliza sepenuh hati, raganya tidak bisa menerima ketika melihat Aliza terluka.

.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya ☺️

Terpopuler

Comments

Anak ayam

Anak ayam

lnjut thor

2023-03-18

1

Boogiie_Mw

Boogiie_Mw

lanjut

2023-02-22

0

Devinta ApriL

Devinta ApriL

ini niiihh bagaimanapun juga hati nurani Qian masih tergerak merasa kasihan pada Aliza..semoga Othor selalu ada rencana yang terbaik untuk Aliza dan Qian..

2023-02-22

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!