Jangan Salahkan Aku Meminta Cerai

Jangan Salahkan Aku Meminta Cerai

Eps 1

😼

Wawan merasa heran ketika tidak menemukan keberadaan istrinya dirumah. Tidak biasanya rumah dibiarkan dalam keadaan kosong. Kemana ayu pergi? pertanyaannya tidak segera terjawab meski Wawan sudah berkeliling rumah, memasuki ruangan demi ruangan sampai ke halaman belakang untuk mencari istrinya. Ketika hampir putus asa, Wawan mendengar suara pintu depan terbuka.

"Ah, itu dia!" Gumam Wawan lega langsung beranjak ke ruang depan.

"Yu....kamu dari mana saja?" Tanya Wawan sambil melihat tentengan tangan yang dibawa Ayu.

"Sudah pulang ternyata. Aku habis dari warung mbok Tin, Mas." Jawab Ayu sembari melanjutkan langkahnya menuju ke arah dapur dengan disusul Wawan.

"Ngapain kamu ke warung mbok Tin, Yu?" Tanya Wawan lebih lanjut. "Nah, itu yang kamu bawa apa? jangan bilang kamu belanja lagi?"

"Duh mas, ini itu mie! tadi aku ngutang sama mbok Tin. Kalau nggak ngutang nanti malam kita makan apa?" Ayu malah bertanya balik.

"Lo....Lo uang jatah yang ku kasih kemarin malam memangnya udah habis?kok kamu boros banget sih, Yu" Beber Wawan.

"Kemarin ya kemarin, sekarang ya udah habislah, mas." Raut wajah Ayu terlihat begitu kesal

"Ya kamu belanjanya jangan yang mahal-mahal, Yu. Cari yang murah-murah kan banyak." Usul Wawan.

"Enak banget kamu ngomong gitu, Mas. Nggak tahu apa dipasar semua bahan-bahan naik!" Ayu masih dengan sabar meladeni suaminya.

"Halah, kamu saja yang gak bisa ngatur keuangan. Kapan kayanya kalau kamu aja boros begini!" Cibir Wawan.

"Kamu bilang boros? Hei....mas kamu saja ngasih aku 50 ribu untuk dua hari, itupun sampai sakit kepala ku mengaturnya. Belum beli beras, gula, kopi, minyak dan lain-lainnya lagi. Dan kamu masih bisa bilang aku boros?" Tatapan Ayu seolah membuat Wawan takut. "Belum lagi kadang kamu pinta kembaliannya!"

Wawan tak menanggapi ucapan istrinya yang panjang lebar itu. Bisa jadi akan ada perang dunia ketiga jika ia menanggapinya. Dia pun lebih memilih untuk pergi membersihkan dirinya yang bau apek sehabis pulang kerja.

Begitu juga dengan Ayu, ia langsung pergi ke dapur untuk memasak mie yang ia utang tadi.

Setelah selesai memasak, Ayu menata dua buah mangkuk yang berisi mie rebus di atas meja.

Wawan menghembuskan nafasnya dengan kasar melihat menu makan malam yang sama sekali tidak menggugah selera.

"Lama-lama usus ku keriting, Yu Yu, kamu kasih makan mas mie terus." Keluh Wawan dengan muka masam.

"Seharusnya kamu bersyukur dong mas, hari ini bisa makan, di luar sana banyak tuh orang yang masih kelaparan." Entah kenapa Ayu semakin pandai menjawab ucapan Wawan.

"Ayu.. Ayu.. kamu itu bisanya ngejawab aja. Aku suami kamu lo, Yu."

"Ya siapa bilang kamu suami tetangga." Ucap Ayu membuat Wawan semakin kesal.

"Mau dimakan, kalo nggak yaudah."

Wawan berdecak kesal mau tidak mau dia harus makan mie lagi karena perutnya sudah merasa lapar.

"Mas, aku ingin kita punya anak." Ucap Ayu di sela makannya.

"Nanti aja Yu, kamu tahu sendiri kan Mas masih belum siap untuk punya anak." Ujar Wawan yang selalu beralasan seperti itu.

"Halah Mas Mas, Kita ini sudah menikah hampir lima tahun loh. Aku pengen banget punya anak, mas. Kaya orang-orang!" Desak Ayu.

"Haduh Yu, kamu tahu sendirikan, biaya melahirkan itu sangatlah mahal belum lagi beli susu dan pempes nya. Dan belum lagi termasuk biaya pendidikan untuk anak kita nanti dan lainnya. Untuk makan kita berdua saja susahnya seperti ini apalagi ada anak." Tutur Wawan.

"Alasan itu lagi itu lagi, sampai bosen aku dengarnya, mas." Balas Ayu.

"Apa kamu gak pernah denger pepatah, Mas? setiap anak yang terlahir didunia ini membawa rezeki mereka masing-masing." Timpal Ayu.

"Iya mas tahu, Yu. Tapi kamu ngerti dulu lah keadaan mas gimana. Kamu aja belum ada anak borosnya minta ampun, apalagi kalau dah punya anak. Bisa-bisa nanti mas mati berdiri, Yu!" Jelas Wawan.

Ayu begitu kesal, suaminya itu benar-benar pelit dan perhitungan. Padahal dulu sewaktu mereka berpacaran, Wawan adalah laki-laki yang begitu royal. Semua yang Ayu minta selalu Wawan turuti, tak pernah sedikitpun pula Wawan mempermasalahkannya. Namun semua itu berubah semenjak Ayu menikah dengan Wawan, Wawan menjadi sosok laki-laki yang pelit dan perhitungan. Ayu yakin perubahan Wawan itu dikarenakan hasutan dari ibu mertua dan kakak iparnya. Bagaimana tidak, ibu mertua serta kakak ipar Ayu itu sama sekali tidak suka jika Wawan memberi Ayu uang.

Ibu mertua dan kakak ipar selalu mengatakan Ayu adalah istri yang boros dan kerjanya hanya menghabiskan uang suami saja.

Sebenarnya Ayu adalah wanita cantik dan berpendidikan. Sebelum akhirnya menikah dengan Wawan, Ayu bekerja disalah satu perusahaan yang cukup ternama. Tapi setelah menikah, Wawan tak lagi memperbolehkan Ayu untuk bekerja. Wawan ingin Ayu dirumah saja merawat dan melayani dirinya sebagai mana tugas istri.

Ayu bangkit dari duduknya dengan perasaan kecewa sambil membawa mangkuk menuju ke arah tempat cuci piring. Kemudian setelah itu ia berlalu begitu saja menuju kamarnya tanpa menghiraukan Wawan yang belum selesai makan.

Wawan menghembuskan nafasnya dengan kasar, sebenarnya Wawan juga ingin punya anak tapi karena hasutan sang ibu yang menyuruhnya untuk menunda momongan, Wawan pun hanya bisa menurut. Mengapa ibu Wawan begitu? karena ibu Wawan pikir, jika anaknya memiliki anak otomatis dia tidak akan dapat jatah bulanan dari Wawan. Yah, semenjak Supardi ayah Wawan meninggal, Wawan lah yang kini mengantikan sekaligus membantu perekonomian keluarganya. Toh, Wawan pikir dia harus balas Budi juga karena selama ini ibunya lah yang merawat dan membesarkannya hingga menjadi sukses sekarang.

Setelah Wawan selesai makan, dia pun langsung bergegas ke kamar menghampiri Ayu. Dilihatnya Ayu sudah tertutup selimut dengan posisi tidur menyamping. Wawan pun hanya bisa menghela nafas panjang, dia tahu pasti Ayu istrinya itu sedang ngambek.

-___-

Keesokan harinya, Wawan sudah terbangun dari mimpi indahnya. Dia menoleh ke samping dan tak mendapati adanya Ayu. Ah, pikir Wawan Ayu pasti sedang memasak makanan untuk dirinya.

Wawan pun beranjak dari ranjang dan segera mencuci wajahnya. Hari ini Wawan libur bekerja. Tak menyia-nyiakan waktunya, Wawan pun berniat untuk pergi ke kebun memanen singkong yang beberapa bulan lalu ia tanam.

"Dimana Ayu?" Tanya Wawan saat tak melihat keberadaan istrinya didapur.

Tak ambil pusing, Wawan pun berjalan menuju ke arah meja makan, niatnya ia akan mengisi perutnya terlebih dahulu sebelum pergi ke kebun. Ia membuka tudung saji dan mendapati tidak ada satupun makanan yang tersedia.

"Lo.....Lo....apa-apaan ini? kok nggak ada makanan? mana udah jam segini lagi!" Gumam Wawan.

Terpopuler

Comments

Noor Sukabumi

Noor Sukabumi

Hai kk aq Baru mampir nih 😘😘

2023-02-23

1

AnugerahShakila

AnugerahShakila

kok dimulai dri awal lagi ini?

2023-02-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!